Jenis, Penyebab, dan Cara Mencegah Penyakit Paru-Paru
Paru-paru merupakan salah satu organ vital dalam tubuh yang memiliki peran penting dalam sistem pernapasan. Ketika bernapas, paru-paru bertugas mengambil oksigen dari udara ke aliran darah dan mengeluarkan karbon dioksida dari darah. Oleh karena itu, penyakit paru-paru akan mengganggu aktivitas keseharian penderitanya.
Lalu apa penyebab penyakit paru-paru dan cara mencegahnya? Berikut beberapa hal penting yang perlu Anda pahami tentang penyakit paru-paru.
Penyakit paru-paru merupakan kondisi yang membuat paru-paru tidak dapat berfungsi normal. Dilansir dari DocDoc, beberapa penyakit paru-paru yang paling umum adalah asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, tuberkulosis, dan kanker paru. Berikut penjelasan beberapa jenis penyakit paru-paru yang sering dialami dan perlu Anda waspadai.
Dilansir dari Halodoc, penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan paru kronis yang memicu terjadinya gangguan aliran udara, baik menuju ataupun dari paru-paru. Secara umum, ada dua jenis gangguan yang terjadi pada PPOK, yaitu bronkitis kronis dan emfisema.
Pada penyakit bronkitis, peradangan terjadi pada dinding bronkus. Peradangan tersebut menyebabkan lendir terlalu lengket hingga akhirnya menghambat aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru. Jika dibiarkan terlalu lama, maka aliran udara semakin buruk dan mengakibatkan sulit bernapas.
Sedangkan pada emfisema, peradangan terjadi pada alveoli (kantung udara pada paru). Peradangan ini membuat alveoli rusak, melemah, dan akhirnya pecah. Jika terjadi pada tubuh, maka dapat mengurangi luas permukaan paru dan jumlah oksigen yang dapat mencapai aliran darah. Umumnya, penderita emfisema cenderung kesulitan untuk bernapas ketika melakukan aktivitas berat atau berolahraga. Hal ini terjadi karena paru-paru kehilangan kelenturannya.
Baca juga: 3 Fakta Penyakit Kritis yang Wajib Diwaspadai
Faktor utama yang dapat menyebabkan PPOK adalah paparan asap rokok dalam jangka panjang, baik secara aktif maupun pasif. Sementara itu, faktor risiko lainnya adalah paparan debu, asap bahan bakar, dan uap bahan kimia.
Dilansir dari website resmi Kementerian Kesehatan Indonesia, prevalensi PPOK di Indonesia mencapai 3.7% atau sekitar 9,2 juta jiwa yang mengalami PPOK di tahun 2013. Menurut riset Kementerian Kesehatan, jumlah perokok di Indonesia yang masih sangat tinggi, dengan persentase sekitar 33,8% atau 1 dari 3 orang adalah perokok, menjadi kontribusi utama tingginya kejadian PPOK di Indonesia.
Kanker paru-paru juga bisa terjadi dan menyerang paru-paru perokok aktif. Zat kimia yang masuk ke tubuh perokok aktif kemungkinan besar merangsang pertumbuhan sel pada paru dan membuatnya menjadi tidak normal. Ketika Anda sudah terserang bronkitis atau emfisema, maka risiko terkena kanker paru-paru pun akan menjadi lebih tinggi.
Pneumonia merupakan penyakit yang menandakan adanya infeksi pada kantung udara di paru, entah karena bakteri, virus, atau jamur. Jika Anda perokok aktif, maka kebiasaan ini dapat menurunkan sistem imun untuk melawan patogen penyebab pneumonia. Menjadi perokok aktif membuat Anda lebih mungkin terkena pneumonia, terutama jika Anda sudah memiliki PPOK seperti bronkitis atau emfisema.
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini tidak hanya menyerang paru-paru, namun juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain seperti tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, dan ginjal. Penularan bakteri penyebab TB adalah melalui percikan dahak atau cairan dari saluran pernapasan pengidapnya, misalnya saat pengidap TB batuk atau bersin.
Asma adalah penyakit kronis yang ditandai dengan gejala sesak napas akibat peradangan dan penyempitan saluran pernapasan. Penderita asma umumnya memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Itulah sebabnya ketika terpapar alergen atau pemicu, saluran pernapasannya akan meradang, membengkak, dan menyempit, sehingga aliran udara menjadi terhambat.
Selain sesak napas, penderita juga akan mengalami peningkatan produksi dahak yang membuat penderita asma semakin sulit bernapas. Beberapa hal yang dapat memicu munculnya serangan asma antara lain adalah paparan debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingin, virus, dan zat kimia.
Penyakit ini terjadi ketika salah satu arteri di paru mengalami penyumbatan oleh gumpalan darah. Gumpalan darah ini akan menghalangi aliran darah menuju paru-paru sehingga menyebabkan sesak napas, nyeri dada, hingga batuk berdarah.
Rokok menjadi salah satu faktor risiko penyebab penyakit paru-paru, terutama penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK. Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan Indonesia, terdapat 3,23 juta kematian di tahun 2019 karena penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) yang diakibatkan karena merokok. Selain itu, Global initiative for Chronic Obstructive Lung Disease juga memperkirakan secara epidemiologi di tahun 2060 angka prevalensi PPOK akan terus meningkat karena meningkatnya jumlah angka perokok.
Bukan hanya PPOK, menurut data WHO, rokok juga menyumbang lebih dari 8 juta kematian setiap tahunnya dan menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru yang dapat menyebabkan berbagai penyakit paru lainnya.
Selain rokok, ternyata ada juga beberapa faktor risiko penyebab penyakit paru-paru lainnya seperti yang dilansir dari Aido Health berikut
Penyebab pertama penyakit paru-paru adalah radon atau gas radioaktif yang tidak terlihat dan tidak berbau di sekitar Anda. Radon tercipta dari uranium yang membusuk di dalam batu, tanah, dan air. Kadar radon tertinggi ada di lantai bawah tanah dan tempat yang tidak memiliki sirkulasi udara seperti ventilasi.
Polusi udara seperti asap rokok, asap knalpot jalanan, asap pabrik, asap pembakaran sampah, dan lainnya juga sering menjadi penyebab penyakit paru-paru. Berbagai polusi udara tersebut dapat menyebabkan saluran pernapasan mengalami kerusakan yang cukup serius.
Asbestos merupakan mineral yang muncul secara alami dan memiliki kaitan dengan luka pada jaringan paru dan kanker paru. Pada awalnya, mineral ini hanya digunakan untuk penahan api.
Selain karena 3 sebab di atas, penyakit paru-paru juga dapat terjadi karena faktor genetik, kebiasaan hidup sehat, dan gangguan tidur. Oleh karena itu, agar Anda dan keluarga terhindar dari penyakit ini, ada beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan seperti dilansir dari Ciputra Hospital berikut.
Menurut Centers for Disease Control (CDC), perokok memiliki kemungkinan 12-13 kali lebih tinggi untuk meninggal akibat penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dibandingkan yang bukan perokok. Paru-paru perokok jelas tidak sama dengan orang yang tidak merokok. Kenapa? Karena ketika merokok, ada lebih dari 4.000 bahan kimia seperti nikotin, karbon monoksida, dan tar yang masuk ke dalam tubuh dan merusak paru-paru, hingga membuat penurunan fungsi paru-paru lebih cepat.
Ketika Anda merokok, paru-paru tidak bisa berfungsi dengan benar dan tidak bisa menghasilkan lendir yang mampu menjaga kelembapan sekaligus menyaring kotoran yang masuk ketika menarik napas. Selain perokok aktif, perokok pasif yang banyak menghirup asap rokok pun memiliki risiko yang sama terserang penyakit paru-paru.
Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun mampu mencegah penularan kuman dan virus. Mencuci tangan sebelum makan atau setelah menyentuh barang-barang dari ruangan terbuka menjadi kebiasaan yang baik untuk dilakukan. Sebagian besar kuman atau virus penyebab penyakit paru-paru atau penyakit lainnya akan mudah menyebar melalui sentuhan. Jadi, untuk menghindari penyakit paru-paru maupun penyakit lainnya, pastikan untuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Menutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau lengan baju ketika bersin menjadi salah satu upaya mencegah penyebaran kuman kepada orang lain. Jauhi keramaian selama puncak musim dingin dan flu, perbanyak jam istirahat, makan makanan sehat, serta mengendalikan tingkat stres untuk menghindari tertular kuman atau virus penyebab penyakit paru-paru.
Mengingat polusi udara dapat memperburuk kondisi pernapasan, maka Anda perlu menjaga kualitas udara di rumah. Anda dapat menjaga kebersihan saluran udara dan perabotan di rumah dari debu. Pastikan juga rumah Anda memiliki ventilasi yang baik. Jika perlu, gunakan alat pembersih udara untuk membersihkan polutan yang berpotensi mengganggu kesehatan pernapasan kita, dan hindari penggunaan produk aerosol dan zat kimia berbahaya lainnya.
Untuk mencegah penyakit paru-paru, pastikan juga untuk menghindari polusi udara seperti asap kendaraan, paparan debu, asap rokok, atau bahan kimia lainnya. Ketika Anda terpapar polusi udara, partikel-partikel asing dari kotoran tersebut akan masuk dan menyumbat saluran pernapasan yang berisiko bagi paru-paru.
Karyawan yang sering terpapar debu, asap, gas, uap, dan bahan kimia dalam jumlah berlebihan di tempat kerja dapat meningkatkan risiko terserang penyakit paru-paru. Jadi, pastikan untuk menggunakan masker pelindung saat sedang bekerja dan dalam kondisi udara yang kurang baik.
Berolahraga juga menjadi salah satu cara terbaik untuk mencegah risiko berbagai penyakit, terutama mempertahankan dan meningkatkan fungsi paru-paru tetap sehat. Anda bisa mulai dengan berolahraga ringan setiap hari atau banyak berjalan kaki. Hal ini akan membantu kantung udara di paru-paru tetap terbuka sehingga pertukaran oksigen menjadi lebih lancar.
Selain melakukan pencegahan penyakit paru-paru sesuai tips di atas, Anda juga bisa mempertimbangkan untuk melindungi diri Anda dan keluarga dari risiko keuangan akibat penyakit paru-paru dengan mendaftarkan diri ke dalam asuransi kesehatan dari AXA Mandiri. Anda dapat memilih produk Asuransi Mandiri Perlindungan Sejahtera - Solusi Perlindungan Kesehatan yang memberikan manfaat rawat inap di rumah sakit di seluruh negara ASEAN, rawat jalan serta perlindungan jiwa hingga tertanggung berusia 100 tahun.
Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Asuransi Mandiri Perlindungan Sejahtera - Solusi Perlindungan Kesehatan AXA Mandiri, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.
Sumber:
Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi