Pentingnya Cek Kesehatan untuk Hindari Risiko Penyakit Pasca Lebaran
Lebaran menjadi momen penuh suka cita yang seringkali diwarnai dengan hidangan lezat dan kebersamaan keluarga. Di balik kebahagiaan tersebut, tanpa disadari pola makan dan gaya hidup kita mengalami perubahan drastis. Konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan garam meningkat, sementara aktivitas fisik cenderung menurun. Akibatnya, setelah euforia lebaran, tubuh justru rentan mengalami gangguan kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melakukan cek kesehatan setelah lebaran sebagai langkah preventif penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat.
Setelah momen lebaran yang penuh dengan hidangan lezat, banyak orang yang cenderung melonggarkan kendali terhadap pola makan dan gaya hidup sehat. Konsumsi makanan berlemak, manis, dan tinggi garam yang meningkat drastis selama lebaran bisa berdampak negatif pada kesehatan tubuh.
Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah gula darah dan kolesterol. Pasca hari raya, masyarakat cenderung mengonsumsi makanan yang kaya lemak dan gula sehingga berdampak buruk bagi kesehatan jantung dan metabolisme gula darah.
Diabetes dan kolesterol tinggi menjadi 2 (dua) masalah kesehatan yang saling terkait. Di mana, tingginya gula darah pada penderita diabetes dapat meningkatkan risiko terserang penyakit jantung. Sedangkan, kadar kolesterol tinggi juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan masalah pembuluh darah lainnya.
Karena itu, sangat penting untuk memeriksa kadar gula darah dan kolesterol secara teratur, terutama setelah periode konsumsi makanan yang berpotensi meningkatkan risiko selama lebaran. Dengan mengetahui kondisi kesehatan, Anda juga dapat mengambil langkah preventif yang sesuai dan memastikan gaya hidup yang sehat setelah periode hari raya.
Lebaran menjadi momen yang identik dengan suguhan makanan lezat, mulai dari makanan bersantan seperti opor dan rendang. Ditambah banyaknya pilihan kue dan minuman manis yang tersedia untuk menemani momen hangat berkumpul bersama keluarga. Pola makan dan gaya hidup selama lebaran inilah yang sering menimbulkan risiko penyakit setelah lebaran. Dilansir dari beberapa sumber, berikut beberapa penyakit yang perlu diwaspadai setelah lebaran.
Risiko penyakit setelah lebaran yang pertama adalah diare atau gangguan pencernaan yang ditandai dengan feses cair dan meningkatnya frekuensi buang air besar.
Umumnya, diare setelah lebaran dipicu oleh pola makan yang tidak dijaga, misalnya mengosumsi makanan yang tidak terjamin kebersihannya, mengonsumsi makanan yang berpotensi mengiritasi lambung seperti makanan asam dan berminyak.
Sakit maag atau gastritis bisa muncul akibat perubahan pola makan setelah berpuasa, serta mengonsumsi terlalu banyak makanan berlemak atau pedas dalam porsi yang berlebihan. Tak hanya sakit perut bagian atas, sakit maag juga dapat menimbulkan beragam keluhan lain, mulai dari mual, muntah, nyeri ulu hati, kembung pada perut bagian atas, hingga sering bersendawa.
Radang tenggorokan atau faringitis merupakan peradangan yang terjadi di tenggorokan dengan rasa perih serta nyeri ketika menelan, hingga sakit kepala hebat. Ketika lebaran, penyakit ini sering terjadi karena konsumsi makanan dan minuman yang terlalu panas, dingin, atau pedas secara berlebihan.
Agar tidak terserang radang tenggorokan, pastikan untuk menghindari makanan dan minuman terlalu dingin atau panas, mengonsumsi air putih yang cukup untuk mencegah tenggorokan kering, hingga batasi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi medis berupa tekanan darah melebihi batas normal yaitu di atas 120/80. Kondisi ini rentan terjadi selama lebaran karena konsumsi hidangan lebaran yang mengandung lemak dan garam tinggi secara berlebihan.
Jika Anda memiliki riwayat hipertensi, sebaiknya hindari makanan yang berlemak dan makanan yang membuat tekanan darah meningkat drastis seperti makanan tinggi garam dan minuman berkafein. Sebab jika semakin parah, hipertensi bisa membuat pengidapnya mengalami pusing, sakit kepala, mual, kelelahan, hingga penglihatan buram.
Lebaran menjadi momen yang sering diisi dengan berbagai aktivitas fisik seperti berkunjung untuk silaturahmi atau pergi ke tempat wisata bersama keluarga. Jika dilakukan secara berlebihan, hal tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti nyeri hingga kram otot. Untuk meredakan nyeri otot pasca lebaran, Anda dapat melakukan stretching atau peregangan dan istirahat yang cukup.
Penyakit asam urat adalah radang sendi yang disebabkan oleh menumpuknya kristal asam urat di dalam tubuh. Beberapa keluarga memiliki tradisi menghidangkan hidangan olahan jeroan seperti ati, usus, paru, atau daging merah berlemak. Makanan tersebut tinggi purin dan bisa meningkatkan kadar asam urat apabila dikonsumsi berlebihan. Apalagi jika Anda mengonsumsinya sambil ngemil keripik emping.
Bagi orang yang sudah lama menderita penyakit asam urat, mengonsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, sarden, atau udang, juga bisa menyebabkan serangan asam urat yang berat.
Bagi yang memiliki riwayat kolesterol tinggi, Anda harus selalu memperhatikan jenis dan porsi makanan yang dikonsumsi, termasuk ketika sedang merayakan lebaran. Asupan makanan berlemak seperti gorengan, jeroan, dan santan, yang tidak terkontrol saat lebaran diketahui berisiko meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh.
Jika dibiarkan dan tidak ditangani dengan baik, tingginya kadar kolesterol dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah bahkan berisiko menimbulkan komplikasi serius, seperti jantung koroner hingga serangan jantung.
Konsumsi hidangan lebaran yang mengandung gula tinggi secara berlebih juga dapat meningkatkan kadar gula darah di dalam tubuh. Bila dibiarkan, kondisi ini berisiko menimbulkan penyakit diabetes.
Oleh karena itu, ada baiknya untuk membatasi konsumsi makanan tinggi gula selama lebaran guna menjadi kadar gula darah agar tetap stabil. Selain itu, perbanyaklah minum air putih dan sajikan beragam minuman sehat seperti infused water, air kelapa, atau jus buah agar momen lebaran semakin menyenangkan dan kesehatan tetap terjaga.
Minuman yang disajikan saat lebaran biasanya cenderung manis dan dingin, bahkan sering ditambah es. Meskipun menyegarkan, minuman ini bisa menyebabkan flu dan batuk jika dikonsumsi secara berlebihan. Oleh karena itu, batasi untuk minuman manis dan dingin agar terhindar dari flu dan batuk.
Setelah berpuasa selama satu bulan sebagian orang sering memiliki napsu makan yang meningkat selama lebaran. Jika tidak dikontrol, hal ini bisa menjadi ajang ‘balas dendam’ yang bisa mengakibatkan risiko berbagai penyakit setelah lebaran.
Agar terhindar dari hal tersebut, sangat penting untuk menjaga kesehatan setelah lebaran sebaik mungkin. Berikut beberapa tips menjaga kesehatan setelah lebaran yang dilansir dari beberapa sumber.
Menjalani puasa selama satu bulan membuat pola makan menjadi berantakan. Untuk itu, cobalah mulai kembali membuat pola makan atau rutinitas yang tepat agar kondisi kesehatan tetap optimal, misalnya dengan 3 kali makan utama dan 2 kali cemilan.
Pastikan juga untuk mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang, salah satunya adalah memperbanyak asupan sayur dan buah yang kaya akan serat. Pasalnya, serat dapat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan sekaligus membuat tubuh kenyang lebih lama, sehingga bisa mengurangi porsi makan agar tidak berlebihan.
Pastikan juga untuk tidak mengonsumsi makanan tinggi kalori, lemak, dan garam secara berlebihan, mengingat makanan ini sering dikonsumsi selama momen lebaran.
Selama berpuasa, pola tidur juga mengalami perubahan, di mana Anda harus bangun pagi hari untuk sahur. Pola tidur yang tidak beraturan selama puasa sering membuat Anda merasa capek saat siang hari dan cenderung tidur lebih malam.
Setelah lebaran, mulailah perbaiki pola tidur tersebut dengan mencukupi waktu tidur setidaknya 7–9 jam setiap malam. Pasalnya, tidur yang cukup dapat membantu menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.
Ketika puasa, Anda biasanya akan mengonsumsi air putih saat sahur, berbuka puasa, dan waktu setelah berbuka puasa. Setelah lebaran, Anda perlu memperbaiki pola minum seperti biasanya dengan mengonsumsi 2-3 liter air putih setiap harinya. Kurangi juga mengonsumsi minuman yang mengandung pemanis buatan atau gula.
Selama satu bulan penuh berpuasa, biasanya orang cenderung malas berolahraga. Belum lagi ketika momen lebaran, biasanya orang-orang mengonsumsi banyak makanan khas lebaran yang mengandung lemak. Kondisi inilah yang sering membuat berat badan meningkat selama lebaran.
Oleh karena itu, setelah lebaran usai saatnya Anda kembali menjaga kebugaran tubuh dengan melakukan latihan fisik selama 10–15 menit setiap harinya. Jika sudah terbiasa, Anda dapat meningkatkan intensitas dan durasi aktivitas fisik atau olahraga tersebut menjadi minimal 30 menit sehari dan dilakukan sebanyak 4–5 kali seminggu, seperti yang direkomendasikan oleh WHO.
Setelah mengonsumsi makanan pedas dan berlemak selama lebaran, sebagian orang mungkin akan merasa bosan dan beralih ke makanan cepat saji. Padahal, makanan cepat saji juga sama bahayanya dengan makanan pedas dan berlemak jika dikonsumsi berlebihan. Oleh karenanya, disarankan untuk mengurangi asupan makanan cepat saji selama lebaran agar kesehatan tubuh tetap terjaga.
Selain mengurangi makanan cepat saji, Anda juga disarankan untuk memperbanyak konsumsi buah dan sayur untuk menetralisir makanan berlemak selama puasa dan lebaran. Apalagi selama puasa biasanya orang-orang lebih memilih makanan yang enak saja, serta saat lebaran hanya memilih makanan berlemak seperti rendang atau opor.
Setelah momen lebaran usai, cobalah untuk mulai mengonsumsi sayur atau buah kesukaan seperti brokoli, wortel, mangga, alpukat, dan lain-lain. Kemudian, cobalah sayur dan buah yang lebih bervariasi. Rutin mengonsumsi sayur dan buah dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dan vitamin dalam tubuh. Selain itu, ini juga sangat bagus untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah penyakit berbahaya seperti kanker.
Bulan puasa bisa menjadi kesempatan bagi perokok untuk mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaan merokok. Jika selama bulan puasa Anda sudah berhasil, cobalah untuk tetap atau mengurangi kebiasaan merokok setelah lebaran. Hal ini dapat mengurangi risiko terjadinya berbagai bahaya merokok bagi kesehatan tubuh, seperti gangguan sistem pernapasan hingga penyakit jantung.
Menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin juga menjadi salah satu pola hidup sehat setelah lebaran yang dapat dilakukan. Anda bisa melakukan pemeriksaan kolesterol, asam urat, tekanan darah, dan kadar gula darah untuk memantau kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dengan mengetahui hasil pemeriksaan, Anda bisa mencegah penyakit yang dialami semakin memburuk dengan pengobatan tepat oleh dokter.
Selain melakukan cek kesehatan rutin untuk mencegah risiko penyakit setelah lebaran, Anda juga perlu mempertimbangkan untuk mendaftarkan diri ke dalam asuransi kesehatan yang dapat memberikan perlindungan dari setiap risiko keuangan yang terjadi akibat risiko kesehatan di kemudian hari.
Salah satu produk asuransi kesehatan yang bisa Anda pilih adalah Asuransi Mandiri Solusi Kesehatan. Asuransi kesehatan dari AXA mandiri satu ini adalah produk asuransi kesehatan yang memberikan manfaat penggantian biaya harian kamar rawat inap Rumah Sakit, penggantian biaya harian kamar unit perawatan intensif, penggantian biaya pembedahan, santunan meninggal dunia karena Kecelakaan, penggantian biaya transportasi ke Rumah Sakit untuk setiap rawat inap serta manfaat pengembalian premi dengan ketentuan sebagaimana diatur di dalam Polis. Pembayaran premi dilakukan secara bulanan, kuartalan, semesteran atau tahunan.
Dengan mendaftar ke dalam Asuransi Mandiri Solusi Kesehatan, Anda dan keluarga akan mendapatkan perlindungan hingga usia mencapai 65 (enam puluh lima) tahun dan dengan masa asuransi 1 (satu) tahun yang nantinya dapat diperpanjang secara otomatis pada saat Ulang Tahun Polis.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai berbagai produk Asuransi Mandiri Solusi Kesehatan dan manfaat asuransi yang dimiliki AXA Mandiri lainnya, Anda dapat mengunjungi website AXA Mandiri atau Financial Advisor AXA Mandiri di kantor cabang Bank Mandiri dan Bank Syariah Indonesia atau contact center AXA Mandiri 1500803.
Sumber: