Asset Publisher

Asset Publisher

null Penyebab Miom, Gejala, Pengobatan & Cara Pencegahannya
Inspirasi

Pernahkah Anda mendengar penyakit miom? Miom atau uterine fibroid merupakan jenis tumor jinak yang umum terjadi pada wanita usia 30-50 tahun. Biasanya, penderita miom memiliki satu atau beberapa benjolan dengan ukuran yang berbeda-beda. Tumor ini dapat tumbuh besar hingga menyebabkan nyeri dan perdarahan hebat pada saat menstruasi.

Dilansir dari Kompas.com, miom biasanya tumbuh pada dinding rahim. Selain itu, ada juga miom yang tumbuh di tuba falopi, indung telur, serviks atau leher rahim, sampai vagina. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa hal penting yang perlu Anda pahami mengenai penyebab miom hingga cara mencegahnya.

Penyebab dan faktor yang meningkatkan risiko miom

Hingga saat ini masih belum ditemukan penyebab pasti terjadinya miom. Namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita dapat terkena penyakit ini. Berikut beberapa faktor penyebab miom pada wanita yang dilansir dari Kompas.com:

1. Hormon tidak seimbang

Kadar hormon estrogen yang tinggi di dalam tubuh bisa menjadi pemicu munculnya miom pada organ reproduksi wanita. Selain itu, tingginya hormon yang memengaruhi pertumbuhan seperti Insulin-like growth factor (IGF-1) juga bisa memicu miom.

2. Genetik

Wanita yang lahir dari ibu atau memiliki saudara perempuan dengan penyakit miom lebih berisiko terkena miom tiga kali lipat dibanding wanita yang tidak memiliki genetik penderita miom.

3. Usia

Miom jarang dialami wanita yang baru pubertas, melainkan lebih sering terjadi pada wanita berusia 30 atau 40 tahunan sampai menopause. Setelah menopause, biasanya penyakit ini akan sembuh secara sendirinya.

4. Kegemukan

Wanita yang gemuk juga berisiko dua sampai tiga kali lipat lebih tinggi terkena miom daripada wanita dengan berat badan ideal. Pasalnya, kegemukan dapat membuat hormon menjadi tidak seimbang.

5. Pola makan tidak sehat

Kebiasaan makan yang tidak sehat juga sering menjadi faktor penyebab miom. Pola makan yang tidak sehat dalam hal ini adalah mengonsumsi daging merah seperti sapi, kambing, babi, mengonsumsi daging olahan seperti burger, sosis kornet, dan sering mengonsumsi makanan cepat saji dan berpengawet yang berlebihan. Perlu diketahui, wanita yang rajin makan sayuran hijau lebih berisiko lebih rendah terkena miom.

6. Faktor lainnya

Beberapa kasus miom juga sering disebabkan karena haid pertama terlalu awal atau pubertas dini serta kekurangan vitamin D.

Dari beberapa faktor penyebab miom di atas memang terdapat faktor yang tidak bisa dikendalikan, namun Anda bisa mengurangi risikonya dengan menjaga berat badan ideal dan menjalankan pola makan sehat.

 

Gejala miom

Gejala mioma uteri dapat berbeda-beda setiap orang, bahkan ada wanita yang tidak merasakan gejala sama sekali. Umumnya, gejala miom sering menyebabkan nyeri dan perdarahan hebat.

Selain itu, dilansir dari Halodoc, miom juga bisa menyebabkan gejala lain seperti:

  • Periode haid yang lebih dari 7 hari atau lebih lama dari biasanya.
  • Sering buang air kecil.
  • Buang air kecil yang tidak lancar.
  • Konstipasi

Dilansir dari Kompas.com, miom juga bisa menimbulkan gejala seperti nyeri haid parah, darah haid yang sangat banyak, flek di luar jadwal haid, sakit punggung bawah, sering keputihan, sembelit, perut buncit, dan nyeri saat melakukan hubungan seks.

 

Diagnosis miom

Miom adalah tumor yang paling sering terdiagnosis pada panggul wanita dan sering ditemukan secara tidak sengaja selama pemeriksaan panggul rutin. Dokter mungkin merasakan bentuk rahim yang tidak beraturan dan mengarah pada gejala fibroid atau miom.

Dilansir dari Hellosehat, ketika dokter menduga terdapat gejala miom, maka Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan seperti:

1. Pemeriksaan USG

Dokter akan melakukan tes USG abdominal atau transvaginal menggunakan gelombang suara untuk mendapatkan gambaran rahim. Dengan begitu, dokter dapat melihat bentuk dan ukuran miom yang ada di rahim untuk memantapkan diagnosis.

2. Tes laboratorium

Jika Anda mengalami perdarahan menstruasi yang tidak normal, dokter juga akan menyarankan untuk melakukan tes lain untuk menyelidiki penyebab miom lainnya. Tes yang dilakukan termasuk tes hitung darah lengkap (CBC).

Tes hitung darah lengkap dilakukan untuk menentukan apakah Anda mengalami anemia atau tidak. Selain itu, dokter mungkin akan melakukan tes darah lainnya untuk melihat ada tidaknya gangguan perdarahan atau masalah tiroid yang mungkin dialami.

3. Tes pencitraan

Jika USG tidak memberikan informasi yang cukup, dokter mungkin akan melakukan tes pencitraan untuk diagnosis lanjutan. Beberapa tes pencitraan yang dapat dilakukan di antaranya MRI, histerosonografia (sonogram infus saline/SIS), histerosalpingografi, dan histeroskopi.

 

Pengobatan miom

Pengobatan biasanya dilakukan jika penderita mengalami gejala miom yang mengganggu aktivitas. Pada kasus yang tidak menimbulkan gejala, biasanya pengobatan tidak diperlukan. Dilansir dari Hello Sehat, berikut beberapa alternatif pengobatan yang dapat mengatasi penyakit miom.

1. Obat-obatan

Ada beberapa jenis obat-obatan yang mungkin dapat mengatasi penyakit miom seperti berikut:

  1. Obat pereda nyeri seperti ibuprofen yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri akibat perdarahan saat menstruasi.
  2. Pil KB yang membantu mengontrol perdarahan dan anemia akibat timbulnya fibroid.
  3. GnRH agonis untuk mengobati fibroid dengan menghalangi produksi estrogen dan progesteron. Namun pengobatan ini dapat membuat Anda berhenti menstruasi dan membuat fibroid perlahan-lahan menyusut serta membantu terhindar dari risiko anemia.
  4. SERM membantu mengecilkan ukuran fibroid tanpa menyebabkan gejala menopause.
  5. Asam traneksamat digunakan untuk meringankan siklus menstruasi yang berat seperti perdarahan yang berlebihan.
  6. IUD yang dapat membantu meringankan gejala miom seperti pendarahan dan kram saat menstruasi.

2. Prosedur operasi invasif (melibatkan sayatan)

Ketika obat-obatan tidak juga meredakan gejala miom, maka dokter mungkin akan menyarankan operasi. Operasi biasanya menjadi pilihan pengobatan terbaik jika miom sudah cukup parah. Ada beberapa pilihan operasi invasif untuk mengangkat miom seperti:

  1. Histerektomi: Operasi ini dilakukan ketika ukuran fibroid cukup besar dan perlu dilakukan pengangkatan seluruh rahim sehingga Anda tidak bisa hamil setelah operasi ini.
  2. Miomektomi: Jika Anda memiliki lebih dari satu fibroid berukuran cukup besar dan letaknya dalam, dokter menyarankan untuk melakukan operasi ini untuk menghilangkan fibroid. Operasi ini cocok dilakukan bagi Anda yang berencana hamil. Sayangnya, prosedur ini tidak bisa dilakukan untuk semua jenis fibroid dan kemungkinan fibroid tumbuh kembali setelah operasi.

Pengobatan Miom Melalui Prosedur Minim Invasif

3. Prosedur non-invasif (tanpa sayatan)

Salah satu pengobatan non-invasif yang bisa dilakukan adalah MR guided Focused Ultrasound (MRgFUS). Pengobatan ini menggunakan gelombang ultrasound untuk menghancurkan miom tanpa menyebabkan kerusakan pada jaringan.

4. Prosedur minim invasif

Pilihan prosedur minim invasif untuk miom adalah sebagai berikut.

  1. Embolisasi arteri rahim: Dokter akan menyuntikkan polivinil alkohol (PVA) ke dalam arteri yang menyuplai fibroid untuk menghambat suplai darah ke fibroid, sehingga ukuran miom pun akan menyusut.
  2. Ablasi endometrial: Prosedur yang dilakukan untuk menghancurkan lapisan rahim dan membantu mengurangi pendarahan berlebihan saat menstruasi. Prosedur ini umumnya dilakukan pada wanita yang memiliki fibroid kecil di dinding lahir.
  3. Myolysis: Prosedur ini dilakukan menggunakan metode laparoskopi yang melibatkan gelombang radio, arus listrik atau laser untuk menghancurkan fibroid dan menyusutkan pembuluh darah yang menyuplai fibroid.
  4. Miomektomi laparoskopi atau robotik: Prosedur pengangkatan fibroid dengan melibatkan sayatan di perut. Namun, jika jumlah fibroid sedikit, dokter dapat menggunakan prosedur laparoskopi atau robotik untuk mengangkat jaringan fibroid.
  5. Miomektomi histeroskopi: Prosedur penghilangan fibroid menggunakan alat khusus yang dimasukkan melalui vagina dan leher rahim ke dalam rahim.
  6. Morcellation: Menghilangkan fibroid dengan memecahnya menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Kelebihan dari metode satu ini dibandingkan dengan metode lainnya adalah mengurangi risiko pada rahim.

 

Pencegahan miom

Menjalankan pola hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit ini. Selain itu, dilansir dari Klikdokter, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk pencegahan miom seperti:

  • Menjaga berat badan yang ideal
  • Konsumsi makanan sehat dan seimbang, perbanyak buah-buahan dan sayuran
  • Olahraga teratur
  • Beberapa penelitian juga menunjukkan penggunaan kontrasepsi hormonal dapat dikaitkan dengan risiko mioma uteri yang lebih rendah.

Pengobatan miom bukanlah hal yang murah. Oleh karena itu, Anda perlu menerapkan gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko penyakit miom. Selain itu, pastikan juga Anda memiliki asuransi kesehatan untuk mengurangi risiko finansial akibat penyakit miom.

Anda bisa memilih produk asuransi kesehatan dari AXA Mandiri sesuai kebutuhan, salah satunya Asuransi Mandiri Kesehatan Prima. Dengan asuransi ini, Anda bisa mendapatkan manfaat santunan rawat inap dan harian serta perawatan rawat jalan.

Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Asuransi Mandiri Kesehatan Prima, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.

 

Sumber:

  • https://health.kompas.com/read/23A14060100568/6-penyebab-miom-wanita-perlu-tahu
  • https://www.alodokter.com/miom
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/miom
  • https://hellosehat.com/wanita/fibroid-rahim/miom/
  • https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-reproduksi-wanita/mioma-uteri