Faktor Penyebab, Bahaya, dan Cara Mengatasi Defisit Nutrisi
Nutrisi adalah bahan bakar bagi tubuh yang perlu dicukupi agar tubuh berfungsi dengan baik. Namun tidak semua orang bisa memenuhi nutrisinya. Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk pola makan yang buruk, masalah penyerapan nutrisi dalam tubuh, atau kondisi kesehatan tertentu. Jika hal ini terjadi terus-menerus, maka dapat memicu defisit nutrisi yang nantinya dapat memengaruhi kesehatan dan kualitas hidup.
Defisit nutrisi atau kekurangan nutrisi adalah ketidakcukupan asupan zat gizi dalam memenuhi kebutuhan energi harian karena asupan makanan yang tidak memadai atau karena gangguan pencernaan dan penyerapan makanan. Defisit nutrisi adalah salah satu kondisi yang berbahaya yaitu ketika seseorang mengalami ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuhnya. Akibat kondisi ini, pengidapnya bisa mengalami berbagai keluhan kesehatan yang terkait dengan gangguan fungsi tubuh. Perlu diketahui juga bahwa defisit nutrisi bisa dialami oleh siapa saja, namun umumnya kondisi ini dialami oleh balita dan lansia.
Umumnya, defisit nutrisi disebabkan karena pola makan yang tidak sehat dan kondisi kesehatan yang menyebabkan tubuh tidak mampu menyerap nutrisi dengan baik dari makanan yang dikonsumsi atau menyebabkan hilangnya nafsu makan. Dilansir dari IHC Telemed, ada beberapa penyebab tubuh kekurangan nutrisi, yaitu:
Untuk mencegah defisit nutrisi, upaya utama yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang setiap harinya yang terdiri dari makanan sumber karbohidrat, sayur, buah, lemak sehat, protein, susu serta produk olahan lainnya.
Ketika tubuh kekurangan nutrisi, maka akan berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk mudah lemas, gampang sakit, hingga gangguan tumbuh kembang. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini adalah beberapa bahaya defisit nutrisi:
Kurangnya nutrisi dari kebutuhan tubuh secara berkepanjangan bisa membuat berat badan turun. Penurunan berat badan ini bisa sampai 5% sampai 10% dalam waktu 6 bulan, atau 10% sampai 20% di atas 6 bulan. Jika terjadi pada anak-anak, defisit nutrisi juga bisa menyebabkan berat badan dan tinggi badan anak di bawah rata-rata normal pada kategori usianya.
Tak hanya berat badan yang turun, kekurangan nutrisi juga bisa membuat penurunan massa otot. Tanda-tanda penurunan massa otot yang perlu diwaspadai antara lain badan lemas, lemah, dan mudah lelah hingga tidak semangat beraktivitas.
Tubuh yang kekurangan asupan makan dapat kehilangan zat dasar untuk mengatur keseimbangan tubuh, termasuk hormon untuk mengontrol rasa lapar dan kenyang. Ketika kondisi ini terjadi, kebanyakan orang akan mengalami tidak nafsu makan.
Kekurangan nutrisi juga dapat memengaruhi seluruh aspek dari sistem imunitas tubuh, terutama sistem imunitas seluler. Kondisi penurunan imunitas ini bisa membuat orang yang kekurangan nutrisi jadi mudah sakit, terutama pada balita, anak-anak, dan kalangan lansia. Beberapa penyakit kekurangan nutrisi adalah anemia, penyakit skorbut (sariawan, demam, pendarahan gusi, diare), dan juga marasmus-kwashiorkor (tubuh kurus dan ada pembengkakan cairan).
Penurunan imunitas akibat kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi juga dapat membuat tubuh kewalahan menghadapi infeksi. Akibatnya, saat terinfeksi kuman termasuk virus dan bakteri penyakit jadi sulit disembuhkan.
Pada balita dan anak-anak, kebutuhan nutrisi harian yang tidak terpenuhi bisa menghambat tumbuh kembang yang akan berdampak panjang. Sebagai gambaran, defisit nutrisi bisa menyebabkan stunting. Gangguan tumbuh kembang ini bisa menurunkan kemampuan berpikir sampai risiko penyakit kronis saat tumbuh dewasa.
Ketika tubuh kekurangan nutrisi, biasanya juga akan memengaruhi pada daya fokus yang mengakibatkan sulit berkonsentrasi. Jika terjadi pada anak-anak, kondisi ini tentu akan mengurangi kemampuan belajar mereka di sekolah. Bukan hanya itu, defisit nutrisi juga bisa memicu gangguan kecemasan dan depresi.
Kondisi defisit nutrisi pada tubuh perlu segera diberikan perhatian khusus untuk mengurangi dampaknya pada kesehatan. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini adalah beberapa cara mengatasi defisit nutrisi yang dianjurkan untuk dilakukan:
Untuk mengatasi masalah defisit nutrisi, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memahami pengetahuan tentang nutrisi. Dengan memahaminya, Anda bisa menerapkan konsep gizi yang baik pada asupan makanan dan diterapkan sehingga Anda akan mendapatkan asupan gizi yang seimbang.
Makanan bergizi seimbang dapat melengkapi kebutuhan nutrisi yang beragam. Karbohidrat adalah sumber utama kalori, tapi rendah vitamin dan mineral, sedangkan sayur dan buah kaya akan vitamin, mineral, dan serat, tapi rendah kalori dan protein. Untuk itu, dalam satu sumber zat gizi, Anda harus mengonsumsi beraneka ragam makanan yang terdiri atas karbohidrat, protein, dan serat.
Sumber karbohidrat dapat dipenuhi dari nasi, umbi, atau tepung-tepungan. Sumber protein bisa diperoleh dari ikan, daging ayam, daging sapi, telur, tahu, tempe dan kacang-kacangan. Sumber vitamin dan mineral dapat dipenuhi dari sayur dan buah-buahan yang beraneka ragam warna, masing-masing sekitar 2-3 porsi buah per hari dan 3-4 porsi sayur per hari.
Perlu diperhatikan, konsumsi makanan yang beraneka ragam di atas jumlahnya harus cukup, tidak berlebihan, dan dilakukan secara teratur. Selain mengonsumsi makanan bergizi, pastikan juga untuk menghindari makanan yang tidak sehat, terutama makanan yang dapat mengganggu keseimbangan nutrisi seperti makanan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh.
Pola hidup aktif dapat dilakukan dengan melakukan aktivitas fisik, termasuk olahraga. Dengan beraktivitas fisik, tubuh dapat menyeimbangkan keluar dan masuknya zat gizi, terutama sumber energi utama dalam tubuh. Aktivitas fisik yang cukup juga dapat membantu meningkatkan nafsu makan dan memperbaiki penyerapan nutrisi dalam tubuh.
Selain itu, aktivitas fisik juga dapat memperlancar sistem metabolisme tubuh, tidak terkecuali metabolisme zat gizi. Anda dapat melakukan aktivitas olahraga setidaknya 3 kali seminggu dengan durasi 30 menit per sesi agar keseimbangan zat gizi dalam tubuh dapat terpelihara.
Menerapkan pola hidup bersih dan sehat dapat menghindarkan Anda dari berbagai penyakit infeksi. Bahkan 45% penyakit diare dan penyakit menular karena kuman yang masuk lewat mulut bisa dicegah dengan mencuci tangan. Pastikan untuk rutin mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum dan sesudah memegang makanan, setelah buang air kecil dan buang air besar, memegang binatang, berkebun, dan bermain. Selain itu, Anda juga bisa memberikan vaksinasi yang diperlukan dan mencukupi waktu istirahat untuk mencegah infeksi yang dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi.
Selain beberapa hal penting mengenai defisit nutrisi yang perlu Anda pahami di atas, perlu diketahui juga bahwa salah satu indikator yang menunjukkan telah terjadi keseimbangan nutrisi di dalam tubuh adalah memiliki berat badan ideal. Jadi, pastikan untuk selalu menjaga berat badan tetap ideal dengan menerapkan pola hidup sehat dan hindari mengonsumsi gula, garam, dan lemak yang berlebih. Selain itu, pertimbangkan juga untuk melengkapi perlindungan dengan mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam asuransi kesehatan.
Anda bisa memilih asuransi kesehatan dari AXA Mandiri yang dapat membantu mencegah risiko keuangan akibat risiko penyakit di kemudian hari. Dengan asuransi kesehatan dari AXA Mandiri, Anda dan keluarga juga akan mendapatkan manfaat tunai yang dapat digunakan untuk menutup biaya pengobatan akibat berbagai penyakit yang di-cover di dalam polis asuransi.
Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam asuransi kesehatan dari AXA Mandiri, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.
Sumber:
Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi