Waspada Pemicu Alergi Makanan, Ini Penyebab & Cara Atasinya!
Alergi makanan adalah reaksi alergi yang muncul setelah mengonsumsi makanan tertentu. Kondisi ini terjadi akibat reaksi berlebihan dari sistem imun terhadap zat di dalam makanan yang sebenarnya tidak berbahaya. Umumnya, reaksi alergi terjadi setelah mengonsumsi makanan berprotein.
Reaksi alergi sendiri memicu sejumlah gejala yang bervariasi pada tubuh dengan reaksi yang bervariasi, dari ringan hingga berat seperti gatal-gatal dan bibir bengkak, hingga gejala parah yang disebut sebagai syok anafilaksis yang dapat mengancam nyawa jika terlambat mendapatkan penanganan yang tepat. Agar tidak salah langkah dalam menangani masalah alergi makanan, berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu Anda pahami tentang alergi makanan.
Alergi makanan biasanya sering terlihat saat anak-anak, namun gejalanya juga bisa muncul kapan saja bahkan setelah dewasa. Bahkan ada beberapa orang yang dapat mengembangkan alergi terhadap makanan yang telah dikonsumsi bertahun-tahun.
Menurut Food Allergy Research and Education, terdapat sekitar 1 dari 13 anak yang memiliki alergi terhadap satu atau lebih jenis makanan tertentu. Anak-anak umumnya memiliki alergi susu, kacang kedelai, gandum, dan telur. Sementara itu, orang dewasa lebih sering mengalami alergi dari santapan laut seperti ikan dan kerang atau beberapa jenis kacang seperti almond, kacang mete, dan kacang pikan.
Berdasarkan penyebabnya, reaksi alergi makanan terbagi menjadi dua, yaitu yang melalui perantara antibodi Immunoglobulin E (IgE) dan yang tidak melalui perantara IgE atau alergi non-IgE. Bedanya, gejala yang muncul dari alergi non-IgE muncul lebih lambat sehingga akan lebih sulit terdeteksi. Walau demikian, non-IgE tidak menimbulkan reaksi berat seperti syok anafilaksis.
Ketika memiliki alergi, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi berlebihan terhadap alergen dengan merangsang sel-sel tubuh untuk melepaskan antibodi. Antibodi ini dikenal dengan nama immunoglobulin E (IgE). Immunoglobulin E nantinya akan bergerak menuju sel-sel yang melepaskan bahan kimia seperti histamin.
Histamin dan zat kimia lainnya pun mengalir dalam darah yang pada akhirnya menimbulkan tanda-tanda dan gejala alergi seperti gatal-gatal, hidung berair, bengkak, diare, bahkan syok anafilaksis.
Pada kasus non-IgE, mekanisme munculnya reaksi alergi belum diketahui pasti. Secara garis besarnya, alergi makanan non-IgE disebabkan oleh sel yang berbeda dalam sistem imunitas tubuh.
Namun, zat yang menyebabkan alergi harus berada pada jumlah tertentu sampai bisa memunculkan reaksi alergi. Alergen dapat masuk sedikit-sedikit dan berulang kali tanpa memunculkan reaksi. Ketika zat tersebut sudah melewati batas, tubuh akan bereaksi. Itu sebabnya, pada beberapa orang reaksi alergi baru muncul saat dewasa.
Reaksi alergi makanan dapat muncul beberapa menit, jam, atau bahkan beberapa hari setelah mengonsumsi makanan yang menjadi pemicunya. Dilansir dari Siloam Hospitals, berikut gejala alergi makanan yang dapat dibedakan sesuai dengan bagian tubuh yang terdampak.
Reaksi alergi yang muncul di saluran pencernaan umumnya terjadi pada bayi atau anak-anak. Adapun beberapa gejala yang dapat timbul adalah mual, muntah, gelisah, kenaikan berat badan, dan sebagainya. Secara umum, terdapat tiga jenis alergi yang berkaitan dengan saluran cerna, yaitu:
Bentuk reaksi alergi makanan yang terjadi pada kulit dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu dermatitis atopik, urtikaria akut dan angioedema, serta dermatitis perioral.
Reaksi alergi makanan juga bisa muncul dan memengaruhi saluran pernapasan seperti sesak napas, mengi, dan lain sebagainya. Namun, kondisi ini jarang terjadi dan biasanya dialami oleh penderita asma. Di samping itu, alergi makanan juga dapat menimbulkan sejumlah gejala umum, di antaranya sebagai berikut:
Zat penyebab reaksi alergi dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari udara dingin, pakaian dan perhiasan, hingga makanan yang biasa dikonsumsi banyak orang. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini jenis-jenis makanan yang paling sering menyebabkan alergi makanan.
Segala jenis kacang dan makanan olahannya dapat memancing respons sistem imun yang berlebihan. Kacang tanah adalah salah satu makanan yang dapat memancing respons sistem imun berlebihan hingga menyebabkan alergi. Alergi kacang tanah dapat mengakibatkan kondisi anafilaksis yaitu suatu alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian.
Kacang tanah mengandung alergen yang tidak bisa dihancurkan, sekalipun sudah diolah dengan digoreng maupun dipanggang. Selain itu, kacang-kacangan dari pohon juga bisa menjadi sumber alergi seperti walnut, hazelnut, almond, kacang Brazil, kacang macadamia, kacang mete, dan kacang pinus.
Jika Anda didiagnosis alergi terhadap satu jenis kacang, kemungkinan Anda juga harus menghindari jenis kacang lainnya. Pasalnya, meski spesies kacang tersebut berbeda (satu kacang tanah dan satu kacang pohon), struktur proteinnya tetaplah sama.
Alergi ikan biasanya sering menyebabkan reaksi yang berat, termasuk anafilaksis dan sering terjadi pada orang dewasa. Seseorang yang alergi pada salah satu jenis ikan seperti ikan kod umumnya juga akan alergi pada jenis-jenis ikan lainnya seperti ikan makarel, dan ikan haddock.
Hal tersebut disebabkan karena senyawa alergen dalam ikan-ikan tersebut cenderung sama, sehingga meski mengolah ikan-ikan tersebut dalam berbagai resep, tidak akan dapat menghancurkan senyawa alergen di dalamnya.
Alergi pada kerang-kerangan cukup umum terjadi pada sebagian orang. Sama seperti pada ikan, seseorang yang alergi pada salah satu dari jenis kerang-kerangan, biasanya juga akan alergi pada jenis kerang lainnya. Terdapat berbagai jenis kerang-kerangan yang bisa menjadi pemicu reaksi alergi yaitu, udang, lobster, kepiting, crawfish, tiram, scallop, kerang hijau, dan kerang.
Telur merupakan salah satu makanan yang paling sering menyebabkan reaksi alergi pada anak-anak. ‘Dalang’ utamanya adalah bagian putih telur yang mengandung lebih banyak protein dibandingkan kuning telur. Dalam beberapa kasus, alergi telur bisa menyebabkan anafilaksis, hingga penyakit kulit dermatitis atopik. Ada tiga jenis protein dalam telur yang menyebabkan reaksi alergi yaitu ovomucoid, ovalbumin, conalbumin.
Mengolah telur menjadi beberapa resep makanan sebenarnya dapat menghancurkan alergen di dalamnya, tapi tidak semuanya. Untuk itu, disarankan agar menghindari mengonsumsi makanan ini dalam bentuk apapun, saat mengalami gejala alergi.
Susu sapi segar berikut olahannya seperti krim, keju, mentega, dan es krim juga dapat menjadi penyebab reaksi alergi. Alergi susu terjadi ketika sistem imun tubuh mengenali protein yang terkandung dalam susu sebagai zat berbahaya.
Sama seperti telur, alergi pada susu sapi merupakan jenis alergi makanan yang paling umum dialami oleh anak-anak. Namun, anak-anak yang memiliki alergi susu sapi biasanya tidak akan mengalaminya lagi saat dewasa.
Susu sapi mengandung sejumlah protein yaitu lactoglobulin, lactalbumin, casein, dan whey, yang menjadi pemicu timbulnya alergi. Reaksi alergi tersebut bahkan bisa dipicu oleh sejumlah kecil cairan susu sapi, bisa melalui ASI di mana sang ibu sempat mengonsumsi susu sapi atau produk susu sapi.
Makanan sumber alergi selanjutnya adalah kedelai. Jenis alergi ini juga salah satu alergi yang umum terjadi saat masih anak-anak. Kebanyakan orang yang pernah menderita alergi ini di masa kecilnya, tidak lagi mengalaminya saat dewasa.
Namun pada sebagian orang, alerginya menetap hingga Ia dewasa. Beberapa orang yang alergi terhadap kedelai, biasanya juga memiliki reaksi yang sama dengan susu sapi.
Alergi pada gandum merupakan jenis alergi yang sering terjadi dan dialami oleh anak-anak. Dilansir dari Medical News Today, risiko mengalami alergi akan meningkat hingga 65 persen saat anak mencapai usia 12 tahun.
Alergi pada gandum dapat terjadi karena adanya senyawa protein yang bernama gliadin yang ditemukan dalam gluten pada gandum. Hal tersebutlah yang menyebabkan beberapa produk gandum disebut dengan gluten-free, sebab jenis produk tersebut dikhususkan untuk orang yang alergi pada senyawa protein yang ada pada gandum tersebut.
Beberapa gejala yang bisa dirasakan bagi seseorang yang mengalami alergi gandum, yaitu gangguan pencernaan, asma, dan ruam. Pada kasus yang paling parah, gandum juga dapat menyebabkan anafilaksis.
Ternyata banyak orang yang menderita pollen food syndrome, reaksi alergi terhadap buah-buahan dan sayuran segar yang bisa terjadi pada orang yang alergi pada serbuk sari atau pollen.
Reaksi alergi yang ditimbulkan bisa rasa gatal hingga panas seperti terbakar di area bibir, mulut dan tenggorokan. Gejala-gejalanya biasanya timbul dalam waktu beberapa menit dan kemudian hilang setelah beberapa saat.
Reaksi alergi pada biji wijen bisa berakibat terjadinya biduran hingga anafilaksis. Dalam beberapa produk makanan, wijen terdaftar dalam komposisi bahan yang memiliki berbagai jenis nama. Jadi sangat penting untuk membaca dengan seksama apakah ada kandungan wijen di dalam sebuah produk yang dimakan.
Daging merupakan sumber makanan penyebab alergi yang jarang dialami. Biasanya, seseorang yang alergi terhadap daging akan memiliki reaksi tubuh yang berlebihan saat mengonsumsinya.
Alasan daging menjadi salah satu pemicu alergi disebabkan oleh kandungan protein yang dimilikinya. Berikut beberapa gejala yang disebabkan oleh alergi pada daging:
Reaksi yang dapat dialami oleh seseorang yang mengalami alergi ini dapat bersifat ringan hingga berat. Hingga saat ini pengobatan untuk alergi daging belum diketahui, sebab kondisi alergi pada daging masih cukup langka dan kebanyakan penderitanya dapat sembuh dengan sendirinya.
Cara terbaik yang dapat dilakukan untuk menangani alergi makanan adalah dengan menghindari makanan yang dapat menyebabkan munculnya reaksi alergi. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko munculnya reaksi alergi tersebut seperti:
Namun, jika tidak sengaja mengonsumsi makanan tersebut sebaiknya segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Biasanya dokter akan meresepkan antihistamin oral dan obat golongan kortikosteroid untuk menangani alergi makanan yang menunjukkan gejala ringan. Sementara itu, jika muncul gejala anafilaksis penderita harus segera dibawa ke IGD dan memperoleh injeksi epinefrin.
Itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai alergi makanan. Ketika Anda memiliki alergi makanan, pastikan untuk menghindari makanan yang jadi pemicunya untuk mencegah risiko terjadinya alergi tersebut.
Selain itu, Anda juga perlu mempertimbangkan untuk mendaftarkan diri ke dalam asuransi kesehatan untuk mengurangi risiko keuangan yang mungkin terjadi ketika tiba-tiba alergi menyerang dan dibutuhkan penanganan yang cepat dan tepat.
Anda bisa mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Asuransi Kesehatan dari AXA Mandiri. Asuransi Mandiri Solusi Kesehatan hadir mendampingi keluarga Indonesia saat menghadapi risiko kesehatan di kemudian hari. Dengan asuransi ini, Anda bisa mendapatkan beragam manfaat mulai dari penggantian biaya harian rawat inap, transportasi ke rumah sakit dan bedah, hingga santunan meninggal dunia karena kecelakaan disediakan guna membantu kondisi keuangan sehingga pemulihan kesehatan dan rencana masa depan dapat berjalan dengan baik.
Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai perlindungan risiko sakit demam berdarah beserta manfaatnya, Anda dapat mengunjungi website AXA Mandiri atau menghubungi Financial Advisor AXA Mandiri di kantor cabang Bank Mandiri dan Bank Syariah Indonesia atau contact center AXA Mandiri 1500803.
Sumber:
Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi