Aset Penerbit

Promo Page

Share this promo

Saya Berminat

Field ini diperlukan.

Field ini diperlukan.

Field ini diperlukan.

Field ini diperlukan.

Field ini diperlukan.

Field ini diperlukan.

Teks untuk mengidentifikasi Segarkan CAPTCHA
*Saya bersedia dihubungi untuk mendapatkan informasi selanjutnya dari AXA Mandiri

Aset Penerbit

Infeksi Ginjal Terjadi Karena Sering Menahan Buang Air Kecil?

Inspirasi

Banyak orang yang sering menahan buang air kecil dengan alasan sibuk atau ‘lagi nanggung’. Padahal jika dibiarkan secara terus menerus, kondisi ini bisa menyebabkan infeksi ginjal. Infeksi ginjal adalah kondisi medis yang terjadi ketika bakteri menginfeksi salah satu atau kedua ginjal. Infeksi ginjal atau pielonefritis biasanya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E.coli) dan bisa terjadi secara tiba-tiba (akut) atau berkembang secara perlahan-lahan (kronis). Selain oleh bakteri, infeksi ginjal juga dapat disebabkan oleh virus atau jamur namun keduanya jarang terjadi.

 

Mengenal kondisi infeksi ginjal

Infeksi ginjal atau pielonefritis adalah gangguan pada sistem urinaria yang cukup umum terjadi. Infeksi ini biasanya dimulai dari kandung kemih kemudian naik ke ginjal. Infeksi ini digolongkan menjadi dua jenis yaitu infeksi akut (muncul secara tiba-tiba dengan gejala berat) dan infeksi kronis (infeksi yang terjadi secara berulang dan berkepanjangan).

Dilansir dari Siloam Hospitals, sistem urinaria sebenarnya memiliki cara alami untuk mencegah terjadi infeksi yaitu dengan mengeluarkan urine secara berkala saat buang air kecil. Proses ini berguna untuk menghilangkan kuman dari ginjal dan kandung kemih. Namun jika jumlahnya terlalu banyak atau proses pengeluaran urine terganggu, maka hal tersebut dapat memicu terjadinya infeksi ginjal.

Dilansir dari EMC Healthcare, infeksi ginjal bisa menyerang siapa saja, namun wanita lebih berisiko terserang infeksi ginjal. Dibandingkan uretra pria, uretra wanita lebih pendek dan terletak lebih dekat dengan alat kelamin dan anus yang merupakan tempat berkembang biaknya bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri dapat lebih mudah masuk ke uretra wanita dan begitu masuk ke dalam (perjalanan ke kandung kemih lebih singkat), bakteri dapat berpindah ke ginjal. Wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi ginjal karena pertumbuhan bayi dapat menekan ureter wanita dan mengurangi aliran urin.

 

Gejala infeksi ginjal yang sering diabaikan

Secara umum, gejala infeksi ginjal hampir sama dengan infeksi saluran kemih. Biasanya, gejala infeksi ginjal seringkali tidak jelas dan tidak konsisten, bahkan ada yang tidak menunjukkan gejala sama sekali. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini adalah gejala infeksi ginjal yang perlu Anda waspadai:

  1. Sering buang air kecil. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri pielonefritis yang menyebar ke kandung kemih dan menimbulkan iritasi.
  2. Terdapat darah dalam urin. Kondisi ini disebut dengan hematuria yang menandakan bahwa tubuh sedang berjuang melawan bakteri penyebab infeksi. Hematuria biasanya menyebabkan urin  berwarna kemerahan, merah muda, atau cokelat.
  3. Nyeri punggung. Pada dasarnya ginjal berada di belakang rongga perut dan dekat dengan punggung. Ketika mengalami infeksi, maka ginjal akan membengkak dan menekan kapsul yang menutupinya. Tekanan tersebut dapat menimbulkan nyeri pada punggung bagian bawah.
  4. Nyeri saat buang air kecil. Bakteri penyebab pielonefritis dapat memengaruhi jaringan saraf di kandung kemih yang membuat rasa tidak nyaman saat buang air kecil. Nyeri dapat dirasakan pada bagian pinggang ataupun pada area vagina/penis.
  5. Urin keruh dan bau. Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar leukosit dalam urin yang sedang melawan bakteri penyebab infeksi.
  6. Demam. Ketika tubuh mengalami infeksi, sistem imun akan melawan bakteri yang dapat  menyebabkan suhu tubuh meningkat disertai keringat dingin di malam hari.
  7. Nanah dalam urin. Munculnya nanah di dalam urin menandakan bahwa infeksi ginjal sudah cukup parah. Nanah ini berasal dari tumpukan sel darah putih dan bakteri yang keluar bersama urine.

Selain beberapa gejala di atas, ada beberapa gejala lain dari infeksi ginjal yang perlu Anda ketahui:
Rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil

  • Dorongan yang kuat dan bertahan lama untuk BAK
  • Mual dan muntah
  • Sakit perut
  • Penurunan selera makan
  • Sering merasa haus
  • Sering buang air kecil
  • Nyeri pada bagian belakang atau samping perut
  • Sakit kepala
  • Tubuh lebih mudah letih dan lesu

 

Penyebab & faktor risiko yang meningkatkan infeksi ginjal

Infeksi ginjal umumnya disebabkan oleh bakteri yang masuk ke saluran kemih dan menyebar ke ginjal. Bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi ginjal adalah E. coli. Meski begitu, ada bakteri lain yang juga bisa mengakibatkan infeksi pada ginjal termasuk Proteus, Klebsiella, dan Pseudomonas. Dalam kasus yang jarang terjadi, sendi buatan atau katup jantung yang terinfeksi juga dapat menyebabkan infeksi ginjal.

Selain itu, dilansir dari Primaya Hospital, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena infeksi ginjal seperti:

  1. Diabetes
  2. Batu ginjal
  3. Obstruksi saluran kemih
  4. Infeksi saluran kemih berulang
  5. Kelainan anatomi pada sistem perkemihan
  6. Gangguan sistem imun
  7. Kanker
  8. Sedang hamil

 

Komplikasi dari infeksi ginjal

Jika tidak segera ditangani dan mendapatkan pengobatan yang tepat, infeksi ginjal bisa menyebabkan komplikasi yang serius. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini komplikasi serius yang disebabkan karena infeksi ginjal:

  • Kerusakan permanen pada jaringan ginjal sehingga ginjal tidak bisa berfungsi normal atau terjadi gagal ginjal.
  • Septicemia yaitu kondisi ketika bakteri dari infeksi ginjal masuk ke aliran darah dan menyebar hingga bisa menyebabkan infeksi serius di seluruh tubuh. Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan organ dan bahkan kematian.
  • Abses ginjal yaitu kumpulan nanah di dalam ginjal yang bisa menyebabkan nyeri hebat, demam, dan perdarahan.

Komplikasi Dari Infeksi Ginjal

  • Batu ginjal yang dapat menyebabkan nyeri hebat dan kesulitan buang air kecil.
  • Jaringan parut pada ginjal yang dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis, tekanan darah tinggi dan gagal ginjal.
  • Keracunan darah, ginjal menyaring limbah dari darah dan mengembalikan darah yang tersaring ke seluruh tubuh. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan bakteri menyebar melalui aliran darah.
  • Komplikasi kehamilan. Bila kondisi medis ini terjadi saat hamil maka dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

 

Diagnosis & pengobatan infeksi ginjal

Sebelum melakukan diagnosis, dokter biasanya akan melakukan tanya jawab terkait gejala dan riwayat kesehatan pasien. Lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik pasien untuk mencari tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh atau bagian pinggang yang nyeri. Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang lain untuk membantu mempertegas diagnosis, seperti:

  • Tes urine (urinalysis) untuk mendeteksi apakah ada infeksi pada saluran kemih. Tes ini membantu dokter mengetahui kadar darah, bakteri, dan nanah dalam urine.
  • USG dan CT Scan tujuannya untuk mengetahui apakah ada penyumbatan di dalam saluran kencing.
  • Pencitraan radioaktif, dokter biasanya juga melakukan tes DMSA (dimercaptosuccinic acid) untuk mendeteksi ukuran, bentuk, posisi, dan ada tidaknya jaringan parut akibat infeksi pada ginjal.
  • Kultur darah dilakukan dengan pengambilan sampel kemudian diperiksa di laboratorium. Tujuannya adalah mendeteksi bakteri atau organisme lain dalam darah.

Setelah mengetahui hasil dari diagnosis, barulah dokter akan menentukan penanganan yang tepat. Dilansir dari beberapa sumber, ada berbagai pilihan pengobatan infeksi ginjal seperti:

1. Pemberian antibiotik

Pengobatan ini merupakan perawatan awal infeksi ginjal, di mana jenis antibiotik tergantung dari kondisi pasien dan tipe bakteri yang menyerang. Melalui pengobatan ini, infeksi ginjal umumnya akan sembuh dalam waktu satu minggu. Jika kondisi pasien tidak kunjung membaik, biasanya dokter akan memberikan pengobatan lanjutan.

2. Rawat inap

Rawat inap di rumah sakit biasanya direkomendasikan untuk penderita infeksi ginjal yang parah. Selama menjalani rawat inap, dokter akan memberikan antibiotik dan cairan infus. Beberapa jenis antibiotik yang sering digunakan dokter untuk mengatasi kondisi ini adalah:

  • Ciprofloxacin
  • Levofloxacin
  • Amoxicillin-clavulanate

Selain menjalani terapi antibiotik, pasien juga akan menjalani perawatan lain untuk membantu meredakan gejala seperti istirahat yang cukup, minum banyak air putih, dan mengonsumsi obat pereda nyeri. Jika infeksi sudah mengakibatkan kerusakan parah pada ginjal, pasien mungkin perlu menjalani operasi pengangkatan dan transplantasi ginjal.

 

Cara mencegah infeksi ginjal

Untuk terhindar dari infeksi ginjal, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Dilansir dari beberapa sumber, berikut cara mencegah infeksi ginjal yang bisa Anda lakukan:

  • Mencukupi kebutuhan cairan tubuh, terutama air putih.
  • Tidak membiasakan menahan buang air kecil.
  • Menjaga kebersihan alat kelamin.
  • Buang air kecil setelah berhubungan seksual untuk membantu membersihkan bakteri dari uretra.
  • Hindari penggunaan produk pembersih kelamin yang mengandung parfum atau bahan kimia keras lainnya.

Adapun bagi kalangan wanita yang lebih berisiko mengalami infeksi ginjal, upaya pencegahan yang direkomendasikan termasuk membersihkan area genital dari depan ke belakang setelah buang air kecil dan setelah berhubungan seksual, selalu mengenakan pakaian dalam yang bersih dan tidak ketat, serta menghindari penggunaan produk perawatan kewanitaan yang bisa menyebabkan iritasi.

Perlu diingat juga bahwa infeksi ginjal memerlukan tindakan medis secepatnya untuk mencegah komplikasi yang bisa mengancam jiwa. Jika Anda merasa ada gejala yang mengarah ke masalah ginjal seperti sakit saat berkemih dan nyeri di area perut, sebaiknya segera datangi dokter untuk berkonsultasi. Namun, ada baiknya untuk mencegah terjadinya infeksi ginjal dengan mencukupi kebutuhan cairan tubuh dan hindari kebiasaan menahan buang air kecil. Meski terlihat simpel, kebiasaan ini bisa menyebabkan infeksi ginjal.

Selain itu, lengkapi untuk perlindungan diri rengan memiliki asuransi kesehatan untuk mencegah risiko keuangan yang mungkin terjadi di kemudian hari akibat penyakit infeksi ginjal maupun penyakit lainnya.  Salah satu produk asuransi yang bisa Anda pilih adalah Asuransi Mandiri Flexi Proteksi dari AXA Mandiri. Produk ini adalah produk asuransi jiwa berjangka dari AXA Mandiri yang memberikan manfaat asuransi sesuai plan yang dipilih. Dengan aAsuransi Mandiri Flexi Proteksi , Anda akan mendapatkan manfaat asuransi, mulai dari manfaat meninggal dunia, kondisi kritis, rawat inap, serta manfaat akhir masa asuransi dengan pilihan masa pembayaran premi yang lebih singkat.

Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Asuransi Mandiri Flexi Proteksi , silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.

 

Sumber:

  • https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-infeksi-ginjal
  • https://www.emc.id/id/care-plus/langkah-langkah-mengatasi-infeksi-ginjal-dengan-tepat
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/infeksi-ginjal?srsltid=AfmBOorRGT_9ThQYAhvf6cTi2fG92PNuCCTZR8Jy6Pf6YHsSkH8-wbPj
  • https://primayahospital.com/urologi/gejala-infeksi-ginjal/