Penyakit Malaria, Waspadai Gejala dan Cara Mengobatinya
Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit jenis Plasmodium. Umumnya, parasit tersebut ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Ketika penyakit ini menyerang, penderita umumnya akan mengalami gejala demam dan menggigil beberapa hari setelah terinfeksi parasit yang dibawa oleh nyamuk tersebut.
Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang dikutip dari Sehat Negeriku, jumlah penderita malaria di Indonesia cenderung menurun dari tahun ke tahun. Jumlah kasus malaria di Indonesia pada tahun 2021 tercatat sebesar 304.607 kasus. Jumlah ini menurun jika dibandingkan jumlah kasus pada tahun 2009, yaitu sebesar 418.439 kasus. Penyakit ini masih banyak ditemui di beberapa provinsi di wilayah timur Indonesia, seperti Papua dan Papua Barat. Sementara provinsi DKI Jakarta dan Bali sudah masuk kategori provinsi bebas malaria.
Meski begitu, penyakit ini tidak boleh disepelekan karena bisa berakibat fatal jika tidak ditangani, mulai dari anemia berat, gagal ginjal, hingga kematian. Jadi, penting bagi Anda untuk mengetahui beberapa hal penting terkait penyakit malaria agar dapat menghindari risikonya dengan optimal.
Penyakit malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk yang membawa parasit Plasmodium. Gigitan nyamuk tersebut akan menyebabkan parasit masuk ke dalam tubuh manusia, kemudian menetap di organ hati sebelum menyerang sel darah merah yang bertugas membawa oksigen.
Ada beberapa jenis parasit Plasmodium yang dapat menjadi penyebab penyakit malaria:
Jenis parasit ini dapat bertahan di organ hati dalam jangka waktu beberapa bulan atau tahun dan menyebabkan gejala penyakit malaria yang ringan. Meski tergolong ringan, penyakit malaria yang disebabkan oleh parasit jenis ini dapat kambuh ketika daya tahan tubuh menurun karena parasit dapat aktif kembali.
Malaria akibat parasit ini tergolong tidak terlalu berbahaya namun tetap harus diwaspadai karena dapat menyebabkan anemia atau kekurangan sel darah merah.
Jenis parasit ini bisa menyebabkan infeksi yang kronis, seperti gangguan fungsi organ ginjal.
Penyakit malaria akibat parasit ini tergolong jenis paling berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi, kejang, hingga koma.
Dari keempat jenis parasit penyebab malaria di atas, hanya dua jenis parasit yang paling banyak ditemukan di Indonesia, yaitu Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum. Meski tidak dapat menular dari orang ke orang, penyakit malaria bisa menular melalui beberapa cara seperti berbagi jarum, transfusi darah, transplantasi organ, hingga penularan dari ibu hamil ke janin.
Pada kebanyakan orang, gejala penyakit malaria bisa muncul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Gejala muncul dalam tiga tahap selama 6–12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala, lalu keluar banyak keringat dan lemas sebelum suhu tubuh kembali normal. Namun terdapat juga kasus di mana penderita mulai merasakan gejala 7 hari setelah gigitan nyamuk, atau bahkan 1 tahun kemudian. Tanda-tanda dan gejala umum malaria adalah:
Malaria dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan seberapa parah gejala yang dialami, seperti berikut:
Disebut sebagai malaria biasa apabila penyakit ini tidak menimbulkan komplikasi serius dan gejala-gejala utamanya hanya bertahan selama 6-10 jam dan berulang setiap dua hari sekali.
Pada malaria berat terjadi proses sekuestrasi atau kondisi darah menggumpal dan membuat pembuluh darah menuju otak tersumbat. Penyumbatan ini berisiko menyebabkan komplikasi berupa stroke, kejang, asidosis, anemia berat dan penurunan kesadaran. Penderita malaria berat juga berpotensi mengalami anemia serebral.
Diagnosa penyakit malaria dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan RDT (Rapid Diagnostic Test) untuk mendeteksi keberadaan dan jenis parasit yang ada pada tubuh. Hasil dari RDT juga digunakan untuk menentukan jenis pengobatan anti malaria yang akan diberikan kepada penderita. Selain itu, terdapat pula pemeriksaan darah yang terdiri dari pemeriksaan tetes tipis apusan darah untuk untuk menentukan spesies penyebab serta kepadatan parasit dan pemeriksaan tetes tebal apusan darah untuk mendeteksi Plasmodium sebagai pemeriksaan penunjang.
Kementerian Kesehatan Indonesia dan WHO menyarankan terapi kombinasi berbasis Artemisinin-based Combination Therapy (ACT) sebagai pengobatan malaria. ACT adalah kombinasi dari dua atau lebih obat yang bekerja melawan parasit malaria melalui cara yang berbeda.
Penyakit malaria dapat dicegah melalui pembersihan sarang nyamuk atau perubahan gaya hidup seperti berikut:
Sebagai negara yang terkenal dengan berbagai macam rempah, banyak masyarakat Indonesia menggunakannya sebagai obat malaria alami yang diyakini dapat membantu mengobati penyakit ini. Apa saja obat malaria tradisional yang mampu mengurangi gejala penyakit malaria tersebut?
Kayu manis memiliki sifat antiinflamasi, antioksidan, dan antimikroba sehingga dapat membantu mengurangi gejala malaria secara alami. Penelitian di laboratorium juga menunjukkan bahwa kayu manis memiliki efek antiplasmodial yang dapat menghambat perkembangan Plasmodium falciparum yang merupakan salah satu parasit penyebab malaria.
Kunyit mengandung antioksidan yang membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, sifat antiinflamasinya juga dapat membantu mengurangi gejala nyeri otot sendi yang terjadi pada penderita malaria.
Jeruk menjadi salah satu obat alami malaria karena kandungan vitamin C yang dimilikinya. Vitamin C sendiri termasuk kelompok antioksidan yang mampu meningkatkan kekebalan tubuh serta mengurangi gejala peradangan seperti demam.
Sifat antimikroba dan antiinflamasi pada jahe dapat membantu meredakan nyeri dan mengobati mual. Penderita malaria dapat mengonsumsi jahe yang diminum dengan air panas dan ditambahkan madu.
Cuka apel juga dapat digunakan untuk menurunkan demam. Anda bisa mencampurkannya dengan air kemudian masukkan kain bersih ke dalam larutan tersebut. Gunakan kain tersebut sebagai kompres di dahi untuk membantu menurunkan demam.
Madu dapat membantu tubuh melawan infeksi dan mengurangi gejala malaria. Anda dapat mengonsumsinya secara langsung atau dicampur ke dalam minuman lain seperti teh.
Meski beberapa bahan di atas dapat digunakan sebagai obat malaria alami, pengobatan malaria secara pasti (definitif) tetap harus dilakukan secara menyeluruh melalui pemeriksaan dokter. Dengan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang, dokter akan memberikan obat yang sesuai dengan jenis malaria yang dialami. Sedangkan, obat alami di atas tetap bisa Anda manfaatkan sebagai pendamping obat yang diberikan dokter agar hasilnya maksimal.
Apabila penderita mengalami gejala malaria berat, perawatan di rumah sakit juga sangat dibutuhkan agar dapat ditangani dengan baik. Oleh karena itu penting juga bagi Anda untuk mempersiapkan biaya perawatan di rumah sakit yang dapat dibutuhkan sewaktu-waktu. Agar Anda tidak terbebani secara finansial ketika terjadi risiko penyakit malaria yang bisa terjadi secara tak terduga dan kapan saja, pastikan Anda mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis dari AXA Mandiri.
Dengan hanya membayar premi mulai dari Rp1.000.000,00 per tahun, Anda dan keluarga akan terlindungi dari berbagai risiko penyakit tropis, salah satunya malaria. Bukan hanya risiko penyakit malaria, Anda dan keluarga juga bisa terlindungi dari berbagai penyakit tropis lainnya seperti campak, chikungunya, demam berdarah, hepatitis A, tifus (typhoid), dan Zika.
Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam produk Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.
Sumber:
Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi