Aset Penerbit

Aset Penerbit

Mengenal Fase Demam Berdarah untuk Berikan Pertolongan Tepat

Inspirasi

Kasus demam berdarah di Indonesia terus meningkat di tahun 2023. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mencatatkan angka kematian akibat kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mencapai 430 kasus dari 60 ribu kasus DBD. Angka tersebut tercatat sejak kasus DBD pertama kali ada di Indonesia pada 1968.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, juga menjelaskan bahwa kasus DBD tersebar di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Jakarta. Selain itu, Imran juga menambahkan jika dahulu kasus DBD hanya terjadi di bulan-bulan tertentu seperti musim hujan, saat ini kasus DBD bisa terjadi kapan saja.

Untuk itu, Anda perlu mengetahui lebih dalam mengenai penyakit ini, termasuk fase demam berdarah itu sendiri. Dengan memahami fase demam berdarah inilah Anda bisa memberikan pertolongan pertama dan melakukan perawatan yang tepat selama fase demam berdarah.

 

Proses terjadinya demam berdarah

Penyebaran penyakit demam berdarah atau DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina. Menurut Centre for Health Protection, nyamuk Aedes betina dapat terinfeksi virus dengue jika sebelumnya menghisap darah manusia yang sedang mengalami viremia (kondisi ketika virus memasuki aliran darah).

Virus dengue akan diam di dalam tubuh nyamuk yang sehat selama 12 hari sesudahnya yang sering disebut juga sebagai masa inkubasi. Setelah masa inkubasi selesai, artinya virus sudah aktif.

Jika nyamuk pembawa virus tersebut menggigit manusia, maka virus akan masuk ke dalam darah dan menginfeksi sel-sel tubuh yang sehat. Kemudian ketika tubuh mendeteksi kedatangan virus tersebut, maka sistem imun akan menghasilkan antibodi khusus yang bekerja sama dengan sel darah putih untuk melawannya.

Keseluruhan proses ini termasuk ke dalam masa inkubasi demam berdarah yang kemudian diakhiri dengan munculnya berbagai gejala DBD. Gejala DBD sendiri biasanya mulai muncul sekitar 4 hingga 15 hari masa inkubasi setelah gigitan nyamuk pembawa virus DBD pertama kalinya.

Gejala yang perlu dicurigai sebagai demam berdarah adalah ketika penderita mengalami demam tinggi hingga 40 derajat disertai dengan beberapa gejala berikut ini:

  1. Sakit kepala parah
  2. Sakit di belakang mata
  3. Nyeri otot dan sendi
  4. Mual
  5. Muntah
  6. Kelenjar bengkak
  7. Ruam

Jika Anda mengalami demam panas tinggi dengan gejala di atas, maka Anda perlu segera melakukan konsultasi dengan dokter.

 

3 fase demam berdarah yang wajib diketahui

Demam berdarah termasuk salah satu penyakit yang dapat mengancam jiwa dan bisa menyerang segala usia. Untuk memberikan penanganan yang tepat dan optimal, tentu Anda perlu memahami fase demam berdarah dengue (DBD). Biasanya orang yang terserang penyakit DBD akan melalui 3 (tiga) fase yaitu fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan. Ketiga fase ini penting untuk dipahami agar bisa segera mendapatkan penanganan optimal dan mencegah komplikasi DBD yang mengancam nyawa.

1. Fase demam (febrile phase)

Fase demam atau febrile DBD dimulai ketika penderita demam berdarah mengalami demam. Biasanya, demam ini berlangsung selama 2-7 hari. Pada fase ini, penderita tidak hanya merasakan demam tinggi, namun juga merasakan gejala lain seperti nyeri otot dan persendian, sakit kepala hebat, gusi memerah, hingga munculnya bintik-bintik merah di kulit (petechiae) akibat perdarahan ringan di bawah kulit. Selain itu, penderita juga dapat mengalami tanda-tanda perdarahan lain seperti mimisan, muntah, atau buang air besar (BAB) berdarah.

Pada fase ini, penderita demam berdarah membutuhkan paracetamol sebagai upaya menurunkan demam tinggi. Penderita demam berdarah diperbolehkan melakukan perawatan di rumah dengan terus memenuhi kebutuhan cairan tubuh melalui air putih, oralit, sup, jus buah, atau susu. Meski bisa dirawat di rumah, orang yang merawat pasien DBD tetap perlu waspada.

Fase Demam Berdarah yang Perlu Diketahui

Jika penderita mulai mengalami muntah-muntah, sakit perut, tidak bisa makan atau minum, tidak buang air kecil hingga 4-6 jam, perdarahan, dan tingkat kesadaran yang agak menurun, maka penderita perlu segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan optimal.

2. Fase kritis (critical phase)

Fase kritis adalah fase ketika penderita demam berdarah bisa membaik atau bahkan memburuk. Umumnya fase ini terjadi antara 3-7 hari, biasanya dimulai dalam waktu 24-48 jam setelah demam turun. Hal inilah yang seringkali membuat banyak orang mengira penderita mulai sembuh dan akhirnya terkejut ketika kondisinya justru memburuk dengan cepat.

Dalam fase kritis, ada periode ketika demam menurun dan suhu tubuh pasien mendekati normal atau sering disebut defervescence. Di sinilah Anda perlu waspada karena demam yang turun belum tentu berarti DBD mulai sembuh.

Pada hari ke-3 sampai ke-7 sejak muncul demam, penderita demam berdarah cenderung memiliki trombosit rendah yang biasanya juga bisa disertai kebocoran plasma darah, kerusakan fungsi organ, hingga perdarahan hebat. Jika kondisi semakin memburuk, gejalanya juga dapat meliputi mimisan dan muntah terus-menerus.

Ketika sudah masuk tahap kritis, pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit meski demam mereda, terutama bagi penderita yang memiliki risiko komplikasi yang tinggi seperti bayi, penderita obesitas, ibu hamil, penderita yang mengidap penyakit lain, dan penderita yang mulai mengalami perdarahan. Dengan dilakukannya perawatan di rumah sakit, penderita demam berdarah akan diberi infus cairan. Selain itu, dokter dan perawat juga akan terus memonitor pasien jika ada tanda-tanda penurunan kondisi seperti kebocoran plasma, perdarahan, tekanan darah rendah dan gangguan fungsi organ.

3. Fase pemulihan (recovery phase)

Setelah fase kritis selesai, penderita DBD biasanya akan kembali mengalami demam. Namun demam tinggi untuk yang kedua kali ini menjadi pertanda bahwa pasien mulai sembuh. Fase pemulihan ini umumnya akan terjadi dalam waktu 48-72 jam setelah fase kritis. Penderita demam berdarah akan merasa lebih baik secara keseluruhan, nafsu makan mulai pulih, dan trombositnya mulai naik.

Secara umum, pasien DBD dikatakan sembuh total setelah sel darah putihnya telah kembali normal dalam hasil tes darah khusus DBD. Biasanya, di fase ini penderita DBD juga mengalami ruam putih pada pada kulit yang terlihat di antara ruam-ruam merah pada kulitnya.

 

Pertolongan pertama ketika demam berdarah

Ketika ditemukan gejala DBD pada tubuh Anda maupun keluarga, pastikan untuk tidak panik dan segera lakukan pertolongan pertama. Berikut ini beberapa pertolongan pertama yang bisa Anda lakukan di rumah ketika menemukan kasus demam berdarah di sekitar yang dilansir dari Halodoc.

  1. Mengonsumsi air 2-3 liter per hari untuk mencegah dehidrasi. Selain air mineral, Anda juga bisa memberikan ASI pada bayi, susu, jus dan larutan oralit untuk penuhi cairan tubuh
  2. Hindari untuk memberikan minuman bersoda dan minuman tinggi gula yang justru bisa menarik cairan keluar dari tubuh.
  3. Konsumsi banyak buah-buahan, terutama jambu biji merah. Selain bisa meningkatkan trombosit secara tidak langsung, jambu biji merah juga bisa membantu mencegah dehidrasi. 
  4. Selain jambu biji, Anda juga bisa memberikan air kelapa, ramuan jahe, kayu manis, dan kapulaga, daun pepaya, buah pepaya, dan kurma.
  5. Istirahat total untuk membantu pemulihan tubuh.
  6. Kompres tubuh pada bagian ketiak, kepala, dan selangkangan.
  7. Minum obat penurun panas saat demam.
  8. Segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Perlu diketahui juga bahwa demam berdarah bisa terjadi berulang kali pada setiap orang. Oleh karena itu, Anda juga perlu mempertimbangkan untuk mendaftarkan diri sendiri dan keluarga ke dalam asuransi kesehatan untuk mencegah risiko keuangan akibat demam berdarah.

Anda bisa memilih Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis dari AXA Mandiri yang dapat memberikan perlindungan dari risiko penyakit demam berdarah dan penyakit tropis lainnya . Dengan Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis, Anda dan keluarga bisa mendapatkan penggantian biaya rawat inap di rumah sakit apabila terkena penyakit demam berdarah, campak, chikungunya, hepatitis A, malaria, tifus, dan Zika.

Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai perlindungan risiko sakit demam berdarah beserta manfaatnya, Anda dapat mengunjungi website AXA Mandiri atau menghubungi contact center AXA Mandiri 1500803.

 

Sumber:

  • https://www.halodoc.com/artikel/ibu-wajib-tahu-ini-fase-demam-berdarah-pada-anak
  • https://hellosehat.com/infeksi/demam-berdarah/siklus-fase-demam-berdarah/
  • https://hellosehat.com/infeksi/demam-berdarah/siklus-fase-demam-berdarah/
  • https://www.sehatq.com/artikel/fase-demam-berdarah-dbd
  • https://news.republika.co.id/berita/s0ravc330/hingga-agustus-2023-ada-430-kasus-kematian-akibat-dbd-di-indonesia
  • https://www.halodoc.com/artikel/ini-6-makanan-untuk-membantu-penyembuhan-demam-berdarah