Asset Publisher

Asset Publisher

null Cara Menghilangkan Lemak di Perut & Risiko Penyakit yang Perlu Diwaspadai
Inspirasi

Di Indonesia, melihat bapak-bapak memiliki perut buncit menjadi hal yang lumrah. Seiring bertambahnya usia, pria lebih rentan memiliki perut buncit, terutama jika sudah berusia lebih dari 40 tahun. Menurut dr. Indra Wijaya, spesialis penyakit dalam konsultan endokrin dan metabolik yang dilansir dari DetikHealth, prevalensi kelompok usia yang memiliki perut buncit semakin muda.

Selain itu, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dilansir Okezone menyampaikan terdapat sekitar 40% warga Jakarta mengalami perut buncit yang merupakan obesitas sentral. Dalam data tersebut juga menyebutkan bahwa DKI Jakarta menjadi kota dengan obesitas tertinggi di Indonesia.

Lalu apa sebenarnya penyebab lemak di perut yang membuat perut buncit dan bagaimana cara menghilangkan lemak di perut?

 

Penyebab lemak di perut

Dilansir dari DetikHealth, malas olahraga menjadi masalah utama yang menjadi penyebab perut buncit. Jika jarang bergerak dan berolahraga, lemak dari makanan tidak akan terbakar dan tertimbun di perut. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan penumpukan lemak di perut. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini beberapa penyebab lemak di perut yang perlu Anda hindari:

1. Malas berolahraga

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa malas olahraga adalah masalah utama yang menjadi penyebab perut buncit. Ketika seseorang jarang bergerak atau tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup, maka kalori yang masuk tidak bisa dibakar dengan efisien sehingga mengakibatkan penumpukan lemak di perut.

2. Lemak perut menggumpal

Lemak visceral yang terletak di dalam rongga perut merupakan jenis lemak yang berada di antara organ-organ dalam seperti hati, pankreas, dan usus. Lemak visceral memiliki sifat yang berbeda dibandingkan lemak subkutan yang terletak di bawah kulit. Lemak visceral lebih aktif secara metabolik dan dapat melepaskan zat kimia yang berkontribusi pada resistensi insulin dan peradangan kronis.

Kondisi ini dapat mengarah pada penumpukan lemak di sekitar organ dalam perut dan menyebabkan perut terlihat buncit. Lemak visceral juga terkait dengan peningkatan risiko masalah kesehatan serius seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan penyakit lainnya.

3. Hormon seks

Tubuh pria dan wanita memiliki tempat penyimpanan lemak utama yang berbeda. Hormon estrogen pada wanita membantu menyebarkan lemak di bagian pinggul, bokong, dan paha. Sedangkan hormon testosteron pada pria bisa menyebabkan penumpukan lemak ke bagian tubuh yang berbeda dari wanita. Penumpukan lemak ini mengelilingi organ tubuh di bagian perut atau lemak visceral yang nantinya dapat membuat pria lebih rentan mengalami perut buncit.

4. Pertambahan usia

Seiring bertambahnya usia, hormon testosteron pada pria mulai berkurang dan menyebabkan lemak berlebih di tubuh lebih mudah tersimpan dan menumpuk menjadi lemak visceral. Selain itu, seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh pun akan menurun sehingga mengurangi kemampuan sel-sel organ tubuh dalam menyimpan lemak. Akibatnya, kelebihan asupan lemak ini akan langsung disimpan di bagian perut dan menyebabkan perut buncit.

5. Stres

Ketika mengalami stres, kadar hormon kortisol akan meningkat yang menyebabkan bertambahnya nafsu makan, terutama makanan manis, tinggi kalori, dan tinggi lemak. Tingginya nafsu makan inilah yang akan membuat Anda terus menambah asupan kalori dari makanan berlemak sehingga menyebabkan penumpukan lemak di perut.

Selain itu, menurut studi dalam jurnal Obesity, hormon kortisol alias hormon stres bisa meningkatkan jumlah lemak dalam tubuh dan melebarkan ukuran sel lemak. Inilah alasan tingginya kadar hormon kortisol dalam tubuh erat kaitannya dengan meningkatnya lemak perut.

Penyebab Lemak di Perut

6. Kurang tidur

Memiliki waktu tidur yang cukup menjadi salah satu hal penting yang dapat memengaruhi kesehatan. Banyak penelitian menemukan bahwa kurang tidur mampu meningkatkan risiko kenaikan berat badan yang berpengaruh pada penumpukan lemak visceral.

Jika tidur kurang dari 6 jam setiap malam, Anda lebih berisiko memiliki perut buncit karena penumpukan lemak. Selain itu, kurang tidur juga memicu hormon ghrelin dan menurunkan hormon leptin yang membuat Anda cepat lapar dan ingin makan terus-menerus.

7. Konsumsi alkohol

Perut buncit juga bisa terjadi  akibat seringnya mengonsumsi alkohol karena alkohol mampu meningkatkan jumlah lemak pada perut. Melansir jurnal Current Obesity Reports, ada beberapa alasan mengapa hal ini terjadi. Pertama, alkohol ternyata meningkatkan kalori makanan yang dikonsumsi sebelum atau saat Anda meminumnya. Kedua, alkohol terbukti menurunkan hormon glucagon-like peptide 1 (GLP-1) dan hormon leptin yang dapat membuat tubuh mudah lapar. Selain itu, konsumsi alkohol juga dapat meningkatkan asupan glukosa sehingga akan menumpuk lemak di dalam perut.

8. Menopause

Penyebab perut buncit juga bisa disebabkan karena faktor menopause. Menopause menjadi tahap dalam kehidupan seorang wanita ketika menstruasi berhenti secara permanen. Perubahan hormon yang terjadi selama menopause, terutama penurunan estrogen, dapat memengaruhi bagaimana tubuh menyimpan lemak. Bukan lagi pada pinggul dan paha, kadar estrogen yang turun secara drastis juga membuat penumpukan lemak tambahan di perut atau sering disebut sebagai “lemak perut menopause.”

9. Adanya bakteri di usus

Ratusan jenis bakteri hidup dalam usus, terutama di usus besar. Beberapa bakteri ada yang bermanfaat bagi kesehatan dan ada juga yang merugikan. Para peneliti menemukan bahwa orang gemuk cenderung memiliki jumlah bakteri Firmicutes di usus lebih banyak dari pada orang dengan berat badan ideal. Penelitian juga menunjukkan bahwa jenis bakteri tersebut dapat meningkatkan jumlah kalori dari makanan sehingga mampu menaikan berat badan, termasuk lemak perut.

10. Obesitas

Obesitas merupakan kondisi medis yang terjadi ketika seseorang memiliki berat badan yang signifikan melebihi berat badan idealnya. Salah satu efek samping obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan di berbagai bagian tubuh, termasuk di perut. 

11. IBS (Irritable Bowel Syndrome)

IBS merupakan gangguan pencernaan yang dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk perut buncit. IBS sering kali disertai dengan perubahan pola buang air besar seperti diare, sembelit, atau kedua-duanya secara bergantian. Perut yang buncit dapat menjadi gejala IBS karena gangguan dalam pergerakan usus dan sensitivitas terhadap makanan tertentu.

 

Cara menghilangkan lemak di perut

Apabila perut buncit terjadi karena adanya penumpukan lemak di perut, salah satu cara untuk menghilangkannya adalah dengan olahraga secara rutin. Bila disebabkan oleh suatu penyakit, perut buncit perlu segera diatasi dengan mendapat penanganan yang tepat dari dokter. Berikut cara menghilangkan lemak  di perut yang  bisa Anda terapkan dilansir dari beberapa sumber:

1. Berolahraga secara rutin

Cara pertama untuk menghilangkan lemak di perut yang bisa Anda lakukan adalah dengan berolahraga secara rutin. Olahraga dapat membantu membakar kalori, meningkatkan proses metabolisme agar tubuh membakar lebih banyak lemak untuk dijadikan sebagai sumber energi, dan menurunkan berat badan.

Untuk mengurangi lemak di perut, Anda bisa melakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari. Adapun sejumlah rekomendasi jenis olahraga yang dapat dilakukan untuk mengecilkan perut buncit adalah jogging, jalan santai, senam aerobik, zumba, yoga dan pilates. Bukan hanya membantu memompa jantung dengan baik, latihan kardio seperti berjalan sedang, berlari, bersepeda, dan berenang juga dapat membantu membakar kalori, mengurangi lemak tubuh, dan mengencangkan otot.

2. Batasi makanan dan minuman manis 

Cara menghilangkan lemak di perut selanjutnya adalah dengan membatasi konsumsi makanan dan minuman olahan yang mengandung tinggi gula. Pasalnya, tubuh dapat menyerap gula dari makanan atau minuman olahan dengan cepat sehingga dapat meningkatkan kadar hormon insulin di dalam tubuh. Oleh karena itu, makanan dan minuman manis diketahui dapat memicu peningkatan berat badan, obesitas, resistensi insulin yang dapat mengakibatkan penyakit diabetes tipe 2, hingga berbagai gangguan kesehatan lainnya.

3. Banyak makan buah dan sayuran

Daripada memilih makanan dan minuman olahan, Anda bisa mengonsumsi makanan yang mengandung gula alami seperti buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran dapat menyediakan karbohidrat kompleks yang merupakan alternatif sehat dan rendah kalori dari karbohidrat olahan. Penelitian menunjukkan bahwa serat dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2, penyakit yang terkait dengan akumulasi lemak visceral dan kelebihan berat badan, serta membantu mengatur gula darah.

Cara Menghilangkan Lemak di Perut

4. Konsumsi makanan rendah kalori

Salah satu cara paling efektif untuk menghilangkan lemak tubuh adalah makan lebih sedikit kalori daripada yang dibakar tubuh. Ketika hal ini dilakukan, maka lemak dalam tubuh bisa menghilang termasuk lemak di sekitar perut.

Makan lebih sedikit kalori daripada yang diperlukan tubuh dapat menciptakan defisit kalori yang akan membantu membakar lemak visceral dan lemak subkutan berlebih. Bukan hanya itu, makanan rendah kalori seringkali lebih bergizi daripada makanan berkalori tinggi.

5. Batasi konsumsi karbohidrat sederhana & karbohidrat olahan

Karbohidrat olahan memiliki nilai gizi yang rendah namun termasuk ke dalam makanan tinggi kalori. Karbohidrat jenis ini ada dalam roti putih, biji-bijian olahan, serta makanan dan minuman manis. Selain membatasi karbohidrat olahan, Anda juga perlu membatasi makanan yang mengandung karbohidrat sederhana seperti makanan cepat saji dan makanan bertepung yang dapat meningkatkan jumlah penumpukan lemak di tubuh, terutama di perut.

6. Pilih makanan dengan lemak sehat dan berprotein tinggi

Sejumlah lemak makanan diperlukan dalam pola makan sehat namun tidak semua lemak tersebut baik untuk dikonsumsi, misalnya lemak jenuh dan lemak trans yang bisa membahayakan jantung, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Jenis-jenis lemak tersebut juga dapat menyebabkan penambahan berat badan dan terkait erat dengan perkembangan lemak visceral.

Oleh karena itu, untuk menghilangkan lemak di perut, pilihlah makanan berlemak sehat yang tinggi seperti:

  • Ikan yang kaya akan lemak baik, seperti ikan kembung, ikan sarden, ikan cakalang, ikan gendut, ikan salmon, dan tuna.
  • Minyak zaitun dan minyak wijen.
  • Buah alpukat.
  • Dark chocolate.
  • Selai kacang tanpa tambahan gula.
  • Biji chia
  • Telur
  • Kacang-kacangan.

Selain itu, kacang-kacangan dan polong-polongan juga termasuk makanan dengan protein tinggi yang dapat membantu mendorong perasaan kenyang setelah makan dan mengurangi keinginan untuk ngemil yang manis-manis.

7. Mengunyah makanan dengan perlahan

Mengonsumsi makanan terlalu cepat diketahui dapat membuat otak tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengirimkan sinyal rasa kenyang ke seluruh tubuh. Jika dilakukan secara terus-menerus, hal ini bisa menyebabkan peningkatan asupan kalori secara berlebihan sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh. Oleh karena itu, kunyah makanan dengan perlahan demi memperlancar pencernaan dalam tubuh dan mengurangi dan lemak di perut.

8. Tidur yang cukup

Memiliki waktu tidur yang cukup juga menjadi salah satu cara menghilangkan lemak di perut yang dapat Anda terapkan. Waktu tidur yang direkomendasikan adalah 7–9 jam setiap malam. Kurang tidur diketahui dapat memengaruhi produksi hormon yang mengatur nafsu makan (hormon ghrelin, insulin, leptin, dan peptide) sehingga membuat seseorang mudah merasa lapar dan asupan kalori menjadi tidak terkontrol.

9. Mengelola stres dengan baik

Stres merupakan kondisi yang dapat membuat tubuh memproduksi hormon kortisol terlalu banyak. Peningkatan hormon kortisol ini diketahui dapat membuat seseorang cenderung sulit untuk mengendalikan nafsu makan sehingga dapat menyebabkan asupan kalori berlebih yang memicu penumpukan lemak di perut. Oleh karena itu, disarankan untuk selalu mengelola stres sebaik mungkin sebagai salah satu cara menghilangkan lemak di perut.

10. Tingkatkan aktivitas secara keseluruhan

Meningkatkan aktivitas sepanjang hari dapat membantu membakar kalori. Lebih banyak bergerak juga dapat memperkuat otot dan meningkatkan suasana hati. Untuk meningkatkan aktivitas harian, Anda bisa melakukannya dengan mengambil istirahat peregangan secara teratur saat duduk dalam waktu lama, menggunakan tangga daripada lift, berjalan kaki atau bersepeda daripada mengemudi atau naik angkutan umum, atau parkir kendaraan lebih jauh dari tujuan.

 

Bahaya penyakit akibat lemak di perut

Dilansir dari Kompas, Dr. Garth Davis, ahli bedah bariatrik di Houston Methodist, mengatakan bahwa sel-sel lemak visceral aktif secara biologis. Lemak ini mengeluarkan hormon dan bahan kimia lain yang terkait dengan penyakit yang sering diderita orang lanjut usia. Di antara bahan kimia yang dipengaruhi, terdapat sitokin yang meningkatkan kemungkinan penyakit jantung dan membuat tubuh kurang sensitif terhadap insulin yang dapat menyebabkan diabetes.

Lemak tidak sehat juga menghasilkan prekursor angiotensin, protein yang menyebabkan pembuluh darah menyempit dan tekanan darah meningkat. Oleh karena itu, lemak perut disebut sebagai prediktor terhadap perkembangan penyakit metabolik kronis.

Bahaya Penyakit Akibat Lemak di Perut

Dikutip dari sumber yang sama, berikut ini beberapa macam penyakit yang bisa terjadi akibat penumpukan lemak perut yang perlu Anda waspadai:

1. Diabetes

Ada hubungan erat antara terlalu banyak lemak perut dan risiko diabetes tipe 2, salah satu alasannya karena lemak perut menghasilkan sitokin yang merupakan bahan kimia berbahaya bagi sistem kekebalan tubuh yang dapat membuat sel menjadi kurang sensitif terhadap efek insulin yang mengatur gula darah.

2. Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Sitokin yang diproduksi oleh lemak perut tidak hanya mempengaruhi kadar insulin. Bahan kimia ini juga dapat memengaruhi kemampuan sel untuk mengatur tekanan darah. Ada banyak penelitian yang mengaitkan lemak perut dengan tekanan darah tinggi. Menurut Jurnal Heart yang diterbitkan pada April 2017,lebih dari 10.000 orang dewasa di China selama 6 tahun menunjukkan bahwa terdapat peningkatan lingkar berat badan sebesar 5% saja dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi sebesar 34% pada pria dan 28% pada wanita.

3. Serangan jantung

Memiliki terlalu banyak lemak tubuh juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Menurut Harvard Health Publishing, penumpukan lemak di perut sangat berbahaya untuk kesehatan jantung karena lemak ini memompa keluar asam lemak yang memberi sinyal pada jantung untuk memproduksi lebih banyak kolesterol jahat dan lebih sedikit kolesterol baik. Orang dewasa yang memiliki beban lebih di sekitar bagian tengah tubuh, lebih mungkin terkena serangan jantung.

4. Demensia

Penumpukkan lemak di perut juga bisa memengaruhi fungsi otak. Hal ini disebabkan oleh kemampuan lemak perut untuk meningkatkan peradangan di seluruh tubuh. Studi pada hampir 900.000 orang dewasa lanjut usia di jurnal Obesity menemukan bahwa lingkar pinggang lebih dari 35 inci untuk pria dan 33 inci untuk wanita terkait dengan risiko demensia yang jauh lebih tinggi. Hal tersebut terlepas dari faktor usia, indeks massa tubuh (body mass index/BMI), tekanan darah, kolesterol, dan semacamnya.

5. Asma

Beberapa penelitian telah menemukan hubungan antara ukuran pinggang besar dan risiko asma, bahkan pada orang yang memiliki berat badan normal secara keseluruhan. European Respiratory Journal menemukan bahwa memiliki lebih banyak lemak di rongga perut sebenarnya bisa mempersulit paru-paru untuk menyerap oksigen sebanyak yang mereka butuhkan yang dapat menyebabkan asma.

6. Kanker

Lemak di perut dapat meningkatkan risiko kanker. Dalam European Journal of Cancer menemukan bahwa wanita yang lingkar pinggangnya sama dengan pinggulnya memiliki kemungkinan 4 kali lebih besar terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang memiliki lingkar pinggang lebih kecil. Laporan lainnya yang diterbitkan jurnal PLOS One juga menemukan bahwa terlalu banyak lemak perut dapat melipatgandakan risiko kanker kolorektal.

Untuk mengurangi risiko penyakit akibat lemak perut, tentu Anda harus mulai menjaga berat badan dan lingkar pinggang ideal dengan gaya hidup sehat. Selain itu, setelah mengetahui banyaknya risiko penyakit akibat penumpukan lemak di perut, tentu Anda juga perlu mempertimbangkan untuk mencegah risiko keuangan yang mungkin diakibatkan oleh beberapa risiko penyakit tersebut, salah satunya dengan memiliki asuransi kesehatan. 

Anda bisa mendaftarkan diri ke dalam Asuransi Mandiri Secure CritiCare yang dapat memberikan perlindungan bagi diri sendiri dan keluarga dari berbagai penyakit kritis stadium awal hingga akhir akibat penumpukkan lemak di perut seperti jantung, kanker, hingga gagal ginjal. Dengan Asuransi Mandiri Secure CritiCare, Anda juga bisa melakukan klaim asuransi jika terjadi risiko meninggal dunia karena produk ini memiliki manfaat perlindungan jiwa hingga 250% uang pertanggungan asuransi dasar.

Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Asuransi Mandiri Secure CritiCare, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.

 

Sumber:

  • https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230305075542-255-921045/11-cara-alami-hilangkan-lemak-perut-yang-membandel
  • https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/cara-mengecilkan-perut-buncit
  • https://health.kompas.com/read/23I26200000768/6-macam-penyakit-akibat-lemak-perut-yang-harus-diwaspadai?page=all#google_vignette 
  • https://lifestyle.okezone.com/read/2023/03/04/612/2775293/40-orang-jakarta-buncit-ini-cara-kecilkan-perut-dengan-mudah
  • https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6736993/beda-sama-orang-jepang-bapak-bapak-ri-kenapa-perutnya-gampang-buncit
  • https://ciputrahospital.com/penyebab-perut-buncit-seperti-hamil/
  • https://hellosehat.com/nutrisi/berat-badan-turun/penyebab-perut-buncit-pria-wanita/