Aset Penerbit

Aset Penerbit

Waspada! Ini Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan

Inspirasi

Perubahan iklim telah menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Suhu bumi yang terus meningkat, cuaca ekstrem yang lebih sering, serta naiknya permukaan air laut adalah beberapa gejala yang tak bisa diabaikan lagi. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga kesehatan manusia secara langsung.

Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), perubahan iklim telah memperburuk frekuensi dan intensitas bencana alam, menciptakan ancaman serius terhadap keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di berbagai belahan dunia. Cuaca ekstrem seperti gelombang panas dan banjir kini bukan lagi kejadian langka, tetapi semakin menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan manusia sangat signifikan. Peningkatan suhu global dapat memperburuk kualitas udara, mempercepat penyebaran penyakit menular seperti demam berdarah, dan memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada seperti asma dan penyakit kardiovaskular.

Daerah tropis seperti Indonesia menghadapi risiko lebih tinggi akibat perubahan pola hujan dan suhu yang memperpanjang musim nyamuk. Hal ini membuat penyakit seperti demam berdarah berkembang pesat, mengancam jutaan nyawa setiap tahun. Selain itu, cuaca ekstrem dan perubahan iklim juga memengaruhi kelestarian alam, mengancam ekosistem, dan merusak sumber daya alam yang menjadi tumpuan hidup banyak komunitas.

 

Apa itu perubahan iklim?

Perubahan iklim adalah fenomena yang menggambarkan perubahan pola cuaca global akibat meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Proses ini dipercepat oleh aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batu bara, yang meningkatkan emisi karbon dioksida (CO2) dan gas berbahaya lainnya. Menurut National Aeronautics and Space Administration (NASA), suhu bumi telah naik sekitar 1,1 derajat Celcius sejak abad ke-19, sebagian besar terjadi dalam tiga dekade terakhir.

 

Dampak perubahan iklim

Dampak perubahan iklim sangat luas dan kompleks, mulai dari cuaca ekstrem hingga meningkatnya risiko kesehatan, terutama di negara-negara tropis seperti Indonesia. Apa saja dampak kesehatan yang bisa terjadi?

1. Cuaca ekstrem meningkatkan risiko kesehatan

Perubahan iklim menyebabkan cuaca ekstrem menjadi lebih sering terjadi. Suhu panas ekstrem, banjir, kekeringan, dan badai yang lebih kuat kini menjadi ancaman serius. Menurut data dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2023, lebih dari 2 miliar orang di dunia kini menghadapi ancaman kesehatan yang lebih tinggi akibat cuaca ekstrem, dengan peningkatan angka kematian akibat gelombang panas mencapai 70% dibandingkan dua dekade sebelumnya.

2. Penyebaran penyakit tropis, seperti demam berdarah

Perubahan iklim juga berdampak pada penyebaran penyakit yang ditularkan oleh vektor, seperti demam berdarah. Suhu yang lebih hangat mempercepat siklus hidup nyamuk Aedes aegypti. Menurut World Health Organization (WHO), 70% dari populasi global yang berisiko terkena demam berdarah kini tinggal di kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia.

Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2023, kasus demam berdarah meningkat sebesar 20% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan lebih dari 110.000 kasus tercatat di seluruh Indonesia. Lonjakan ini dipengaruhi oleh peningkatan suhu rata-rata tahunan serta pola hujan yang tidak teratur akibat perubahan iklim. Dilansir dari laman Alodokter, daerah dengan kelembaban tinggi dan curah hujan tidak menentu adalah tempat ideal bagi nyamuk berkembang biak.

3. Penurunan kualitas udara

Pemanasan global juga berdampak pada penurunan kualitas udara. Ketika suhu meningkat, polutan seperti ozon permukaan tanah menjadi lebih berbahaya. Udara yang tercemar dapat memperburuk kondisi pernapasan seperti asma dan bronkitis. Sebuah studi oleh American Lung Association (2023) menunjukkan bahwa lebih dari 40% populasi global kini hidup di daerah dengan kualitas udara buruk yang disebabkan oleh kombinasi dari emisi kendaraan bermotor dan meningkatnya suhu global.

Penurunan Kualitas Udara Akibat Perubahan Iklim

 

Data dan fakta dampak perubahan iklim 2023-2024 di dunia dan Indonesia

Menurut United Nations Environment Programme (UNEP), pada 2024, dunia mengalami lonjakan tajam dalam frekuensi bencana alam terkait iklim dengan lebih dari 500 bencana besar terjadi setiap tahun. Angka ini meningkat dua kali lipat dari dua dekade sebelumnya. Di Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa intensitas banjir dan kekeringan meningkat di berbagai daerah pada 2023. Dampak ini tidak hanya merugikan sektor pertanian dan ekonomi, tetapi juga mengakibatkan peningkatan angka kematian dan penyakit terkait cuaca ekstrem.

Pada tahun 2024, lebih dari 3 juta orang di seluruh dunia telah mengungsi akibat perubahan iklim, terutama di kawasan Asia-Pasifik yang rentan. Data dari International Organization for Migration (IOM) menunjukkan bahwa pengungsi iklim menghadapi tantangan kesehatan yang signifikan, termasuk kekurangan air bersih dan peningkatan risiko infeksi penyakit menular.

 

Penyebaran demam berdarah sebagai dampak perubahan iklim

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, demam berdarah menjadi semakin umum karena perubahan iklim. Di Indonesia, perubahan suhu dan pola hujan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi nyamuk pembawa virus. Mengutip dari laman Halodoc, demam berdarah adalah salah satu penyakit yang paling banyak dilaporkan selama musim hujan, terutama di daerah perkotaan dengan sistem drainase yang buruk.

Penelitian menunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti lebih aktif pada suhu sekitar 30-32 derajat Celcius, yang kini menjadi lebih umum di daerah tropis. Selain itu, peningkatan hujan juga menciptakan genangan air yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk berkembang biak.

 

Cara mencegah penyebaran demam berdarah

Mencegah penyebaran demam berdarah memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk kebersihan lingkungan dan tindakan pencegahan individu. Berikut beberapa cara efektif untuk mencegah penyebaran demam berdarah:

1. Mengelola genangan air

Genangan air adalah tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Pastikan tidak ada air yang tergenang di wadah-wadah terbuka seperti ember, pot bunga, dan bak mandi. Bersihkan saluran air secara rutin, terutama selama musim hujan.

Mengelola Genangan Air Untuk Mencegah Demam Berdarah

2. Menggunakan kelambu atau insektisida

Untuk mengurangi gigitan nyamuk saat tidur, gunakan kelambu atau semprotkan insektisida di area-area yang rentan banyak nyamuk. Dilansir dari laman Alodokter, penggunaan lotion anti-nyamuk yang mengandung DEET atau picaridin direkomendasikan untuk perlindungan lebih lanjut.

3. Meningkatkan kesadaran masyarakat

Edukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan demam berdarah adalah langkah krusial. Kampanye kesadaran kesehatan lingkungan oleh pemerintah dan pihak swasta dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit ini.

4. Vaksinasi

Saat ini, beberapa negara telah mulai menggunakan vaksin demam berdarah untuk melindungi individu yang tinggal di daerah dengan risiko tinggi. WHO merekomendasikan vaksinasi di negara-negara endemis untuk kelompok usia tertentu.

5. Memanfaatkan teknologi ramah lingkungan

Inovasi teknologi, seperti aplikasi pengelolaan sampah berbasis komunitas dan sistem deteksi dini wabah penyakit, telah terbukti efektif dalam mengurangi penyebaran penyakit yang ditularkan oleh vektor. Indonesia sudah mulai mengadopsi beberapa teknologi ini untuk memantau perkembangan demam berdarah di wilayah endemis.

 

Upayakan ekstra perlindungan

Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan tidak dapat diabaikan. Kasus penyakit tropis seperti demam berdarah yang terus meningkat menjadi salah satu contoh nyata bagaimana perubahan iklim merugikan masyarakat kita. Tidak hanya itu, cuaca ekstrem, penurunan kualitas udara, dan risiko penyakit lainnya semakin memperburuk kondisi kesehatan di seluruh dunia.

Oleh karena itu, penting untuk melindungi diri dengan lebih baik. Salah satu cara untuk meminimalkan risiko kesehatan yang dipicu oleh perubahan iklim adalah dengan memiliki perlindungan asuransi kesehatan yang tepat, seperti Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis. Produk asuransi ini akan memberikan perlindungan finansial untuk Anda dan keluarga dari berbagai penyakit tropis yang semakin marak akibat perubahan iklim, salah satunya demam berdarah.

Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis memberikan manfaat penggantian biaya rawat inap di rumah sakit jika Anda dan keluarga terkena penyakit tropis seperti demam berdarah, tifus, malaria. Jangan tunggu hingga terlambat! Segera dapatkan informasi lebih lengkap mengenai Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis melalui website AXA Mandiri atau contact center AXA Mandiri pada 1500803.

 

Sumber:

  • https://www.alodokter.com/komunitas/topic/pengaruh-kondisi-cuaca-dan-imun
  • https://www.alodokter.com/pemanasan-global-turut-membawa-penyakit
  • https://www.halodoc.com/artikel/4-penyakit-yang-mengintai-akibat-perubahan-iklim
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/demam-berdarah