Cara Mencegah Stroke di Usia Muda, Kenali Faktor Penyebabnya
Penyakit stroke merupakan salah satu risiko penyakit yang biasanya menyerang orang tua di atas usia 60 tahun. Namun nyatanya, tidak sedikit orang yang masih berusia 20 tahunan mengalami stroke. Dilansir dari Kompas, belakangan ini ditemukan banyak kasus stroke terjadi pada usia muda, terutama orang berusia produktif antara 30 sampai 40 tahun.
Menurut dr. Mochammad Evodia Slamet Rahardjo, Sp.BS yang dikutip dari Kompas, sebelum serangan penyakit datang, penderita biasanya merasakan gejala stroke seperti sakit kepala, kesadaran menurun, kejang, bicara tidak jelas, mulut mencong, sampai sebagian anggota tubuh tidak bisa digerakkan. Dilansir dari situs DW.com, serangan otak mendadak atau stroke menjadi penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia setelah sakit jantung. Menurut dr. Mursyid Bustami, dokter spesialis saraf RS Pusat Otak Nasional setidaknya, terdapat 21% dari total angka kematian terjadi karena stroke.
Lalu, bagaimana cara mencegah stroke? Apa penyebabnya dan bagaimana cara mengobatinya? Simak jawaban lengkapnya di bawah ini agar Anda terhindar dari risiko penyakit stroke di usia muda.
Penyakit stroke disebabkan oleh berbagai macam faktor, mulai dari faktor risiko yang diturunkan dalam keluarga seperti hipertensi hingga gaya hidup yang tidak sehat. Dilansir dari Detik Health, terdapat 1 dari 10 kasus stroke terjadi karena kebiasaan merokok. Selain itu, riwayat keturunan hipertensi dan diabetes pun dapat meningkatkan risiko stroke lebih tinggi. Menurut dr Ricky Gusanto Kurniawan Sp S, dokter ahli saraf dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, banyak juga anak muda dengan darah tinggi yang tidak terkontrol tiba-tiba datang ke rumah sakit karena stroke.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini adalah beberapa penyebab penyakit stroke yang dilansir dari situs resmi Siloam Hospitals.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, tekanan darah tinggi menjadi salah satu faktor risiko penyebab penyakit stroke. Hal ini disebabkan karena tekanan darah tinggi dapat menyebabkan rapuhnya dinding pembuluh darah yang dapat berujung pada pecahnya pembuluh darah.
Cedera berat pada kepala juga bisa menjadi salah satu penyebab stroke di usia muda. Benturan yang cukup keras pada kepala dapat membentuk gumpalan darah di bagian kepala. Kondisi tersebut dapat menyebabkan gegar otak serta mengganggu sistem kekebalan tubuh dan sel darah yang berujung pada stroke.
Jenis anemia ini terjadi karena adanya kelainan genetik sejak lahir dengan kondisi sel-sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit. Kondisi ini mengakibatkan pembuluh darah kehilangan pasokan darah sehat dan oksigen untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Pasokan darah dan oksigen yang tidak dialirkan sempurna ke bagian kepala akan menyebabkan stroke.
Stroke juga bisa disebabkan karena tingginya kolesterol dalam tubuh. Meningkatnya kolesterol jahat (low density lipoprotein/LDL) dalam darah dapat menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah otak yang menimbulkan aterosklerosis (sumbatan atau penyempitan pembuluh darah). Kondisi ini perlu mendapatkan penanganan cepat agar tidak menyebabkan stroke atau penyakit lainnya seperti penyakit jantung koroner.
Stroke di usia muda dapat terjadi karena beberapa risiko yang dapat menjadi penyebabnya. Di bawah ini adalah beberapa faktor risiko pemicu stroke di usia muda yang dilansir dari Siloam Hospitals.
Gaya hidup yang tidak sehat menjadi faktor utama penyebab penyakit stroke, misalnya kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman keras, obat-obatan terlarang, dan sebagainya. Selain merusak kesehatan dan menurunkan sistem imun, kebiasaan buruk ini juga menjadi faktor risiko stroke di usia muda.
Jika sebelumnya Anda memiliki riwayat penyakit jantung, maka kondisi tubuh akan lebih rentan terserang stroke. Penyakit jantung seperti jantung koroner, jantung rematik, ataupun kelainan pada jantung bisa meningkatkan risiko terserang stroke.
Baca juga: Kenali Risiko & Penyebab Sakit Jantung yang Menyerang Anak Muda
Hemofilia atau kelainan bawaan yang dapat menyebabkan darah sulit beku merupakan salah satu contoh gangguan pembekuan darah yang mungkin terjadi. Kondisi ini akan menyebabkan seseorang lebih mudah mengalami perdarahan. Jika kondisi ini terjadi pada otak, maka orang tersebut dapat mengalami stroke hemoragik.
Gejala stroke di usia muda dapat terjadi secara mendadak. Hal inilah yang membuat stroke sering disebut sebagai brain attack. Dilansir dari Hello Sehat, terdapat beberapa gejala atau ciri-ciri stroke yang bisa Anda perhatikan menggunakan 2 metode untuk mengenali gejala stroke yaitu:
Secara internasional, ciri-ciri stroke yang khas bisa dikenali dengan metode FAST. Cobalah tanyakan dan perhatikan kondisi tubuh Anda, apakah ciri di bawah ini sedang terjadi atau tidak.
Selain metode FAST, Anda juga bisa mengenali gejala stroke melalui prinsip SEGERA KE RS yang dikenal di Indonesia. SEGERA KE RS memiliki kepanjangan sebagai berikut.
Umumnya, gejala di atas bisa terjadi pada penderita stroke iskemik maupun hemoragik. Namun, stroke hemoragik pada usia muda sering kali menyebabkan sakit kepala yang lebih hebat dibandingkan dengan lansia. Hal ini terjadi karena bekuan darah yang timbul akibat pecahnya pembuluh darah memberi tekanan yang lebih tinggi pada otak.
Dilansir dari Hello Sehat, salah satu cara termudah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah stroke adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat, misalnya menjaga berat badan ideal, tidak merokok, mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang, dan rutin olahraga.
Baca juga: Pola Makan Sehat yang Dapat Mengurangi & Mencegah Risiko Stroke
Selain itu, ada pula cara pencegahan lain yang perlu diterapkan dan belum dipahami banyak orang yaitu dengan melakukan stroke screening secara rutin. Stroke screening dilakukan dengan pemeriksaan USG pembuluh darah yang menuju otak dan yang ada di otak dan bertujuan untuk mengetahui apakah ada penyempitan pada pembuluh darah atau gangguan aliran darah yang menjurus ke stroke. Jika ditemukan, biasanya dokter dapat memberikan intervensi untuk mengatasinya, misalnya dengan pemberian obat-obatan.
Untuk mencegah terjadinya stroke di usia muda, Anda bisa melakukan stroke screening setelah memasuki usia 35 tahun ke atas, memiliki faktor risiko, serta pernah mengalami stroke sebelumnya. Bagi Anda yang memiliki riwayat stroke, stroke screening juga bertujuan untuk melihat kemungkinan serangan stroke kedua serta evaluasi pengobatan sebelumnya.
Selain itu, dilansir dari Halodoc, Anda juga bisa melakukan beberapa cara di bawah ini agar terhindar dari risiko stroke di usia muda:
Dilansir dari situs resmi RS Mitra Keluarga, perawatan dan pengobatan stroke tergantung pada jenis stroke yang dialami, termasuk bagian otak mana yang terpengaruh dan penyebabnya. Biasanya, stroke akan diobati dengan obat-obatan, terutama obat antiplatelet, obat antikoagulan, obat kolesterol, atau obat antihipertensi. Dalam beberapa kasus, prosedur operasi mungkin diperlukan untuk menghilangkan bekuan darah. Tidak jarang, penderita stroke melakukan pembedahan untuk mengobati pembengkakan otak dan mengurangi risiko perdarahan lebih lanjut.
Jika Anda memiliki kondisi yang dapat meningkatkan risiko stroke, Anda juga perlu mengelola gejala tersebut secara efektif, misalnya dengan mengonsumsi obat yang diresepkan untuk menurunkan tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol. Hal tersebut dikarenakan kedua kondisi inilah yang sering menjadi penyebab penyakit stroke.
Ketika sudah mengalami gejala stroke, pastikan Anda tidak menunda untuk menemui dokter dan melakukan pemeriksaan. Namun, sayangnya banyak orang yang sering menunda karena faktor biaya perawatan rumah sakit yang besar. Apalagi, penyakit stroke ini tidak bisa disembuhkan secara instan, perlu waktu yang cukup lama, dan biaya selama perawatan. Oleh karena itu, penting sekali untuk mulai mempertimbangkan memiliki asuransi kesehatan bagi Anda maupun keluarga untuk mengurangi risiko finansial yang dapat terjadi akibat penyakit stroke. Dengan adanya asuransi kesehatan inilah Anda bisa lebih fokus menjalani perawatan tanpa perlu mengkhawatirkan biaya rumah sakit yang harus dikeluarkan.
Anda bisa mempertimbangkan untuk memiliki Asuransi Mandiri Secure CritiCare dari AXA Mandiri untuk diri sendiri dan keluarga. Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke Asuransi Mandiri Secure CritiCare AXA Mandiri, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.
Sumber:
This page uses cookies to ensure you have the best experience. For further information regarding the information collected and used please see the Cookie Policy and Privacy Policy