Asset Publisher

Asset Publisher

null Sandwich Generation, Dampak dan Cara Memutus Mata Rantainya
Inspirasi Berita

Pernahkah Anda mendengar istilah sandwich generation? Financial Coach dan Advisor Philip Mulyana, seperti yang dilansir dari Suara, mengatakan bahwa jumlah orang berusia produktif yang menjadi sandwich generation semakin meningkat. Menurut data BPS, yang juga dilansir dari sumber yang sama, menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir, rasio ketergantungan lansia (usia 60 tahun ke atas) terus meningkat dari 14,02% pada tahun 2017 menjadi 16,76% di tahun 2021. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif (usia 15-59 tahun) harus menanggung setidaknya 17 lansia.

Lalu apa sebenarnya penyebab sandwich generation, apa dampaknya, dan bagaimana cara memutusnya? Di bawah ini adalah beberapa hal penting yang perlu Anda pahami mengenai sandwich generation.

Apa itu sandwich generation?

Dilansir dari Gramedia, istilah generasi sandwich pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller yang merupakan seorang profesor sekaligus direktur praktikum dari Universitas Kentucky tahun 1981 dalam jurnal yang berjudul “The Sandwich Generation: Adult Children of The Aging”. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika seseorang memiliki tanggung jawab yang ganda untuk menghidupi dua generasi sekaligus. Dua generasi itu merupakan generasi atas (orang tua atau mertua) dan generasi bawah (anak kandung, istri, hingga cucu).

Penyebab sandwich generation

Munculnya generasi sandwich tentu terjadi bukan tanpa sebab. Menurut Pintek, salah satu penyebab utamanya yaitu karena kurangnya kemampuan seseorang dalam mengelola keuangan.

Selain itu, perilaku konsumtif yang tidak terkontrol juga bisa menjadi kegagalan dalam menyiapkan finansial untuk masa tua. Perilaku konsumtif inilah yang membuat rencana finansial untuk masa depan menjadi terhambat dan membuat prioritas keuangan menjadi tidak tepat, misalnya lebih mudah tertarik untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan sehingga pengeluaran jadi membengkak dan tidak bisa menabung.

Jika sudah begini, generasi bawahnya yaitu anak-anaklah yang akan menanggung beban hidup orang tuanya. Belum lagi jika anak yang menanggung beban keuangan orang tua ini sudah menikah dan memiliki tanggungan sendiri. Pada akhirnya, anak-anaknya pun tidak akan bisa menghindari untuk hidup sebagai generasi sandwich.


Baca juga: Ingin Masa Tua yang Nyaman? Ini Cara Mempersiapkan Dana Pensiun yang Tepat


Selain itu, munculnya generasi sandwich juga bisa disebabkan karena orang tersebut dulunya juga merupakan generasi sandwich yang harus menghidupi banyak orang sehingga membuatnya merasa kesulitan menabung untuk kebutuhan di masa tua dan akhirnya bergantung ke generasi selanjutnya. Hal inilah yang menjadi alasan bagi para generasi sandwich untuk bekerja lebih keras dan pintar mengelola keuangan demi bisa memutus rantai generasi sandwich.

Dampak sandwich generation

Beban yang harus ditanggung sandwich generation tidaklah ringan dan sering berdampak pada kehidupan mereka. Di bawah ini adalah beberapa dampak sandwich generation seperti yang dikutip dari Katadata.

  • Merasa lelah secara fisik dan mental

Kehidupan generasi sandwich tentu tidak mudah dan sering membuat orang yang berada di posisi ini merasa lelah, baik fisik atau mental. Hal ini terjadi karena terkadang mereka harus bekerja lebih keras dan lebih lama demi mendapatkan penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang harus ditanggung. Hal ini juga yang membuat para generasi sandwich tidak memiliki banyak waktu untuk dirinya sendiri dan bersosialisasi dengan orang lain karena waktunya habis untuk bekerja demi bisa menghidupi dirinya sendiri dan keluarga.

  • Selalu merasa bersalah

Meski sudah bekerja keras, umumnya generasi sandwich sering merasa bersalah karena beranggapan bahwa dirinya tidak mampu memenuhi kebutuhan dan membahagiakan orang tua atau anaknya. Perasaan bersalah inilah yang jika dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan gangguan mental. Seseorang yang selalu merasa bersalah akan mudah menyalahkan diri sendiri dan tidak bisa menghargai hal yang dilakukannya.

  • Berisiko mengidap depresi 

Generasi sandwich juga mudah merasa khawatir, seperti khawatir tidak bisa membiayai hidup orang tua, khawatir tidak dapat membiayai pendidikan, hingga khawatir dengan masa depannya. Rasa khawatir inilah yang nantinya bisa  menyebabkan depresi.

Cara memutus sandwich generation

Agar dampak sebagai generasi sandwich tidak terjadi pada diri Anda dan anak Anda nantinya, tentu harus dilakukan berbagai cara untuk memutus mata rantai generasi sandwich. Lalu bagaimana cara memutusnya? Berikut beberapa cara memutus rantai generasi sandwich menurut Amartha.

1. Menambah penghasilan

Penghasilan yang besar adalah kunci yang dapat menyeimbangkan pengeluaran besar yang dialami generasi sandwich. Oleh karena itu, untuk memutus rantai generasi sandwich, Anda perlu menambah penghasilan demi memenuhi banyaknya pengeluaran yang dibutuhkan. Terdapat dua sumber penghasilan, yaitu penghasilan pasif dan aktif.

Penghasilan aktif bisa Anda dapatkan dari pekerjaan, baik pekerjaan utama, bisnis sampingan, hingga pekerjaan sampingan. Sedangkan, penghasilan pasif bisa Anda dapatkan dari keuntungan properti, kemitraan, investasi, atau jenis pendanaan pasif lainnya.

2. Mengelola keuangan

Penghasilan yang besar tidak akan ada artinya jika Anda tidak bisa mengelola keuangan dengan baik. Oleh karena itu, untuk keluar dari rantai generasi sandwich, Anda juga perlu ‘melek’ finansial untuk dapat mengatur keuangan.

Anda dapat mengatur keuangan dengan melakukan pembagian yang tepat pada kantong-kantong pengeluaran. Salah satunya dengan menggunakan rumus 40/30/20/10 dalam persen. 40% untuk kebutuhan keluarga, 30% untuk cicilan atau tagihan, 20% untuk menabung dan investasi, dan 10% sisanya untuk donasi. Selain itu, Anda juga perlu membiasakan diri dalam mencatat keuangan demi memastikan setiap pengeluaran sesuai dengan pos-pos yang telah Anda tentukan.

3. Memiliki asuransi kesehatan

Untuk memutus rantai generasi sandwich, Anda juga perlu mempertimbangkan untuk membeli produk asuransi kesehatan. Bukan hanya untuk diri sendiri, namun daftarkan juga seluruh tanggungan Anda ke dalam asuransi kesehatan, mulai dari istri/suami, anak, orang tua.

Sandwich Generation Wajib Memiliki Asuransi Kesehatan

Dengan memiliki asuransi, Anda tidak perlu khawatir ketika terjadi risiko kesehatan di kemudian hari yang menimpa diri Anda maupun keluarga. Perusahaan asuransi akan memberikan uang pertanggungan saat Anda atau keluarga mengalami risiko penyakit yang mungkin terjadi di kemudian hari sehingga nantinya Anda akan lebih fokus dalam perawatan penyakit dan terhindar dari risiko finansial yang terjadi akibat besarnya biaya perawatan rumah sakit dan biaya pengobatan yang perlu ditanggung.


Baca juga: Manfaat Memiliki Asuransi kesehatan untuk Diri Sendiri & Keluarga 


4. Komunikasi dengan keluarga

Cara selanjutnya yang bisa Anda lakukan untuk memutus rantai generasi sandwich adalah dengan melakukan komunikasi dengan keluarga. Cobalah bicara jujur dengan keluarga mengenai kondisi finansial Anda dan carilah jalan keluar secara kekeluargaan. Mintalah pengertian kepada keluarga agar Anda tidak diberi beban lebih untuk sesuatu yang belum menjadi kebutuhan mereka. 

5. Mulai berinvestasi

Sebagai seorang generasi sandwich, Anda tidak hanya harus memiliki tabungan, namun juga harus mulai berinvestasi. Pasalnya, investasi dapat meningkatkan nilai aset untuk mempersiapkan kondisi finansial yang lebih baik di masa depan. Pastikan juga Anda memiliki tujuan investasi yang jelas, misalnya, dengan memiliki asuransi jiwa yang kini manfaatnya dapat dijadikan warisan, biaya sekolah hingga untuk menyiapkan dana pensiun yang cukup untuk masa tua nanti agar tidak menyusahkan anak.

Itulah beberapa hal mengenai sandwich generation yang perlu Anda pahami. Setelah mengetahui berbagai penyebab dan dampaknya, pastikan Anda mulai mengelola keuangan dengan baik demi memutus rantai generasi sandwich, salah satunya dengan mendaftarkan diri ke dalam produk asuransi, baik asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa dari AXA Mandiri.

Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke produk asuransi AXA Mandiri sesuai kebutuhan, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.

 

Sumber: 

  • https://www.suara.com/bisnis/2022/06/20/171647/jumlah-generasi-sandwich-di-indonesia-makin-meningkat-apa-penyebabnya
  • https://www.gramedia.com/best-seller/sandwich-generation/
  • https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/20570
  • https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/62273b62d1be5/apa-itu-generasi-sandwich-ini-dia-penjelasan-lengkapnya
  • https://blog.amartha.com/4-cara-memutus-rantai-generasi-sandwich-patut-dicoba/
  • https://pintek.id/blog/generasi-sandwich/