Aset Penerbit

Aset Penerbit

Sirosis Hati: Penyebab, Gejala, Pengobatan & Pencegahannya!

Inspirasi

Sirosis hati sering kali bagai musuh dalam selimut, berkembang tanpa disadari hingga kerusakan yang signifikan terjadi. Sering kali tanpa gejala di tahap awal, penyakit ini secara perlahan menggantikan jaringan hati yang sehat dengan jaringan parut fibrotik, mengganggu kemampuannya untuk berfungsi dengan baik. Dari metabolisme nutrisi hingga detoksifikasi racun, dampak sirosis hati meluas ke seluruh sistem tubuh. Perjalanan penyakit ini, dari peradangan awal hingga terbentuknya jaringan parut yang melumpuhkan fungsi hati, adalah sebuah proses kompleks yang perlu dipahami.

Apa itu sirosis hati

Sirosis hati adalah kondisi timbulnya jaringan parut yang parah pada hati yang menyebabkan hati tidak mampu lagi menjalankan fungsinya seperti menjalankan metabolisme tubuh, produksi protein, pembekuan darah, dan penyaringan racun.

Kerusakan hati seperti sirosis dapat berdampak pada seluruh bagian tubuh. Pada dasarnya organ hati dapat memperbaiki sel-nya sendiri, namun ketika terluka organ hati akan memperbaiki sel-nya dengan membentuk jaringan parut. Jika kerusakan terus berlanjut dan jaringan parut yang dibentuk semakin banyak, hati akan mengalami kesulitan dalam menjalankan fungsinya.

Sirosis hati bisa berkembang selama hitungan bulan hingga bertahun-tahun lamanya, tergantung asal penyebabnya. Biasanya, sirosis hati banyak dialami peminum alkohol berat dalam jangka panjang. Namun, sirosis hati juga bisa menular tergantung awal mula penyebab penyakit. Umumnya, penyakit sirosis hati yang dapat menular adalah sirosis hati yang disebabkan oleh virus hepatitis.

Penyebab sirosis hati

Sirosis adalah proses pembentukan jaringan parut yang terjadi akibat peradangan kronis di hati secara bertahap. Penyebab utama dari penyakit sirosis hati di negara maju biasanya dikarenakan kebiasaan minum alkohol secara berlebihan dalam jangka panjang. Sedangkan, di Indonesia penyakit infeksi seperti hepatitis B dan C menjadi penyebab sirosis hati terbanyak. Untuk lebih jelasnya, dilansir dari beberapa sumber, berikut beberapa penyebab sirosis hati yang perlu Anda pahami.

1. Alkohol

Risiko sirosis hati dapat meningkat pada tingkat konsumsi alkohol apa pun untuk wanita yang berarti peminum sedang pun mungkin berisiko. Sedangkan bagi pria, risiko sirosis meningkat ketika seseorang minum lebih dari satu kali sehari.

Namun, risiko ini akan bervariasi pada setiap orang. Sebab, biasanya, sirosis yang terjadi akibat alkohol adalah hasil dari minum berlebihan secara teratur selama bertahun-tahun.

Oleh karena itu, pastikan untuk menghindari minum alkohol secara berlebihan karena bisa merusak dan memicu kegagalan organ hati. Jika Anda memiliki kesulitan dalam menghentikan kebiasaan ini, segera konsultasikan ke dokter dan orang terdekat.

2. Infeksi hepatitis C kronis

Hepatitis C adalah virus yang menyebabkan peradangan hati kronis dan kerusakan jangka panjang. Kondisi ini dapat menular melalui jarum suntik yang terinfeksi. Umumnya, obat antivirus baru bisa mengobati hepatitis C, namun banyak orang yang tidak tahu bahwa mereka terinfeksi. Penderita sering tidak mengalami gejala apapun hingga penyakit hati berkembang menjadi gagal hati.

3. Infeksi hepatitis B kronis

Hepatitis B adalah salah satu dari 5 virus yang dapat menginfeksi hati dan menyebabkan peradangan. Jenis penyakit ini mudah menyebar melalui cairan tubuh. Kebanyakan orang hanya mengalami infeksi akut yang singkat. Namun, sebagian orang lainnya bisa memicu kerusakan serius jangka panjang pada hati. Untuk mencegah hepatitis B, Anda bisa melakukan vaksin hepatitis B yang sudah tersedia di Indonesia

4. Perlemakan hati non-alkohol

Kondisi ini merupakan kerusakan hati kronis akibat penyimpanan lemak berlebihan di hati. Perlemakan hati terkait dengan disfungsi metabolik berkaitan dengan dengan kelebihan berat badan, kadar lipid darah tinggi, dan kadar gula darah tinggi. Jika kondisi ini terjadi, Anda mungkin akan mengalaminya seumur hidup. Meskipun perlemakan hati bisa diobati, tetapi kondisi ini tidak dapat disembuhkan.

Selain disebabkan oleh beberapa hal di atas, beberapa jenis penyakit liver juga dapat meningkatkan risiko sirosis hati, seperti:

  • Efek samping obat-obatan, seperti isoniazid dan methotrexate
  • Hemokromatosis (penumpukan zat besi di dalam tubuh)
  • Hepatitis autoimun
  • Fibrosis sistik
  • Penyakit wilson (kelainan bawaan yang menyebabkan kerusakan pada hati dan otak)
  • Penyakit infeksi lainnya

Di samping beberapa penyebab di atas, ada pula berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sirosis hati, yaitu:

  • Mengidap virus hepatitis
  • Kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam waktu lama
  • Lemak tinggi dalam darah
  • Diabetes
  • Obesitas
  • Terlalu sering begadang dan kurang tidur.
  • Terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak, manis dan makanan yang mengandung banyak pengawet.
  • Usia lebih dari 50 tahun
  • Memiliki sindrom metabolik

Gejala sirosis hati

Ketika seseorang mengidap sirosis hati, kemampuan hati untuk melakukan tugasnya hilang. Hal tersebut terjadi akibat berkurangnya sel-sel hati, sedangkan jaringan parut bertambah. Umumnya sirosis hati tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, gejala sirosis hati baru dirasakan pada saat kerusakan hati semakin meluas. Dilansir dari beberapa sumber, berikut adalah gejala yang mungkin timbul ketika sirosis hati.

  • Nafsu makan menurun
  • Telapak tangan memerah
  • Mudah merasa lelah
  • Mual
  • Mengalami penurunan berat badan secara signifikan
  • Lemas dan lesu
  • Pola tidur terganggu

Kondisi di atas merupakan gejala awal dari sirosis hati. Apabila sirosis hati telah mencapai tahap akhir, maka akan disertai dengan beberapa gejala lain, seperti:

  • Kulit dan mata menguning, serta terasa gatal
  • Perubahan warna urine menjadi lebih gelap
  • Perut dan kaki membengkak
  • Muntah darah
  • Warna kotoran BAB menjadi hitam
  • Terkumpulnya cairan pada rongga perut (asites)
  • Pembuluh darah yang berbentuk seperti sarang laba-laba.
  • Mudah mengalami memar dan berdarah
  • Gangguan hormon yang dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk atrofi testis (mengecilnya testis) dan impotensi pada pria atau amenore (tidak ada menstruasi) pada wanita
  • Jika sudah menyebabkan komplikasi pada otak (ensefalopati hepatic) maka kebingungan, turunnya kesadaran bahkan koma, dan bicara pelo akan muncul sebagai dampaknya

Gejala sirosis hati sering tidak disadari oleh penderitanya, sehingga perlu melakukan deteksi dini dan periksakan ke dokter jika gejala tersebut tidak kunjung membaik atau malah semakin memburuk.

Pengobatan sirosis hati

Pengobatan sirosis hati dilakukan berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan penyakit yang diderita. Namun, perlu diketahui bahwa sirosis hati adalah kondisi yang tidak dapat disembuhkan hanya saja bisa dilakukan perawatan untuk mencegah pemburukan dan menangani komplikasi beserta meringankan gejalanya. Dilansir dari beberapa sumber, berikut cara pengobatan yang sering direkomendasikan oleh dokter untuk pasien sirosis hati.

1. Konseling atau rehabilitasi dengan profesional

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa sirosis hati disebabkan oleh konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk itu, jika Anda telah didiagnosis mengalami sirosis hati dan memiliki kebiasaan minum alkohol, pastikan untuk segera berhenti.

Jika Anda kesulitan dalam menghentikan kebiasaan minum alkohol yang memicu sirosis hati, sebaiknya lakukan beberapa hal seperti konseling dengan terapi profesional atau menjalani program rehabilitasi rawat inap 

2. Diet rendah garam

Diet rendah garam merupakan pengobatan sirosis hati yang bertujuan mengurangi penumpukan cairan dalam tubuh. Upaya ini juga membantu mengontrol asites (penumpukan cairan dalam perut) dan pembengkakan pada tubuh. Anda bisa mengurangi asupan garam atau natrium dengan berbagai cara, seperti:

  • Pilih makanan kemasan dan olahan yang mengandung jumlah natrium rendah
  • Pilih unggas segar dan beku
  • Beli sayuran segar yang terjual di pasaran
  • Hindari konsumsi bumbu secara berlebihan, seperti kecap, saus salad, atau saus tomat

3. Mengonsumsi obat-obatan

Meski sirosis hati tidak dapat disembuhkan, dokter biasanya akan memberikan beberapa obat untuk menangani pemicu serta membantu mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut. Dokter mungkin akan merekomendasikan obat-obat tertentu sesuai gejala dan kondisi pasien seperti:

  • Beta-blocker atau nitrat (untuk hipertensi portal)
  • Antibiotik atau obat untuk mengobati hepatitis.
  • Vitamin K
  • Obat pembekuan darah
  • Kortikoseroid
  • Diuretik
  • Obat-obatan antivirus

Beberapa jenis obat tertentu dapat mengatasi penyakit hati dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi. Misalnya, antivirus yang mampu menyembuhkan hepatitis C kronis tetapi tidak berefek pada hepatitis B.

Sebelum minum obat, Anda juga perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Obat yang dianjurkan harus dikonsumsi sesuai anjuran ahli medis dan tidak boleh diminum tanpa dosis yang tepat.

Sirosis hati sebaiknya tidak menggunakan obat berupa beta-blocker, antiinflamasi non-steroid (NSAID), dan obat penenang secara sembarangan tanpa anjuran dan pengawasan dokter.

4. Operasi transplantasi hati

Jika sirosis telah berkembang ke titik di mana pengobatan tidak cukup, salah satu pilihan terakhir adalah transplantasi hati. Pengobatan ini menjadi pilihan yang tepat untuk mencegah penyakit yang semakin parah dan mencegah penurunan fungsi hati seiring berjalannya waktu.

Anda bisa mendapatkan transplantasi hati dari pendonor yang baru saja meninggal atau menerima sebagian hati yang pendonor yang masih hidup. Jika Anda memenuhi syarat pengobatan ini, Anda akan masuk ke dalam daftar tunggu nasional untuk menerima organ hati.

Penanganan sirosis hati sangat tergantung pada penyebab dan keparahan, serta kondisi kesehatan masing-masing orang. Oleh sebab itu, pengobatan bisa saja berbeda antara pasien 1 dengan yang lain. 

Sirosis hati masih mungkin disembuhkan jika dideteksi sedini mungkin serta ditangani dengan tepat.  Umumnya, penanganan sirosis hati pada stadium 1 dan 2 masih bisa mempertahankan bahkan mengembalikan fungsi liver. Namun, makin tinggi stadium sirosis hati ketika pertama terdeteksi, makin kecil tingkat kesembuhannya. Orang yang mengalami sirosis hati stadium 4 bahkan mungkin membutuhkan transplantasi hati.

Pencegahan sirosis hati

Risiko terjadinya sirosis dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor risiko atau penyebab penyakit yang mendasarinya. Dilansir dari beberapa sumber, berikut beberapa gaya hidup sehat yang dapat mencegah sirosis hati.

  • Hindari minum alkohol secara berlebihan
  • Konsumsi makanan sehat berupa biji-bijian utuh dan sumber protein rendah lemak
  • Menjaga berat badan tetap ideal
  • Kurangi risiko hepatitis, seperti berhubungan seks yang aman dan hindari berbagi jarum suntik
  • Jaga pola makan yang sehat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Pilih sumber protein yang sehat dan kurangi makanan-makanan yang digoreng dan yang berlemak.
  • Menghentikan kebiasaan merokok
  • Rutin olahraga
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
  • Mendapatkan vaksin hepatitis
  • Membatasi penggunaan obat pereda nyeri yang dapat memengaruhi fungsi hati

Pencegahan ini sangat penting dilakukan, pasalnya penyakit sirosis hati ini bisa menyebabkan varises esofagus, yaitu pembuluh darah abnormal pada bagian bawah saluran antara tenggorokan dan perut. Kondisi ini memerlukan penanganan karena jika varises esofagus pecah, pembuluh abnormal tersebut dapat menyebabkan perdarahan berat yang dapat membahayakan nyawa.

Selain itu, penyakit ini juga bisa menyebabkan komplikasi penyakit lain seperti:

  • Infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih (ISK)
  • Perdarahan karena penurunan protein pembekuan
  • Kepekaan terhadap obat-obatan (hati memproses obat-obatan dalam tubuh)
  • Malnutrisi
  • Gagal ginjal
  • Kanker hati
  • Ensefalopati hepatik, yaitu kebingungan akibat efek racun darah pada otak
  • Batu empedu, karena gangguan aliran empedu dapat menyebabkan empedu mengeras dan membentuk batu
  • Splenomegali, yaitu pembesaran limpa
  • Penyakit kuning
  • Gangguan tulang
  • Varises di kerongkongan atau lambung yang bisa menyebabkan pendarahan.

Selain mencegah risiko penyakit sirosis hati untuk mencegah berbagai risiko penyakit lainnya, Anda juga perlu mempertimbangkan untuk mendaftar ke dalam asuransi jiwa. Salah satu asuransi yang bisa Anda pilih adalah Asuransi Mandiri Flexi Proteksi dari AXA Mandiri. 

Asuransi Mandiri Flexi Proteksi merupakan produk asuransi jiwa berjangka yang memberikan manfaat asuransi sesuai dengan plan yang dipilih. Asuransi Mandiri Flexi Proteksi memberikan banyak manfaat, mulai dari manfaat meninggal dunia, manfaat kondisi kritis, manfaat rawat inap, serta manfaat akhir masa asuransi dengan pilihan masa pembayaran premi yang lebih singkat daripada masa asuransinya.

Konsultasikan perencanaan finansial Anda dalam memilih produk asuransi dengan Life Planner AXA Mandiri yang akan membantu Anda memahami manfaat asuransi kesehatan dan memberikan solusi terbaik sesuai dengan kondisi finansial Anda. Kunjungi situs resmi AXA Mandiri atau hubungi 1500803 untuk informasi lebih lanjut.

Sumber:

  • https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-sirosis-hati
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/sirosis?srsltid=AfmBOoobCHYa3v_3b2z91OUMhJWEF6KkDJ_f-PUvzpkMCotHngQu19Te
  • https://www.rspondokindah.co.id/id/news/sirosis-hati-stadium-komplikasi-penanganan
  • https://ciputrahospital.com/sirosis-hati/
  • https://www.emc.id/id/care-plus/waspada-sirosis-hati-ketahui-penyebab-gejala-dan-pengobatannya