Asset Publisher

Asset Publisher

Gejala Pneumonia & Bedanya dengan Mycoplasma Pneumonia

Inspirasi

Baru-baru ini, Indonesia kembali dihebohkan dengan kasus pneumonia yang terjadi di beberapa daerah. Dilansir dari situs resmi Sehat Negeriku, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meminta seluruh jajarannya siaga menyusul laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa telah terjadi peningkatan kasus undefined pneumonia yang menyerang anak-anak di Tiongkok Utara.

Bukan hanya itu, dilansir dari Kompas, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi juga menyampaikan bahwa pemerintah melalui Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah menerima laporan kasus mycoplasma pneumonia masuk ke Indonesia. Hingga hari ini, belum diketahui secara pasti penyebab penyakit pneumonia. Namun berdasarkan laporan epidemiologi, terjadi peningkatan kasus mycoplasma pneumonia sebesar 40 persen. Lalu bagaimana sebenarnya gejala pneumonia dan apa bedanya dengan gejala mycoplasma pneumonia?

 

Mengenal pneumonia

Menurut World Health Organization (WHO), pneumonia adalah penyakit yang terbentuk dari infeksi akut di area saluran pernapasan bagian bawah yang menyebabkan area tersebut dipenuhi cairan, lendir, atau nanah. Infeksi ini bisa terjadi pada salah satu sisi paru-paru maupun keduanya. Pneumonia sendiri merupakan penyakit yang dapat menular dengan cara menghirup tetesan udara dari bersin atau batuk pengidap pneumonia.

Di Indonesia, pneumonia dikenal juga dengan istilah paru-paru basah. Pasien yang menderita pneumonia akan mengalami infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara dalam paru-paru yang disebut dengan alveoli. Dalam kondisi ini, paru-paru akan dipenuhi cairan atau nanah yang membuat pasien merasa kesulitan untuk bisa bernapas.

Penyebab utama dari kondisi pneumonia adalah karena infeksi virus, bakteri, atau jamur. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, mulai dari orang dewasa, lansia, anak-anak, bahkan bisa menimpa bayi baru lahir.

 

Penyebab pneumonia

Dilansir dari Ciputra Hospital, penyakit pneumonia umumnya disebabkan oleh bakteri yang terbagi menjadi dua sub-organisme, yaitu “tipikal” dan “atipikal.” Bakteri umum yang termasuk dalam organisme tipikal adalah Pneumococcus, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, Group A Streptococcus, dan organisme gram-negatif aerobik dan anaerobik lainnya. Sedangkan bakteri umum yang termasuk dalam organisme atipikal biasanya terlihat dalam praktik klinis, antara lain Legionella, Mycoplasma, Chlamydia.
 
Infeksi bakteri ini nantinya dapat menyebar pada seluruh area paru-paru atau hanya menginfeksi satu bagian saja. Bukan hanya karena bakteri, pneumonia juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Dilansir dari Ciputra Hospital, berikut ini beberapa faktor lain yang dapat menjadi penyebab terjadinya penyakit pneumonia:

  1. Pneumonia virus: disebabkan oleh infeksi virus seperti coronavirus, parainfluenza virus, adenovirus, dan sebagainya.
  2. Pneumonia aspirasi: disebabkan oleh zat berbahaya seperti asap rokok, polutan, bahan kimia, dan asap dari lingkungan.
  3. Pneumonia jamur: disebabkan oleh infeksi jamur seperti histoplasma, blastomyces, dan coccidioides.
  4. Pneumonia di rumah sakit: biasa terjadi pada pasien yang melakukan perawatan jangka panjang di rumah sakit.

Penyebab Pneumonia

Setiap penyebab pneumonia dapat menimbulkan penyakit paru-paru yang lebih spesifik sesuai penyebabnya. Menurut Mayo Clinic yang dilansir dari Detik, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko pneumonia seperti:

  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Memiliki riwayat penyakit kronis, seperti asma, penyakit paru kronis, atau penyakit jantung
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Mengidap HIV/AIDS
  • Pernah menjalani transplantasi organ
  • Menerima kemoterapi atau steroid dalam jangka waktu yang panjang
  • Bayi di bawah usia 2 tahun
  • Lansia yang berusia 65 tahun atau lebih

Bukan hanya itu, dilansir dari situs resmi RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, penyakit pneumonia juga bisa disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 atau virus corona. Dibandingkan kondisi lainnya, pneumonia akibat infeksi virus corona jauh lebih berbahaya. Oleh karena itu, jika Anda mengalami atau menemukan seseorang terkena penyakit pneumonia, segera lakukan pemeriksaan di rumah sakit terdekat untuk memastikan apakah pneumonia yang dialami terkait COVID-19 atau tidak.

 

Gejala pneumonia

Umumnya gejala pneumonia hampir sama dengan masalah paru-paru lainnya yaitu batuk dengan intensitas tinggi dan disertai dahak. Gejala pneumonia bisa bervariasi mulai dari ringan hingga berat, tergantung pada berbagai faktor seperti jenis bakteri, jamur, atau virus penyebab infeksi, usia, dan kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan.

Menurut Mayo Clinic dan beberapa sumber lainnya, berikut ini beberapa gejala umum yang sering dialami oleh penderita pneumonia:

  • Demam tinggi, suhu tubuh mencapai lebih dari 38 derajat Celcius
  • Dada terasa sakit dan sulit bernapas
  • Penurunan nafsu makan
  • Berkeringat
  • Menggigil
  • Detak jantung terasa cepat
  • Kebingungan atau perubahan kesadaran mental.
  • Mual, muntah, atau diare.
  • Adanya perubahan karakteristik dahak.
  • Batuk disertai darah
  • Tubuh terasa lemas dan tidak bertenaga.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri otot dan sendi.

Gejala pneumonia umumnya akan terjadi selama 1-2 hari tanpa penurunan gejala. Namun kondisi ini bisa berbeda tergantung dari sistem kekebalan tubuh masing-masing.

 

Beda pneumonia dan mycoplasma pneumonia

Dalam beberapa waktu terakhir, bakteri mycoplasma pneumonia mencuri perhatian masyarakat di Indonesia, apalagi setelah adanya laporan langsung bahwa penyakit ini sudah masuk ke Indonesia. Dilansir dari DetikHealth, per 6 Desember 2023, Kementerian Kesehatan RI telah melaporkan 6 kasus infeksi bakteri Mycoplasma pneumonia pada anak di Indonesia. Bakteri inilah yang disebut-sebut menjadi pemicu lonjakan kasus pneumonia 'misterius' pada anak-anak di China saat ini.

Beda Pneumonia dan Mycoplasma Pneumonia

Meski begitu, menurut paparan Kemenkes RI yang dilansir dari Detik Health, kasus infeksi bakteri ini sebenarnya bukan hal baru di Indonesia. Dr Erlina Burhan, SpP, dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menjelaskan bahwa pneumonia akibat mycoplasma pneumonia adalah jenis pneumonia atipikal.

Menurut dr Nastiti Kaswandani, SpA(K) yang dilansir dari Detikhealth juga menjelaskan bahwa jika dilihat dari karakteristik kondisi pasien yang terinfeksi mycoplasma cenderung lebih ringan dibandingkan pneumonia biasa atau pneumonia tipikal. Dr Nastiti mengatakan bahwa penyakit pneumonia yang biasa ditemukan kebanyakan disebabkan oleh bakteri pneumokokus yang bisa muncul secara tiba-tiba, berbeda dengan mycoplasma pneumonia yang kadang tak disadari.

Dr Nastiti juga menyampaikan bahwa gejala pneumonia biasa dan mycoplasma pneumonia sebenarnya mirip dengan infeksi saluran pernapasan (ISPA) lainnya, yaitu diawali dengan demam kemudian batuk yang sangat mengganggu sehingga bisa sampai dua sampai tiga pekan, hingga nyeri tenggorokan. Jika penderita pneumonia adalah anak-anak yang sudah sedikit besar, terkadang bisa menimbulkan gejala nyeri dada, kemudian ada gejala fatigue atau lemah.

Dengan memahami gejala pneumonia yang telah dijelaskan di atas, diharapkan Anda bisa lebih mudah menangani gejala tersebut sehingga nantinya bisa mendapatkan perawatan lebih tepat dan cepat jika suatu saat mengalaminya. Selain memahami beberapa gejala pneumonia di atas, Anda juga dapat mempertimbangkan memiliki asuransi kesehatan untuk mencegah terjadinya risiko keuangan akibat biaya perawatan karena terkena sakit yang mengharuskan rawat inap di rumah sakit. Dengan begitu, Anda bisa melakukan perawatan dengan lebih tenang dan bebas khawatir dari masalah keuangan.

Salah satu asuransi yang bisa Anda pilih adalah Asuransi Perlindungan Amanah Syariah dari AXA Mandiri. Dengan memiliki asuransi ini, Anda dan keluarga akan mendapatkan berbagai manfaat tunai, mulai dari manfaat meninggal dunia, manfaat kondisi kritis, manfaat rawat inap, hingga manfaat akhir masa asuransi.

Bagi Anda yang tertarik dengan produk Asuransi Perlindungan Amanah Syariah dari AXA Mandiri atau produk asuransi syariah lainnya, silakan kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.

 

Sumber:

  • https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1879/ketahui-apa-itu-pneumonia
  • https://rsjrw.id/artikel/pneumonia-misterius-meningkat-kenali-gejalanya
  • https://www.detik.com/bali/berita/d-6582988/pneumonia-adalah-penyebab-gejala-cara-mengobati-dan-pencegahannya
  • https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7075282/beda-gejala-pneumonia-biasa-vs-pneumonia-akibat-bakteri-mycoplasma
  • https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20231204143452-255-1032660/gejala-mycoplasma-dan-pneumonia-umumnya-mana-yang-lebih-ringan
  • https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7075154/ada-6-kasus-mycoplasma-pneumoniae-di-ri-begini-gejala-yang-dikeluhkan 
  • https://nasional.kompas.com/read/2023/12/05/09444281/pemerintah-terima-laporan-kasus-pneumonia-masuk-ri-jumlahnya-diverifikasi?page=all 
  • https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20231128/5344331/waspada-pneumonia-kemenkes-minta-semua-jajaran-kesehatan-siaga/
  • https://ciputrahospital.com/radang-paru-paru-pneumonia-yang-perlu-diwaspadai/