Aset Penerbit

Aset Penerbit

Waspada Cacingan! Ketahui Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi & Mencegahnya!

Inspirasi

Cacingan bukan penyakit ringan yang bisa diabaikan begitu saja. Pasalnya, baru-baru ini terjadi kasus cacingan ekstrim yang menimpa Raya, balita usia 4 tahun asal Sukabumi. Tubuhnya dipenuhi ribuan cacing hingga menimbulkan infeksi parah dan komplikasi serius. Bahkan saat dirawat di rumah sakit, dokter sempat menarik cacing gelang sepanjang 15 cm dalam keadaan masih hidup dari hidungnya.

Dokter juga berhasil mengeluarkan cacing-cacing tersebut dengan total lebih dari 1 kg yang dikeluarkan dari mulut, kemaluan, dan anus sebelum Raya meninggal dunia. Berdasarkan hasil diagnosis, Raya menderita cacingan sekaligus tuberkulosis (TBC). Cacingan diduga didapat Raya akibat kerap berada di tempat yang tidak higienis, di mana Raya sering bermain di kolong rumah yang juga menjadi tempat memelihara ayam.

Kisah pilu Raya menjadi pengingat nyata bahwa cacingan menjadi ancaman serius yang tidak bisa diremehkan, termasuk anak-anak yang hidup dalam lingkungan dengan sanitasi lingkungan yang kurang memadai. Secara medis, cacingan disebabkan oleh masuknya telur cacing ke dalam tubuh melalui tanah, makanan, atau air yang terkontaminasi. Gejala cacingan pun beragam mulai dari perut kembung, nyeri, anemia, hingga gizi buruk. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi infeksi berat seperti yang dialami Raya.

Karena itu, penting bagi Anda untuk mengenali tanda-tanda cacingan sejak dini, serta rutin meminum obat cacing sesuai anjuran medis. Pencegahan sederhana seperti menjaga kebersihan makanan, mencuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas, serta memerhatikan sanitasi lingkungan.

Penyebab cacingan berdasarkan jenis cacingnya

Faktor utama penyebab cacingan adalah kebersihan diri yang tidak terjaga atau lingkungan yang kotor, terutama di lingkungan dengan sanitasi yang buruk. Selain itu, faktor kekebalan tubuh, kebiasaan cuci tangan, dan konsumsi makanan (mentah atau setengah matang) juga bisa menjadi penyebab seseorang menderita penyakit ini. Dilansir dari beberapa sumber, berikut beberapa penyebab cacingan berdasarkan jenis cacingnya.

1. Cacing pita 

Cacing pita atau cestoda dapat dikenali dari bentuknya yang tampak seperti pita, pipih dengan ruas-ruas pada tubuhnya. Di dalam tubuh manusia, larva cacing pita akan berkembang menjadi cacing dewasa dalam waktu sekitar dua bulan. Cacing dewasa ini dapat hidup di usus manusia hingga 30 tahun, dengan panjang tubuh yang bisa mencapai 25 meter.

Cacing pita sendiri dapat masuk ke tubuh manusia melalui beberapa cara. Salah satunya adalah ketika tangan bersentuhan dengan feses atau tanah yang mengandung telur cacing, lalu tanpa disadari telur tersebut terbawa ke dalam mulut saat sedang makan. Selain itu, infeksi cacing pita juga dapat terjadi melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi telur cacing. Mengonsumsi daging mentah atau dimasak kurang matang seperti daging babi, sapi, atau ikan juga dapat menjadi sumber masuknya cacing pita ke dalam tubuh.

2. Cacing tambang

Cacing tambang dewasa memiliki panjang sekitar 5–13 milimeter dan larvanya dapat menjadi penyebab infeksi cacingan pada manusia. Cacing ini mampu menembus kulit, misalnya melalui kontak fisik ketika seseorang menyentuh atau menginjak tanah yang mengandung larva dan cacing tambang dewasa. Setelah menembus kulit, cacing akan masuk ke peredaran darah, lalu ikut terbawa ke dalam paru-paru dan tenggorokan.

Selain itu, infeksi juga bisa terjadi melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah tercemar telur dan larva cacing tambang. Jika tertelan, cacing tambang akan masuk ke saluran pencernaan dan hidup di dalam usus halus. Bukan hanya itu, larva cacing tambang juga dapat menginfeksi kulit dan menyebabkan kondisi yang disebut larva migrans kutanea, yaitu ruam yang tampak seperti jejak cacing di bawah kulit.

Infeksi cacing tambang masih sering ditemukan di wilayah beriklim tropis dan lembap dengan sanitasi lingkungan yang buruk, termasuk Indonesia. Infeksi ini tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga dapat terjadi pada hewan, seperti anjing dan kucing.

3. Cacing kremi

Infeksi cacing kremi paling banyak dialami oleh anak-anak usia sekolah. Cacing berwarna putih dan halus ini memiliki panjang sekitar 5–13 milimeter. Infeksi cacing kremi terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi larva cacing atau melalui makanan yang disentuh dengan tangan yang kotor dan jarang dicuci. 

Ketika terkontaminasi, larva cacing kremi akan masuk ke usus dan berkembang menjadi cacing dewasa dalam beberapa minggu. Jika telur mencapai anus dan digaruk, telur tersebut dapat berpindah ke jari, yang tanpa disadari menyentuh permukaan benda atau orang lain, sehingga bisa menjadi penyebab cacingan pada anak-anak dan orang dewasa.

4. Cacing gelang

Cacing gelang memiliki ukuran yang cukup besar, yaitu 10-35 cm. Cacing ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui tanah yang telah terkontaminasi telur cacing. Setelah masuk ke dalam tubuh, telur akan menetas di usus kemudian menyebar melalui pembuluh darah atau saluran getah bening ke organ tubuh lain, seperti paru-paru atau empedu.

Infeksi cacing gelang dapat terjadi ketika Anda mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi telur cacing. Risiko infeksi akan meningkat jika Anda tinggal di lingkungan dengan sanitasi dan kebersihan yang buruk.

Untuk mengatasi infeksi cacingan jenis ini, dokter biasanya akan memberikan obat cacing, tidak hanya kepada penderita namun kepada seluruh anggota keluarga untuk mencegah infeksi berulang. Jika pasien mengalami anemia, dokter juga biasanya akan meresepkan suplemen zat besi. Untuk mengatasi infeksi cacing yang berukuran cukup besar, seperti cacing gelang atau cacing yang menyumbat saluran empedu atau usus buntu, dokter mungkin perlu melakukan tindakan operasi.

5. Cacing pipih

Cacing ini hidup di darah, usus, atau jaringan tubuh manusia. Namun, sebenarnya cacing jenis ini lebih banyak menginfeksi hewan daripada manusia. Jika Anda sering mengonsumsi sayuran mentah, terutama selada air, maka Anda berisiko terinfeksi cacing ini. Telur cacing pipih juga bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum yang terkontaminasi telur cacing.

6. Cacing trikinosis

Jenis cacing ini terdapat pada daging matang yang sudah dihinggapi larva cacing. Setelah masuk ke dalam tubuh, larva berdiam di usus manusia dan tumbuh menjadi dewasa. Setelah itu larva akan berkembang biak dan berpindah dari usus ke otot atau jaringan tubuh yang lain.

Itulah beberapa beberapa penyebab cacingan berdasarkan jenis cacingnya. Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang menjadi penyebab cacingan yaitu:

  • Tinggal di iklim hangat dan lembap, terutama daerah tropis dan subtropis.
  • Sanitasi lingkungan yang tidak memadai.
  • Kontak dekat dengan hewan ternak.
  • Akses terbatas terhadap air bersih.
  • Buang air besar di toilet umum.
  • Menggunakan kotoran manusia sebagai pupuk.
  • Melakukan hubungan seks oral dan anal atau penis dalam anus tanpa alat pengaman.

Gejala cacingan

Gejala cacingan pada orang dewasa lebih luas dibandingkan pada anak-anak. Gejala cacingan pada anak-anak umumnya berupa rasa gatal di anus atau vagina (bagi perempuan) terutama pada malam hari, sering terbangun pada malam hari, serta penurunan berat badan. Adapun tanda-tanda cacingan lainnya yang terdapat orang dewasa meliputi:

  • Kelelahan
  • Sakit perut
  • Perut kembung
  • Mual dan muntah
  • Diare yang berlangsung lebih dari dua minggu.
  • Disentri atau infeksi pada usus
  • Kehilangan napsu makan
  • Penurunan berat badan tanpa sebab
  • Feses mengandung cacing
  • Kulit akan terasa kemerahan, gatal, dan timbul ruam. Bahkan, beberapa orang bahkan dapat melihat bentuk cacing di permukaan kulit.
  • Mengalami sembelit yang berkepanjangan.
  • Anus terasa gatal, terutama di malam hari.
  • Sering mengalami reaksi alergi pada kulit.
  • Mengalami kondisi kaki gajah atau filariasis.

Cara mengatasi cacingan


 

Ketika mengalami infeksi cacing, Anda bisa melakukan beberapa cara untuk mengobati infeksi yang terjadi. Dilansir dari Ciputra Hospital, berikut ini adalah cara mengatasi cacingan yang perlu Anda ketahui.

1. Obat antiparasit

Beberapa infeksi cacing dapat sembuh dengan sendirinya. Namun pada kebanyakan kasus, penderita membutuhkan obat antiparasit untuk membasmi parasit cacing dan telurnya, serta meredakan gejala yang terjadi. Jenis obat ini dapat berupa:

  • Pyrantel pamoate untuk mengatasi infeksi kremi.
  • Mebendazole atau albendazole untuk mengatasi infeksi cacing usus yang menular melalui tanah.
  • Metronidazol atau tinidazol untuk mengobati infeksi protozoa.

Penderita dapat menggunakan obat antiparasit sesuai dosis dan jenis yang diresepkan dokter, tergantung gejala yang dialami. Pastikan untuk mengikuti anjuran dokter agar mempercepat proses penyembuhan.

2. Menggunakan bahan alami/herbal

Anda juga dapat mengatasi infeksi kremi dengan perawatan mandiri di rumah dengan menggunakan bawang putih mentah untuk membunuh telur dan mencegah kremi betina bertelur. Cobalah cincang beberapa siung bawang putih hingga berbentuk seperti pasta, kemudian campurkan sedikit petroleum jelly dan oleskan ke anus dengan menggunakan kapas bersih. Hindari menggunakan bawang putih jika Anda memiliki kulit sensitif. Sebab, bahan alami ini dapat menimbulkan sensasi terbakar.

Selain itu, Anda juga bisa menerapkan beberapa tips di bawah ini ketika mengalami infeksi cacing seperti:

  • Pada pagi hari, bersihkan daerah sekitar anus secara menyeluruh untuk mengurangi jumlah telur cacing. 
  • Selama infeksi, disarankan untuk mengganti pakaian dalam dan seprai setiap hari.
  • Cuci pakaian tidur, sprei, pakaian dalam, dan handuk dengan air panas untuk membasmi telur cacing.
  • Hindari menggaruk daerah di sekitar anus yang gatal. 

Selain itu, penting untuk mengonsumsi obat cacing selama 1-3 hari. Tidak hanya penderita saja, anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah juga perlu mengambil obat tersebut untuk memutuskan rantai penularan.

Jika gejala infeksi semakin parah dan tidak kunjung membaik setelah perawatan di rumah, maka ada baiknya untuk segera berkonsultasi ke dokter.

Cara mencegah cacingan

Untuk menghindarkan diri dari cacingan, ada beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Hindari makan selada air atau sayuran dari air tawar dalam keadaan mentah.
  • Hindari mengonsumsi daging mentah atau daging setengah matang, baik daging sapi maupun unggas.
  • Simpanlah daging segar dan ikan dengan hati-hati, serta pastikan untuk mengolahnya hingga matang sempurna.
  • Pisahkan tempat penyimpanan daging dengan bahan makanan lain.
  • Cucilah buah-buahan dan sayuran sebelum dimakan .
  • Cuci bersih talenan dan peralatan masak lainnya setelah digunakan untuk memotong daging mentah.
  • Pastikan Anda mengetahui proses menyiapkan makanan yang dibeli dari luar.
  • Hindari berjalan di atas tanah yang terkontaminasi kotoran, tanpa alas kaki.
  • Bersihkan kotoran hewan, terutama jika Anda memiliki hewan peliharaan.
  • Biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah menggunakan toilet, setelah menyentuh kotoran hewan, dan setelah memberikan perawatan pada orang sakit.
  • Usahakan hanya mengonsumsi air minum dalam kemasan ketika Anda bepergian ke luar negeri.
  • Rutin memotong kuku dan hindari kebiasaan menggigit kuku.
  • Berikan obat cacing untuk binatang peliharaan, seperti kucing dan anjing, secara berkala.

Intinya, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah cacingan. Kunci utamanya adalah selalu menjaga kebersihan, baik makanan, tempat tinggal, maupun lingkungan tempat Anda berada.

Selain mencegah cacingan dengan menerapkan gaya hidup bersih dan sehat, Anda juga perlu mempertimbangkan asuransi kesehatan untuk mencegah risiko penyakit akibat cacingan. Pasalnya, infeksi cacingan ini bisa menyebabkan komplikasi penyakit seperti dehidrasi, malnutrisi, anemia, radang usus buntu, penyumbatan usus, peradangan pankreas, hingga kerusakan organ apabila infeksi parasit berpindah ke otak, mata, atau jantung.

Oleh karena itu, untuk mencegah risiko keuangan yang diakibatkan dari risiko penyakit cacingan, Anda bisa mempertimbangkan untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam asuransi kesehatan.

Salah satu produk asuransi kesehatan yang bisa Anda pilih adalah Asuransi Mandiri Solusi Kesehatan. Asuransi kesehatan dari AXA mandiri satu ini adalah produk asuransi kesehatan yang memberikan manfaat penggantian biaya harian kamar rawat inap Rumah Sakit, penggantian biaya harian kamar unit perawatan intensif, penggantian biaya pembedahan, santunan meninggal dunia karena Kecelakaan, penggantian biaya transportasi ke Rumah Sakit untuk setiap rawat inap serta manfaat pengembalian premi dengan ketentuan sebagaimana diatur di dalam Polis. Pembayaran premi dilakukan secara bulanan, kuartalan, semesteran atau tahunan.

Konsultasikan perencanaan finansial Anda dalam memilih produk asuransi kesehatan dengan Life Planner dan Financial Advisor AXA Mandiri yang akan membantu Anda memahami manfaat asuransi dan memberikan solusi terbaik sesuai dengan kondisi finansial Anda. Kunjungi situs resmi AXA Mandiri atau hubungi 1500803 untuk informasi lebih lanjut.

Sumber:

  • https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250821161330-20-1264959/fakta-fakta-balita-raya-di-sukabumi-meninggal-tubuh-penuh-cacing?
  • https://www.kompas.id/artikel/nyawa-balita-raya-direnggut-cacingan-dan-tbc-kenapa-bisa-terjadi
  • https://www.alodokter.com/kenali-penyebab-lalu-cegah-penyakit-cacingan
  • https://www.alodokter.com/jenis-jenis-cacing-penyebab-cacingan-pada-orang-dewasa
  • https://www.rsbudimedika.com/inilah-penyebab-penyakit-cacingan/
  • https://ciputrahospital.com/cacingan/