Aset Penerbit

Aset Penerbit

Mengenal MRI (Magnetic Resonance Imaging) dalam Pemeriksaan Kesehatan

Inspirasi

Pernahkah Anda mendengar istilah MRI? Pemeriksaan MRI ini seringkali dilakukan pada pasien dengan keluhan terkait otak, sendi, tulang, jaringan lunak, dan pembuluh darah. MRI atau (magnetic resonance imaging) adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan gelombang radio dan teknologi magnet.

Selain dapat mendiagnosis penyakit, hasil MRI (magnetic resonance imaging) juga dapat digunakan dokter untuk merencanakan metode pengobatan dan memonitor efektivitas pengobatan. Berbeda dengan foto rontgen, CT scan, atau radioterapi, prosedur MRI tidak memancarkan sinar radiasi sehingga relatif lebih aman dilakukan, termasuk anak-anak maupun ibu hamil.

 

Mengenal prosedur MRI

Dilansir dari Alodokter, MRI atau magnetic resonance imaging adalah pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur maupun organ dalam tubuh. Gambar dari hasil MRI dapat membantu dokter memastikan berbagai masalah kesehatan pada pasien.

Biasanya, prosedur MRI dapat berlangsung selama 30 menit sampai 1,5 jam tergantung bagian tubuh atau organ yang diperiksa. Dilansir dari Alodokter, berikut ini adalah prosedur MRI yang akan dilakukan dokter:

  1. Meminta pasien untuk berbaring di atas meja pemeriksaan
  2. Memberikan headset agar pasien tidak mendengar suara mesin MRI yang cenderung bising, kemudian dokter akan menggerakkan meja pemeriksaan ke dalam mesin MRI
  3. Memonitor dan berkomunikasi dengan pasien melalui interkom yang tersambung ke ruangan pemeriksaan
  4. Meminta pasien agar tidak banyak bergerak sehingga gambar yang dihasilkan bisa terlihat jelas dan tidak kabur
  5. Melakukan pemindaian untuk mendapatkan gambar organ tubuh yang diperiksa secara rinci dan mendalam

Pada pasien yang menjalani pemeriksaan MRI, dokter akan meminta pasien untuk melakukan hal-hal sederhana seperti menggosok benda atau menjawab beberapa pertanyaan untuk melihat bagian otak yang aktif selama pasien beraktivitas.

Pemeriksaan MRI tidak menimbulkan rasa sakit. Namun pasien bisa mengalami sensasi kedutan selama prosedur berlangsung. Kedutan ini merupakan hal yang normal, karena proses MRI dapat menstimulasi saraf di dalam tubuh.

 

Manfaat dan keunggulan MRI

Prosedur MRI dilakukan sebagai salah satu pemeriksaan penunjang dan alat bantu untuk dokter dalam mendiagnosis penyakit atau masalah kesehatan yang terjadi. Pemeriksaan ini akan menghasilkan gambar organ, jaringan, dan sistem rangka dengan resolusi yang tinggi yang akan membantu dokter menentukan gangguan dan menemukan cara pengobatan yang tepat, serta mengevaluasi efektivitas terapi.

MRI juga sering dilakukan sebagai pemeriksaan sebelum memutuskan suatu tindakan, misalnya pada otak. Untuk beberapa alasan, MRI bisa dilakukan untuk pertimbangan langkah operasi otak, dengan mengidentifikasi area bahasa dan kendali gerakan yang penting.

Prosedur ini juga bisa dilakukan sebagai pemeriksaan jantung rutin. Tujuannya untuk melihat ukuran dan fungsi pada ruang jantung, ketebalan dan gerakan dinding jantung, hingga kerusakan akibat serangan jantung atau riwayat penyakit jantung yang dimiliki. Dilansir dari Siloam Hospitals, berikut ini adalah beberapa beberapa keunggulan prosedur MRI yang perlu diketahui:

  • Tidak menggunakan radiasi
  • Mampu mencakup sebagian besar tubuh
  • MRI jarang memunculkan reaksi alergi
  • Berfungsi untuk melihat penyebaran kanker dan menentukan langkah pengobatan terbaik
  • Tanpa pembedahan (non-invasif)
  • Gambar yang dihasilkan cukup jelas jika dibandingkan dengan teknik lainnya

 

Kondisi yang membutuhkan prosedur MRI

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa prosedur MRI dilakukan untuk mendeteksi kondisi atau gangguan di organ dalam, tulang, dan jaringan tubuh. Ada beberapa kondisi organ yang biasanya memerlukan pemeriksaan lewat prosedur MRI. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini adalah beberapa organ yang biasanya diperiksa melalui MRI:

1. Otak dan saraf tulang belakang

MRI pada otak dan saraf tulang belakang dilakukan untuk mendeteksi cedera kepala, tumor, stroke, kerusakan pembuluh darah otak, cedera saraf tulang belakang, kelainan pada mata atau telinga bagian dalam, serta multiple sclerosis. Pemeriksaan pada bagian ini juga bisa untuk mendeteksi kelainan pada telinga bagian dalam dan mata, serta multiple sclerosis.
Pemeriksaan yang berkaitan dengan otak dan saraf tulang belakang biasanya dilakukan dengan MRI khusus yaitu functional magnetic resonance imaging (fMRI). MRI ini dapat memperlihatkan kondisi otak dan aliran darah otak saat pasien melakukan aktivitas. Hal ini membuat dokter dapat mengetahui bagian otak yang aktif ketika pasien melakukan kegiatan tertentu.

2. Jantung dan pembuluh darah

Beberapa kondisi pada jantung dan pembuluh darah yang dapat terdeteksi dengan MRI adalah penyumbatan aliran darah, penyakit jantung, kerusakan jantung setelah serangan jantung, atau aneurisma aorta. MRI juga bisa mendeteksi kelainan pada organ jantung, baik ukuran dan fungsi bilik jantung, ketebalan, maupun pergerakan dinding jantung.

Selain itu, prosedur MRI pada pasien dengan keluhan di jantung bertujuan untuk melihat beberapa hal seperti ketebalan dan gerakan dinding jantung, ukuran dan fungsi pada ruang jantung, serta kerusakan jantung. Sedangkan, prosedur MRI untuk pemeriksaan pembuluh darah dapat mendeteksi masalah struktural, seperti penyumbatan pembuluh darah (Aterosklerosis), peradangan, maupun dinding pembuluh darah yang robek.

3. Tulang dan sendi

Pemeriksaan MRI pada tulang dan sendi dapat dilakukan untuk mendeteksi infeksi tulang, kanker tulang, cedera sendi, kelainan bantalan (diskus) di tulang belakang, dan nyeri leher atau punggung. Prosedur MRI sendiri menggunakan gelombang radio dan teknologi magnetik yang sangat sensitif sehingga dapat memberikan gambaran yang detail dan akurat mengenai struktur tulang dan sendi.

4. Payudara

Bagi pasien yang berisiko terkena kanker payudara, dokter akan menyarankan prosedur MRI untuk mendeteksi sel kanker lebih awal. MRI biasanya menjadi penunjang selain pemeriksaan mammografi, khususnya bagi pasien yang berusia di bawah 40 tahun.

Kondisi yang Membutuhkan Prosedur MRI

Selain beberapa organ di atas, prosedur MRI juga bisa dilakukan di bagian tubuh lain. MRI bisa dilakukan untuk memeriksa kelainan pada payudara, rahim dan indung telur, hati, ovarium, testis, saluran empedu, limfa, ginjal, pankreas, ataupun prostat.

 

Persiapan sebelum melakukan prosedur MRI

Mesin MRI dilengkapi dengan kekuatan magnet yang sangat kuat, sehingga benda logam bisa mengganggu cara kerja mesin dan memengaruhi hasil MRI. Oleh karena itu, sebelum melakukan prosedur MRI, pastikan untuk memberitahu dokter jika Anda memiliki implan logam atau elektronik di dalam tubuh, seperti:

  1. Katup jantung buatan
  2. Alat pacu jantung
  3. Implantable cardioverter-defibrillator (ICD)
  4. Bagian tubuh buatan (prostesis) seperti pada lutut atau sendi lainnya
  5. Alat bantu dengar yang dipasang di dalam telinga (implan koklea)
  6. Tambalan atau implan gigi
  7. KB spiral atau KB implan
  8. Tato, karena beberapa jenis tinta mengandung logam
  9. Tindikan di tubuh

Selain itu, sebelum menjalani pemeriksaan MRI, Anda  juga perlu melakukan beberapa hal seperti:

  • Memberitahu dokter jika memiliki riwayat atau sedang menderita penyakit ginjal atau hati.
  • Memberitahu dokter jika menderita alergi terhadap zat kontras.
  • Memberitahu jika sedang merencanakan kehamilan atau sedang hamil.
  • Memberitahu dokter jika menderita kondisi tertentu, seperti claustrophobia atau obesitas.

Pada ibu hamil, MRI memang cenderung aman karena tidak menggunakan sinar radiasi, namun prosedur ini tidak dianjurkan untuk pemeriksaan rutin dan harus dilakukan dengan hati-hati.

Setelah mengetahui larangan-larangan seperti yang dijelaskan di atas, Anda juga perlu memahami apa saja persiapan yang perlu dilakukan sebelum menjalani prosedur MRI:

  • Melepas benda-benda yang mengandung logam, seperti perhiasan, alat bantu dengar, jam tangan, ikat pinggang, peniti, gigi palsu, kacamata, wig (rambut palsu), atau pakaian dalam yang memiliki komponen logam.
  • Mengganti pakaian dengan jubah khusus dari rumah sakit.
  • Meninggalkan ponsel dan benda elektronik lain di luar ruangan.

Pasien umumnya dapat makan dan minum atau mengonsumsi obat-obatan seperti biasa sebelum melakukan prosedur MR, kecuali bila ada larangan khusus dari dokter. Pada kasus tertentu, pasien dianjurkan untuk berpuasa selama 4 jam sebelum pemeriksaan MRI. Waktu yang dianjurkan untuk puasa tergantung pada area atau bagian tubuh yang akan diperiksa.

 

Estimasi biaya pemeriksaan MRI

Biaya MRI umumnya akan berbeda-beda tergantung fasilitas kesehatan yang dikunjungi dan jenis organ tubuh yang diperiksa. Dilansir dari Kumparan, berikut ini adalah biaya pemeriksaan MRI yang berlaku di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo.

Estimasi Biaya Pemeriksaan MRI

Perlu diketahui juga bahwa prosedur MRI biasanya perlu dilakukan lebih dari 1 kali tergantung dari hasil pemeriksaan dokter. Oleh karena itu, penting juga untuk Anda untuk mempertimbangkan untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam asuransi kesehatan dari AXA Mandiri untuk meringankan biaya perawatan ketika terjadi risiko penyakit di kemudian hari.

Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam asuransi kesehatan AXA Mandiri, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.

 

Sumber:

  • https://www.halodoc.com/kesehatan/mri
  • https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/apa-itu-mri
  • https://www.alodokter.com/mri-dapat-membantu-identifikasi-penyakit
  • https://www.alodokter.com/mri-ini-yang-harus-anda-ketahui
  • https://kumparan.com/berita-bisnis/biaya-mri-berdasarkan-organ-tubuh-yang-diperiksa-1zqRHsKuEyv/full

Terkait Aset

Terkait Aset