Aset Penerbit

Aset Penerbit

Alergi Debu: Penyebab, Gejala, & Cara Mengatasinya dengan Baik 

Inspirasi

Pada beberapa kota metropolis di Indonesia, ada kalanyapernah menghadapi tantangan serius, salah satunya polusi udara yang dapat menjadi salah satu penyebab alergi debu bagi masyarakat sekitar. Partikel halus atau PM2.5 dikenal mampu menembus sistem pernapasan hingga ke bagian terdalam yang dapat menyebarkan risiko kesehatan secara diam-diam. Bukan hanya itu, orang dengan alergi debu pun akan lebih berisiko kambuh gejalanya saat polusi tinggi.

Di Jakarta, Indeks Kualitas Udara (AQI) per 10 Agustus 2025 masuk dalam kategori TIDAK SEHAT atau berada di angka 153. Dalam kondisi ini, masyarakat dihimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruang, terutama bagi orang yang menderita alergi debu.

Mengenal alergi debu

Alergi debu merupakan salah satu jenis alergi yang paling sering ditemukan. Alergi ini terjadi karena sistem imun tubuh memunculkan reaksi berlebihan terhadap partikel-partikel asing yang berpotensi menjadi alergen di dalam debu, seperti serangga, jamur, hingga polusi udara yang saat ini sedang buruk terutama di ibu kota Jakarta. Ketika seseorang yang alergi menghirup partikel-partikel ini, tubuh akan melepaskan histamin yang menyebabkan berbagai gejala alergi.

Alergi terhadap debu biasanya ditandai dengan sejumlah masalah pada sistem pernapasan seperti asma, sesak napas, atau mengi. Kondisi ini dapat dikendalikan dan dicegah kekambuhannya melalui perubahan gaya hidup atau mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter.

Penyebab & faktor yang meningkatkan risiko alergi debu 

Alergi debu terjadi karena sistem imun keliru menganggap debu sebagai suatu bahaya. Akibatnya, sistem imun tubuh melepaskan antibodi dan senyawa kimia histamin untuk melawan partikel asing dalam debu. Senyawa kimia tersebut dapat memicu reaksi peradangan sehingga timbul gejala alergi seperti bersin, batuk, sesak napas dan ruam pada kulit. Dilansir dari Siloam Hospitals, berikut beberapa penyebab yang dapat menjadi pemicu alergi debu.

1. Kecoa

Pada lingkungan yang banyak ditempati kecoa, tidak jarang debu mengandung air liur, urine, dan kotoran kecoa yang dapat menjadi alergen pada sebagian orang. Oleh karena itu, usahakan untuk selalu membersihkan rumah secara berkala untuk membasmi kecoa dan mencegah gejala alergi kambuh.

2. Tungau debu

Reaksi alergi bisa terjadi ketika feses tungau debu terhirup oleh hidung. Pasalnya, feses tersebut mengandung jenis protein yang dianggap berbahaya oleh sistem imun tubuh.

3. Spora jamur

Jamur menggunakan butiran spora untuk berkembang biak, di mana butiran tersebut sangat ringan sehingga bisa melayang di udara. Sistem imun tubuh akan menganggap spora sebagai suatu ancaman sehingga timbul reaksi berupa bersin, batuk, dan sebagainya.

4. Bulu hewan

Bulu hewan sering menjadi alergen bagi beberapa orang sehingga menyebabkan reaksi alergi. Apabila Anda memiliki alergi dan memelihara hewan-hewan berbulu, pastikan untuk menjaga kebersihan hewan secara rutin dan memisahkan kandang hewan di ruangan tersendiri.

5. Polusi udara

Polusi udara juga dapat pemicu reaksi alergi pada orang yang memiliki riwayat alergi. Hal ini terjadi ketika orang yang memiliki riwayat alergi tersebut terpapar dengan alergen atau zat pemicunya seperti debu dan asap. Di samping reaksi alergi, paparan polusi udara juga dapat memperburuk gejala psoriasis, eksim, atau dermatitis pada penderita, terutama jika paparan terjadi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.

Perlu diketahui juga bahwa alergi debu bisa terjadi karena sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi partikel debu sebagai ancaman. Akibatnya, tubuh akan memproduksi antibodi yang menyerang partikel debu tersebut. Selain beberapa penyebab di atas, ada beberapa faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko alergi debu seperti:

  • Riwayat keluarga: Jika ada anggota keluarga yang memiliki alergi, kemungkinan besar Anda juga akan mengalaminya.
  • Paparan terus-menerus terhadap debu: Tinggal di lingkungan yang banyak debu dapat meningkatkan risiko alergi.
  • Sistem kekebalan tubuh lemah: Kondisi ini membuat tubuh lebih mudah mengalami reaksi alergi.

Gejala alergi debu

Gejala alergi debu dapat bervariasi pada setiap orang, mulai dari ringan hingga berat. Dilansir dari beberapa sumber, berikut beberapa gejala alergi debu yang umum terjadi:

  • Bersin terus-menerus menjadi salah satu gejala yang paling khas.
  • Hidung berair atau tersumbat.
  • Mata merah, berair, dan gatal, sehingga menyebabkan mata tidak nyaman.
  • Batuk-batuk, terutama saat berada di lingkungan yang banyak debu.
  • Napas pendek, berbunyi, dan ketika kondisi parah bisa menyebabkan sesak napas.
  • Gatal pada kulit dan munculnya ruam atau eksim.
  • Gangguan tidur, di mana kondisi ini sering kali lebih parah di malam hari akibat paparan debu yang ada di tempat tidur dan bantal.

Gejala-gejala di atas biasanya akan muncul ketika penderita terpapar zat pemicu alergi (alergen). Pada kasus alergi yang parah, gejala yang muncul pun akan lebih berat, seperti bersin dan batuk yang berlangsung lama hingga penderitanya mengalami serangan asma.

Cara mengatasi alergi debu

Pada dasarnya, alergi merupakan kondisi yang tidak dapat hilang ataupun disembuhkan sepenuhnya. Cara terbaik untuk menghindari kambuhnya alergi debu adalah dengan menghindari paparan debu. Dilansir dari beberapa sumber, berikut upaya yang dapat meredakan gejala dan mencegahnya untuk kembali kambuh.

  • Hindari pemicu alergi: Usahakan untuk mengurangi jumlah debu di rumah dengan membersihkan rumah secara teratur, menggunakan penyedot debu yang dilengkapi dengan filter HEPA, dan ganti seprai serta bantal secara berkala.
  • Konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat-obatan: Ketika alergi jangan asal membeli obat dan lakukan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan memberikan pengobatan yang sesuai. Beberapa obat yang direkomendasikan adalah antihistamin, kortikosteroid, dan dekongestan.
  • Terapi imunoterapi: Perawatan ini dilakukan untuk membuat tubuh lebih kebal terhadap debu penyebab alergi. Imunoterapi biasanya menjadi pilihan pengobatan kedua ketika pemberian obat-obatan lain tidak efektif.
  • Suntik epinefrin: Suntikan ini biasanya diberikan kepada orang yang memiliki riwayat alergi parah dan berisiko mengalami anafilaksis.

Perlu diketahui juga bahwa tidak ada cara menghilangkan alergi debu secara khusus, kondisi ini hanya dapat dicegah dengan menerapkan perubahan gaya hidup, seperti:

  • Gunakan penutup tempat tidur yang kedap debu untuk mencegah tungau debu.
  • Menghindari penggunaan karpet berbulu atau permadani di rumah.
  • Rutin mencuci peralatan tidur dan perabot kain lainnya, setidaknya seminggu sekali menggunakan air panas.
  • Rutin membersihkan dan mengganti gorden, karpet, dan perabot rumah tangga lainnya.
  • Membersihkan perabot keras seperti meja, kursi, dan dekorasi rumah, seperti vas bunga atau rak lemari, dengan lap basah untuk mencegah debu beterbangan di udara.
  • Menggunakan air purifier HEPA (high-efficiency particulate air filter) untuk menyaring partikel-partikel asing di udara yang dapat menyebabkan alergi.
  • Menjauhkan hewan peliharaan dari kamar dan memisahkan kandang hewan di luar rumah.
  • Menjaga kelembapan ruangan dengan memasang humidifier.

Meski terlihat sepele, alergi debu ini cukup berbahaya jika tidak segera ditangani dengan tepat. Ada beberapa komplikasi penyakit yang bisa terjadi ketika mengalami alergi debu seperti sinusitis kronis, serangan asma, gangguan tidur, hingga infeksi pernapasan. Oleh karena itu, selain mencegah alergi debu terjadi, Anda juga perlu mempertimbangkan untuk mendaftarkan diri ke dalam asuransi kesehatan untuk cegah risiko keuangan yang mungkin terjadi akibat alergi debu semakin parah, sehingga menyebabkan komplikasi.

Salah satu produk asuransi kesehatan yang bisa Anda pilih adalah Asuransi Mandiri Solusi Kesehatan. Asuransi kesehatan dari AXA mandiri satu ini adalah produk asuransi kesehatan yang memberikan manfaat penggantian biaya harian kamar rawat inap Rumah Sakit, penggantian biaya harian kamar unit perawatan intensif, penggantian biaya pembedahan, santunan meninggal dunia karena Kecelakaan, penggantian biaya transportasi ke Rumah Sakit untuk setiap rawat inap serta manfaat pengembalian premi dengan ketentuan sebagaimana diatur di dalam Polis. Pembayaran premi dilakukan secara bulanan, kuartalan, semesteran atau tahunan.

Dengan mendaftar ke dalam Asuransi Mandiri Solusi Kesehatan, Anda dan keluarga akan mendapatkan perlindungan hingga usia mencapai 65 (enam puluh lima) tahun dan dengan masa asuransi 1 (satu) tahun yang nantinya dapat diperpanjang secara otomatis pada saat Ulang Tahun Polis.

Konsultasikan perencanaan finansial Anda dalam memilih produk asuransi dengan Life Planner dan Financial Advisor AXA Mandiri yang akan membantu Anda memahami manfaat asuransi dan memberikan solusi terbaik sesuai dengan kondisi finansial Anda. Kunjungi situs resmi AXA Mandiri atau hubungi 1500803 untuk informasi lebih lanjut.

Sumber:

  • https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/mengenal-alergi-debu
  • https://www.ekahospital.com/better-healths/alergi-debu-penyebab-penanganan-dan-cara-mencegahnya
  • https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/bahaya-polusi-udara-untuk-wajah#mcetoc_1ha4b9m6r8h
  • https://primayahospital.com/penyakit-dalam/alergi-debu/