Asset Publisher

Asset Publisher

Apa Fungsi Rekam Jantung (EKG) Untuk Deteksi Masalah Jantung?

Inspirasi

Penyakit jantung merupakan pembunuh nomor satu di dunia menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO). Untuk mengurangi risiko penyakit jantung, diperlukan deteksi sejak dini, salah satunya dengan melakukan rekam jantung atau elektrokardiogram (EKG) untuk mengetahui kondisi jantung.

Detakan merupakan salah satu tanda bahwa jantung bekerja memompakan darah ke seluruh tubuh. Otot jantung akan berkontraksi ketika sedang berdetak dan memompakan darah ke seluruh tubuh. Setiap kali jantung berdetak, ada gelombang elektrik yang bergerak pada organ tubuh tersebut. Gelombang elektrik ini menandakan bahwa jantung bekerja secara optimal. Gelombang elektrik tersebut dapat dideteksi menggunakan elektrokardiogram.

 

Apa itu EKG?

Elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung. Umumnya, pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa kondisi jantung dan menilai efektivitas pengobatan penyakit jantung. Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik jantung yang disebut elektrokardiograf. Dengan alat ini, impuls atau aktivitas listrik jantung akan terpantau dan tampak berupa grafik yang ditampilkan di layar monitor.

Menurut Siloam Hospitals, terdapat dua hal yang terdeteksi melalui elektrokardiogram yaitu lama waktu gelombang elektrik melalui pengukuran interval serta jumlah aktivitas listrik pada otot jantung. Hasil pengukuran lama waktu gelombang elektrik pada jantung digunakan untuk mendeteksi kenormalan aktivitas kelistrikan di organ jantung. Sedangkan, jumlah aktivitas listrik pada otot jantung dapat menunjukkan kelainan pada organ vital tersebut. Dengan begitu, EKG adalah prosedur medis yang biasa dilakukan untuk skrining jantung.

 

Cara Kerja EKG

Ketika menjalani prosedur elektrokardiografi, pasien akan dipasangi kabel elektroda. Kabel yang terhubung ke mesin EKG ini akan mengirimkan sinyal mengenai kondisi jantung. Kemudian, dokter akan melihat hasil dari deteksi aktivitas jantung tersebut melalui layar monitor. Dari hasil rekaman detak jantung itu, dokter akan menganalisis kondisi jantung pasien.

Prosedur ini merupakan salah satu metode pemeriksaan jantung paling cepat dan mudah. Karena itulah, ketika ada pasien yang memperlihatkan gejala gangguan jantung, biasanya dokter akan merekomendasikan pemeriksaan EKG terlebih dulu.

 

Jenis-jenis EKG

Elektrokardiogram adalah prosedur medis untuk mendeteksi aktivitas jantung yang terbagi menjadi 3 jenis. Pemilihan jenis pemeriksaan EKG ini didasari pada kondisi serta masalah jantung yang diderita oleh pasien. Dilansir dari Siloam Hospitals, berikut ini adalah ketiga jenis EKG yang perlu Anda ketahui:

1. Ambulatory EKG

Pemeriksaan yang dilakukan menggunakan mesin EKG portabel untuk mendeteksi aktivitas listrik jantung pasien di rumah. Di mana, mesin tersebut akan dipasangkan pada pinggang pasien.

2. Stress EKG

Pemeriksaan aktivitas kelistrikan jantung pasien ketika beraktivitas. Karena itulah, pemeriksaannya biasa dilakukan pada pasien dengan menggunakan treadmill.

3. Resting EKG

Pemeriksaan dilakukan pada pasien dengan posisi berbaring.

 

Fungsi dilakukannya rekam jantung atau EKG

Dilansir dari Primaya Hospital, elektrokardiogram adalah tes untuk mengukur aktivitas elektrik atau kelistrikan jantung. Dengan dilakukannya tes EKG ini, dokter bisa mengetahui ketika terjadi kelainan pada jantung pasien untuk dilakukan langkah selanjutnya.

Dari proses EKG jantung inilah dokter akan mendapat dua informasi mengenai keadaan jantung.

  1. Pertama, dokter bisa mengetahui jangka waktu perjalanan gelombang listrik melewati jantung lewat pengukuran interval pada elektrokardiogram. Waktu yang dibutuhkan oleh gelombang listrik untuk berjalan dari satu bagian jantung ke bagian lain dapat menunjukkan apakah aktivitas kelistrikan jantung normal atau tidak.
  2. Kedua, dari pengukuran jumlah aktivitas kelistrikan yang melewati otot jantung, dokter juga dapat melihat apakah ada bagian jantung yang membesar atau bekerja terlalu keras. Jika hasil EKG menunjukkan bahwa jantung bekerja terlalu keras, maka ini akan menunjukkan adanya kelainan pada kerja jantung.

Dengan dilakukannya tes EKG inilah dokter akan melakukan diagnosis atas kondisi jantung pasien. Rekam jantung atau EKG ini juga dibutuhkan untuk memonitor secara rutin kondisi orang yang sudah terdiagnosis mengalami masalah jantung. Selain itu, dokter juga dapat menggunakan EKG untuk dugaan gejala masalah jantung misalnya nyeri dada, jantung berdebar, pusing, atau napas pendek yang dikeluhkan pasien.

Berikut ini beberapa hal yang dapat dideteksi langsung oleh EKG atau alat rekam jantung:

  • Aritmia: detak jantung tidak teratur, bisa terlalu cepat atau terlalu lambat
  • Penyakit jantung koroner: kondisi ketika suplai darah ke jantung terhambat atau terganggu oleh adanya penumpukan lemak.
  • Serangan jantung: kondisi ketika suplai darah ke jantung tiba-tiba terhenti
  • Kardiomiopati atau lemah jantung: kelainan otot jantung yang membuat jantung sulit memompa darah

 

Prosedur dilakukannya EKG

Elektrokardiogram dapat dilakukan di klinik atau rumah sakit dengan lama pemeriksaan kurang lebih 10 menit. Berikut ini beberapa tahapan dan prosedur EKG dilansir dari Halodoc.

1. Persiapan sebelum EKG

Tidak ada persiapan khusus untuk pemeriksaan EKG karena pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada keadaan gawat darurat. EKG dilakukan untuk mendeteksi serangan jantung dan mengetahui kondisi jantung yang menyertai penyakit lainnya.

Jika pemeriksaan ini direncanakan, Anda dianjurkan untuk menghindari penggunaan lotion, minyak, atau bedak pada tubuh (khususnya area dada) karena hal ini bisa menyulitkan penempelan elektrode pada tubuh. Selain itu, pastikan dokter mengetahui riwayat konsumsi obat-obatan dan suplemen yang pernah dan sedang dikonsumsi.

2. Pelaksanaan prosedur EKG

Dalam proses EKG, Anda akan diminta melepas pakaian atas dan aksesori yang ada dalam kantung pakaian sebelum pemeriksaan dilakukan. Saat pemeriksaan berlangsung, elektrode ditempelkan di dada, lengan, dan tungkai.

Prosedur EKG

Elektrode yang dipasang biasanya berjumlah 10 atau 12 buah, berbahan plastik, dan berukuran kecil. Tiap kabel elektrode tersambung ke mesin EKG untuk merekam aktivitas kelistrikan jantung. Dokter akan menginterpretasi hasil pemeriksaan yang ada di layar monitor, kemudian hasilnya dicetak pada kertas.

3. Setelah proses EKG selesai

Dalam prosedur ini, Anda bisa mendapatkan beberapa informasi seperti denyut jantung, irama jantung, perubahan struktur otot jantung, dan suplai oksigen untuk jantung. Hasil dari rekaman EKG bisa Anda konsultasikan langsung dengan dokter. Jika hasil baik, maka Anda bisa langsung beraktivitas seperti biasa. Sedangkan, jika hasil pemeriksaan abnormal, maka Anda perlu melakukan pemeriksaan lanjutan dan aktivitas tertentu akan dibatasi sesuai penyakit yang diderita.

 

Kenapa EKG dibutuhkan?

Ketika Anda berisiko terkena penyakit jantung karena memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga, maka Anda perlu melakukan pemeriksaan EKG. Kondisi lain yang membutuhkan pemeriksaan EKG adalah perokok aktif, orang dengan obesitas, pengidap diabetes, kolesterol tinggi, atau tekanan darah tinggi.

Pemeriksaan EKG juga dibutuhkan ketika Anda mengalami gejala seperti: 

  1. Sakit pada dada.
  2. Sesak nafas.
  3. Pusing.
  4. Pingsan mendadak.
  5. Detak jantung cepat atau tidak teratur (palpitasi).

Dilansir dari Halodoc, pemeriksaan EKG dibutuhkan untuk memonitor kesehatan orang yang telah didiagnosis dengan masalah jantung untuk membantu menilai alat pacu jantung buatan, atau untuk memantau efek obat tertentu pada jantung.

 

Biaya rekam jantung

Umumnya, biaya EKG di rumah sakit berada di kisaran Rp100 ribu hingga Rp250 ribu tergantung rumah sakit yang Anda kunjungi. Biaya rekam jantung ini juga ditanggung oleh BPJS Kesehatan dan masuk ke dalam  pelayanan kesehatan tingkat 1 dengan kategori pemeriksaan. Untuk mendapatkan jaminan biaya EKG dari BPJS Kesehatan, pastikan Anda telah mendapatkan rujukan dari Faskes pertama dan kedua.

Meski sudah memiliki BPJS Kesehatan, Anda juga perlu mempertimbangkan untuk memiliki asuransi kesehatan pribadi. Hal ini disebabkan karena selain membutuhkan prosedur yang panjang ketika membutuhkan perawatan, BPJS Kesehatan juga tidak menanggung beberapa risiko penyakit sehingga nantinya Anda perlu membayar biaya pengobatan yang tidak ditanggung tersebut. Misalnya ketika terjadi risiko sakit jantung dan ternyata obat-obatan yang diresepkan tidak ditanggung BPJS Kesehatan, maka mau tidak mau Anda perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk memenuhi biaya tersebut.

Namun, jika Anda melengkapi BPJS Kesehatan dengan asuransi kesehatan, maka bisa memenuhi biaya kesehatan yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan tanpa perlu menguras dompet atau tabungan yang telah disiapkan untuk masa depan karena manfaat tunai asuransi kesehatan akan cair. Dengan begitu, keuangan Anda akan tetap aman dan tidak terkuras untuk membayar biaya kesehatan tersebut.

Untuk mengurangi risiko finansial akibat risiko penyakit kritis, salah satunya sakit jantung, Anda bisa mendaftarkan diri ke dalam Asuransi Mandiri Secure CritiCare yang akan memberikan perlindungan bagi Anda dan keluarga dari berbagai penyakit kritis stadium awal hingga akhir seperti serangan jantung, kanker, gagal ginjal, hingga stroke. Selain itu, Asuransi Mandiri Secure CritiCare juga dapat memberikan manfaat perlindungan jiwa hingga 250% uang pertanggungan asuransi dasar. 

Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Asuransi Mandiri Secure CritiCare, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.

 

Sumber:

  • https://primayahospital.com/jantung/elektrokardiogram/
  • https://www.alodokter.com/elektrokardiografi-ini-yang-harus-anda-ketahui
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/elektrokardiogram-ekg
  • https://lifepal.co.id/media/biaya-ekg/