Search Customer Service

Aset Penerbit

Berita Terbaru

EnsiFraudia Edisi 3: Data Akurat, Klaim Lancar, Kunci Aman Berasuransi 

Pentingnya memastikan keakuratan informasi data pribadi pada Surat Pengajuan Asuransi Jiwa (SPAJ) atau Surat Pengajuan Asuransi Kesehatan (SPAK), serta menjawab pertanyaan riwayat kesehatan dengan jujur saat pengajuan asuransi.

15 Mei 2025

Pengumuman Pemenang Leaderboard ATM Emma Referral 2024

Pengumuman Pemenang Leaderboard ATM Emma Referral 2024

26 Mar 2025

Pengumuman Perpindahan Layanan Tatap Muka CCC Surabaya

Pengumuman Perpindahan Layanan Tatap Muka CCC AXA Mandiri Surabaya

20 Des 2024

Kirim Uang dapat Perlindungan plus Cashback, Mau?

Tunggu apa lagi! Kirim uang dapat perlindungan di hari spesial ulang tahun ke-21 AXA Mandiri

16 Des 2024

Cegah Tindak Kecurangan dengan 4 Cara Ini

Kurangnya kewaspadaan adalah celah bagi pelaku tindak kecurangan untuk melancarkan aksinya. Hal yang kerap terjadi adalah bocornya data pribadi nasabah seperti nama, alamat, nomor telepon, nomor rekening, dan informasi polis kepada pihak yang tidak berkepentingan.

25 Nov 2024

Aset Penerbit

Waspada! Sanitasi Lingkungan Buruk & Tips Menjaga Kesehatan

Inspirasi

Sanitasi lingkungan adalah pondasi penting untuk menjaga kesehatan keluarga. Lingkungan rumah yang bersih, bebas dari sampah dan genangan air mampu mencegah berbagai penyakit menular yang sering menyerang anak-anak maupun orang tua. Jika sanitasi di sekitar tempat tinggal terabaikan, risiko gangguan kesehatan keluarga dapat meningkat dan menimbulkan biaya pengobatan yang tidak sedikit.

Menerapkan sanitasi lingkungan yang baik mulai dari pengelolaan sampah rumah tangga, menjaga kebersihan air, hingga memerhatikan saluran drainase dapat melindungi dan mencegah dari risiko penyakit sehingga keluarga dapat hidup lebih sehat dan nyaman.

Apa itu sanitasi lingkungan

Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap sanitasi dapat memicu pencemaran lingkungan, menurunnya kualitas kesehatan, hingga meningkatnya risiko penyebaran penyakit menular. Dilansir dari Alodokter, sanitasi dapat diartikan sebagai kemampuan menjaga kebersihan lingkungan dan menyediakan tempat buang air yang layak. Sanitasi juga mengacu pada pemeliharaan kondisi higienis melalui layanan seperti pengumpulan sampah, pengolahan dan pembuangan air limbah, serta pengelolaan limbah industri berbahaya.

Sedangkan, dilansir dari Gramedia, sanitasi lingkungan bisa diartikan sebagai upaya mewujudkan lingkungan yang sehat dengan mengendalikan faktor lingkungan fisik, terutama yang berpotensi merusak kesehatan dan mengganggu kelangsungan hidup manusia. Sanitasi lingkungan bisa diwujudkan di perumahan, penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia, dan lain sebagainya.

Dilansir dari Sisnija, data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terdapat lebih dari 1,7 miliar orang masih belum memiliki layanan sanitasi dasar seperti toilet atau jamban pribadi. Dari jumlah tersebut 494 juta orang masih buang air besar di tempat terbuka, misal di selokan, di balik semak-semak hingga ke sungai. Bukan hanya itu, sekitar 10% populasi dunia diperkirakan masih mengkonsumsi makanan yang diairi oleh air limbah.

Tips menerapkan sanitasi lingkungan agar tetap sehat

Untuk mendukung sanitasi dan kebersihan yang baik di lingkungan, Anda bisa memulainya dari diri sendiri. Dilansir dari beberapa sumber, berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menerapkan sanitasi lingkungan agar tetap sehat, dimulai dari rumah.

1. Rutin mencuci tangan

Menjaga sanitasi dan kebersihan bisa dimulai dengan rutin mencuci tangan setelah buang air, setelah keluar dari kamar mandi, atau setelah bersentuhan dengan cairan tubuh lain seperti urine, muntah, kotoran hidung, atau air liur.

Pastikan juga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta setelah menggunakan kendaraan atau fasilitas umum. Mencuci tangan dengan tepat menggunakan sabun dan air mengalir dapat mengurangi risiko terserang diare.

2. Rutin membersihkan kamar mandi

Sanitasi kamar mandi perlu dijaga dengan rutin membersihkannya minimal 1 kali dalam sebulan. Anda bisa menggunakan bahan pembersih yang sesuai untuk mengusir kuman-kuman dalam kamar mandi mulai dari bak, toilet, wastafel, pancuran (shower), dinding, dan lantai kamar mandi.

3. Menghindari menumpuk sampah

Pengelolaan sampah sebenarnya tidak hanya bagian dari tugas otoritas daerah setempat, namun juga menjadi tanggung jawab masyarakat secara keseluruhan. Anda bisa mulai dari hal yang kecil terlebih dahulu seperti membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, diperlukan pengelolaan pembuangan sampah, baik di dalam maupun luar rumah agar tidak bertumpuk dan meningkatkan risiko penyakit.

4. Menjaga kebersihan diri

Menjaga sanitasi dan kebersihan diri tidak hanya dengan mandi setiap hari, tetapi juga selalu mencuci pakaian kotor setelah dikenakan, membersihkan makanan dan minuman yang dikonsumsi, menjaga kebersihkan lingkungan, dan menjalani pola hidup sehat.

5. Pembuatan saluran air

Saluran air di rumah dirancang untuk memperlancar jalannya air agar tidak menjadi tempat tinggal dan tempat berkembang biak berbagai jenis hewan dan serangga seperti nyamuk, kecoa, dan lain sebagainya. Ketika saluran air tidak berfungsi dengan baik, air akan menggenang dan menjadi sarang nyamuk. Nyamuk dewasa dapat menyebarkan berbagai jenis penyakit berbahaya kepada manusia seperti DBD, malaria,chikungunya, dan lainnya.

6. Memilah jenis sampah

Sampah yang ada di lingkungan rumah biasanya dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu sampah organik dan non-organik. Sampah organik merupakan sisa-sisa makanan atau bahan alami yang tidak digunakan untuk kebutuhan utama. Sedangkan, sampah non-organik adalah sampah dari bahan-bahan yang tidak bisa dikonsumsi seperti plastik, kaleng, botol, dan lain sebagainya.

Pengelolaan sampah rumah tangga harus dilakukan secara bertahap. Pertama dengan memilah dan memisahkan sampah organik dengan sampah non-organik. Kemudian, sampah-sampah tersebut bisa didaur ulang atau digunakan kembali sesuai jenisnya. Misalnya, sampah organik digunakan untuk menjadi pupuk alami, sedangkan sampah non-organik digunakan sebagai wadah penyimpanan barang, hiasan, atau lainnya.

7. Pengelolaan makanan dan minuman

Makanan dan minuman adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari sanitasi rumah. Oleh karena itu, kualitas makanan dan minuman harus dijaga melalui proses pengadaan, pengolahan, penyimpanan, serta penyajian makanan yang tepat.

Pengadaan makanan dan minuman dapat dicek secara fisik, pastikan Anda hanya menggunakan sayuran dan buah-buahan yang bentuknya masih utuh dan bersih. Selain itu, penting juga untuk memeriksa kandungan nutrisi serta tanggal kedaluwarsanya. Kemudian dalam tahap pengolahan, makanan harus dimasak dengan cara yang benar agar kandungan nutrisi didalamnya tetap terjaga dan bisa diserap dengan baik oleh tubuh. Pengolahan yang tepat dapat mencegah berbagai penyakit.

Sementara itu, makanan sisa yang tidak habis dalam satu waktu juga harus diperhatikan penyimpanannya agar kualitas makanannya tetap terjaga. Usahakan untuk menyimpan makanan dengan cara yang benar agar tidak memicu pertumbuhan bakteri dan penyakit. Jika setiap proses dilakukan dengan baik dan benar, sanitasi makanan dan minuman di rumah bisa terwujud dengan baik.

8. Keselamatan dan keamanan dapur

Sanitasi dapur juga menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Di mana, dapur berisi banyak peralatan tajam dan panas sehingga cukup berisiko membahayakan. Untuk itu, agar sanitasi di lingkungan dapur tetap terjaga, sebaiknya Anda meletakkan benda-benda pada tempat semestinya dengan cara yang tepat. Misalnya pisau diletakkan dengan posisi terbalik atau diberikan penutup lebih dulu. Atau minyak panas diletakkan pada tempat yang aman.

Daftar penyakit akibat sanitasi lingkungan yang buruk

Menurut WHO, sanitasi buruk memberikan dampak negatif bagi kehidupan yaitu mengurangi kesejahteraan manusia, berdampak pada pembangunan sosial dan ekonomi, dan kehilangan kesempatan untuk bekerja dan memperoleh pendidikan. Bukan hanya itu, sanitasi buruk juga dapat meningkatkan risiko penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, tipus, infeksi cacing usus, dan polio. Di bawah ini adalah beberapa penyakit karena sanitasi lingkungan yang buruk yang dilansir dari beberapa sumber.

1. Cacingan

Cacingan merupakan penyakit akibat infeksi parasit di dalam tubuh manusia. Dilansir dari Kompas, kasus cacingan di Indonesia masih terbilang tinggi, terutama pada kelompok masyarakat yang kurang mampu dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk. Prevalensi cacingan dilaporkan bervariasi di setiap wilayah, mulai dari 2,5 persen hingga 62 persen.

Kasus cacingan baru-baru ini terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dan telah merenggut nyawa Raya, anak balita berusia 4 tahun pada 22 Juli 2025. Berdasarkan hasil diagnosis, Raya menderita cacingan sekaligus tuberkulosis (TBC). Penyakit cacingan ini diduga diidap Raya karena lingkungan yang tidak higienis, di mana Raya sering bermain di kolong rumah yang juga menjadi tempat memelihara ayam. Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa penyakit ini erat kaitannya dengan kondisi sanitasi dan perilaku hidup sehari-hari.

Untuk menghindari penyakit ini, sanitasi lingkungan yang baik, serta mencuci tangan setelah dan sebelum beraktivitas perlu diterapkan setiap hari. Penyakit ini tidak bisa dianggap ringan karena dapat mengganggu penyerapan gizi yang menyebabkan kekurangan gizi, anemia, bahkan stunting. Dalam kasus berat, jumlah cacing yang banyak dapat menyumbat usus dan membahayakan keselamatan bila tidak segera ditangani secara medis.

2. Diare

Sanitasi lingkungan yang buruk juga dapat menyebabkan diare, terutama pada balita. Infeksi ini tidak bisa dianggap remeh, pasalnya jumlah kematian akibat diare di Indonesia cukup tinggi, dan diantaranya disebabkan karena sanitasi yang tidak memadai.

Sanitasi lingkungan yang baik seperti ketersediaan air bersih di tempat tinggal dapat mengurangi kemungkinan terjadinya diare pada anak hingga 24%. Akses sanitasi yang baik dikaitkan dengan peluang yang lebih rendah pada diare dibandingkan daerah yang memiliki cakupan air bersih yang lebih rendah. 

3. Stunting

Sumber air bersih juga memiliki pengaruh terhadap kejadian stunting. Balita yang tinggal di rumah dengan sumber air bersih tanpa pengolahan memiliki risiko terjadinya stunting 0,13 kali lebih besar dibandingkan balita yang tinggal dengan sumber air bersih yang sudah diolah. Sayangnya, akses sumber air bersih dan penyelenggaraan air minum dan sanitasi masih menjadi tantangan besar di Indonesia.

4. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)

Sanitasi lingkungan yang buruk juga berkaitan erat terhadap kejadian ISPA pada balita. Beberapa faktor seperti ventilasi rumah, kepadatan hunian, dinding rumah, dan pencahayaan rumah berpengaruh terhadap kejadian ISPA balita. Ruangan dengan jumlah anggota keluarga yang melebihi batas persyaratan kesehatan rumah sehat dapat meningkatkan risiko kejadian ISPA.

Pasalnya, mikroorganisme dapat dengan mudah menyebarkan bakteri pada anggota keluarga lainnya. Selain itu, kepadatan hunian dalam satu ruangan juga memengaruhi tingkat konsumsi oksigen masing-masing anggota keluarga. 

5. Tuberkulosis TBC

Kondisi penyakit Tuberkulosis TBC juga dikaitkan dengan kondisi ventilasi rumah yang kurang. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan ventilasi dengan kejadian TBC pada balita. Selain itu, kondisi kelembapan rumah juga berpengaruh terhadap kejadian TBC pada balita.

Rumah dengan ventilasi yang kurang baik dapat menyebabkan sirkulasi udara tidak berjalan lancar dan sinar matahari yang masuk menjadi sedikit. Hal tersebut dapat membuat keadaan dalam ruangan rumah menjadi lembab, kondisi yang disukai oleh mikroorganisme penyebab TBC tumbuh.

Demikianlah beberapa penjelasan mengenai sanitasi lingkungan yang perlu Anda pahami. Sanitasi lingkungan sendiri menjadi salah satu bagian dari penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk mencegah penularan berbagai penyakit. Oleh karena itu, disarankan bagi Anda untuk memiliki akses sanitasi yang memadai.

Untuk mencapai sanitasi yang baik diperlukan kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat dengan menerapkan beberapa langkah sanitasi di atas. Anda juga dianjurkan untuk tetap waspada dan berkonsultasi ke dokter jika mengalami beberapa keluhan seperti diare atau pilek yang tak kunjung membaik, apabila tinggal atau baru saja mengunjungi daerah dengan sanitasi yang buruk.

Namun, menjaga kesehatan keluarga tidak hanya berhenti pada penerapan sanitasi lingkungan. Perlindungan ekstra melalui asuransi kesehatan juga penting dipertimbangkan agar Anda lebih tenang menghadapi risiko penyakit akibat sanitasi yang kurang memadai. Dengan memiliki asuransi kesehatan, Anda tidak hanya terlindungi dari risiko penyakit akibat sanitasi yang buruk, tetapi juga dari beban biaya pengobatan yang bisa muncul secara tiba-tiba, termasuk risiko penyakit yang disebabkan dari buruknya sanitasi lingkungan. 

Salah satu produk asuransi kesehatan yang bisa Anda pilih adalah Asuransi Mandiri Solusi Kesehatan. Asuransi kesehatan dari AXA mandiri satu ini adalah produk asuransi kesehatan yang memberikan manfaat penggantian biaya harian kamar rawat inap Rumah Sakit, penggantian biaya harian kamar unit perawatan intensif, penggantian biaya pembedahan, santunan meninggal dunia karena Kecelakaan, penggantian biaya transportasi ke Rumah Sakit untuk setiap rawat inap serta manfaat pengembalian premi dengan ketentuan sebagaimana diatur di dalam Polis. Pembayaran premi dilakukan secara bulanan, kuartalan, semesteran atau tahunan.

Konsultasikan perencanaan finansial Anda dalam memilih produk asuransi kesehatan dengan Life Planner dan Financial Advisor AXA Mandiri yang akan membantu Anda memahami manfaat asuransi dan memberikan solusi terbaik sesuai dengan kondisi finansial Anda. Kunjungi situs resmi AXA Mandiri atau hubungi 1500803 untuk informasi lebih lanjut.

Sumber:

  • https://sisninja.kotabogor.go.id/Blog/detail/apa-itu-sanitasi
  • https://www.alodokter.com/sanitasi-langkah-awal-kesehatan-diri
  • https://www.gramedia.com/literasi/sanitasi/?srsltid=AfmBOor-wPvSz0v-BQP_62XE2kTzMDj1odhI7TGusV8xObECXqpSIAAc
  • https://berita.depok.go.id/kenali-risiko-cacingan-sanitasi-buruk-hingga-pola-hidup-tak-sehat-bisa-jadi-pencetus
  • https://www.kompas.id/artikel/nyawa-balita-raya-direnggut-cacingan-dan-tbc-kenapa-bisa-terjadi 
  • https://lestari.kompas.com/read/2023/12/28/140000886/5-dampak-sanitasi-buruk-terhadap-kesehatan-balita?page=all