Asset Publisher

Asset Publisher

Kasusnya Naik, Ini Ciri-Ciri Cacar Monyet yang Perlu Diwaspadai

Inspirasi

Saat angka kasus pandemi COVID-19 mulai menurun di seluruh dunia, WHO kembali menerima laporan mengenai kasus penyakit cacar monyet dari negara-negara non-endemis. Dilansir dari Kompas.com, seiring dengan meningkatnya kasus cacar monyet secara global, tepatnya pada Juli 2023, WHO bahkan akhirnya meningkatkan status wabah cacar monyet ini menjadi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (Public Health Emergency of International Concern). Hal ini tentu saja membuat para pembuat kebijakan kesehatan di seluruh dunia menjadi waspada, dan masyarakat umum pun mulai banyak bertanya-tanya tentang penyakit ini. Jadi, apa sebenarnya penyakit cacar monyet yang dikenal sebagai monkeypox?

 

Fakta dan data seputar penyebaran cacar monyet

Tepatnya pada tahun 2022, dunia kesehatan di Indonesia juga sempat diramaikan dengan kemunculan cacar monyet. Dilansir dari laman halodoc.com, kasus cacar monyet pertama kali dilaporkan di Indonesia pada 20 Agustus 2022. Kemudian, pada 13 Oktober 2023, pemerintah melaporkan kasus baru cacar monyet.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia dalam konferensi pers pada 26 Oktober 2023, terdapat 14 kasus cacar monyet yang terkonfirmasi hingga saat itu. Dari 14 kasus tersebut, mayoritas penderitanya berusia 25-29 tahun (64 persen), dan sisanya berusia 30-39 tahun (36 persen).

Menurut data WHO, secara global, dari 21 Januari 2022 hingga 30 September 2023, terdapat total 91.123 kasus cacar monyet yang terkonfirmasi. Total kematian global mencapai 157, dan penyakit ini telah menyebar ke 115 negara.

 

Apa itu cacar monyet?

Cacar monyet, atau dikenal sebagai monkeypox, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox, bagian dari genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Dilansir dari laman alodokter.com, penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada monyet di laboratorium Denmark pada tahun 1958, dan kasus pertama pada manusia tercatat di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.

Cacar monyet bisa menular dari hewan ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit dari hewan yang terinfeksi. Meski namanya cacar monyet, berbagai hewan liar lainnya seperti tikus juga bisa menjadi sumber infeksi. Penyakit ini perlu diwaspadai karena dapat mudah menular layaknya jenis cacar pada umumnya. Meskipun jauh lebih ringan daripada cacar, tapi gejalanya bisa semakin parah dan berakibat fatal bagi manusia.

 

Penyebab cacar monyet

Cacar monyet bukanlah penyakit musiman dalam arti yang sama seperti flu musiman. Penyebarannya lebih banyak dipengaruhi oleh interaksi antara manusia dan hewan pembawa virus serta kondisi lingkungan setempat.

Apa saja faktor penyebab munculnya penyakit cacar monyet?

  1. Gigitan atau cakaran dari hewan pengerat dan primata, seperti tikus, monyet, atau tupai yang terinfeksi.
  2. Kontak langsung dengan luka, darah, atau cairan tubuh orang dan hewan yang terinfeksi.
  3. Kontak atau memakai barang-barang yang digunakan oleh orang atau hewan yang terinfeksi, terutama dalam waktu lama.
  4. Paparan percikan liur yang terkontaminasi virus, misalnya saat berada di dekat orang yang terinfeksi ketika mereka batuk atau bersin, maupun saat berbicara tatap muka dengan penderita.

 

Gejala cacar monyet

Gejala cacar monyet mirip dengan cacar yang dulu pernah mewabah namun cenderung lebih ringan. Masa inkubasi virus ini biasanya berkisar antara 6 hingga 13 hari, namun bisa juga mencapai 21 hari.

Gejala awal meliputi demam tinggi, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan kelelahan. Setelah demam muncul, sekitar 1 hingga 3 hari kemudian, pasien akan mengalami ruam yang seringkali dimulai di wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.

 

Ciri-ciri cacar monyet

Sebelum memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Berikut ciri-ciri cacar monyet yang harus diwaspadai:

1. Ruam kulit

Salah satu ciri utama cacar monyet adalah munculnya ruam yang berkembang menjadi lesi kulit berisi cairan. Ruam ini biasanya dimulai dari wajah sebelum menyebar ke seluruh tubuh. Lesi kulit melalui beberapa tahap, mulai dari macula (bintik merah datar), papula (bintik menonjol), vesikula (bintik berisi cairan), pustula (bintik berisi nanah), hingga akhirnya menjadi kerak dan rontok.

Ruam Kulit Merupakan Salah Satu Ciri Penyakit Cacar Monyet

2. Pembengkakan kelenjar getah bening

Ciri lain yang membedakan cacar monyet dari penyakit lain dengan gejala ruam adalah pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di daerah leher, ketiak, dan selangkangan.

3. Demam tinggi

Demam yang muncul tiba-tiba dan sering kali sangat tinggi merupakan gejala awal yang umum terjadi pada cacar monyet.

4. Sakit kepala dan nyeri otot

Penderita cacar monyet sering mengalami sakit kepala hebat dan nyeri otot yang cukup mengganggu.

5. Kelelahan dan lesu

Rasa lelah yang ekstrem dan lesu juga sering dilaporkan oleh penderita cacar monyet.

 

Tips mencegah cacar monyet

Pencegahan cacar monyet bisa dilakukan dengan mengurangi risiko penularan dari hewan ke manusia dan antarmanusia. Menghindari kontak langsung dengan hewan liar yang mungkin terinfeksi, terutama hewan pengerat dan primata, sangat penting. Penggunaan sarung tangan dan pakaian pelindung saat menangani hewan yang sakit atau bangkai hewan juga dianjurkan.

Selain itu, menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir dapat mengurangi risiko penularan. Vaksin cacar yang diberikan pada orang-orang tertentu juga bisa memberikan perlindungan silang terhadap cacar monyet.

 

Cara mengobati cacar monyet

Saat terdiagnosis cacar monyet, pengobatan lebih difokuskan pada penanganan gejala karena belum ada obat khusus untuk virus ini. Pasien disarankan untuk beristirahat dan menjaga asupan cairan untuk mencegah dehidrasi. Obat penurun demam dan penghilang rasa sakit bisa digunakan untuk meredakan gejala. Lesi kulit harus dijaga kebersihannya untuk mencegah infeksi sekunder.

Dalam kasus yang parah, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, rawat inap mungkin diperlukan untuk pemantauan lebih lanjut dan perawatan intensif. Konsultasi dengan tenaga medis sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Meskipun belum ada opsi pengobatan yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan penyakit cacar monyet, Anda direkomendasikan untuk mempertimbangkan asuransi kesehatan untuk mencegah risiko keuangan akibat dari berbagai risiko penyakit di masa mendatang, termasuk cacar monyet. Dengan asuransi kesehatan dari AXA Mandiri, Anda bisa mendapatkan berbagai manfaat, termasuk rawat inap maupun rawat jalan, sehingga beratnya risiko finansial bisa diminimalisir.

Untuk mendaftarkan diri dan keluarga ke asuransi kesehatan AXA Mandiri, Anda dapat langsung mengunjungi website AXA Mandiri, menghubungi Financial Advisor AXA Mandiri di Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat, serta bisa juga menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.

 

Sumber:

  • https://www.halodoc.com/kesehatan/cacar-monyet
  • https://www.alodokter.com/cacar-monyet
  • https://dinkes.acehprov.go.id/detailpost/ini-hal-penting-yang-harus-kita-ketahui-mengenai-penyakit-cacar-monyet-monkey-pox
  • https://www.honestdocs.id/cacar-monyet
  • https://www.kompas.id/baca/opini/2023/11/09/penyebaran-global-cacar-monyet