Aset Penerbit

Aset Penerbit

Simak 7 Penyakit Tropis di Indonesia dan Langkah Pencegahannya Berikut!

Berita Inspirasi

Penyakit tropis merupakan salah satu masalah kesehatan dunia. Sayangnya, World Health Organization (WHO) menyebut bahwa penyakit ini sering kali terabaikan lantaran kurang mendapatkan perhatian dari agenda kesehatan dunia. Padahal, jika ditelusuri lebih jauh, gangguan yang diakibatkan penyakit tropis tak dapat diabaikan begitu saja. Apalagi bagi orang yang tinggal di daerah beriklim tropis seperti Indonesia, di mana penyakit tropis tersebut masih dapat mengancam. 

Penyakit tropis di Indonesia

Berikut adalah 7 penyakit tropis yang umumnya masih sering terjadi di Indonesia, lengkap dengan penyebab, gejala, dan langkah pencegahannya:

1. Tuberkulosis 

Dikenal juga dengan TBC, penyakit tropis ini menyerang paru-paru. TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menular melalui udara dari droplet saat penderita batuk dan , bersin, maupun berbicara. 

Gejala TBC biasanya ditandai dengan batuk berdarah, keringat dingin, rasa nyeri di dada, dan kurang nafsu makan. Bagi Anda yang didiagnosis menderita TBC, dibutuhkan pengobatan selama minimal 6 bulan. 

Untuk mencegah penularan TBC ke orang lain atau keluarga, Anda bisa melakukannya dengan menjaga sirkulasi udara rumah, menutup mulut saat batuk dan bersin, tidak membuang dahak atau meludah sembarangan. Selain itu, TBC juga bisa dicegah dengan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan, seperti dilansir Kemenkes.

2. Demam berdarah  

Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dibawa lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Beberapa gejala penyakit tropis ini adalah demam tinggi, mual dan muntah-muntah, nyeri otot, gusi berdarah, mimisan dan ruam kemerahan. 

Gejala demam berdarah
Mencegah demam berdarah relatif mudah, yaitu memastikan bahwa nyamuk Aedes sulit berkembang dengan langkah 3 M, yaitu sebagai berikut: 

  • Menguras tempat penampungan air
  • Menutup rapat tempat penampungan air
  • Mendaur ulang barang yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk 

Untuk pencegahan demam berdarah yang lebih intensif, pemerintah juga memperkenalkan 3M Plus. Plus di sini adalah bentuk kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.


Baca juga: Pakai Parfum Menyengat Bisa Memicu Demam Berdarah, Apa Iya? Simak Informasi Berikut


3. Malaria 

Hampir mirip dengan demam berdarah, malaria adalah penyakit tropis yang dibawa oleh gigitan nyamuk anopheles betina. Di Indonesia, penyakit ini memiliki tingkat kejadian yang tinggi. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan, terjadi 304.607 kasus malaria sepanjang tahun 2021.

Gejala umum malaria, antara lain adalah demam, sakit kepala, menggigil, banyak berkeringat, nyeri pada tulang dan otot, mual muntah, dan lemas dan biasanya muncul 10-15 hari setelah digigit nyamuk, seperti dilansir Sehatq.com 

Tindakan preventif untuk penyakit malaria sama dengan demam berdarah, yaitu menggalakkan 3M Plus. Sementara bagi Anda yang sudah terjangkit, bisa mengkonsumsi obat malaria sesuai resep dokter serta obat-obatan herbal seperti kunyit, kayu manis, dan pepaya, seperti dilansir oleh Hallosehat. Selain melakukan langkah-langkah pencegahan tersebut, memiliki Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis dari AXA Mandiri dapat menjadi salah satu cara untuk melindungi Anda dan keluarga dari risiko malaria. Anda bisa mendapatkan penggantian biaya rawat inap di rumah sakit apabila Anda dan keluarga terkena sakit demam berdarah.

4. Skistosomiasis

Penyakit ini sering juga disebut dengan bilharzia. Sebuah penyakit tropis yang disebabkan oleh infeksi cacing parasit skistosoma. Di Indonesia, skistosomiasis banyak ditemukan di provinsi Sulawesi Tengah seperti dilansir dari situs resmi Fakultas Kedokteran UGM. 

Gejala skistosomiasis, yaitu pusing, demam, menggigil, ruam merah dan gatal di kulit, batuk, dan gangguan pencernaan. Infeksi biasanya menyerang saat cacing parasit masuk ke dalam tubuh melalui aktivitas berenang dan mandi di air sungai yang telah terkontaminasi, seperti dilansir Sehatq.com. Karena disebabkan oleh cacing melalui air yang telah terkontaminasi, tindakan pencegahan penyakit ini adalah dengan memastikan penggunaan air bersih untuk setiap aktivitas, seperti dilansir itb.ac.id

5. Kusta 

Kementerian Kesehatan mencatat berdasarkan laporan WHO, Indonesia merupakan negara nomor 3 penyumbang kasus penyakit kusta terbesar dengan 8% dari total kasus dunia. Kusta adalah penyakit tropis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Kusta menyerang sistem saraf, kulit, mata, dan lapisan mukosa hidung, yang jika tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan kecacatan. 

Gejala kusta meliputi kesemutan atau mati rasa, bercak merah dan putih di kulit. Upaya pencegahan penularan penyakit kusta bisa dilakukan dengan menjaga daya tahan tubuh, memerhatikan ventilasi lingkungan sekitar, hindari bepergian ke area endemik kusta, dan pakai master serta menjaga kebersihan, seperti dilansir oleh klikdokter.com


Baca juga: Asupan Sehat, Imunitas Meningkat


6. Kaki Gajah 

Penyakit tropis ini dikenal juga dengan filariasis. Penyebabnya adalah cacing parasit jenis filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Larva cacing yang masuk ke dalam tubuh akan menyumbat aliran getah bening yang bisa memunculkan gejala berupa demam, pembengkakan tungkai dan lengan, seperti dilansir Hallosehat.comserta luka di kulit.

Penyakit Kaki Gajah, Salah Satu Penyakit Tropis Yang Berbahaya
Kaki gajah tidak dapat diabaikan karena penderitanya cukup tinggi di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia via Alodokter.com, tercatat hampir 13.000 kasus kaki gajah terjadi di Indonesia. Meski begitu, kaki gajah relatif mudah dicegah, antara lain dengan mengenakan baju dan celana panjang, mengoleskan lotion antinyamuk, tidur dalam kelambu, membersihkan genangan air di sekitar rumah. Selain itu, penyebaran kaki gajah juga dapat dihentikan dengan cara mengikuti program pemerintah untuk memberantas kaki gajah, yaitu pemberian obat pencegahan massal (POPM), seperti dilansir Alodokter.com

7. Chikungunya

Penyakit tropis ini ditandai dengan gejala nyeri sendi dan demam secara mendadak. Chikungunya disebabkan oleh virus akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.  Berdasarkan Alodokter, Chikungunya dapat menyerang siapa saja. Namun, yang lebih berisiko adalah bayi baru lahir, orang usia 65 tahun ke atas, serta siapa pun yang memiliki riwayat medis lain, sebut saja hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.

Karena itu, selain mempraktikkan 3M Plus, mencegah chikungunya juga bisa dengan menggunakan lotion anti-nyamuk dengan kandungan N, N-diethyl-3-methylbenzamide (DEET) secara rutin, mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang setiap waktu.


Baca juga:  6 Manfaat Memiliki Asuransi Kesehatan Agar Keluarga Sehat dan Bahagia


Itulah 7 penyakit tropis yang sering terjadi di Indonesia. Bukan berarti Anda harus menerima fakta tersebut tanpa usaha untuk mencegahnya. Selain berbagai upaya pencegahan yang telah diuraikan di atas, Anda juga dapat melindungi diri dan keluarga dari risiko ancaman penyakit tropis dengan Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis dari AXA Mandiri yang memberikan manfaat penggantian biaya rawat inap di rumah sakit apabila Anda dan keluarga mengalami penyakit tropis yang dijamin oleh polis asuransi.

Anda bisa mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai perlindungan asuransi penyakit tropis beserta manfaatnya dengan mengunjungi website AXA Mandiri atau menghubungi Financial Advisor AXA Mandiri di kantor cabang Bank Mandiri dan Bank Syariah Indonesia atau contact center AXA Mandiri 1500803.

 

Sumber:

  • http://who.int/indonesia/news/campaign/world-ntd-2022
  • https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220422/1439692/kejar-target-bebas-malaria-2030-kemenkes-tetapkan-5-regional-target-eliminasi/
  • https://www.ugm.ac.id/id/berita/20918-terganggu-pandemi-covid-19-penemuan-kasus-tuberkulosis-di-indonesia-menurun
  • https://www.sehatq.com/artikel/jenis-penyakit-tropis-di-indonesia-yang-perlu-diwaspadai
  • https://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/cegah-meningkatnya-demam-berdarah-gubernur-khofifah-ajak-masyarakat-tingkatkan-kewaspadaan-melalui-gerakan-3m-plus
  • https://hellosehat.com/infeksi/infeksi-serangga/obat-malaria/
  • https://tropmed.fk.ugm.ac.id/2020/02/26/penyakit-yang-hanya-ada-di-sulawesi-tengah/
  • https://www.itb.ac.id/news/read/58507/home/sibe-2022-pentingnya-pengelolaan-air-bersih-untuk-mencegah-penyakit-akibat-schistosoma
  • https://www.halodoc.com/artikel/6-cara-untuk-mencegah-schistosomiasis
  • https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3622754/5-tips-mencegah-tertular-penyakit-kusta
  • http://p2p.kemkes.go.id/mari-bersama-hapuskan-stigma-dan-diskriminasi-kusta-di-masyarakat/#:~:text=Hari%20Kusta%20Sedunia%20yang%20diperingati,pada%20tanggal%2030%20Januari%202022.