Inspirasi Banner

Aset Penerbit

Apa Kaitannya Jam Tidur yang Baik dengan Kesehatan Jantung?

Jam tidur yang baik dapat memengaruhi kesehatan tubuh, salah satunya dapat mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, hingga diabetes. Bagaimana bisa?

08 Okt 2024

Infeksi Ginjal Terjadi Karena Sering Menahan Buang Air Kecil?

Infeksi ginjal sering terjadi karena kebiasaan menahan buang air kecil hingga kurangnya minum air putih. Apa bahayanya bagi tubuh?

06 Okt 2024

Faktor Penyebab, Bahaya, dan Cara Mengatasi Defisit Nutrisi

Defisit nutrisi jadi hal yang berbahaya jika dibiarkan dalam jangka panjang. Pahami penyebab serta cara mengatasinya dengan benar dan tepat.

02 Okt 2024

Jangan Dibiarkan, Mental Illness Bisa Mengundang Risiko Fatal!

Mental illness bisa menjadi masalah serius yang dapat mempengaruhi aspek mental dan fisik manusia. Pahami lebih lanjut tentang mental illness disini!

01 Okt 2024

Waspada! Ini Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan

Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan sangat signifikan, salah satunya risiko terkena sakit demam berdarah. Mari minimalisir dampaknya dengan lebih waspada.

28 Sep 2024

Aset Penerbit

Kenali Jenis Penyakit Autoimun Agar Tahu Penanganan yang Tepat

Inspirasi

Tercatat ada 80 hingga 100 jenis penyakit autoimun dengan sebagian gejala yang sama dan ada juga yang berbeda. Penyakit autoimun dapat menurunkan kemampuan tubuh melawan virus atau bakteri sehingga dapat menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi. Penyakit ini terjadi karena beberapa penyebab seperti genetik, lingkungan, perubahan hormon, hingga infeksi.

Seperti yang dilansir oleh sindonews.com, ternyata saat ini jumlah penyintas autoimun di Indonesia ada sekitar 5.000 orang. Kalangan yang rentan terkena adalah wanita dan anak-anak, pasalnya wanita memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Selain terus menjaga kesehatan dan menghindari stres, menurut Geoff Rutledge, dokter asal California dan kepala bagian medis Health Tap, vitamin D dapat membantu mencegah penyakit beberapa penyakit autoimun, seperti diabetes tipe 1, multiple sclerosis, rheumatoid arthritis dan penyakit Crohn’s.

 

Mengenal penyakit autoimun

Dilansir dari Siloam Hospitals, penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh atau sistem imun menyerang sel-sel sehat dalam tubuh sendiri. Penyakit ini berkembang ketika sistem kekebalan tubuh salah dalam menilai sel sehat yang ada dalam tubuh dan malah menganggapnya sebagai zat asing.

Akibat dari hal tersebut, tubuh mulai memproduksi antibodi yang akan menyerang dan merusak sel sehat dalam tubuh. Kerusakan sel jaringan dalam tubuh ini dapat menimbulkan peradangan serta mengakibatkan kondisi yang serius pada penderitanya seperti gangguan pada tulang persendian, saraf, kelenjar, dan organ-organ penting lainnya.

 

Jenis penyakit autoimun yang umum dijumpai

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem imun keliru mengenali sel tubuh sehat sebagai zat asing sehingga berbalik menyerangnya. Ada lebih dari 140 jenis penyakit autoimun yang bisa menyerang hampir semua bagian tubuh. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini adalah beberapa jenis penyakit autoimun yang paling umum:

1. Lupus

Lupus merupakan kondisi dimana tubuh mengembangkan antibodi autoimun yang dapat menempel pada jaringan di seluruh tubuh seperti sendi, paru-paru, sel darah, saraf dan ginjal. Sel darah putih pengidap lupus akan menyerang tubuhnya sendiri sehingga sering disebut dengan autoimun. Penyakit ini membutuhkan terapi jangka panjang.

2. Psoriasis

Disebut juga sebagai penyakit autoimun kulit. Pada pengidap penyakit autoimun psoriasis, sel-sel darah sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif yang disebut sel-T berkumpul di kulit. Aktivitas sistem kekebalan merangsang sel-sel kulit untuk bereproduksi dengan cepat dan menghasilkan plak bersisik atau berwarna perak pada kulit.

3. Sindroma sjogren

Gejala awal Sindroma Sjogren meliputi nyeri pada persendian, badan lemah, serta mata dan mulut yang kering. Penyakit autoimun ini juga harus segera diberi penanganan. Sebab jika tidak, bisa mengakibatkan kerusakan pada mata dan gigi, hingga gangguan pada organ tubuh lainnya, contohnya paru-paru dan ginjal.

4. Myasthenia gravis (MG)

Myasthenia gravis (MG) merupakan penyakit autoimun yang cukup langka dan biasanya dipicu karena ada kelainan pada saraf dan otot. Bagian tersebut merupakan tempat di mana saraf mengirim sinyal ke otot untuk bergerak tapi hal ini tak terjadi karena imunitas menyerang reseptor atau penerima sinyal. Akibatnya tubuh pasien MG akan sulit mengendalikan otot-ototnya termasuk juga otot pernapasan yang vital.

5. Diabetes melitus tipe 1

Diabetes juga termasuk jenis penyakit autoimun yang menyerang sel-sel insulin sehingga tubuh tidak bisa memenuhi kebutuhan insulin. Hal ini tentu saja menyebabkan terlalu banyak gula beredar dalam darah. Hingga saat ini penyakit autoimun ini merupakan penyakit yang tidak bisa dicegah. Namun bukan berarti penyakit ini tidak bisa dikendalikan.

6. Rheumatoid arthritis (rematik)

Rheumatoid arthritis alias rematik menimbulkan peradangan, pembengkakan, hingga nyeri pada persendian. Selain menimbulkan rasa sakit, rematik juga bisa membuat seseorang kesulitan menggerakan sendi sehingga gerakan tubuhnya berkurang. Jika tidak segera diobati, penyakit autoimun ini bisa menyebabkan kerusakan sendi permanen secara bertahap.

7. Kolitis ulseratif

Kolitis ulseratif merupakan jenis penyakit autoimun yang menyerang saluran pencernaan, khususnya usus. Penyakit ini dapat menimbulkan peradangan kronis hingga borok pada lapisan usus besar terdalam dan rektum. Gejala yang ditimbulkannya antara lain diare, sakit perut, dan kesulitan buang air besar.

8. Anemia pernisiosa

Jenis anemia satu terjadi karena terhambatnya produksi vitamin B12 di dalam tubuh. Padahal vitamin B12 berperan penting untuk pembentukan sel darah merah. Ketika kekurangan vitamin B12, tubuh akan memproduksi makrosit atau sel darah merah dengan ukuran abnormal. Namun sel darah tersebut tidak bisa keluar dari sumsung tulang yang mengakibatkan jumlah sel darah pembawa oksigen dalam tubuh tetap kurang. Anemia pernisiosa ditandai dengan sakit kepala, tubuh lesu, penurunan berat badan, hingga cara berjalan yang tidak seimbang (kasus langka).

Jenis Penyakit Autoimun yang Sering Dijumpai

9. Sklerosis ganda

Multiple sclerosis atau sklerosis ganda merupakan jenis penyakit autoimun yang menyerang lapisan pelindung saraf sehingga membuat sel saraf yang menyusun otak dan sumsum tulang belakang perlahan akan rusak. Sklerosis ganda bisa menyebabkan penurunan kemampuan koordinasi tubuh, mati rasa, otot menegang, kebutaan, hingga kelumpuhan.

10. Penyakit crohn

Crohn’s disease atau penyakit Crohn dapat menyerang seluruh saluran pencernaan, khususnya usus kecil dan usus besar. Gejala penyakit autoimun ini adalah buang air besar (BAB) berdarah, diare, penurunan nafsu makan, dan lambatnya perkembangan seksual pada anak-anak. Jika tidak segera mendapat perawatan, penyakit Crohn bisa menyebabkan berbagai komplikasi, seperti penyumbatan usus, fistula, hingga kekurangan gizi.

11. Penyakit addison

Beberapa jenis penyakit autoimun juga bisa memengaruhi produksi hormon di dalam tubuh. Sebagai contoh, penyakit addison terjadi ketika tubuh kekurangan hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal seperti hormon kortisol dan aldosteron.

Tanpa hormon dari kelenjar adrenal, tekanan darah akan menurun sehingga bisa meningkatkan kadar kalium hingga taraf yang membahayakan tubuh. Penyakit ini ditandai dengan penurunan nafsu makan, menggelapnya warna kulit, rambut rontok, hingga gangguan seksual pada wanita.

12. Penyakit hashimoto

Gejala utama penyakit Hashimoto yaitu pembengkakan pada bagian depan tenggorokan. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat menyebabkan hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif) dan komplikasinya. Penyakit ini juga sering disertai dengan ukuran lidah yang membesar, nyeri otot, penurunan daya ingat, hingga depresi.

13. Penyakit celiac

Tubuh pasien penyakit celiac menganggap gluten sebagai zat asing yang berbahaya. Gluten sendiri merupakan sejenis protein yang ditemukan pada biji-bijian, seperti gandum. Ketika penderita mengonsumsi makanan mengandung gluten, sistem kekebalan tubuhnya akan menyerang protein tersebut dan merusak jaringan usus. Jika dibiarkan, penyakit ini bisa menyebabkan malabsorbsi atau gangguan pada proses penyerapan zat gizi penting bagi tubuh.

Gejala penyakit celiac terbilang cukup umum yaitu diare, sakit perut, sembelit, dan penurunan berat badan. Namun, pada kasus yang lebih serius, penyakit ini bisa menyebabkan ruam hingga pelunakan pada beberapa tulang.

14. Immune thrombocytopenic purpura (ITP)

Jika tubuh Anda mudah memar atau berdarah, ini bisa menjadi tanda dari immune thrombocytopenic purpura (ITP). Kondisi ini terjadi ketika jumlah keping darah dalam tubuh rendah sehingga proses pembekuan darah terganggu.

Selain ruam dan perdarahan yang sulit dihentikan, ITP juga kerap disertai dengan gejala menstruasi berkepanjangan, gusi berdarah, dan mimisan. Jika pendarahan tidak berhenti selama 5 menit, pastikan untuk segera memeriksakan kondisi Anda ke dokter.

 

Gejala penyakit autoimun

Seperti yang Anda ketahui, ada lebih dari 100 penyakit yang tergolong sebagai penyakit autoimun. Beberapa di antara penyakit autoimun tersebut pun memiliki gejala yang sama. Dilansir dari Halodoc, secara umum ada beberapa gejala awal autoimun antara lain:

  • Nyeri di sekujur tubuh yang membuat badan seperti tertusuk.
  • Nyeri sendi, bagian  sendi yang paling sering terserang adalah sendi lutut, sendi di pergelangan tangan, punggung tangan hingga buku-buku jari. Nyeri ini terjadi di kedua sisi kiri dan kanan. 
  • Lelah berkepanjangan dan berlebih, seperti habis berlari jauh yang membuat energi tubuh seperti terkuras habis. Bahkan untuk mengangkat badan dari tempat tidur saja terasa berat.
  • Timbul demam ringan dan masih tergolong normal yaitu sekitar 37,4–37,5 derajat Celcius.
  • Rambut mengalami kerontokan parah.
  • Sering terkena sariawan.
  • Brain fog. Otak sewaktu-waktu terasa seperti tertutup kabut sehingga untuk sesaat seseorang kehilangan memori, fokus, dan konsentrasi, entah sedang menulis maupun saat berbicara.
  • Ruam kulit. 

Selain itu, penyakit autoimun dapat memiliki gejala uniknya sendiri, misalnya diabetes tipe 1 menyebabkan rasa haus yang ekstrem, penurunan berat badan, dan kelelahan. Sedangkan penyakit autoimun psoriasis gejalanya bisa datang dan pergi. Saat gejala datang disebut flare-up sedangkan saat gejala hilang bisa kamu sebut remisi.

 

Pengobatan penyakit autoimun

Sebagian besar penyakit autoimun belum dapat disembuhkan dengan obat namun gejala yang timbul bisa dicegah atau kontrol. Pengobatan untuk menangani kondisi ini tergantung pada jenis penyakit autoimun yang diderita, gejala yang muncul, dan tingkat keparahannya. Dilansir dari Halodoc, berikut ini adalah beberapa contoh obat yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit autoimun:

  • Obat penghilang rasa sakit
  • Obat tidur
  • Pertukaran plasma
  • Obat anti-inflamasi
  • Kortikosteroid
  • Obat untuk depresi dan kecemasan
  • Krim dan pil ruam
  • Imunoglobulin intravena

Selain pemberian obat-obatan, pengobatan penyakit autoimun juga bisa dilakukan dengan terapi pengganti hormon. Terapi ini diberikan jika pasien menderita penyakit autoimun yang menghambat produksi hormon di dalam tubuh, misalnya pemberian suntik insulin untuk mengatur kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 1, atau pemberian hormon tiroid bagi penderita tiroiditis.

 

Perlindungan yang tepat dari penyakit autoimun

Pada prinsipnya, belum ada obat yang benar-benar bisa menyembuhkan penyakit autoimun. Hanya saja, Anda bisa bernapas lega karena penyakit autoimun masih bisa dikendalikan dengan pengobatan. Setelah Anda mengetahui informasi tentang penyakit autoimun dan belum adanya obat yang dapat menyembuhkannya. Saatnya berpikir untuk mencegah dan melindungi diri dengan solusi perlindungan asuransi dari AXA Mandiri.

Salah satu produk asuransi yang bisa Anda pilih adalah Asuransi Mandiri Proteksi Kesehatan Syariah. Meski penyakit autoimun tidak dijamin oleh asuransi, produk Asuransi Mandiri Proteksi Kesehatan Syariah dari AXA Mandiri bisa memberikan manfaat tunai jika dikemudian hari Anda membutuhkan rawat inap di rumah sakit akibat penyakit autoimun. Hanya dengan membayar kontribusi mulai dari Rp62 ribuan selama 4 tahun, Anda bisa mendapatkan perlindungan asuransi hingga 8 tahun.

Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai Asuransi Mandiri Proteksi Kesehatan Syariah beserta manfaatnya, Anda dapat mengunjungi website AXA Mandiri atau menghubungi Financial Advisor AXA Mandiri di kantor cabang Bank Syariah Indonesia atau contact center AXA Mandiri 1500803.

 

Sumber:

  • https://hellosehat.com/sehat/gejala-umum/penyakit-autoimun-yang-paling-umum/
  • https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/jenis-penyakit-autoimun-dan-beberapa-gejalanya
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-autoimun
  • https://www.alodokter.com/penyakit-autoimun