Aset Penerbit

Aset Penerbit

Mari Mengenal Campak Rubella dan Bedanya dengan Campak Biasa Untuk Mencegah Terserang Penyakit Ini

Inspirasi

Pada tahun 2022, kasus penyakit campak di Indonesia terus meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya. Dilansir dari CNBC Indonesia, Kementerian Kesehatan telah menyatakan bahwa Indonesia telah mencatat 3.341 total kasus campak sepanjang 2022 di 223 kabupaten dan kota dari 31 provinsi di Indonesia. Jumlah tersebut meningkat 32 kali lipat dibanding kasus yang tercatat pada tahun sebelumnya. Menurut dr. Prima Yosephine, Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kementerian Kesehatan, lonjakan kasus ini dikarenakan adanya keterbatasan Kemenkes untuk mencapai target pelayanan imunisasi rutin pada 2020 dan 2021 sehingga anak-anak yang tidak diimunisasi semakin banyak dan kasus penularan semakin cepat.

Penyakit campak sendiri ada 2 (dua) jenis yaitu campak biasa (rubeola) dan campak jerman (rubella). Meski sama-sama campak, kedua jenis penyakit campak ini disebabkan oleh dua virus yang berbeda namun sama-sama berkembang biak di tenggorokan dan hidung manusia.

 

Mengenal campak rubella

Dilansir dari Halodoc, rubella atau campak jerman merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan biasa menyerang anak-anak dan remaja. Rubella merupakan penyakit yang berbeda dari campak biasa tetapi memiliki kesamaan gejala, yaitu munculnya ruam kemerahan pada kulit.

Penyakit ini dapat dideteksi dari ruam merah spesifik (bintik atau jerawat) yang timbul pada wajah dan tubuh. Menurut WHO, infeksi rubella adalah kondisi yang dapat menyebabkan demam ringan dan ruam, juga dapat menyerang kulit dan kelenjar getah bening pada anak juga orang dewasa.

Bukan hanya itu, ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari 5 bulan juga harus lebih waspada dengan penyakit ini. Pasalnya, rubella berpotensi untuk menimbulkan sindrom rubella kongenital yang berdampak pada bayi setelah kelahiran. Ada beberapa risiko yang mungkin terjadi ketika ibu hamil terinfeksi rubella seperti:

  • Ketidakmampuan untuk mendengar atau tuli
  • Katarak
  • Penyakit jantung kongenital
  • Paru-paru, organ hati, hingga otak tidak dapat berfungsi secara normal

 

Beda campak biasa dan rubella?

Campak biasa dan rubella merupakan penyakit infeksi yang sering menyerang anak-anak dan memiliki gejala yang mirip yaitu berupa ruam merah. Meski nama dan gejalanya mirip, campak biasa dan rubella memiliki perbedaan. Hal ini karena rubella disebabkan oleh virus yang berbeda dengan campak biasa. Campak rubella disebabkan oleh genus Rubivirus, sedangkan campak biasa disebabkan oleh genus Morbillivirus.

Dilansir dari situs resmi Ciputra Hospital, campak biasa sering menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak. Penyakit campak ini dapat ditularkan ketika bersin atau batuk. Gejala awal campak biasanya akan muncul setelah 10-12 hari sejak virus masuk ke dalam tubuh. Gejala yang muncul biasanya berupa demam tinggi, pilek, mata merah dan terdapat bintik putih pada area mulut.

Sedangkan, campak rubella biasanya menyebabkan infeksi yang lebih ringan tetapi dapat menyebabkan komplikasi yang serius dan fatal pada anak-anak, remaja dan wanita di awal kehamilannya. Infeksi virus rubella pada wanita yang sedang hamil dapat menyebabkan keguguran atau cacat bawaan pada janin. Cacat bawaan yang dimaksud seperti cacat mata dan jantung, autisme, diabetes, hingga disfungsi tiroid.

 

Penyebab campak rubella

Rubella disebabkan oleh virus yang berbeda dari campak. Virus rubella atau campak jerman ini bisa menular melalui saluran pernapasan. Penyebaran virus rubella dapat terjadi ketika seseorang yang terinfeksi rubella batuk atau bersin, kemudian percikan air liurnya tanpa sengaja terhirup oleh orang sekitar.

Selain itu, rubella juga bisa ditularkan ketika penderita berbagi makanan dan minuman atau menyebar melalui sentuhan beberapa bagian tubuh seperti mata, hidung, atau mulut. Rubella juga bisa menyebar dari ibu hamil ke anak dalam kandungan melalui aliran darah.

Seseorang akan merasakan beberapa gejala yang muncul setelah 7 hari terpapar virus tersebut. Namun, ada juga beberapa orang yang terinfeksi dan tidak menunjukkan gejala apapun. Umumnya, masa inkubasi penderita rubella berlangsung 1-2 minggu sebelum timbulnya ruam sampai sekitar 1-2 minggu setelah ruam menghilang. Orang yang terinfeksi rubella dapat menularkan penyakitnya sebelum orang tersebut mengalami gejala rubella.

Jika mengalami gejala rubella, pastikan juga untuk memberitahu ke orang sekitar, terutama ketika ada ibu hamil. Hal ini karena merekalah orang yang paling berisiko terinfeksi rubella dan juga dapat membahayakan janin.

 

Gejala campak rubella

Gejala campak rubella tergolong sulit dikenali, hal ini karena gejalanya cenderung lebih ringan. Namun perlu diketahui bahwa rubella ini akan berkembang selama 2-3 minggu setelah virus menyerang ke dalam tubuh. Kemudian, gejala akan mulai terlihat selama 4-5 hari.

Gejala Campak Rubella

Dilansir dari Hello Sehat, berikut beberapa gejala campak rubella yang sering terjadi pada anak-anak:

  1. Ruam kulit pada kepala menyebar ke tubuh, selama 2-3 hari yang biasa muncul pada wajah dan leher sebelum menyebar ke tubuh bagian bawah.
  2. Demam ringan (kurang dari 39℃)
  3. Sakit kepala
  4. Hidung tersumbat atau beringus
  5. Muntah
  6. Kelenjar getah bening leher dan belakang telinga membengkak.

 Periode paling berpotensi terinfeksi biasanya 1-5 hari setelah munculnya ruam. Berikut proses munculnya ruam yang terjadi pada campak rubella:

  • Ruam merah akan dimulai pada wajah, areanya pun sedikit.
  • Kemudian menyebar pada bagian tubuh lainnya dari mulai badan hingga kaki.
  • Biasanya, ruam akan mulai memudar dalam 3 hingga 5 hari.

Kondisi paling menular adalah ketika ruam pada tubuh sudah terlihat. Penularan ini bisa terjadi pada 7 hari sebelum dan sesudah ruam muncul.

Berbeda dengan gejala rubella pada anak-anak, gejala rubella pada remaja agak sedikit berbeda. Berikut beberapa gejala rubella pada remaja dan dewasa yang dilansir dari Hello Sehat:

  1. Hilang nafsu makan
  2. Konjungtivitis (infeksi kelopak mata dan bola mata)
  3. Sendi bengkak dan nyeri, pada wanita usia muda yang bertahan pada 3-10 hari.

Selain itu, ketika ibu hamil terinfeksi rubella di awal kehamilannya, maka ia memiliki 90% kemungkinan menularkan virus pada janinnya.

 

Pengobatan campak rubella

Pengobatan rubella cukup dilakukan di rumah karena gejalanya tergolong ringan. Bila diperlukan, dokter akan meresepkan paracetamol guna meredakan nyeri dan demam, serta menyarankan pasien untuk banyak beristirahat di rumah agar virus tidak menyebar ke orang lain.

Ketika terinfeksi rubella, tubuh akan secara otomatis kebal dan memiliki imun pada penyakit ini secara permanen. Tujuan pengobatan campak rubella hanyalah membantu meringankan gejala. Sedangkan jika terjadi pada ibu hamil, biasanya dokter akan meresepkan  hyperimmune globulin untuk melawan virus. Meski dapat mengurangi gejala, antivirus ini tidak dapat mencegah kemungkinan bayi menderita sindrom rubella kongenital yaitu kondisi yang menyebabkan kelainan lahir pada bayi.

Apabila terjangkit penyakit ini, Anda juga bisa melakukan perawatan dari rumah selama tidak adanya komplikasi. Pasalnya, infeksi ini akan  hilang dengan sendirinya dalam 5 hingga 10 hari apabila tidak terjadi komplikasi. Berikut beberapa pengobatan yang bisa Anda lakukan di rumah ketika terkena campak rubella:

  1. Istirahat cukup dan penuhi cairan tubuh.
  2. Perhatikan kebersihan tubuh dengan mencuci tangan sesering mungkin.
  3. Gunakan krim pengurang rasa gatal yang diresepkan dokter.
  4. Jangan menggaruk karena dapat meninggalkan bekas.
  5. Hindari kontak dengan orang lain hingga membaik, khususnya dengan orang hamil.
  6. Monitor suhu anak dan hubungi dokter apabila demam terlalu tinggi.

 

Pencegahan campak rubella dengan vaksin MMR

Satu-satunya cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah rubella atau campak jerman adalah dengan melakukan vaksinasi. Vaksin rubella (MMR) biasanya diberikan saat anak berusia 12 hingga 15 bulan. Lalu akan diberikan kembali ketika anak berusia 4 hingga 6 tahun. Pada orang yang belum pernah mendapat imunisasi MMR, vaksin ini dapat diberikan kapan saja.

Pencegahan Campak Rubella Dengan Vaksin MMR

Selain mencegah rubella, vaksin MMR juga dapat mencegah penyakit gondongan dan campak. Diperkirakan, satu dosis vaksin MMR memiliki efektivitas yang tinggi untuk mencegah rubella yaitu sekitar 97%.

Perlu diperhatikan juga untuk menyelesaikan vaksin MMR sebelum masa puber. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya rubella ketika anak perempuan mengalami kehamilan di kemudian hari.

Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada wanita hamil atau sedang melakukan program hamil. Setidaknya diperlukan minimal waktu 1 bulan untuk melakukan vaksin sebelum kehamilan.

Penyakit rubella juga dapat dicegah dengan menerapkan beberapa kebiasaan seperti:

  1. Menjaga kebersihan diri, yaitu dengan rutin mandi dan cuci tangan menggunakan sabun.
  2. Menghindari kontak dengan pengidap rubella.
  3. Isolasikan pengidap rubella ke ruangan terpisah yang jauh dari anggota keluarga.

Selain menerapkan gaya hidup sehat dan bersih, pastikan juga untuk melengkapi perlindungan diri Anda dan anggota keluarga dari risiko finansial yang mungkin terjadi akibat penyakit campak rubella. Anda bisa mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis dari AXA Mandiri. Dengan hanya membayar premi Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis mulai dari Rp1.000.000 per tahun, Anda dan keluarga akan mendapatkan manfaat penggantian biaya rawat inap dengan pembayaran langsung (cashless) atau reimbursement apabila terjangkit penyakit tropis seperti campak rubella, chikungunya, demam berdarah, hepatitis A, malaria, tifus (typhoid), dan Zika.

Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis dari AXA Mandiri, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.

 

Sumber:

  • https://www.alodokter.com/perbedaan-campak-biasa-dan-campak-jerman
  • https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20230120181416-33-407223/gawat-kasus-campak-2022-di-indonesia-meningkat-32-kali-lipat
  • https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/infeksi-anak/rubella/
  • https://ciputrahospital.com/perbedaan-campak-dan-rubella/
  • https://www.alodokter.com/rubella
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/rubella