Jangan Abaikan 6 Gejala Jantung Bermasalah
Pada 18 Februari 2020, dunia hiburan tanah air kembali dikejutkan dengan meninggalkan Ashraf Daniel Mohammed Sinclair, alias Ashraf Sinclair yang juga suami dari penyanyi Bunga Citra Lestari. Aktor asal Malaysia ini dikabarkan meninggal karena serangan jantung. Padahal, Ashraf dikenal sebagai sosok yang gemar berolahraga dan menjalani gaya hidup sehat. Tak cuma Ashraf, bahkan tak sedikit pula atlet yang mengalami hal serupa.
Ternyata masalah jantung yang menimpa orang yang rajin berolahraga atau olahragawan memang bukan cerita baru. Apalagi saat ini serangan jantung yang menimpa Ashraf Sinclair menunjukkan bahwa penyakit itu tak hanya menyerang orang-orang yang berusia tua. Penelitian yang dipublikasikan di AHA Journal Circulation bahkan menyebutkan bahwa penyakit jantung semakin banyak menyerang kaum muda, terutama perempuan.
Nah, sebagian besar orang Indonesia masih belum mengetahui dirinya terjangkit penyakit jantung hingga kondisinya yang sudah semakin parah. Hal ini bisa disebabkan informasi yang masih minim, juga gejala jantung yang mirip seperti penyakit ringan lain. Oleh karena itu, cobalah untuk lebih sadar dan perhatikan 6 gejala jantung bermasalah berikut sebelum terlambat.
Selama ini, sebagian orang hanya fokus pada pengukuran tekanan darah dan tidak terlalu memperhatikan detak jantung saat melakukan pemeriksaan rutin ke dokter. Padahal, gejala pertama yang umum dirasakan penderita penyakit jantung adalah detak jantung yang kerap tidak teratur atau berdebar-debar dan bisa melambat tanpa aktivitas tapi bisa juga irama jantungnya terlalu cepat.
Salah satu gejala jantung bermasalah yang paling umum yaitu rasa sakit yang menjalar dari bagian dada hingga pundak. Gejala ini dalam istilah kedokteran disebut dengan angina, sedikit berbeda dengan sakit lainnya tapi lebih kepada rasa sakit yang mendalam dan membuat jantung terasa berat. Rasa sakit ini juga biasanya akan semakin parah ketika Anda mencoba menarik nafas. Pada beberapa orang angina tidak terasa sakit, tetapi lebih kepada membuat dada terasa penuh, sesak, serta berat.
Pembengkakan pada kaki tanpa sebab pasti yang membuat pergerakan menjadi terbatas. Kondisi ini menjadi sering dan bukan akibat dari cedera ataupun varises. Perlu diwaspadai karena pembengkakan disertai keluhan tidak nyaman saat bergerak maupun berjalan bisa menjadi gejala jantung bermasalah. Keluhan pembengkakan kaki tersebut kemungkinan disebabkan jantung tidak mampu memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh. Akibatnya pembuluh darah yang seharusnya mengalir ke bagian kaki tidak lancar.
Biasanya memang kondisi seseorang yang terkena batuk belum tentu menjadi indikasi gejala awal masalah jantung, kecuali bila orang tersebut memiliki risiko masalah jantung yang berasal dari faktor keturunan. Bila Anda mengalami batuk kering tidak kunjung sembuh, cenderung kering, tenggorokan dan rahang terasa sakit, hingga muncul nyeri pada dada bagian kiri. Gejala tersebut patut diwaspadai.
Gejala jantung bermasalah yang kerap kali luput mendapat perhatian adalah kebiasaan tidur mendengkur. Pada saat keadaan tubuh yang sangat lelah, tidur mendengkur saat posisi tubuh telentang memang merupakan kondisi yang biasa dialami banyak orang. Namun apabila kebiasaan mendengkur sangat keras seperti terengah-engah, sampai tersedak beberapa kali, bahkan terjadi setiap kali tidur dengan posisi tubuh apa pun, maka kondisi inilah yang sebaiknya harus diwaspadai.
Mengalami gejala sesak napas yang bisa diakibatkan oleh terhambatnya aliran darah untuk didistribusikan ke seluruh tubuh yang dapat menyebabkan tidak teraturnya denyut jantung, penebalan pada otot jantung serta katup jantung yang mengalami kelainan. Tidak hanya sesak napas, penderita sakit jantung juga memiliki kecenderungan memiliki pengaturan napas yang pendek-pendek.
Masalah seksual seperti disfungsi ereksi juga bisa merupakan gejala awal dari penyakit jantung. Pada wanita, penyakit jantung di tahap awal bisa membuat mereka kehilangan minat untuk seks atau sulit mencapai orgasme. Hal ini terjadi karena adanya penyusutan dan pengerasan arteri, sehingga aliran darah menjadi terhambat dari jantung menuju organ intim.
Mudah merasa lelah dan letih, atau kerap kehabisan napas walau sedang tidak melakukan aktivitas berat juga pertanda adanya gangguan pada jantung. Gejala ini muncul karena jantung mengalami kesulitan untuk memompa aliran darah dan oksigen untuk disebarkan ke seluruh tubuh sehingga rentan mengalami serangan jantung.
Perubahan fisik yang mudah lelah dan terasa ekstrem tanpa ada sebab yang jelas ini bisa berlangsung selama beberapa hari. Gejala penyakit jantung yang seperti ini umumnya dialami oleh kaum wanita.
Munculnya keringat dingin tanpa ada alasan yang jelas juga merupakan gejala serangan jantung yang harus diwaspadai. Jadi, berhati-hatilah dan segera konsultasi ke dokter apabila tiba-tiba berkeringat dingin dan disertai dengan gejala lain seperti rasa tidak nyaman di bagian dada atau di bagian leher.
Gejala berikutnya yang menjadi indikasi terkena serangan jantung adalah pusing, sakit kepala, dan tubuh terasa lemas. Hal ini biasanya dibarengi dengan munculnya rasa tidak nyaman di area dada, sesak napas, dan nyeri.
Gejala berikutnya ini mirip dengan tanda-tanda adanya gangguan pada pencernaan seperti rasa panas yang muncul di area perut bagian atas (heartburn) dan dada. Apabila gangguan pencernaan ini terjadi disertai dengan gejala sakit jantung lainnya, tetap tenang dan segera hubungi rumah sakit terdekat agar mendapat penanganan lebih lanjut.
Setidaknya, terdapat 4 (empat) jenis penyakit jantung yang umum terjadi. Dilansir dari Siloam Hospitals, berikut ini adalah keempat jenis penyakit jantung yang perlu diwaspadai:
Penyakit jantung ini terjadi karena adanya penyumbatan pembuluh darah arteri akibat penumpukan kolesterol. Hal ini menyebabkan oksigen tidak mampu mencapai jantung sehingga mengakibatkan fungsi jantung terganggu. Jika dibiarkan secara terus-menerus, penyakit jantung koroner dapat memicu serangan jantung bagi penderitanya.
Penyakit jantung bawaan disebabkan oleh kelainan struktur dan fungsi jantung yang dimiliki seseorang sejak lahir. Kelainan yang seringkali ditemui terdapat pada sekat atau dinding ruang jantung. Biasanya kondisi ini terjadi karena adanya gangguan saat pembentukan janin.
Jenis penyakit jantung ini disebabkan Infeksi yang terjadi pada endokardium atau lapisan bagian dalam jantung. Kondisi ini perlu ditangani segera karena mampu menyebabkan kerusakan katup jantung dan stroke. Endokarditis perlu diwaspadai terutama bagi orang yang memiliki riwayat penyakit jantung bawaan, kardiomiopati, dan gangguan katup jantung.
Kelainan irama jantung atau aritmia yang menjadi pertanda adanya gangguan sistem kelistrikan jantung yang membuat irama jantung bisa terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan sama sekali. Kondisi ini terjadi akibat terganggunya rangsangan listrik yang mengatur detak jantung, sehingga jantung tidak bekerja dengan baik. Beragam faktor seperti genetik, usia, dan pola hidup tidak sehat menjadi pemicu terjadinya aritmia.
Sebelum melakukan pemeriksaan, dokter biasanya akan terlebih dahulu bertanya tentang gejala yang dialami, serta riwayat penyakit pasien dan keluarganya. Setelah itu, dokter akan memeriksa detak jantung dan tekanan darah pasien. Selanjutnya, dokter akan menyarankan tes darah untuk mengukur kadar kolesterol, troponin, dan protein C-reaktif (CRP).
Untuk memperkuat diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Jenis pemeriksaannya akan disesuaikan dengan jenis penyakit jantung yang diduga dialami pasien. Dilansir dari Alodokter, berikut ini adalah cara diagnosis penyakit jantung yang biasa dilakukan dokter untuk pasien penyakit jantung.
EKG bertujuan untuk mendeteksi kelainan pada irama dan struktur jantung dengan merekam sinyal listrik jantung. EKG dapat dilakukan saat pasien sedang beristirahat atau berolahraga dan dilakukan dengan menempelkan 10–12 elektroda ke tubuh pasien. Elektroda tersebut terhubung ke mesin yang akan merekam sinyal listrik jantung pasien.
Ekokardiografi adalah pemeriksaan jantung menggunakan gelombang suara (USG) untuk membantu dokter mengevaluasi kondisi otot dan katup jantung pasien. Ekokardiografi dilakukan dengan menggerakkan transduser di dada pasien, atau memasukkan transduser yang lebih kecil ke kerongkongan. Transduser ini berfungsi mengirim gelombang suara dari dan ke jantung untuk diterjemahkan menjadi gambar di monitor.
Uji tekanan adalah pemeriksaan kondisi jantung ketika detak jantung pasien meningkat. Dalam tes ini, pasien akan diminta mengayuh sepeda statis atau berlari di treadmill selama beberapa menit. Pada saat yang sama, dokter akan memonitor reaksi tubuh pasien saat detak jantung meningkat.
Dalam pemeriksaan ini, pasien akan diminta memakai suatu perangkat di dada yang disebut monitor Holter. Monitor ini akan merekam aktivitas listrik jantung selama 1–3 hari.
Jika gejala penyakit jantung yang dialami pasien sampai membuatnya pingsan, maka dokter akan melakukan tilt table test. Dalam tes ini, pasien akan dibaringkan di meja yang digerakkan dari posisi horizontal ke vertikal.
Ketika meja bergerak, tekanan darah, detak jantung, dan kadar oksigen dalam tubuh pasien akan dipantau. Tilt table test membantu dokter mengetahui apakah pasien pingsan akibat penyakit jantung atau kondisi lain.
CT scan jantung menggunakan sinar X untuk menampilkan gambar jantung pasien dan pembuluh darah jantung. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi apakah ada plak di arteri koroner.
MRI (magnetic resonance imaging) menggunakan teknologi medan magnet dan gelombang suara untuk menampilkan gambar organ dalam tubuh pasien. Gambar tersebut akan dianalisis oleh dokter untuk menentukan jenis penyakit jantung yang diderita pasien.
Kateterisasi jantung dilakukan dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah di paha atau lengan. Dengan bantuan foto rontgen dokter akan mengarahkan kateter sampai ke jantung. Penyuntikan cairan kontras juga bisa dilakukan untuk menampilkan gambar organ dalam dengan lebih jelas. Prosedur kateterisasi jantung dapat membantu dokter mengetahui kondisi pembuluh darah, katup jantung, dan aliran darah ke jantung.
Beberapa cara mencegah penyakit jantung adalah dengan menerapkan pola hidup sehat yang menunjang kesehatan jantung antara lain melakukan skrining jantung sejak usia muda, olahraga teratur, pastikan adanya asupan makanan bergizi bagi jantung dengan memperbanyak konsumsi makanan berserat, serta menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol. Jadi, teruskan untuk menjaga pola makan bergizi dan hidup sehat sebagai usaha pencegahan sakit jantung.
Selain itu, rajin untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan juga lindungi diri dan keluraga dengan Asuransi Mandiri Secure CritiCare. Apabila mulai merasakan gejala seperti di atas, jangan diabaikan dan lebih baik segera minta pertolongan medis supaya bisa ditangani dengan pengobatan serta perawatan yang tepat.
Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Asuransi Mandiri Secure CritiCare, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.
Sumber:
This page uses cookies to ensure you have the best experience. For further information regarding the information collected and used please see the Cookie Policy and Privacy Policy