Kanker Payudara: Cara Deteksi Dini dan Upaya Penanganannya
Berdasarkan data GLOBOCAN 2020 yang dikutip dari Media Indonesia, kanker payudara merupakan salah satu kasus kanker di Indonesia dengan hampir 66 ribu kasus baru dan memiliki tingkat kematian lebih dari 22 ribu jiwa. Angka kematian yang tinggi ini dikarenakan 70% pasien kanker payudara terdeteksi ketika sudah stadium lanjut.
Kanker payudara sendiri terjadi ketika sel-sel pada jaringan yang ada di payudara tumbuh tidak terkendali dan mengambil alih jaringan payudara yang sehat dan sekitarnya. Pada sebagian besar kasus (hingga mencapai sekitar 70%), kanker payudara bermula dari pembentukan sel yang abnormal di duktus. Adapun, 15% kasusnya bermula dari lobulus dan sisanya, yang jarang terjadi, dimulai dari jaringan ikat. Meski lebih sering terjadi pada wanita, tidak menutup kemungkinan kanker payudara juga bisa menyerang pria.
Untuk mencegah terkena penyakit kanker payudara, berikut beberapa gejala, penyebab, dan cara mengatasinya. Dengan mengetahui hal ini lebih cepat, diharapkan Anda bisa menghindari maupun mendeteksi penyakit ini dengan lebih sigap sehingga dapat mengurangi risiko penyebaran sel-sel kanker tersebut.
Tanda kanker payudara yang paling khas ditemui adalah munculnya benjolan pada payudara tanpa rasa nyeri. Benjolan ini umumnya memiliki tekstur yang padat, keras, memiliki batas yang tidak jelas, bisa menempel, dan permukaannya tidak rata. Jika didorong dengan jari tangan, benjolan ini bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit.
Benjolan ini biasanya tidak menimbulkan nyeri sehingga banyak wanita yang mengabaikannya dengan anggapan benjolan ini tidak berbahaya. Padahal, hal tersebut akan membuat benjolan berkembang hingga mungkin menyebar.
Selain benjolan, berikut adalah beberapa tanda-tanda awal kanker payudara yang sebaiknya perlu Anda waspadai, antara lain:
Memiliki satu atau lebih gejala di atas, tidak berarti Anda menderita kanker payudara. Pasalnya, cairan dari puting juga bisa jadi dipicu oleh infeksi. Untuk itulah penting dilakukan serangkaian tes, seperti mamografi, ultrasonografi, biopsi, dan MRI. Untuk memastikan apakah Anda mengalami penyakit tertentu pada payudara.
Kanker payudara tidak hanya bisa menyerang wanita. Nyatanya, kanker ini juga dapat menyerang pria, biasanya sering terjadi pada pria dengan usia yang lebih tua. Selain benjolan, gejala kanker payudara pria biasanya ditandai oleh beberapa berikut ini:
Biasanya, kanker payudara ini baru terdiagnosa ketika sudah masuk ke stadium lanjut saat benjolan sudah melekat pada dinding dada atau kulit disekitarnya yang juga bisa berbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Terkadang, kulit di atas benjolan juga mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
Kanker payudara berawal dari perkembangan sel abnormal yang terjadi pada payudara. Kumpulan sel kanker ini kemudian akan membentuk tumor ganas yang selanjutnya akan membentuk benjolan di payudara. Benjolan inilah yang dapat menyebar ke jaringan di sekitarnya maupun ke bagian tubuh lain. Penyebab terbentuknya sel kanker ini belum diketahui pasti. Namun sekitar 5‐10 persen penyakit kanker payudara dapat diturunkan secara genetik dan berhubungan dengan mutasi gen 1 (BRCA1) dan gen 2 (BRCA2) yang diturunkan oleh keluarga.
Selain faktor keturunan, ada beberapa hal lain yang juga mampu meningkatkan risiko penyakit kanker payudara seperti berikut:
Untuk mencegah penyakit kanker payudara, Anda dapat menghindari faktor-faktor risiko yang dapat dikontrol seperti yang telah dijelaskan di atas. Selain itu, Anda juga perlu melakukan deteksi dini kanker payudara.
Berikut adalah beberapa cara deteksi dini yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker payudara.
Langkah mudah untuk mengetahui gejala penyakit kanker payudara adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI. Tujuannya adalah untuk mendeteksi benjolan pada payudara Anda. Pemeriksaan SADARI ini bisa Anda lakukan secara rutin untuk mengenali tekstur jaringan payudara normal sehingga ketika suatu saat merasakan sesuatu yang tidak biasa pada payudara, dapat segera memeriksakan diri ke dokter. Dengan cara inilah Anda bisa dengan cepat dan mudah mendeteksi gejala penyakit ini lebih dini.
Untuk melakukan pemeriksaan SADARI, Anda bisa melakukannya satu bulan sekali, yaitu pada hari ke-7 sampai ke-10 pada saat hari pertama menstruasi. Sedangkan di usia menopause, pemeriksaan SADARI dapat dilakukan di tanggal tertentu, misal pada hari lahir Anda setiap bulannya.
Pemeriksaan SADANIS ini bisa Anda lakukan di rumah sakit dengan bantuan dokter dan tim medis lainnya. Pemeriksaan ini bukan hanya dilakukan bagi orang yang menyadari adanya gejala kanker payudara, namun juga bisa dilakukan oleh orang yang sehat. Jika saat melakukan pemeriksaan SADARI tidak ditemukan kelainan, SADANIS tetap harus dilakukan dan dianjurkan minimal 1 tahun sekali.
Pemeriksaan mamografi juga perlu Anda lakukan secara rutin untuk mendeteksi ada atau tidaknya sel kanker di bagian payudara. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mengetahui gejala awal kanker payudara sehingga bisa menjadi salah satu cara pencegahan dini yang nantinya dapat mengurangi risiko penyakit.
Mamografi lebih tergolong sebagai deteksi penunjang kanker payudara. Di mana pemeriksaan ini dilakukan dengan teknik pemindaian gambar menggunakan sinar rontgen dosis rendah untuk mendeteksi dan mendiagnosis kanker di payudara. Prosedur ini diwajibkan bagi wanita yang telah berusia lebih dari 40 tahun karena pemeriksaan ini memiliki akurasi yang tinggi dalam mendeteksi kanker di payudara.
Jika kanker payudara sudah terdeteksi, jangan panik! Karena ada beberapa cara pengobatan yang bisa Anda lakukan. Mulai dari terapi radiasi, terapi hormon, kemoterapi, hingga prosedur bedah. Jadi, pastikan Anda untuk tetap hidup sehat dan lakukan prosedur yang disarankan oleh ahlinya.
Selain itu, untuk mengurangi risiko finansial yang mungkin timbul ketika terkena penyakit kanker payudara, pastikan untuk mendaftarkan diri Anda ke dalam Asuransi Mandiri Proteksi Kanker Dini. Asuransi ini merupakan produk asuransi yang memberikan manfaat penggantian biaya rawat inap, rawat jalan dan tindakan bedah dengan pembayaran langsung (cashless) atau reimbursement dan juga manfaat santunan kematian, serta manfaat santunan tunai harian serta manfaat pengembalian premi (jika dipilih). Dengan Asuransi Mandiri Proteksi Kanker Dini, Anda tidak perlu lagi khawatir masalah keuangan ketika terkena risiko sakit kanker sehingga Anda bisa lebih fokus menjalani perawatan dan penyembuhan.
Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Asuransi Mandiri Proteksi Kanker Dini, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.
Sumber:
Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi