Perbedaan Gejala Chikungunya dan Demam Berdarah Dengue
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Sama halnya dengan demam berdarah dengue (DBD), chikungunya juga ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Kondisi ini umumnya ditandai dengan demam tinggi dan nyeri sendi secara mendadak.Gejala chikungunya yang perlu diwaspadai
Gejala awal chikungunya biasanya adalah demam yang diikuti ruam. Setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi, chikungunya biasanya terjadi 4 sampai 8 hari kemudian, tetapi kisarannya bisa 2 sampai 12 hari. Dilansir dari Halodoc, berikut ini gejala umum dari chikungunya.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), terdapat sekitar 3 hingga 28 persen orang terinfeksi chikungunya tidak bergejala. Selain itu, CDC juga menemukan bahwa gejala demam pada penderita chikungunya biasanya berlangsung dari beberapa hari hingga seminggu.
Demam juga bisa bifasik artinya bisa datang dalam dua tahap. Sebagian besar pasien pulih sepenuhnya dari infeksi, namun dalam beberapa kasus nyeri sendi dapat bertahan selama beberapa bulan atau bertahun-tahun.
Beberapa penderita chikungunya juga bisa mengalami kekambuhan gejala rematik seperti poliartralgia, poliartritis, tenosinovitis, atau sindrom raynaud dalam beberapa bulan setelah penyakit akut. Penelitian yang sama juga melaporkan bahwa 5 hingga 80 persen pasien akan mengalami nyeri sendi yang persisten, serta kelelahan yang berkepanjangan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah penyakit mereka.
Orang yang berisiko terkena gejala chikungunya yang lebih parah adalah bayi baru lahir yang terinfeksi sekitar waktu kelahiran, orang dewasa di atas usia 65 tahun, dan orang dengan kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit jantung.
Banyak orang yang salah mengartikan gejala demam berdarah dengue (DBD) dengan chikungunya. Keduanya sama-sama disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes. Namun ada beberapa perbedaan gejala chikungunya dan demam berdarah. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini beberapa perbedaan gejala chikungunya dan DBD.
Pada umumnya, gejala demam akibat chikungunya berlangsung tanpa pola yang khas. Hal ini berarti demam bisa tinggi sewaktu-waktu, kemudian menurun setelahnya. Sementara, fase demam berdarah dengue umumnya membentuk suatu pola seperti.
Chikungunya akan menimbulkan nyeri sendi hebat pada otot, tulang, dan persendian. Apabila tidak segera ditangani, nyeri ini dapat meluas hingga membuat pengidapnya merasa seperti mengalami kelumpuhan dan kesulitan menggerakkan anggota tubuh.
Sedangkan, penderita DBD juga merasakan nyeri sendi, otot, dan tulang. Nyeri ini dirasakan sejak demam muncul dan masih terbilang lebih ringan jika dibandingkan nyeri pada chikungunya.
Kondisi kulit pengidap demam berdarah dengue umumnya dipenuhi oleh bintik-bintik merah akibat perdarahan. Bintik merah ini tidak akan pudar atau hilang jika ditekan. Sedangkan, gejala bintik merah khas chikungunya umumnya mirip dengan campak dan akan menghilang saat ditekan.
Perbedaan gejala selanjutnya dapat dilihat ada atau tidak adanya perdarahan yang terjadi pada tubuh. Pengidap DBD terkadang bisa mengalami mimisan atau gusi berdarah. Namun, kondisi perdarahan ini tidak terjadi pada pengidap chikungunya.
DBD yang parah berisiko menyebabkan dehidrasi atau kehilangan cairan tubuh dalam jumlah drastis sebagai konsekuensi dari gejala yang pasien alami. Kondisi ini bisa menyebabkan syok yang berakibat fatal. Sedangkan, infeksi virus chikungunya jarang sampai menyebabkan syok.
Waktu kemunculan gejala atau masa inkubasi merupakan rentang waktu yang dibutuhkan virus dari masuk ke dalam tubuh sampai menimbulkan gejala. Umumnya, gejala DBD akan muncul selama 4–7 hari setelah tubuh digigit nyamuk. Sedangkan pada chikungunya, gejala muncul 3–7 hari kemudian.
Itulah beberapa gejala chikungunya dan perbedaannya dengan gejala demam berdarah dengue (DBD). Dengan memahami gejala seperti yang telah disebutkan di atas, Anda bisa lebih waspada dan sigap ketika menemukan salah satu atau beberapa gejala tersebut. Pasalnya, meski bisa sembuh dengan sendirinya, chikungunya maupun DBD perlu penanganan yang tepat, terutama jika gejala yang dialami sudah parah.
Perlu diketahui juga bahwa chikungunya maupun demam berdarah juga bisa menyerang siapapun tanpa mengenal jenis kelamin maupun usia. Semuanya bisa terinfeksi demam berdarah maupun chikungunya, terutama jika Anda tinggal di iklim tropis seperti Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk mencegahnya dengan memastikan nyamuk aedes tidak berkembang biak dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan rajin menerapkan 3M.
Selain itu, pastikan juga untuk mendaftarkan diri ke dalam asuransi kesehatan demi mencegah risiko keuangan yang mungkin terjadi akibat penyakit chikungunya maupun demam berdarah. Anda bisa memilih Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis dari AXA Mandiri.
Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis memberikan perlindungan keuangan akibat risiko penyakit chikungunya, demam berdarah, dan penyakit tropis lainnya . Dengan membayar premi mulai dari Rp100 ribu per bulan, Anda dan keluarga bisa mendapatkan penggantian biaya rawat inap di rumah sakit apabila terkena berbagai penyakit tropis, seperti demam berdarah, campak, chikungunya, hepatitis A, malaria, tifus, dan Zika.
Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai perlindungan risiko sakit demam berdarah beserta manfaatnya, Anda dapat mengunjungi website AXA Mandiri atau menghubungi Financial Advisor AXA Mandiri di kantor cabang Bank Mandiri dan Bank Syariah Indonesia atau contact center AXA Mandiri 1500803.
Sumber: https://hellosehat.com/infeksi/demam-berdarah/beda-gejala-dbd-dan-chikungunya/ https://www.halodoc.com/kesehatan/chikungunya#h-gejala-chikungunya
Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi