Aset Penerbit

Aset Penerbit

Waspada Frambusia, Bisa Sebabkan Cacat Seumur Hidup!

Inspirasi

Frambusia merupakan penyakit kulit kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema Pertenue. Penyakit ini termasuk penyakit menular antar manusia  yang umumnya terlihat sebagai lesi pada kulit serta dapat menyebabkan cacat pada tulang.

Kementerian Kesehatan Indonesia melaporkan berbagai penyakit tropis terabaikan (Neglected Tropical Diseases/NTDs) masih menjangkiti sekitar satu juta penduduk Indonesia. Laporan ini disampaikan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI Maria Endang Sumiwi dalam acara peringatan Hari NTDs Sedunia 2024 di Jakarta. Maria menyampaikan bahwa di Indonesia terdapat 8 dari 21 penyakit tropis terabaikan, salah satunya adalah frambusia.

Apa itu frambusia

Dilansir dari Halodoc, frambusia atau yaws adalah infeksi yang terjadi akibat paparan bakteri jenis Treponema pertenue. Jenis penyakit tropis yang terabaikan ini perlu segera mendapatkan penanganan yang tepat, jika tidak kondisi ini dapat menyebabkan cacat tubuh seumur hidup, khususnya jika terjadi pada anak-anak.

Menurut data World Health Organization (WHO), 75-80 persen frambusia terjadi pada anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun. Bahkan, pada tahun 2013 penyakit ini menjadi endemik di 13 negara.

Penyebab frambusia

Penyakit frambusia terjadi akibat infeksi bakteri Treponema pertenue yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka yang terbuka atau goresan pada kulit. Penyakit ini masuk ke dalam kelompok penyakit menular, yang bisa terjadi melalui kontak langsung dengan ruam yang muncul pada kulit pengidapnya.

Bakteri penyebab frambusia hampir serupa dengan bakteri pemicu sifilis. Namun, bakteri ini tidak dapat menular melalui kegiatan seksual seperti penyakit sifilis. Bakteri ini juga tidak menyebabkan penularan pada janin dalam kandungan pada masa kehamilan.

Dilansir Halodoc, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit frambusia, antara lain:

  • Lingkungan yang kumuh
  • Usia di bawah 15 tahun
  • Tinggal berdekatan dengan pengidap frambusia

Gejala frambusia

Gejala penyakit frambusia biasanya akan muncul dalam beberapa tahap. Ketika masih dalam tahap pertama dan kedua, frambusia akan lebih mudah diobati, sedangkan ketika ditemukan gejala yang parah atau memasuki tahap ketiga, kondisi ini menjadi lebih sulit. Hal ini karena gejala pada tahap ketiga dapat melibatkan perubahan yang kompleks pada tulang di berbagai bagian tubuh. Dilansir dari Halodoc, berikut ini gejala frambusia yang perlu Anda perhatikan.

  • Tahap pertama

Frambusia pada tahap pertama biasanya terjadi pada anak usia dini dan berlangsung cukup lama hingga anak mencapai usia 6 tahun. Setelah 3-5 minggu terpapar bakteri yang memicu frambusia, penderitanya akan memiliki benjolan atau kutil yang muncul pada kulit. Benjolan ini dikenal juga sebagai frambesioma atau mother yaw.

Benjolan ini akan membesar dan membentuk kerak kering tipis berwarna kuning yang sering dikenal sebagai lesi papillomatous. Pertumbuhan benjolan akan muncul sesuai lokasi masuknya bakteri ke dalam tubuh. Biasanya, benjolan akan muncul pada bagian tungkai hingga kaki. Mother yaw dapat menghilang dengan sendirinya dalam waktu 3-6 bulan.

  • Tahap kedua

Gejala kedua akan muncul beberapa minggu setelah gejala pertama. Luka pada kulit akan muncul pada beberapa bagian tubuh seperti wajah, lengan, kaki, dubur, hingga sekitar alat kelamin. Luka ini dapat sembuh namun dapat muncul kembali secara berulang.

Luka pada tahap pertama juga dapat mengalami retakan dan ulserasi yang memicu rasa nyeri. Kondisi ini dapat membuat pengidap frambusia mengalami perubahan pada posisi saat berjalan atau crab yaws. Pada tahap ini, pengidap dapat mengalami pembengkakan kelenjar getah bening. Selain itu, ruam atau lesi yang muncul dapat berubah menjadi kecoklatan.

  • Tahap ketiga

Jika tidak mendapatkan penanganan dengan tepat, frambusia dapat memasuki gejala tahap ketiga. Hanya sekitar 10 persen pengidap frambusia mengalami tahapan ini. Pada tahap ini, pengidap dapat mengalami kerusakan yang cukup parah pada kulit, tulang, hingga persendian. 

Penanganan yang terlambat juga dapat menyebabkan cacat pada bentuk wajah yaitu sindrom gangosa atau mutilans rinofaringitis. Hal ini terjadi dengan menyerang dan menghancurkan bagian hidung, rahang atas, langit-langit, dan tenggorokan. Jika pembengkakan pada sekitar hidung tidak diatasi dengan baik, kondisi ini menyebabkan sakit kepala dan keluar cairan dari hidung.

Cara mengatasi frambusia

Frambusia mudah diobati ketika ditemukan pada gejala tahap pertama. Dengan menggunakan suntikan antibiotik, penyakit ini dapat ditangani dengan baik dan cepat. Namun, gejala yang telah memasuki tahap ketiga membutuhkan suntikan antibiotik sebanyak 3x dosis mingguan.

Sementara itu, hingga kini tidak ada pengobatan yang bisa mengatasi kerusakan pada wajah atau tulang pada pengidap frambusia. Jika kondisi ini terjadi, maka dapat memengaruhi kondisi kesehatan mental seseorang. Selain itu, kerusakan kulit dan tulang juga dapat menyebabkan gangguan aktivitas yang memicu penurunan kualitas hidup.

Sayangnya, hingga kini belum ada pencegahan untuk penyakit frambusia. Anda hanya bisa menurunkan risiko dengan tidak mengunjungi negara atau daerah yang menjadi lokasi endemik penyakit frambusia. Pastikan juga untuk selalu menggunakan alas kaki dan menutup luka dengan tepat saat berkegiatan pada kawasan yang kumuh. Juga, selalu mencuci tangan dan membersihkan tubuh setelah melakukan kontak dengan banyak orang.

Selain menjaga kebersihan untuk mencegah risiko frambusia, Anda juga perlu mempertimbangkan untuk mendaftarkan diri ke dalam asuransi kesehatan. Apalagi jika sudah terjangkit penyakit ini, Anda perlu penanganan yang tepat dan cepat. Anda bisa mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Asuransi Mandiri Solusi Kesehatan dari AXA Mandiri.

Asuransi Mandiri Solusi Kesehatan hadir mendampingi keluarga Indonesia saat menghadapi risiko kesehatan di kemudian hari. Dengan asuransi ini, Anda bisa mendapatkan beragam manfaat mulai dari penggantian biaya harian rawat inap, transportasi ke rumah sakit dan bedah, hingga santunan meninggal dunia karena kecelakaan disediakan guna membantu kondisi keuangan sehingga pemulihan kesehatan dan rencana masa depan dapat berjalan dengan baik.

Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai perlindungan risiko sakit demam berdarah beserta manfaatnya, Anda dapat mengunjungi website AXA Mandiri atau menghubungi Financial Advisor AXA Mandiri di kantor cabang Bank Mandiri dan Bank Syariah Indonesia atau contact center AXA Mandiri 1500803.

Sumber:

  • https://www.antaranews.com/berita/3997341/1-juta-warga-ri-masih-kena-penyakit-tropis-kusta-hingga-frambusia
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/frambusia?srsltid=AfmBOoopFdoch-44qbXbuorCQW-M1goE5rb7c4HfEXxGo-G0ILDB5wM9