Aset Penerbit

Aset Penerbit

Aqiqah: Lebih dari Sekadar Tradisi, Sebuah Investasi Spiritual dan Kesehatan

Inspirasi

Bayangkan kebahagiaan yang meluap saat seorang bayi lahir ke dunia, membawa harapan baru dan cinta yang tak terhingga bagi keluarga. Dalam tradisi Islam, momen istimewa ini dirayakan dengan sebuah ritual yang sarat makna dan nilai spiritual, yaitu aqiqah. Namun, tahukah Anda bahwa di balik ritual ini, terdapat manfaat kesehatan yang signifikan yang mungkin belum banyak disadari? Mari kita telusuri lebih dalam tentang aqiqah, bukan hanya sebagai sebuah tradisi, tetapi juga sebagai bentuk investasi dalam kesehatan dan kesejahteraan keluarga.

Apa Itu Aqiqah?

Aqiqah adalah tradisi dalam Islam yang melibatkan penyembelihan hewan sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran seorang anak. Menurut laman Detik, secara istilah, aqiqah adalah hewan yang disembelih untuk sang bayi pada saat rambut bayi tersebut dipotong.  Tradisi ini tidak hanya sebagai bentuk perayaan, tetapi juga sebagai manifestasi dari rasa syukur dan pengharapan akan keberkahan bagi sang anak.

Hukum Aqiqah

Menurut mayoritas ulama, hukum aqiqah dalam Islam adalah sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan tetapi tidak wajib. Bagi orang tua yang mampu, disarankan untuk melaksanakannya sebagai bentuk ketaatan dan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran anak. Dilansir dari Antara News, aqiqah merupakan salah satu sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, di mana beliau sendiri melaksanakan aqiqah untuk cucunya, Hasan dan Husain. Selain itu, dalam hadits riwayat Abu Dawud disebutkan bahwa setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, yang menandakan betapa pentingnya ibadah ini dalam Islam.

Namun, ada pula ulama yang berpendapat bahwa aqiqah bersifat wajib, seperti Imam Laits dan Dawud azh-Zhahiri. Pandangan ini berangkat dari hadits-hadits yang menyebutkan bahwa aqiqah adalah hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tua. Meskipun demikian, pendapat yang lebih umum diikuti adalah bahwa aqiqah bersifat anjuran bagi mereka yang mampu, dan jika tidak dapat dilakukan pada hari ketujuh, maka bisa digantikan pada hari keempat belas, kedua puluh satu, atau kapan saja saat orang tua memiliki kemampuan. Dilansir dari Detik, beberapa ulama juga berpendapat bahwa jika seorang anak belum diaqiqahkan hingga baligh, maka ia bisa mengaqiqahkan dirinya sendiri. maka ia bisa mengaqiqahkan dirinya sendiri.

Tujuan Pelaksanaan Aqiqah

Menurut NU Online dan Republika, pelaksanaan aqiqah memiliki beberapa tujuan utama yang sarat dengan nilai-nilai spiritual dan sosial, di antaranya:

1. Menghidupkan Sunnah Nabi Muhammad SAW

Aqiqah adalah sunnah yang dianjurkan dalam Islam, sebagaimana Rasulullah SAW melaksanakannya untuk cucu-cucunya, Hasan dan Husain. Dengan menjalankan aqiqah, umat Islam meneladani sunnah Nabi dan memperkuat nilai-nilai keimanan dalam keluarga.

2. Melindungi Anak dari Gangguan Setan

Dalam beberapa riwayat hadits, disebutkan bahwa aqiqah diyakini dapat menjadi bentuk perlindungan bagi anak dari gangguan setan dan pengaruh negatif lainnya. Ini menjadi salah satu hikmah dari pelaksanaan aqiqah yang diwariskan dalam ajaran Islam.

3. Menyatakan Rasa Syukur kepada Allah SWT

Aqiqah adalah bentuk ungkapan rasa syukur orang tua atas kelahiran anak yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan menyembelih hewan aqiqah, orang tua menunjukkan ketaatan dan terima kasih atas karunia kehidupan yang baru. 

4. Berbagi Kebahagiaan dengan Sesama

Dalam Islam, berbagi dengan sesama adalah salah satu bentuk ibadah yang mendatangkan keberkahan. Aqiqah menjadi momentum bagi keluarga untuk menyebarkan kebahagiaan dan menumbuhkan rasa empati terhadap orang-orang yang kurang mampu. Rasulullah SAW sendiri sangat menekankan pentingnya berbagi dan membantu sesama, sebagaimana dalam hadis:

“Saling memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)

Lebih dari itu, berbagi daging aqiqah juga mempererat hubungan sosial di antara tetangga dan kerabat. Di era yang serba sibuk seperti sekarang, di mana interaksi sosial sering kali terbatas oleh kesibukan masing-masing, momen aqiqah menjadi kesempatan berharga untuk kembali mempererat hubungan. Dengan berbagi makanan dan berkumpul bersama, kehangatan dan kebersamaan dalam lingkungan sekitar semakin terjalin erat.

Dengan demikian, aqiqah tidak hanya memiliki makna spiritual bagi keluarga yang melaksanakannya, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Setiap daging yang dibagikan, setiap doa yang dipanjatkan, dan setiap kebersamaan yang terjalin dalam prosesi ini adalah wujud nyata dari nilai-nilai Islam yang menekankan kasih sayang, kepedulian, dan kebersamaan.

Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah

Lebih dari sekadar menyembelih hewan, aqiqah adalah simbol doa dan harapan agar sang anak tumbuh menjadi pribadi yang baik, penuh berkah, dan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. Setiap bagian dari prosesi aqiqah mengandung makna mendalam yang mengajarkan nilai-nilai keikhlasan, kepedulian, serta tanggung jawab orang tua terhadap anak.

Berikut tata cara aqiqah yang sesuai dengan ajaran Islam, dilansir dari berbagai sumber. 

1. Waktu yang Dianjurkan

Dalam Islam, aqiqah sebaiknya dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak. Namun, jika belum memungkinkan, bisa dilakukan pada hari ke-14, ke-21, atau kapan saja ketika orang tua memiliki kemampuan. Islam adalah agama yang penuh kemudahan, sehingga aqiqah tidak menjadi beban bagi keluarga yang belum mampu.

2. Jumlah dan Jenis Hewan yang Disembelih

Aqiqah memiliki ketentuan yang berbeda untuk anak laki-laki dan perempuan:

  • Untuk anak laki-laki, disunnahkan menyembelih dua ekor kambing atau domba.
  • Untuk anak perempuan, cukup dengan satu ekor kambing atau domba.

Hewan yang disembelih harus memenuhi syarat dalam syariat Islam, yaitu sehat, tidak cacat, cukup umur, dan layak dikonsumsi. Hewan tersebut harus disembelih dengan menyebut nama Allah sebagai bentuk ibadah dan penghormatan terhadap rezeki yang diberikan-Nya.

3. Proses Penyembelihan yang Sesuai Syariat

Penyembelihan hewan aqiqah sebaiknya dilakukan oleh orang yang memahami tata cara penyembelihan dalam Islam. Berikut langkah-langkahnya:

  • Niatkan aqiqah atas nama sang anak sebelum menyembelih.
  • Sebut nama Allah SWT dengan membaca Bismillah, Allahu Akbar saat menyembelih.
  • Pastikan hewan dalam kondisi tenang dan tidak stres sebelum disembelih.
  • Gunakan pisau yang tajam agar hewan tidak tersiksa.
  • Setelah disembelih, daging sebaiknya dimasak terlebih dahulu sebelum dibagikan, berbeda dengan kurban yang dagingnya bisa dibagikan mentah.

4. Mencukur Rambut Bayi dan Memberi Nama yang Baik

Setelah penyembelihan, dianjurkan untuk mencukur rambut bayi hingga gundul sebagai simbol kesucian dan pembebasan dari godaan syaitan. Proses mencukur rambut ini dilakukan dengan lembut, dimulai dari bagian kanan lalu ke kiri.

Di hari yang sama, bayi juga diberikan nama yang baik. Nama adalah doa, sehingga Islam sangat menganjurkan pemberian nama yang memiliki makna positif. Nama yang baik akan menjadi identitas dan harapan agar sang anak tumbuh menjadi pribadi yang penuh berkah dan kebaikan.

Pembagian Daging Aqiqah: Berbagi Kebahagiaan dengan Sesama

Salah satu nilai utama dalam aqiqah adalah berbagi dengan sesama, terutama dengan mereka yang kurang mampu. Oleh karena itu, daging hewan aqiqah sebaiknya dimasak terlebih dahulu sebelum dibagikan kepada keluarga, kerabat, tetangga, dan fakir miskin.

Pembagian daging ini mengajarkan kita untuk lebih peduli terhadap orang-orang di sekitar dan mempererat tali silaturahmi. Momen aqiqah bukan hanya kebahagiaan bagi keluarga, tetapi juga membawa manfaat bagi lingkungan sekitar.

Aqiqah dan Perencanaan Masa Depan: Menyempurnakan Ikhtiar dengan Asuransi Syariah

Aqiqah bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga bentuk ikhtiar orang tua dalam memberikan yang terbaik bagi anaknya—baik secara spiritual, sosial, maupun kesehatan. Pelaksanaan aqiqah mencerminkan kepedulian terhadap kesejahteraan anak di awal kehidupannya. Namun, seiring bertambahnya usia, tantangan kehidupan semakin kompleks, dan orang tua memiliki tanggung jawab lebih besar dalam memastikan masa depan anak tetap terjamin.

Sebagaimana aqiqah menjadi langkah awal dalam menyambut kehadiran sang buah hati, perencanaan keuangan syariah juga menjadi bagian penting dalam memberikan perlindungan jangka panjang bagi keluarga. Di sinilah pentingnya memiliki asuransi syariah, yang tidak hanya sesuai dengan prinsip Islam, tetapi juga membantu orang tua dalam mempersiapkan perlindungan finansial bagi anak dan keluarga di masa depan.

Dengan Asuransi Syariah AXA Mandiri, Anda dapat memastikan bahwa perlindungan dan kesejahteraan keluarga tetap terjaga sesuai dengan prinsip syariah. Asuransi Syariah AXA Mandiri menawarkan berbagai manfaat, seperti perlindungan jiwa, kesehatan, serta perencanaan keuangan yang bebas dari unsur riba, gharar, dan maisir. Ini menjadi solusi bagi keluarga Muslim yang ingin mengelola keuangan dengan cara yang lebih berkah dan aman.

Sebagaimana aqiqah menjadi wujud syukur dan kepedulian terhadap anak, memilih Asuransi Syariah AXA Mandiri adalah langkah bijak dalam menjaga kestabilan finansial keluarga. Konsultasikan perencanaan finansial Anda dengan Life Planner AXA Mandiri. Kami akan membantu Anda memahami manfaat asuransi syariah dan memberikan solusi terbaik sesuai dengan kondisi finansial Anda. Kunjungi situs resmi AXA Mandiri atau hubungi 1500803 untuk informasi lebih lanjut.

Sumber:

  • https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6380640/aqiqah-dalam-islam-dan-seperti-apa-hukumnya
  • https://www.antaranews.com/berita/4413629/aqiqah-pengertian-dan-hukumnya-dalam-agama-islam
  • https://islam.nu.or.id/ https://www.nu.or.id/syariah/bolehkah-mencicil-aqiqah
  • https://islamdigest.republika.co.id/berita/s4gw1o320/7-fakta-seputar-hukum-aqiqah-dan-budayanya-di-umat-islam-indonesia