Aset Penerbit

Aset Penerbit

Konjungtivitis Mata: Penyebab, Gejala, Pengobatan & Pencegahan

Inspirasi

Musim hujan tiba dan bersamaan dengan itu risiko terkena konjungtivitis mata pun meningkat. Di kota Chennai yang terletak di pesisir timur India, kasus konjungtivitis cukup umum terutama selama musim hujan. Cuaca lembab di kota tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap prevalensi kondisi mata ini.

Konjungtivitis adalah masalah mata yang umum terjadi dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri atau virus, alergen seperti serbuk sari, tungau debu, dan bulu kucing, serta iritan seperti klorin atau asap. Sama halnya dengan di Chennai, Indonesia juga dikenal dengan negara tropis yang memiliki cuaca lembap terutama ketika di musim hujan seperti saat ini. Oleh karena itu penting bagi Anda untuk mewaspadai risiko Konjungtivitis mata.

Apa itu Konjungtivitis mata?

Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang menyebabkan mata merah hingga bengkak, kadang disertai rasa mengganjal dan berair. Peradangan ini terjadi pada selaput yang melapisi bagian permukaan bola mata serta kelopak mata di bagian konjungtiva. 

Konjungtivitis mata hampir pasti pernah dialami seseorang mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, setidaknya sekali seumur hidup. Sayangnya sebagian besar orang tidak menganggap penyakit ini sebagai masalah serius dan hanya menganggap gatal pada mata disebabkan oleh debu atau sekedar mata kering. Rasa gatal yang tidak tertahankan ini sering memaksa orang yang mengalaminya untuk mengucek mata. Hal inilah yang dapat mengakibatkan peradangan pada mata menjadi lebih parah. 

Penyebab Konjungtivitis mata

Konjungtivitis adalah kondisi yang kompleks. Meski gejalanya hampir sama, namun penyebab konjungtivitis bisa beragam. Dikutip dari American Optometric Association, penyebab Konjungtivitis dibagi menjadi tiga jenis yaitu alergi, infeksi, dan paparan kimia. Dilansir dari beberapa sumber, berikut beberapa penyebab Konjungtivitis berdasarkan penyebabnya: 

1. Konjungtivitis non-infeksi

Jenis konjungtivitis non-infeksi merupakan gangguan konjungtiva akibat peradangan yang tidak menular dan bersifat ringan. Gejala konjungtivitis non-infeksi cenderung tidak berat seperti menyebabkan mata merah serta terkadang terasa gatal dan berair. Konjungtivitis non-infeksi terbagi atas dua jenis, yaitu:

  • Konjungtivitis alergi

Konjungtivitis alergi umumnya terjadi pada orang yang memiliki alergi musiman. Mata akan mulai bengkak, memerah, dan gatal jika Anda terpapar dengan pemicu alergi. Secara umum, kondisi ini tidak berbahaya. Namun, terdapat juga konjungtivitis alergi yang bisa menyebabkan pembengkakan jangka panjang atau biasa disebut dengan konjungtivitis vernal. Kondisi ini cukup umum terjadi, terutama mereka yang memiliki riwayat alergi kuat, seperti rinitis alergi, eksim, dan asma.

  • Konjungtivitis papiler raksasa

Jenis Konjungtivitis ini umumnya disebabkan oleh paparan benda asing yang mengenai mata seperti terlalu lama menggunakan lensa kontak. Gejalanya dimulai dengan kemunculan bintik-bintik kecil (papil atau folikel) di dalam kelopak mata bagian atas dan terus membesar. Jika Anda mengalaminya, segera hentikan penggunaan lensa kontak dan hubungi dokter jika dalam beberapa hari tidak membaik.

2. Konjungtivitis infeksi

Konjungtivitis infeksi merupakan gangguan pada konjungtiva yang disebabkan oleh infeksi baik bakteri, virus, maupun parasit. Konjungtivitis infeksi bisa menular dan berpotensi memicu komplikasi jika tidak mendapatkan penanganan segera. Konjungtivitis infeksi dibagi dalam 3 jenis sesuai dengan penyebab infeksinya, yaitu:

  • Konjungtivitis bakteri

Konjungtivitis ini paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri stafilokokus atau streptokokus dari kulit atau sistem pernapasan. Serangga, kontak fisik dengan orang lain, tidak menjaga kebersihan, atau menggunakan riasan mata dan lotion wajah yang terkontaminasi adalah hal yang dapat menyebabkan peradangan konjungtiva akibat infeksi bakteri. Selain itu, saling pinjam make-up dan memakai lensa kontak yang bukan milik sendiri atau tidak dibersihkan juga dapat menyebabkan kondisi ini.

  • Konjungtivitis virus

Konjungtivitis virus merupakan peradangan pada konjungtiva yang disebabkan oleh adenovirus. Biasanya konjungtivitis ini bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam 2-4 minggu. Gejala umum ditandai dengan mata merah dengan kotoran mata berwarna bening. Tidak jarang infeksi ini disertai dengan gangguan pernapasan atas, demam, ataupun pembesaran kelenjar getah bening. Sakit mata ini dapat menular lewat kontak langsung pada kotoran mata ataupun lendir saluran napas.

  • Ophthalmia neonatorum

Jenis konjungtivitis pada bayi yang disebabkan oleh infeksi Chlamydia trachomatis atau Neiseria gonorrhoeae (penyakit seksual menular yang umumnya terjadi pada laki-laki, namun bisa menular pada wanita) yang dapat mengontaminasi mata bayi saat melewati jalan lahir. Kondisi ini sangat serius dan dapat menyebabkan kerusakan mata permanen jika tidak diatasi dengan cepat.

3. Konjungtivitis kimia

Sesuai namanya, penyebab konjungtivitis ini dikarenakan oleh paparan zat kimia berbahaya yang masuk ke dalam mata. Iritasi mata ini umumnya disebabkan oleh polusi udara atau bisa juga paparan zat kimia langsung ke mata misalnya klorin di kolam renang. Jenis ini tidak terlalu berbahaya namun juga tidak bisa diabaikan, tergantung dari jenis bahan kimia yang masuk ke dalam mata.

Gejala konjungtivitis mata

Keluhan mata merah, berair, dan belekan dapat terjadi karena konjungtivitis. Meski demikian, penderitanya tidak akan mengalami gangguan penglihatan. Konjungtivitis yang disebabkan oleh reaksi alergi terkadang juga bisa menyebabkan kulit di sekitar mata tampak kering, bengkak, bentol, dan kusam.
Dilansir dari Hello Sehat, berikut tanda-tanda dan gejala yang disebabkan oleh konjungtivitis:

  • Mata akan memerah karena pembuluh darah konjungtiva meradang.
  • Mata terasa gatal. 
  • Jika disebabkan infeksi virus, mata akan bengkak dan kering sehingga menyebabkan mata berair. 
  • Jika disebabkan infeksi bakteri, mata akan mengalami iritasi, merah, dan terasa sakit dari dalam. 
  • Mata juga akan mengeluarkan kotoran yang lengket.

Melalui pemeriksaan mata, dokter dapat langsung mendeteksi konjungtivitis. Jika diperlukan, dokter akan mengambil sampel cairan di mata untuk melakukan analisis di laboratorium agar penyebab konjungtivitis dapat diketahui dengan tepat.

Pengobatan dan pencegahan konjungtivitis mata

Terapi konjungtivitis harus disesuaikan dengan penyebab utamanya (terkadang tidak perlu diobati, hanya meredakan gejalanya saja). Selama pemeriksaan, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait aktivitas, kebiasaan sehari-hari riwayat kesehatan, dan lainnya. Jika sudah ditemukan apa penyebab konjungtivitis yang dialami pasien, dokter akan langsung melakukan terapi atau pengobatan. Dilansir dari beberapa sumber, berikut pengobatan konjungtivitis yang bisa dilakukan. 

1. Konjungtivitis alergi

Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk mengobati konjungtivitis alergi adalah menghilangkan atau menghindari iritan jika memungkinkan. Kompres dingin akan membantu mengurangi gatal.

Dalam kasus yang lebih parah, dokter Anda akan memberi tetes mata alergi dan antihistamin untuk mengurangi peradangan, serta dekongestan hidung untuk meringankan gejala alergi. 

2. Konjungtivitis infeksi

Pada konjungtivitis infeksi bakteri, dokter biasanya akan memberikan resep obat tetes mata atau salep yang mengandung antibiotik. Anda bisa mengurangi bengkak mata dengan kompres hangat.

Mata merah karena bakteri biasanya akan membaik dalam waktu 48 jam setelah pengobatan dan biasanya hilang dalam seminggu.

3. Konjungtivitis virus

Jika penyebabnya adalah virus, obat tetes mata atau salep antibiotik tidak akan mempan. Dokter biasanya akan memberi tetes mata untuk membantu meningkatkan kelembaban mata digabung dengan kompres hangat untuk mengurangi bengkak. Umumnya, konjungtivitis akibat virus dapat sembuh dengan sendirinya setelah beberapa waktu. 

4. Konjungtivitis kimia

Pengobatan standar untuk kondisi ini adalah membilas mata dengan larutan garam secara hati-hati. Orang dengan konjungtivitis akibat zat kimia mungkin juga memerlukan steroid oles (topikal). 

Dalam kasus yang lebih serius seperti luka bakar, Anda dapat membilas mata Anda selama beberapa menit dengan banyak air sebelum menemui dokter. Kondisi ini termasuk keadaan darurat yang membutuhkan perawatan segera. 

Pengguna lensa kontak mungkin perlu berhenti mengenakan lensa untuk sementara. Jika kondisi ini disebabkan oleh penggunaan lensa kontak, dokter akan menyarankan untuk mengganti jenis lensa kontak atau larutan desinfeksi. 

Perlu diketahui juga bahwa kebiasaan gaya hidup yang baik adalah cara paling ampuh untuk mencegah mata merah akibat konjungtivitis. Meski sakit, tetap jaga kebersihan dan kebiasaan untuk membantu mata merah hilang dan tidak merambah ke badan.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penularan konjungtivitis:

  • Hindari kontak langsung dengan siapapun jika Anda menderita mata merah. Gunakan sapu tangan atau tisu untuk membersihkan kotoran mata
  • Sering mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah menyentuh mata atau benda yang kotor.
  • Gunakan handuk, lap, dan bantal yang berbeda dari keluarga Anda di rumah.
  • Buang make-up mata yang sudah lama dan jangan berbagi kosmetik mata dengan orang lain.
  • Hindari penyebab alergi, jika bisa.
  • Gunakan pengobatan sesuai yang diinstruksikan.
  • Jangan sentuh area yang terinfeksi atau mengucek mata, terutama jika tangan kotor.
  • Gunakan kacamata pelindung saat beraktivitas di luar ruangan atau saat berenang.
  • Jangan gunakan lensa kontak sampai pengobatan selesai. Anda mungkin juga harus mengganti lensa kontak atau kotak penyimpanannya.

Komplikasi konjungtivitis mata

Walaupun jarang menyebabkan masalah serius, bukan berarti Anda bisa mengabaikannya jika terkena konjungtivitis. Faktanya, konjungtivitis bisa menyebabkan komplikasi parah dalam beberapa kasus.

Konjungtivitis yang diakibatkan oleh infeksi dapat menyebar ke area mata lainnya dengan cepat. Dalam beberapa hari, infeksi tersebut bahkan bisa mencapai lapisan bening pada mata yang mengakibatkan keratitis atau peradangan pada kornea mata.

Jika Anda merasakan gejala gatal dan mata mulai memerah, segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya sehingga dapat segera dilakukan pengobatan.

Selain mencegah risiko penularan konjungtivitis mata, Anda juga perlu mempertimbangkan risiko keuangan yang mungkin terjadi akibat risiko penyakit atau komplikasi akibat konjungtivitis. Anda bisa memilih Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis dari AXA Mandiri yang memberikan perlindungan keuangan akibat risiko penyakit chikungunya, demam berdarah, dan penyakit tropis lainnya .

Dengan membayar premi mulai dari Rp100 ribu per bulan, Anda dan keluarga bisa mendapatkan penggantian biaya rawat inap di rumah sakit apabila terkena berbagai penyakit tropis, seperti demam berdarah, campak, chikungunya, hepatitis A, malaria, tifus, dan Zika. 

Konsultasikan perencanaan finansial Anda dalam memilih produk Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis dengan Life Planner AXA Mandiri. Kami yang akan membantu Anda memahami manfaat asuransi dan memberikan solusi terbaik sesuai dengan kondisi finansial Anda. Kunjungi situs resmi AXA Mandiri atau hubungi 1500803 untuk informasi lebih lanjut.

Sumber:

  • https://www.apollohospitals.com/id/book-doctor-appointment/pink-eye-conjunctivitis/treatment
  • https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/konjungtivitis
  • https://hellosehat.com/mata/mata-lainnya/konjungtivitis/
  • https://rspp.co.id/artikel-detail-517-Konjungtivitis-Mata-Merah-yang-Mengganggu.html