Perlindungan Individu
Corporate Solution
Perlindungan Prestige
Perlindungan Syariah
Perlindungan Mikro
Kredit Kumpulan
Beli Online
Dapatkan informasi mengenai kelengkapan dokumen yang dibutuhkan untuk mengajukan klaim
Dapatkan informasi mengenai seluruh lokasi layanan AXA Mandiri di Indonesia
Layanan ini diperuntukkan bagi pemegang polis yang ingin melakukan perubahan pada polis
Lihat dan bandingkan produk-produk asuransi AXA Mandiri sesuai dengan kebutuhan Anda
Temukan kemudahan dalam mengakses formulir untuk segala layanan AXA Mandiri
Temukan kemudahan dalam mengakses prosedur untuk segala layanan AXA Mandiri
Penyebab Miom, Gejala, Pengobatan & Cara Pencegahannya
Pernahkah Anda mendengar penyakit miom? Miom atau uterine fibroid merupakan jenis tumor jinak yang umum terjadi pada wanita usia 30-50 tahun. Biasanya, penderita miom memiliki satu atau beberapa benjolan dengan ukuran yang berbeda-beda. Tumor ini dapat tumbuh besar hingga menyebabkan nyeri dan perdarahan hebat pada saat menstruasi.
Dilansir dari Kompas.com, miom biasanya tumbuh pada dinding rahim. Selain itu, ada juga miom yang tumbuh di tuba falopi, indung telur, serviks atau leher rahim, sampai vagina. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa hal penting yang perlu Anda pahami mengenai penyebab miom hingga cara mencegahnya.
Mioma uteri atau sering disebut miom adalah tumor jinak yang terjadi dari jaringan otot dinding rahim (uterus) seorang wanita. Kondisi ini terbentuk di dalam rahim bagian bawah yang jika tidak segera ditangani, tumor jinak ini dapat tumbuh besar hingga menyebabkan nyeri dan perdarahan hebat pada saat menstruasi.
Seseorang bisa memiliki lebih dari satu miom dengan ukuran yang bervariasi, berkisar dari 1mm hingga 20 cm. Biasanya, ukuran fibroid yang kecil akan sulit terdeteksi oleh dokter. Dalam beberapa kasus yang ekstrem, tumor jinak ini juga bisa tumbuh besar memenuhi area panggul hingga perut.
Ukuran miom yang terlalu besar sendiri dapat merusak bagian dalam dan luar rahim. Selain itu, tak jarang pengidapnya terlihat seperti sedang hamil. Dilansir dari Halodoc, terdapat 4 (empat) jenis penyakit miom yaitu:
Hingga saat ini masih belum ditemukan penyebab pasti terjadinya miom. Namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita dapat terkena penyakit ini. Berikut beberapa faktor penyebab miom pada wanita yang dilansir dari Kompas.com:
Kadar hormon estrogen yang tinggi di dalam tubuh bisa menjadi pemicu munculnya miom pada organ reproduksi wanita. Selain itu, tingginya hormon yang memengaruhi pertumbuhan seperti Insulin-like growth factor (IGF-1) juga bisa memicu miom.
Wanita yang lahir dari ibu atau memiliki saudara perempuan dengan penyakit miom lebih berisiko terkena miom tiga kali lipat dibanding wanita yang tidak memiliki genetik penderita miom.
Miom jarang dialami wanita yang baru pubertas, melainkan lebih sering terjadi pada wanita berusia 30 atau 40 tahunan sampai menopause. Setelah menopause, biasanya penyakit ini akan sembuh secara sendirinya.
Wanita yang gemuk juga berisiko dua sampai tiga kali lipat lebih tinggi terkena miom daripada wanita dengan berat badan ideal. Pasalnya, kegemukan dapat membuat hormon menjadi tidak seimbang.
Kebiasaan makan yang tidak sehat juga sering menjadi faktor penyebab miom. Pola makan yang tidak sehat dalam hal ini adalah mengonsumsi daging merah seperti sapi, kambing, babi, mengonsumsi daging olahan seperti burger, sosis kornet, dan sering mengonsumsi makanan cepat saji dan berpengawet yang berlebihan. Perlu diketahui, wanita yang rajin makan sayuran hijau lebih berisiko lebih rendah terkena miom.
Beberapa kasus miom juga sering disebabkan karena haid pertama terlalu awal atau pubertas dini serta kekurangan vitamin D.
Dari beberapa faktor penyebab miom di atas memang terdapat faktor yang tidak bisa dikendalikan, namun Anda bisa mengurangi risikonya dengan menjaga berat badan ideal dan menjalankan pola makan sehat.
Gejala mioma uteri dapat berbeda-beda setiap orang, bahkan ada wanita yang tidak merasakan gejala sama sekali. Umumnya, gejala miom sering menyebabkan nyeri dan perdarahan hebat.
Selain itu, dilansir dari Halodoc, miom juga bisa menyebabkan gejala lain seperti:
Dilansir dari Kompas.com, miom juga bisa menimbulkan gejala seperti nyeri haid parah, darah haid yang sangat banyak, flek di luar jadwal haid, sakit punggung bawah, sering keputihan, sembelit, perut buncit, dan nyeri saat melakukan hubungan seks.
Miom adalah tumor yang paling sering terdiagnosis pada panggul wanita dan sering ditemukan secara tidak sengaja selama pemeriksaan panggul rutin. Dokter mungkin merasakan bentuk rahim yang tidak beraturan dan mengarah pada gejala fibroid atau miom.
Dilansir dari Hellosehat, ketika dokter menduga terdapat gejala miom, maka Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan seperti:
Dokter akan melakukan tes USG abdominal atau transvaginal menggunakan gelombang suara untuk mendapatkan gambaran rahim. Dengan begitu, dokter dapat melihat bentuk dan ukuran miom yang ada di rahim untuk memantapkan diagnosis.
Jika Anda mengalami perdarahan menstruasi yang tidak normal, dokter juga akan menyarankan untuk melakukan tes lain untuk menyelidiki penyebab miom lainnya. Tes yang dilakukan termasuk tes hitung darah lengkap (CBC).
Tes hitung darah lengkap dilakukan untuk menentukan apakah Anda mengalami anemia atau tidak. Selain itu, dokter mungkin akan melakukan tes darah lainnya untuk melihat ada tidaknya gangguan perdarahan atau masalah tiroid yang mungkin dialami.
Jika USG tidak memberikan informasi yang cukup, dokter mungkin akan melakukan tes pencitraan untuk diagnosis lanjutan. Beberapa tes pencitraan yang dapat dilakukan di antaranya MRI, histerosonografia (sonogram infus saline/SIS), histerosalpingografi, dan histeroskopi.
Pengobatan biasanya dilakukan jika penderita mengalami gejala miom yang mengganggu aktivitas. Pada kasus yang tidak menimbulkan gejala, biasanya pengobatan tidak diperlukan. Dilansir dari Hello Sehat, berikut beberapa alternatif pengobatan yang dapat mengatasi penyakit miom.
Ada beberapa jenis obat-obatan yang mungkin dapat mengatasi penyakit miom seperti berikut:
Ketika obat-obatan tidak juga meredakan gejala miom, maka dokter mungkin akan menyarankan operasi. Operasi biasanya menjadi pilihan pengobatan terbaik jika miom sudah cukup parah. Ada beberapa pilihan operasi invasif untuk mengangkat miom seperti:
Salah satu pengobatan non-invasif yang bisa dilakukan adalah MR guided Focused Ultrasound (MRgFUS). Pengobatan ini menggunakan gelombang ultrasound untuk menghancurkan miom tanpa menyebabkan kerusakan pada jaringan.
Pilihan prosedur minim invasif untuk miom adalah sebagai berikut.
Menjalankan pola hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit ini. Selain itu, dilansir dari Klikdokter, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk pencegahan miom seperti:
Sebagian orang mungkin belum mengetahui perbedaan miom dan kista atau justru menganggap keduanya sama. Miom dan kista merupakan dua jenis tumor jinak pada organ reproduksi wanita, perbedaan keduanya paling mudah dikenali dari bentuk dan letaknya.
Pertumbuhan miom sering kali tidak terdeteksi karena memang tidak menimbulkan gejala, terlebih jika ukurannya masih kecil atau jumlahnya sedikit. Miom dan kista biasanya terdeteksi secara tidak sengaja misalnya saat seorang wanita sedang menjalani pemeriksaan USG rahim.
Namun pada kasus tertentu, timbulnya miom bisa ditandai dengan perdarahan dari vagina, perut kram, nyeri panggul saat menstruasi, dan sering buang air kecil. Sama seperti miom, kista juga tidak menimbulkan gejala sama sekali dan baru muncul ketika kista mulai membesar yang dapat berdampak ke organ serta jaringan di sekitarnya.
Adapun beberapa gejala kista yang dapat muncul meliputi mual atau muntah, perut terasa kembung, nyeri saat berhubungan seksual, sakit di punggung belakang dan paha, serta nyeri di payudara. Jika kondisinya semakin parah, terkadang dapat disertai dengan demam, tubuh terasa lemas, dan nyeri panggul yang sangat mengganggu.
Meskipun tidak berisiko kanker, miom dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada wanita termasuk nyeri saat haid. Pada kebanyakan kasus, miom dapat hilang dengan sendirinya jika keseimbangan hormonal terjaga. Dilansir dari Hello Sehat, untuk mengecilkan ukuran miom, ada beberapa rekomendasi makanan yang dapat Anda coba, yaitu sebagai berikut:
Menurut The Journal of Obstetrics and Gynaecology Research diet dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayur efektif untuk menurunkan risiko mioma uteri. Hal ini karena buah dan sayur kaya akan antioksidan yang berperan penting dalam melindungi tubuh dari radikal bebas yang dapat memperparah kondisi tumor.
Semua jenis sayuran hijau baik untuk dikonsumsi, namun adapun jenis sayuran persilangan yang lebih direkomendasikan sebagai makanan untuk mengecilkan miom seperti pokcoy, brokoli, kubis, kembang kol, lobak merah, lobak putih, bayam, dan kale. Anda bisa mengolah jenis sayuran tersebut menjadi ragam masakan agar dapat nikmat dikonsumsi.
Memasukkan buah-buahan ke dalam pola makan harian sangat direkomendasikan untuk kesehatan tubuh. Adapun jenis buah yang dapat mengecilkan ukuran miom yaitu buah yang memiliki kandungan kalium seperti pisang, alpukat, kurma, sitrus lemon, dan tomat.
Menurut jurnal Dove Press, konsumsi teh hijau secara rutin dapat meredakan gejala-gejala mioma uteri dan mengecilkan ukurannya. Kandungan epigallocatechin gallate pada ekstrak teh hijau dapat digunakan sebagai terapi untuk mengobati miom.
Susu yang tinggi akan kalsium, magnesium, dan fosfor bukan hanya bermanfaat untuk tulang. Namun, zat-zat ini terbukti efektif dapat membantu mengatasi miom pada tubuh. Untuk itu, cobalah rutin minum susu tinggi kalsium setiap hari demi kesehatan tubuh sekaligus sebagai bentuk pengobatan miom Anda di rumah.
Selain kalsium, studi dari jurnal Epidemiology menyebutkan adanya hubungan antara vitamin D dengan penurunan risiko mioma uteri. Adapun makanan kaya vitamin D yang dapat membantu mengecilkan miom seperti ikan salmon, bayam dan kale.
Lentil adalah kacang-kacangan yang diperoleh dari biji tumbuhan seperti kacang polong, kacang hijau, kacang merah. Menurut International Journal of Molecular Science, lentil mengandung polifenol dan zat anti inflamasi yang dapat mencegah perkembangan sel tumor dan kanker.
Untuk mengecilkan miom, Anda dianjurkan mengonsumsi makanan yang rendah gula dan bebas gluten seperti pasta dan sereal yang terbuat dari gandum utuh. Menurut The American Journal of Clinical Nutrition, studi pada 21.000 lebih wanita menopause menunjukkan bahwa diet rendah gula efektif untuk menurunkan risiko miom atau fibroid.
Pengobatan miom bukanlah hal yang murah, oleh karena itu penting bagi Anda untuk selalu menerapkan gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko penyakit miom. Selain itu, pastikan juga Anda mempertimbangkan untuk mendaftar asuransi kesehatan demi mengurangi risiko finansial akibat penyakit miom.
Anda bisa memilih produk asuransi kesehatan dari AXA Mandiri sesuai kebutuhan, salah satunya Asuransi Mandiri Proteksi Kanker Dini. Dengan asuransi ini, Anda akan mendapatkan manfaat penggantian biaya Rawat Inap, Rawat Jalan, dan tindakan bedah dengan pembayaran langsung (cashless) atau reimbursement, serta manfaat santunan kematian, manfaat santunan tunai harian, serta manfaat pengembalian Premi (jika dipilih).
Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Produk Asuransi Mandiri Proteksi Kanker Dini, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.
Sumber:
Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi