Aset Penerbit

Aset Penerbit

null Waspada Perilaku Konsumtif yang Berdampak pada Keuangan Masa Depan
Inspirasi

Indonesia terus menunjukkan perkembangan ekonomi yang konsisten selama beberapa tahun belakangan. Hal ini disebabkan oleh populasi masyarakatnya yang semakin bertambah dan daya beli masyarakat yang terus meningkat seiring dengan pendapatan mereka. Masyarakat Indonesia juga dikenal dengan perilaku konsumtifnya, terutama shoppers yang berbelanja di offline dan online store.

 

Apa itu perilaku konsumtif?

Perilaku konsumtif adalah gaya hidup seseorang yang suka membelanjakan uang tanpa pertimbangan yang matang. Menurut beberapa ahli yang dilansir dari Katadata.co.id, pengertian perilaku konsumtif adalah sebagai berikut:

  1. Menurut Lubis (Sumartono, 2002), perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena keinginan yang sudah tidak mencapai taraf tidak rasional lagi.
  2. Fromm dalam The Sane Society (2008) menjelaskan seseorang dikatakan konsumtif apabila dirinya memiliki barang yang lebih disebabkan karena pertimbangan status. Seseorang yang konsumtif membeli barang yang diinginkan, bukan yang dibutuhkan, secara berlebihan dan tidak wajar untuk menunjukkan status dirinya.
  3. Setiaji dalam Konsumerisme (1995) menyatakan perilaku konsumtif sebagai kecenderungan seseorang yang berperilaku berlebihan dalam membeli sesuatu atau membeli secara tidak terencana. Sebagai akibatnya, mereka kemudian membelanjakan uangnya dengan membabi buta dan tidak rasional. Sekadar untuk mendapatkan barang-barang yang menurut anggapan mereka dapat menjadi simbol keistimewaan.

Sederhananya, perilaku konsumtif adalah kecenderungan seseorang sebagai konsumen dalam membeli atau menggunakan barang atau jasa secara berlebihan dan tidak terencana. Perilaku ini biasanya muncul karena kebiasaan untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Dengan kata lain, pembelian yang dilakukan tidak sesuai dengan skala prioritas dan kebutuhan penggunaannya.

 

Indikator perilaku konsumtif

Ada beberapa indikator yang bisa Anda lihat untuk mengetahui perilaku konsumtif seseorang, berikut beberapa indikator tersebut:

  1. Membeli produk ketika ada promo atau diskon spesial. Kejadian ini biasanya sering terjadi ketika ada promo gajian atau promo di momen tertentu. Orang dengan perilaku konsumtif, biasanya akan buru-buru membeli produk tersebut karena khawatir kehabisan promo yang ditawarkan.
  2. Tidak mempertimbangkan fungsi dan kegunaan saat membeli barang. Hampir sama dengan poin sebelumnya, hal ini biasa terjadi ketika melihat produk dengan harga yang murah sehingga membuat seseorang berperilaku konsumtif dengan membelinya tanpa pertimbangan matang.
  3. Ketika semua orang menggunakan produk dengan merek tertentu dan Anda langsung membeli produk tersebut karena gengsi agar dianggap oleh suatu kelompok.
  4. Membeli produk untuk menjaga status sosial, misalnya agar terlihat mewah dan tidak ingin disaingi oleh orang lain.
  5. Membeli produk karena melihat artis, model, atau brand ambassador yang juga menggunakan produk yang sama.
  6. Membeli beberapa produk sejenis baik untuk koleksi, perbandingan, maupun tanpa alasan spesifik padahal di rumah sudah ada produk sejenis dan masih bisa digunakan dengan semestinya.

 

Penyebab perilaku konsumtif

Ketika Anda telah memiliki satu atau beberapa perilaku di atas, artinya Anda telah memiliki perilaku konsumtif. Oleh karena itu, penting untuk segera diatasi sebelum nantinya dapat mengganggu keuangan di masa depan. 

Hal pertama yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya perilaku konsumtif adalah dengan mengetahui apa penyebab perilaku konsumtif tersebut. Dilansir dari Sirclo, terdapat beberapa penyebab yang membuat seseorang memiliki perilaku konsumtif, seperti:

1. Perspektif jangka pendek

Tidak adanya pertimbangan jangka panjang ketika ingin membeli suatu produk dan langsung membelinya demi mendapatkan apa yang diinginkan. Hal ini biasanya terjadi ketika Anda tidak ingin ketinggalan dengan promosi dan diskon untuk produk yang mungkin tidak dibutuhkan.

2. Kebiasaan dalam kelompok

Bagi Anda yang memiliki kelompok, genk, atau komunitas, biasanya akan ada satu sosok populer yang sering memengaruhi orang untuk ikut membeli suatu produk. Akan sangat mudah bagi orang dalam kelompok tersebut ikut terpengaruh dan membeli produk atas rekomendasi dari sosok populer tersebut.

3. Prestise

Prestise menjadi salah satu faktor utama dalam membeli suatu produk. Saat ini, barang branded dan bermerek tidak hanya bisa dibeli oleh masyarakat kelas atas, namun juga masyarakat menengah.

Ketika Anda memiliki perilaku konsumtif, biasanya Anda akan memiliki kesenangan tersendiri ketika mendapatkan pujian. Selain itu, prestise juga berkaitan dengan tujuan aktualisasi diri yang ditandai dengan adanya dorongan untuk melakukan sesuatu atau membeli sesuatu yang disukai dan merasa bahagia atas hal itu.

Prestise Menjadi Salah Satu Faktor Penyebab Perilaku Konsumtif

4. Kurangnya kepedulian terhadap lingkungan

Saat ini, Indonesia sering menggembar-gemborkan kampanye cintai lingkungan. Meski begitu, tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat masih rendah. Hal ini terlihat dari masih banyaknya orang di Indonesia yang tetap membeli kantong atau tas plastik meski sudah mengetahui dampak dari sampah plastik itu sendiri.

5. Adaptasi teknologi

Teknologi seperti gadget, apps, hingga fintech sudah melekat ke anak muda zaman sekarang. Kemampuan adaptasi inilah yang mempermudah para konsumen di Indonesia untuk melakukan transaksi e-commerce dan membeli produk secara online maupun offline dengan aplikasi e-wallet. Banyaknya promosi yang ditawarkan pun bisa mendorong banyaknya transaksi jual-beli yang bisa menjadi penyebab perilaku konsumtif.

6. Meniru public figure

Salah satu alasan influencer marketing banyak digunakan oleh suatu brand adalah karena kecenderungan konsumen untuk meniru dan membeli barang yang digunakan oleh public figure. Tidak hanya influencer, banyak juga masyarakat yang meniru artis Korea karena faktor rasa suka pada figur-figur tersebut dibanding dengan produknya sendiri.

 

Perilaku konsumtif yang sering dilakukan wanita

Perilaku konsumtif seringkali dikaitkan dengan kebiasaan wanita yang tidak bisa menahan keinginan hingga mengikuti kelompoknya ataupun public figure. Tentu semuanya tidak jauh demi menunjukkan prestise diri.

Perilaku Konsumtif yang Sering Dilakukan Wanita

Ada banyak kebiasaan konsumtif yang sering dilakukan para wanita dan terkadang tidak disadari. Berikut beberapa contoh kebiasaan hidup konsumtif yang sering dilakukan para wanita:

  • Membeli handphone baru karena tertarik dengan iklan handphone tersebut di televisi padahal handphone lama masih bagus dan semua fitur masih up-to-date.
  • Ketika tanggal gajian dan melihat banyak diskon di e-commerce, akhirnya impulsif membeli barang yang diinginkan tanpa mengetahui apakah barang tersebut dibutuhkan atau tidak.
  • Ketika sedang berada di sebuah restoran dan memesan banyak makanan. Alhasil, makanan tersebut tidak dihabiskan. Terkadang restoran tidak memperbolehkan konsumen membawa makanan yang tersisa sehingga pada akhirnya makanan terbuang sia-sia.
  • Membeli baju, tas, jam tangan atau sepatu secara berlebihan padahal, sudah memiliki barang tersebut di rumah. Akhirnya baju, tas, jam tangan atau sepatu hanya akan menumpuk dan tidak digunakan sama sekali.
  • Contoh lain yang paling sering terjadi adalah membeli barang branded hanya untuk meningkatkan status sosial.

 

Dampak perilaku konsumtif

Ada banyak dampak yang bisa terjadi ketika seseorang memiliki perilaku konsumtif. Setidaknya, dampak perilaku konsumtif dibagi menjadi dua yaitu dampak positif dan negatif.

1. Dampak positif perilaku konsumtif meliputi:

  • Memberikan kepuasan tersendiri bagi pembeli.
  • Memberikan keuntungan bagi penjual dan kegiatan ekonomi lain.
  • Meningkatkan perputaran roda perekonomian suatu negara.

2. Sedangkan dampak negatif perilaku konsumtif meliputi:

  • Terjadi pemborosan.
  • Menimbulkan kesenjangan sosial.
  • Menimbulkan inflasi.

Itulah beberapa hal penting yang perlu Anda pahami mengenai perilaku konsumtif. Agar terhindar dari perilaku konsumtif yang bisa menyebabkan keuangan memburuk, maka Anda perlu melakukan beberapa hal seperti mengelola keuangan dengan tepat, mulai berinvestasi, dan hindari membeli barang yang tidak dibutuhkan.

Anda juga bisa mengalihkan uang tersebut untuk kebutuhan yang lebih bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, salah satunya dengan membeli produk asuransi kesehatan. Dengan asuransi kesehatan, Anda bisa mencegah terjadinya risiko keuangan yang diakibatkan karena risiko penyakit yang mungkin terjadi di kemudian hari, sehingga kondisi keuangan pun tetap baik dan Anda bisa menggunakannya untuk kebutuhan yang lebih bermanfaat.

Anda bisa memilih produk asuransi kesehatan dari AXA Mandiri. Dengan berbagai produk asuransi kesehatan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan, Anda bisa mendapatkan manfaat tunai ketika terjadi risiko penyakit di kemudian hari sehingga kondisi keuangan akan tetap aman. Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam produk asuransi kesehatan dari AXA Mandiri, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.

 

Sumber:

  • https://store.sirclo.com/blog/penyebab-perilaku-konsumtif/
  • https://pintu.co.id/blog/apa-itu-gaya-hidup-konsumtif-dan-contohnya
  • https://katadata.co.id/safrezi/berita/61ef7e4f41753/memahami-arti-konsumtif-indikator-faktor-dan-dampaknya
  • https://store.sirclo.com/blog/cara-mengatasi-perilaku-konsumtif/