Penyebab Miom, Gejala, Pengobatan & Cara Pencegahannya
Pernahkah Anda mendengar penyakit miom? Miom atau uterine fibroid merupakan jenis tumor jinak yang umum terjadi pada wanita usia 30-50 tahun. Biasanya, penderita miom memiliki satu atau beberapa benjolan dengan ukuran yang berbeda-beda. Tumor ini dapat tumbuh besar hingga menyebabkan nyeri dan perdarahan hebat pada saat menstruasi.
Dilansir dari Kompas.com, miom biasanya tumbuh pada dinding rahim. Selain itu, ada juga miom yang tumbuh di tuba falopi, indung telur, serviks atau leher rahim, sampai vagina. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa hal penting yang perlu Anda pahami mengenai penyebab miom hingga cara mencegahnya.
Hingga saat ini masih belum ditemukan penyebab pasti terjadinya miom. Namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita dapat terkena penyakit ini. Berikut beberapa faktor penyebab miom pada wanita yang dilansir dari Kompas.com:
Kadar hormon estrogen yang tinggi di dalam tubuh bisa menjadi pemicu munculnya miom pada organ reproduksi wanita. Selain itu, tingginya hormon yang memengaruhi pertumbuhan seperti Insulin-like growth factor (IGF-1) juga bisa memicu miom.
Wanita yang lahir dari ibu atau memiliki saudara perempuan dengan penyakit miom lebih berisiko terkena miom tiga kali lipat dibanding wanita yang tidak memiliki genetik penderita miom.
Miom jarang dialami wanita yang baru pubertas, melainkan lebih sering terjadi pada wanita berusia 30 atau 40 tahunan sampai menopause. Setelah menopause, biasanya penyakit ini akan sembuh secara sendirinya.
Wanita yang gemuk juga berisiko dua sampai tiga kali lipat lebih tinggi terkena miom daripada wanita dengan berat badan ideal. Pasalnya, kegemukan dapat membuat hormon menjadi tidak seimbang.
Kebiasaan makan yang tidak sehat juga sering menjadi faktor penyebab miom. Pola makan yang tidak sehat dalam hal ini adalah mengonsumsi daging merah seperti sapi, kambing, babi, mengonsumsi daging olahan seperti burger, sosis kornet, dan sering mengonsumsi makanan cepat saji dan berpengawet yang berlebihan. Perlu diketahui, wanita yang rajin makan sayuran hijau lebih berisiko lebih rendah terkena miom.
Beberapa kasus miom juga sering disebabkan karena haid pertama terlalu awal atau pubertas dini serta kekurangan vitamin D.
Dari beberapa faktor penyebab miom di atas memang terdapat faktor yang tidak bisa dikendalikan, namun Anda bisa mengurangi risikonya dengan menjaga berat badan ideal dan menjalankan pola makan sehat.
Gejala mioma uteri dapat berbeda-beda setiap orang, bahkan ada wanita yang tidak merasakan gejala sama sekali. Umumnya, gejala miom sering menyebabkan nyeri dan perdarahan hebat.
Selain itu, dilansir dari Halodoc, miom juga bisa menyebabkan gejala lain seperti:
Dilansir dari Kompas.com, miom juga bisa menimbulkan gejala seperti nyeri haid parah, darah haid yang sangat banyak, flek di luar jadwal haid, sakit punggung bawah, sering keputihan, sembelit, perut buncit, dan nyeri saat melakukan hubungan seks.
Miom adalah tumor yang paling sering terdiagnosis pada panggul wanita dan sering ditemukan secara tidak sengaja selama pemeriksaan panggul rutin. Dokter mungkin merasakan bentuk rahim yang tidak beraturan dan mengarah pada gejala fibroid atau miom.
Dilansir dari Hellosehat, ketika dokter menduga terdapat gejala miom, maka Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan seperti:
Dokter akan melakukan tes USG abdominal atau transvaginal menggunakan gelombang suara untuk mendapatkan gambaran rahim. Dengan begitu, dokter dapat melihat bentuk dan ukuran miom yang ada di rahim untuk memantapkan diagnosis.
Jika Anda mengalami perdarahan menstruasi yang tidak normal, dokter juga akan menyarankan untuk melakukan tes lain untuk menyelidiki penyebab miom lainnya. Tes yang dilakukan termasuk tes hitung darah lengkap (CBC).
Tes hitung darah lengkap dilakukan untuk menentukan apakah Anda mengalami anemia atau tidak. Selain itu, dokter mungkin akan melakukan tes darah lainnya untuk melihat ada tidaknya gangguan perdarahan atau masalah tiroid yang mungkin dialami.
Jika USG tidak memberikan informasi yang cukup, dokter mungkin akan melakukan tes pencitraan untuk diagnosis lanjutan. Beberapa tes pencitraan yang dapat dilakukan di antaranya MRI, histerosonografia (sonogram infus saline/SIS), histerosalpingografi, dan histeroskopi.
Pengobatan biasanya dilakukan jika penderita mengalami gejala miom yang mengganggu aktivitas. Pada kasus yang tidak menimbulkan gejala, biasanya pengobatan tidak diperlukan. Dilansir dari Hello Sehat, berikut beberapa alternatif pengobatan yang dapat mengatasi penyakit miom.
Ada beberapa jenis obat-obatan yang mungkin dapat mengatasi penyakit miom seperti berikut:
Ketika obat-obatan tidak juga meredakan gejala miom, maka dokter mungkin akan menyarankan operasi. Operasi biasanya menjadi pilihan pengobatan terbaik jika miom sudah cukup parah. Ada beberapa pilihan operasi invasif untuk mengangkat miom seperti:
Salah satu pengobatan non-invasif yang bisa dilakukan adalah MR guided Focused Ultrasound (MRgFUS). Pengobatan ini menggunakan gelombang ultrasound untuk menghancurkan miom tanpa menyebabkan kerusakan pada jaringan.
Pilihan prosedur minim invasif untuk miom adalah sebagai berikut.
Menjalankan pola hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit ini. Selain itu, dilansir dari Klikdokter, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk pencegahan miom seperti:
Pengobatan miom bukanlah hal yang murah. Oleh karena itu, Anda perlu menerapkan gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko penyakit miom. Selain itu, pastikan juga Anda memiliki asuransi kesehatan untuk mengurangi risiko finansial akibat penyakit miom.
Anda bisa memilih produk asuransi kesehatan dari AXA Mandiri sesuai kebutuhan, salah satunya Asuransi Mandiri Kesehatan Prima. Dengan asuransi ini, Anda bisa mendapatkan manfaat santunan rawat inap dan harian serta perawatan rawat jalan.
Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Asuransi Mandiri Kesehatan Prima, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.
Sumber:
Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi