Aset Penerbit

Aset Penerbit

null Penyakit TBC, Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya
Berita Inspirasi

Memiliki tubuh sehat dalam jangka panjang tentu menjadi dambaan banyak orang, tidak terkecuali Anda yang membaca artikel ini. Oleh karena itu, melakukan pencegahan terhadap berbagai risiko penyakit, salah satunya adalah penyakit Tuberkulosis atau TBC, wajib dilakukan sejak dini.

Dalam artikel ini Anda akan mendapatkan informasi mengenai TBC. Mulai dari apa itu penyakit TBC hingga pada poin penting yang harus dicermati untuk langkah pencegahan. Tentu artikel ini juga diharapkan menjadi langkah awal yang baik untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini, dan membawa Anda pada fase yang lebih siap bilamana skenario terburuk terjadi.


Baca juga: Apakah Pasien Demam Berdarah Harus Dirawat di Rumah Sakit?


Mengenal apa itu penyakit TBC

Tuberkulosis atau biasa disingkat dengan sebutan TBC merupakan penyakit akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di bagian paru-paru. Kondisi ini harus mendapat perhatian khusus karena memiliki risiko kematian yang cukup besar.

Tidak hanya dapat menginfeksi bagian paru-paru, bakteri ini juga dapat menjalar dan menginfeksi bagian tubuh lain. Organ tubuh penting seperti ginjal, kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, hingga persendian bisa menjadi bagian yang juga terinfeksi oleh bakteri ini.

Dilansir dari mitrakeluarga.com, secara umum ada dua jenis penyakit TBC yang dikenal, yakni TBC aktif dan TBC laten sebagai berikut:

  • TBC aktif adalah ketika kuman atau bakteri berkembang biak dan memicu berbagai gejala dan rasa sakit, dan bisa menyebar ke orang lain.
  • TBC laten adalah kondisi ketika penderita penyakit ini memiliki bakteri tersebut di dalam tubuh, namun sistem imun berhasil mencegahnya agar tidak berkembang dan menyebar. Penderita TBC laten tidak memiliki gejala, tetapi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang ada di dalam tubuhnya tetap aktif.

Faktor risiko dan penyebab TBC

Penyebab utama dari TBC adalah infeksi Mycobacterium tuberculosis. Ketika bakteri ini masuk ke bagian paru-paru dan berkembang, maka penyakit tersebut akan muncul.

Menurut halodoc.com, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko masuknya bakteri ini ke tubuh seseorang, yaitu

  1. Penderita diabetes, penyakit ginjal stadium akhir, atau jenis kanker tertentu.
  2. Orang dengan kondisi malnutrisi.
  3. Perokok dan konsumen minuman beralkohol dalam jangka panjang.
  4. Adanya diagnosis HIV, atau memiliki situasi kesehatan lain yang membahayakan sistem kekebalan tubuh.
  5. Konsumsi obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti obat-obatan yang dikonsumsi setelah prosedur transplantasi organ.Memiliki riwayat bepergian atau hidup di area dengan tingkat infeksi TBC tinggi.

Gejala penyakit TBC

Perkembangan yang lambat sering kali membuat deteksi awal pada penyakit ini sulit dilakukan. Sebenarnya terdapat beberapa gejala umum yang muncul ketika seorang mengidap TBC, namun gejala ini juga perlu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan intensif agar dapat mengetahui apa yang memicunya.

Gejala Penyakit TBC

Dilansir dari halodoc.com, gejalanya TBC antara lain adalah:

  1. Batuk dalam waktu yang lama, hingga lebih dari 3 minggu
  2. Munculnya darah ketika batuk berdahak
  3. Merasa sakit di area dada
  4. Tubuh merasa mudah lelah dan lemah
  5. Demam dan panas dingin
  6. Sering mengalami keringat malam
  7. Kehilangan nafsu makan untuk jangka panjang
  8. Terjadi penurunan berat badan yang signifikan tanpa penyebab yang jelas

Beberapa gejala lain juga dapat muncul ketika bakteri penyebab penyakit TBC menyebar ke organ lain seperti berikut:

  1. Jika infeksi sampai ke bagian ginjal, maka akan muncul darah dalam urin dan tubuh kehilangan fungsi ginjal
  2. Jika infeksi sampai ke tulang belakang, maka akan ada rasa sakit di punggung dan terasa kaku. Kejang otot dan ketidakteraturan tulang belakang juga menjadi gejala lainnya.
  3. Jika infeksi sampai ke bagian otak, maka penderitanya akan mengalami kehilangan kesadaran.

Penularan TBC dari satu orang ke orang lain

Bakteri TBC menyebar melalui droplet orang yang terinfeksi yang kemudian beterbangan di udara. Ketika droplet ini terhirup oleh orang lain, maka penularan akan terjadi. Orang yang mengalami TBC secara mudah dapat menularkan penyakit ini hanya dengan batuk, bersin, berbicara, atau bahkan bernyanyi.

Namun jika seseorang memiliki kondisi daya tahan tubuh baik, infeksi ini tidak akan menimbulkan gejala secara langsung. Oleh karena itu, orang yang menjenguk penderita TBC sangat disarankan untuk menjaga jarak, menggunakan masker, dan segera membersihkan diri setelah selesai menjenguk.

Prosedur pengobatan penyakit TBC

Pada dasarnya bakteri penyebab TBC sulit dimatikan dengan satu jenis obat saja. Inilah alasan proses pengobatannya akan memakan waktu yang cukup lama dengan konsumsi beberapa obat sesuai dengan kondisi penderita.

Pengobatan Penyakit TBC

Kombinasi obat untuk penyakit ini dikenal dengan nama pengobatan OAT atau obat anti tuberkulosis. Dosisnya diberikan antara 6 hingga 12 bulan, tergantung diagnosis dokter yang menanganinya. Beberapa obat yang umum digunakan adalah Isoniazid, rifampisin, etambutol, dan pirazinamid.

Pada skenario yang lebih berat, pengobatan dapat dilakukan hingga 30 bulan. Hal ini terjadi saat kasus TBC yang dialami bersifat resisten pada obat, sehingga masa pengobatan dan penyembuhannya harus memakan waktu lebih lama.

Cegah sekarang juga, minimalisir risiko tertular TBC

Menerapkan pola hidup sehat akan jadi langkah utama dari pencegahan penyakit ini. Tidak berkunjung ke area yang rawan infeksi bakteri TBC, kemudian meminimalisir kontak dengan penderita TBC, dan memberikan vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) menjadi langkah terbaik untuk mencegah infeksinya.


Baca juga:  Dana Pensiun untuk Persiapan Hari Tua yang Sejahtera


Berbagai risiko penyakit senantiasa mengincar seorang yang tidak cermat dalam menjaga kondisi tubuhnya. Oleh karena itu, Anda perlu meningkatkan kewaspadaan pada risiko penyakit yang memerlukan perawatan jangka panjang seperti penyakit TBC yang tentunya membutuhkan biaya pengobatan cukup besar. Tidak hanya itu saja, kewaspadaan pada penyakit lain yang tak kalah serius seperti sakit jantung dan kanker payudara juga wajib ditingkatkan, sehingga Anda dapat menyiapkan berbagai langkah pencegahan untuk skenario terburuk.

Asuransi kesehatan dari AXA Mandiri dapat menjadi salah satu opsi masuk akal sebagai persiapan untuk mencegah risiko keuangan jika terjadi skenario tersebut. Dengan berbagai produk asuransi kesehatan dari AXA Mandiri yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, Anda akan mendapatkan uang pertanggungan yang dapat digunakan untuk biaya berobat apabila terjadi risiko yang dijamin dalam polis asuransi.

Anda bisa memperoleh informasi lengkap mengenai produk asuransi yang sesuai kebutuhan Anda dan keluarga dengan mengunjungi website AXA Mandiri atau menghubungi financial advisor AXA Mandiri di kantor cabang Bank Mandiri dan Bank Syariah Indonesia terdekat. Selain itu Anda juga dapat menghubungi contact center AXA Mandiri 1500803 apabila masih memiliki pertanyaan mengenai produk asuransi yang Anda butuhkan.

 

Sumber: 

  • https://www.halodoc.com/kesehatan/tuberkulosis 
  • https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/tuberkulosis
  • https://herminahospitals.com/id/articles/mengenal-tbc-paru-pencegahan-dan-pengobatannya.html