Apa Penyebab dan Gejala Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Wanita?
Penyakit autoimun adalah penyakit yang disebabkan oleh serangan sistem kekebalan (imun) terhadap organ sehat di dalam tubuh. Meski semua orang dapat mengalami penyakit autoimun, nyatanya penyakit ini lebih umum ditemukan pada wanita.
Umumnya, gejala penyakit autoimun pada wanita meliputi kelelahan, sendi nyeri dan bengkak, masalah kulit, sakit perut atau masalah pencernaan, dan demam yang terjadi berulang kali. Lalu apa penyebab penyakit autoimun sering menyerang wanita dan jenis penyakit autoimun apa saja yang bisa menyerang wanita?
Penyakit autoimun mayoritas diderita oleh wanita dalam usia produktif. Penyakit ini juga sering menjadi salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan pada wanita. Meski belum diketahui jelas penyebabnya, beberapa teori menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang berperan cukup besar dalam menentukan risiko wanita terhadap penyakit autoimun.
Dilansir dari Hello Sehat, berikut beberapa faktor risiko yang sering menjadi penyebab autoimun menyerang wanita:
Perbedaan hormon antara wanita dan pria adalah salah satu alasan wanita lebih berisiko mengalami penyakit autoimun. Banyak penyakit autoimun cenderung membaik dan memburuk seiring dengan naik-turunnya hormon wanita, misalnya selama kehamilan, sepanjang siklus menstruasi, atau karena kontrasepsi oral. Hal ini mengindikasikan bahwa hormon seksual mungkin berperan dalam banyak penyakit autoimun.
Fungsi sel tubuh dipengaruhi oleh berbagai hormon, salah satunya adalah hormon estrogen yang banyak terdapat pada perempuan. Kelebihan hormon ini bisa menjadi alasan mengapa perempuan usia produktif rentan mengidap penyakit autoimun.
Beberapa peneliti percaya bahwa wanita berisiko tinggi terkena penyakit autoimun karena sistem kekebalan tubuh mereka cenderung lebih canggih daripada pria. Wanita secara alami memiliki respon yang lebih kuat daripada pria saat sistem kekebalan mereka dipicu. Ditambah lagi, peradangan memiliki peran penting dalam banyak penyakit autoimun. Meskipun memiliki kekebalan yang lebih kuat, sayangnya ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun pada wanita jika terjadi kesalahan.
Beberapa peneliti melaporkan bahwa wanita memiliki dua kromosom X, sedangkan pria memiliki kromosom X dan Y. Secara genetik, hal ini dapat memicu berkembangnya penyakit autoimun.
Ada beberapa bukti bahwa kecacatan pada kromosom X mungkin membuat wanita lebih rentan terhadap penyakit autoimun tertentu. Meski begitu, aspek genetik dari penyakit autoimun bisa dibilang cukup rumit. Hingga kini, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahuinya.
Penyakit autoimun terdiri dari banyak jenis dan dapat menyerang anggota tubuh yang berbeda. Dari banyaknya jenis penyakit autoimun, ada beberapa penyakit yang lebih umum ditemukan pada wanita seperti informasi yang dilansir dari Hello Sehat berikut:
Lupus atau lupus eritematosus sistemik adalah penyakit autoimun yang bersifat kronis. Kondisi ini terjadi ketika antibodi yang dihasilkan tubuh menempel pada jaringan di seluruh tubuh.
Beberapa jaringan yang umumnya terserang lupus yaitu sendi, paru-paru, ginjal, sel darah, saraf, dan kulit. Ketika tubuh terserang penyakit ini, maka ada beberapa gejala yang bisa terjadi seperti demam, kehilangan berat badan, nyeri dan bengkak pada sendi dan otot, ruam pada wajah, dan rambut rontok.
Hingga saat ini, penyebab lupus belum diketahui. Namun sepertinya ada keunikan pada penyakit lupus yang memicu sistem kekebalan tubuh pasien dan menyerang berbagai jaringannya. Itulah alasan sistem kekebalan tubuh menjadi salah satu bentuk pengobatan utama lupus. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan munculnya lupus meliputi virus, polusi bahan kimia lingkungan, dan susunan genetik seseorang.
Tiroiditis hashimoto terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid. Beberapa orang akan mengalami pembengkakan di depan tenggorokan yang disertai dengan kelelahan, penambahan berat badan, nyeri otot, dan depresi.
Penyakit hashimoto biasanya berkembang perlahan selama bertahun-tahun dan menyebabkan kerusakan tiroid kronis. Kondisi ini lantas dapat mengakibatkan hipotiroidisme, yaitu hormon tiroid yang rendah dalam tubuh.
Penyebab penyakit autoimun jenis ini pun belum diketahui. Namun beberapa peneliti percaya bahwa virus, bakteri, dan kelainan genetik dapat menjadi faktor risikonya.
Multiple sclerosis atau sklerosis ganda merupakan penyakit autoimun yang menyerang lapisan pelindung di sekitar saraf. Penyakit ini dapat menimbulkan kerusakan yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang.
Gejala penyakit autoimun ini bisa bervariasi karena lokasi dan tingkat serangannya berbeda-beda pada tiap wanita. Kondisi ini bisa menyebabkan kebutaan, tegang otot, lemah atau mati rasa pada kaki dan tangan, kesemutan, kelumpuhan, kesulitan dalam mempertahankan keseimbangan tubuh, serta kesulitan dalam berbicara. Pada penyakit ini, kerusakan sistem imun dapat menghancurkan myelin atau lemak yang melapisi dan melindungi serabut saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
Arthritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan berbagai sendi di seluruh tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri, kaku, dan bengkak pada sendi, serta kelemahan otot yang membuat pergerakan dan fungsi tubuh berkurang.
Kemungkinan, naik-turunnya hormon pada wanita berperan dalam timbulnya penyakit. Biasanya, hormon akan meningkat ketika memasuki periode flare-up, lalu akan berkurang ketika memasuki periode remisi atau periode tanpa gejala.
Diperkirakan 75% pasien arthritis berjenis kelamin wanita. Kondisi ini muncul dan berkembang di antara usia 30–50 tahun, lebih muda daripada usia rata-rata laki-laki saat pertama kali mengetahuinya.
Psoriasis merupakan jenis penyakit autoimun yang membuat proses ganti kulit menjadi terlalu cepat sehingga sel-sel kulit ini tumbuh lebih cepat dan membentuk tumpukan kulit yang tebal. Lama-kelamaan, sel kulit yang berlebih dapat menimbulkan sisik merah keperakan yang tidak merata dan terkadang menyakitkan. Jika kondisi ini masih ringan, penumpukan kulit hanya muncul dalam bentuk mirip ketombe. Namun, jika penyakitnya sudah lebih serius, sisik dapat menyebar dan menutupi area kulit yang lebih luas.
Gejala autoimun pada wanita bisa berbeda-beda tergantung jenis penyakit yang dialami. Meskipun begitu, banyak dari orang dengan penyakit autoimun memiliki gejala yang sama. Berikut beberapa gejala umum penyakit autoimun dilansir dari SehatQ:
Umumnya, penderita penyakit autoimun disarankan untuk menjalani terapi dengan obat-obatan. Ada banyak jenis obat untuk penyakit autoimun yang dapat disesuaikan tergantung pada penyakit, tingkat keparahan, serta gejala yang dialami.
Untuk meredakan gejala ringan, penggunaan obat bebas seperti aspirin dan ibuprofen masih boleh digunakan. Namun jika mengalami gejala yang lebih parah, maka perlu konsultasi ke dokter untuk mendapatkan resep dari dokter.
Biasanya, dokter akan memberikan obat imunosupresan untuk menekan kerja sistem kekebalan tubuh. Obat ini dapat membantu mengendalikan perkembangan penyakit dan menjaga kesehatan fungsi organ tubuh. Terkadang, dokter juga bisa memberikan kemoterapi dengan dosis lebih ringan daripada dosis untuk kanker dan pemulihan pasca transplantasi organ. Selain itu, ada juga obat-obatan yang bekerja untuk menggantikan zat-zat penting yang tidak bisa lagi dibuat oleh tubuh, misalnya pada pengidap diabetes tipe-1 yang tubuhnya tak lagi memproduksi insulin, maka suntik insulin diperlukan untuk mengendalikan gula darah.
Hingga saat ini, belum ada obat khusus yang bisa menyembuhkan penyakit autoimun pada wanita. Pengobatan hanya dapat meringankan dan mengendalikan frekuensi kemunculan gejala. Karena biaya pengobatannya cukup besar dan memerlukan pemeriksaan rutin untuk mengendalikan frekuensi kemunculan gejala penyakit, maka ada baiknya Anda mempertimbangkan untuk mendaftarkan diri ke dalam produk asuransi kesehatan.
Anda bisa mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam asuransi kesehatan dari AXA Mandiri, salah satunya Asuransi Mandiri Proteksi Kesehatan Syariah. Dengan asuransi ini, Anda bisa mendapatkan maslahat santunan harian rawat inap hingga 90 hari/tahun dan maslahat santunan transportasi ke rumah sakit.
Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam produk Asuransi Mandiri Proteksi Kesehatan Syariah, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.
Sumber:
Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi