Apakah Penyakit Kuning Pada Bayi Berbahaya dan Bagaimana Penanganannya?
Penyakit kuning pada bayi baru lahir bukanlah sesuatu kondisi yang perlu dikhawatirkan. Dilansir dari situs resmi Rumah Sakit EMC, gejala kuning ini terjadi pada 40-60% pada bayi baru lahir cukup bulan dan 80% pada bayi baru lahir kurang bulan.
Kondisi bayi kuning yang biasanya muncul 2-3 hari setelah kelahiran bayi adalah hal wajar karena kuning pada bayi bisa diakibatkan oleh perubahan tipe hemoglobin dalam sel darah merah janin saat dalam kandungan ke sel darah merah bayi pasca persalinan. Namun meski sifatnya tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya, penyakit kuning pada bayi yang tidak sembuh dalam rentang waktu lama juga perlu diwaspadai.
Penyakit kuning pada bayi yang tidak sembuh dalam rentang waktu lama ternyata bisa jadi merupakan kondisi serius dan tidak normal. Berikut beberapa tanda bayi kuning yang tidak normal dan perlu diwaspadai dilansir dari situs resmi EMC
Menurut situs resmi Siloam Hospitals, apabila kondisi ini berlangsung lebih lama dan tidak kunjung membaik, maka tidak menutup kemungkinan apabila hal ini menjadi pertanda penyakit serius seperti kerusakan otak, gangguan pendengaran, atau cerebral palsy.
Penyakit kuning pada bayi disebabkan karena adanya penumpukan bilirubin pada darah bayi. Bilirubin merupakan zat kuning yang berasal dari proses penghancuran sel darah merah secara alami. Kondisi ini sering terjadi pada bayi dikarenakan fungsi hatinya belum bekerja maksimal. Dilansir dari Siloam Hospitals, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab penyakit kuning pada bayi baru lahir seperti:
Bayi yang lahir prematur memiliki risiko tinggi mengalami kondisi penyakit kuning. Hal ini karena organ hati pada bayi prematur belum matang sehingga belum mampu mengeluarkan bilirubin secara maksimal. Hal ini membuat terjadinya penumpukan bilirubin yang kemudian muncul dengan ciri kulit dan bagian putih mata yang menguning.
Perbedaan rhesus (Rh) darah antara ibu dan bayi dapat membuat tubuh ibu menghasilkan antibodi yang dapat melawan sel darah merah bayi. Kondisi ini menyebabkan peningkatan perombakan sel darah merah pada bayi sehingga terjadi penumpukan bilirubin dalam darah bayi. Hal ini dapat dicegah dengan menyuntikkan Rh immune-globulin kepada ibu.
Kondisi bayi kuning juga dapat disebabkan oleh kekurangan cairan yang menyebabkan kadar bilirubin dalam darah meningkat.
Penyakit kuning pada kondisi bayi yang sehat baru akan muncul 2-3 hari setelah kelahiran. Apabila bayi mengalami masalah ini kurang dari 24 jam setelah lahir, ada kemungkinan kondisi ini disebabkan oleh infeksi, kekurangan enzim, atau gangguan sistem pencernaan.
Jika ASI yang dihasilkan ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisi bayi, maka bayi dapat mengalami dehidrasi dan kekurangan asupan kalori harian. Hal ini dapat mengakibatkan tubuh bayi kekurangan cairan dan terjadi penumpukan bilirubin pada darah sehingga muncul perubahan warna kuning pada kulit dan mata.
Sebagian besar kasus bayi kuning tidak memerlukan perawatan khusus karena dapat hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu 10-14 hari. Namun, jika kondisi ini terjadi dalam waktu lama dan hasil pemeriksaan menunjukkan kadar bilirubin berlebih dalam darah, maka diperlukan penanganan khusus. Berikut beberapa pengobatan dan perawatan untuk mengatasi bayi kuning dilansir dari Hello Sehat
Hampir sebagian besar kasus kuning pada bayi tidak memerlukan pengobatan apa pun. Jika kondisi ini terjadi, Anda hanya dianjurkan untuk terus memberikan ASI agar bilirubin yang tinggi bisa dikeluarkan lewat feses. Pastikan Anda menyusui bayi setidaknya 8-12 kali dalam sehari. Ketika bayi BAB, Anda pun tidak perlu heran jika melihat feses bayi tampak lebih kecoklatan atau kekuningan karena mengandung bilirubin.
Jika tubuh bayi terus menguning, dokter biasanya akan menyarankan fototerapi (filtered sunlight) untuk membantu menyingkirkan kelebihan bilirubin dalam tubuh bayi tersebut. Fototerapi ini dilakukan dengan cara menyinari tubuh bayi dengan lampu bili-light atau dengan bili-blanket.
Selama proses terapi, bayi akan dibiarkan telanjang agar seluruh tubuhnya terkena sinar dari fototerapi, dan kedua matanya juga akan ditutupi agar tetap terlindungi. Sinar ultraviolet inilah yang akan diserap oleh kulit bayi dan membantu mengubah bilirubin ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibuang oleh tubuh bayi melalui urine.
Fototerapi sebenarnya merupakan perawatan cukup efektif dalam mengobati bayi yang mengalami penyakit kuning. Namun jika bayi terus mengalami peningkatan kadar bilirubin walaupun sudah melakukan fototerapi, maka Anda perlu melakukan perawatan intensif.
Bayi mungkin memerlukan transfusi tukar yang merupakan prosedur medis yang melibatkan penggantian darah bayi dengan darah atau plasma pendonor yang mengandung kadar bilirubin normal. Menurut penelitian yang dimuat pada The New England Journal of Medicine, prosedur ini jauh lebih efektif dan minim efek samping untuk mengobati penyakit kuning pada bayi.
Ketika bayi lahir kuning, biasanya beberapa orang menyarankan untuk menjemur bayi di bawah sinar matahari. Hal ini tidak sepenuhnya salah, karena memang ada beberapa kasus bayi sakit kuning berkurang berkat terkena sinar matahari.
Namun perlu diketahui bahwa menjemur bayi setiap pagi bukanlah satu-satunya cara mengobati penyakit kuning. Pasalnya, rutinitas ini sebenarnya tidak cukup efektif mengurangi kadar bilirubin, tapi lebih kepada memenuhi asupan vitamin D pada bayi. Justru dengan membiarkan bayi usia 0-6 bulan terkena sinar matahari langsung tanpa pelindung apa pun dapat membuat kulitnya terbakar dan kepanasan.
Jika cara pengobatan di atas sudah Anda lakukan dan bayi masih tetap kuning, tentu Anda perlu membawanya segera ke dokter. Dilansir dari beberapa sumber, berikut beberapa kondisi yang dapat dikatakan berbahaya dan perlu segera mendapatkan penanganan dokter
Untuk memeriksa apakah bayi kuning atau normal, Anda dapat dengan lembut dan hati-hati menekan ujung hidung atau dahi si Kecil dengan jari. Jika mengalami penyakit kuning, maka warna kuning akan terlihat semakin jelas ketika permukaan kulit bayi ditekan menggunakan jari. Perubahan warna kuning biasanya muncul pertama kali pada wajah bayi. Ketika kadar bilirubin semakin tinggi, perubahan warna kemudian akan merambat ke dada, perut, lengan, dan kaki.
Ketika kondisi bayi Anda sudah menunjukkan gejala berbahaya, maka pastikan Anda segera membawanya ke dokter untuk mendapatkan penanganan dan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya risiko penyakit lainnya yang mungkin terjadi. Hal tersebut tentu membutuhkan biaya yang besar, apalagi jika perawatan dilakukan di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) atau ruang intensif. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mempersiapkan kondisi tersebut dengan mendaftarkan anak Anda ke dalam asuransi kesehatan.
Saat ini terdapat berbagai produk asuransi kesehatan di pasaran yang memberikan manfaat penggantian biaya perawatan kesehatan (reimbursement) atau pembayaran biaya perawatan langsung (cashless). AXA Mandiri memiliki berbagai produk asuransi kesehatan yang dapat dipilih sesuai kebutuhan Anda dan keluarga untuk memberikan perlindungan dari berbagai risiko kesehatan di masa depan. Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam asuransi kesehatan, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.
Sumber:
Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi