Aset Penerbit

Aset Penerbit

11 Penyakit Menular yang Wajib Diwaspadai di Indonesia

Inspirasi

Penyakit menular telah menjadi bagian dari sejarah manusia, meninggalkan jejak kesedihan dan kerugian. Dari flu biasa hingga pandemi mematikan, penyakit-penyakit ini memiliki kemampuan untuk menyebar dengan cepat, menyebabkan kesakitan, kematian, dan gangguan sosial ekonomi yang signifikan.

Penyakit menular sering disebabkan oleh infeksi mikroorganisme seperti virus, bakteri, parasit, atau jamur. Cara penularan penyakit infeksi bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Penularan langsung terjadi melalui kontak fisik, sedangkan penularan tidak langsung terjadi saat Anda menyentuh benda yang terkontaminasi. Penularan penyakit juga dapat meningkat pada saat-saat tertentu misalnya pada musim hujan atau banjir.

11 Daftar penyakit menular di Indonesia

Kesadaran masyarakat memegang peranan penting dalam pengendalian penyakit menular. Dengan pemahaman yang benar tentang cara penularan dan pencegahan, kita dapat membantu memutus rantai penyebaran penyakit. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini daftar penyakit menular yang wajib diwaspadai.

1. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)

Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah peradangan yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah. Infeksi ini dapat menimbulkan gejala batuk, pilek, dan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan lansia.

Sesuai namanya, ISPA menimbulkan peradangan di saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru. Kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri, yang sangat mudah menular, misalnya lewat percikan air liur dari batuk penderita.

Gejala ISPA

Gejala ISPA umumnya berlangsung sekitar 1–2 minggu. Keluhan-keluhan infeksi saluran pernapasan akut di saluran pernapasan atas dan bawah bisa berbeda. Pada penderita ISPA yang mengalami infeksi di saluran pernapasan atas dengan gejala berikut ini:

  • Batuk
  • Bersin
  • Hidung tersumbat
  • Pilek
  • Demam
  • Mudah lelah
  • Sakit kepala
  • Sakit tenggorokan atau nyeri saat menelan
  • Mengi
  • Pembesaran kelenjar getah bening di leher

Sementara itu, gejala ISPA yang terjadi di saluran pernapasan bawah antara lain:

  • Batuk berdahak
  • Sesak napas
  • Demam

Pencegahan ISPA

Pencegahan ISPA bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti:

  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang,
  • Membiasakan diri selalu mencuci tangan, dan
  • Melakukan vaksin influenza.

Ketika menderita ISPA, pastikan untuk memperhatikan etika batuk dan bersin serta gunakan masker agar virus dan bakteri tidak menular ke orang lain.

2. Demam tifoid

Demam tifoid merupakan penyakit menular yang dapat ditularkan melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri Salmonella typhi. 

Gejala tifoid

Gejala dari demam tifoid muncul 7-14 hari setelah seseorang terinfeksi bakteri Salmonella typhi. Meskipun penyakit ini umum dialami, demam tifoid perlu diatasi dengan tepat karena bisa menyebabkan komplikasi serius yang dapat mengancam nyawa. Berikut gejala tifoid yang perlu diwaspadai:

  • Demam tinggi yang meningkat secara bertahap.
  • Sakit kepala.
  • Mual dan sakit perut
  • Nyeri perut atau kram.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Diare atau konstipasi (sembelit).
  • Badan lemas atau kelelahan ekstrem.

Pada kasus yang berat, tifoid dapat menyebabkan komplikasi serius seperti perforasi usus, perdarahan gastrointestinal, atau infeksi sistemik (sepsis).

Pencegahan tifoid

Pencegahan demam tifoid melibatkan langkah-langkah kebersihan pribadi dan lingkungan, serta vaksinasi. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tifoid.

  • Memastikan kebersihan makanan dan minuman. Pastikan untuk mengonsumsi air yang sudah dimasak atau air kemasan, dan hindari makanan mentah atau setengah matang.
  • Mencuci tangan secara rutin, sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
  • Meningkatkan sanitasi lingkungan dengan pengelolaan limbah yang baik dan akses ke air bersih.
  • Vaksinasi tifoid, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah endemik atau bepergian ke daerah dengan risiko tinggi.

Jika menemui gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter. Biasanya dokter akan memberikan obat antibiotik dan penurun demam. 

3. Diare

Diare ditandai dengan buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan tinja berbentuk cair dan disertai rasa mulas. Untuk beberapa kondisi, diare juga dapat disertai darah atau lendir. Diare seringkali dianggap sepele. Padahal, penyakit ini berpotensi menyebabkan kematian, terutama pada balita. 

Gejala diare

Penderita diare umumnya akan mengalami sejumlah gejala yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan, seperti:

  • Feses cair atau lembek dan keluar dalam jumlah banyak.
  • Mual dan muntah.
  • Munculnya darah pada feses.
  • Lemas dan pusing.
  • Kesulitan untuk menahan keinginan buang air besar.
  • Sakit perut atau bahkan kram.
  • Merasa haus terus-menerus atau dehidrasi.
  • Demam.
  • Tidak nafsu makan.

Pencegahan diare

Diare dapat menular melalui air, tanah, atau makanan yang telah terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit. Agar tidak tertular diare, Anda perlu melakukan pencegahan.

  • Mencuci tangan dengan baik dan benar.
  • Mencuci bahan makanan sebelum diolah menjadi masakan.
  • Memastikan makanan yang dikonsumsi telah matang sempurna.

Untuk anak, pemberian vaksin rotavirus dapat dilakukan untuk mencegah penularan penyakit ini.

4. Tuberkulosis

Tuberkulosis atau TB disebabkan oleh bakteri yang menyerang paru-paru. Namun, bakteri tersebut juga bisa menyerang bagian tubuh lain seperti tulang, sendi, selaput otak (meningitis TB), kelenjar getah bening (TB kelenjar), dan selaput jantung.

Bakteri penyebab penyakit menular ini diketahui dapat menular melalui udara saat penderita batuk atau bersin. Pencegahan infeksi penyakit tuberkulosis ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin BCG.

Gejala TBC

Gejala utama dari TBC adalah batuk yang bertahan selama lebih dari tiga minggu. Meski awalnya menyerang paru-paru, penyakit TBC bisa berbahaya karena dapat menular ke bagian tubuh lain, seperti tulang, sendi, otak, hingga jantung. Berikut ini ciri-ciri TB paru yang menginfeksi seseorang pada awalnya memunculkan gejala utama seperti:

  • Sesak nafas.
  • Batuk berlangsung lama hingga lebih dari 3 minggu.
  • Batuk berdarah.
  • Dada terasa nyeri.

Selain gejala TB paru di atas, adapun gejala yang biasanya muncul, di antaranya adalah:

  • Demam.
  • Menggigil.
  • Mudah merasa lelah.
  • Berat badan turun drastis.
  • Nafsu makan menghilang.
  • Berkeringat di malam hari.

Pencegahan TBC

Kabar baiknya, pasien TBC masih memiliki peluang sembuh dengan mengonsumsi obat yang biasanya diresepkan untuk diminum selama 6–12 bulan. Sementara, pencegahan terbaik penyakit TBC adalah dengan memberikan vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG). Vaksin ini biasanya diberikan kepada bayi dan anak-anak pada saat masa imunisasi sebanyak satu kali.

5. Demam dengue

Demam dengue merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. Virus ini menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Demam dengue merupakan penyakit musiman yang umum terjadi di negara beriklim tropis seperti Indonesia, serta lebih banyak terjadi saat musim hujan.

Gejala demam dengue

Penyakit demam berdarah terbagi menjadi dua jenis. Pertama, demam berdarah dengue (Dengue Hemorrhagic Fever) yang membuat kebocoran pembuluh darah. Lalu, demam dengue (Dengue Fever) yang tidak membuat pembuluh darah bocor. 
Umumnya, demam berdarah menyerang anak-anak berusia kurang dari 15 tahun, dan sebagian dialami juga oleh orang dewasa. Gejala demam berdarah, antara lain: 

  • Demam. Pada tahap awal demam berdarah sulit dibedakan dengan demam pada penyakit atau flu biasa. Tetapi pada DBD, demam naik turun (demam bifasik) yang terjadi 2-7 hari.
  • Muncul bintik kemerahan
  • Nyeri sendi dan otot
  • Nyeri pada area belakang bola mata
  • Manifestasi perdarahan (kulit, mukosa, pencernaan)

Kemudian, sekitar 1 dari 20 orang yang sakit demam berdarah akan mengalami demam berdarah yang parah. Perhatikan tanda dan gejala demam berdarah yang parah. Tanda-tanda peringatan biasanya dimulai dalam 24-48 jam setelah demam menghilang. Berikut ini tanda peringatan demam berdarah yang parah: 

  • Sakit perut, nyeri saat tekan
  • Muntah (minimal 3 kali dalam 24 jam)
  • Pendarahan dari hidung atau gusi
  • Muntah darah, atau darah dalam tinja
  • Merasa lelah, gelisah, atau mudah tersinggung

Pencegahan demam dengue

Pencegahan penularan demam dengue bisa dilakukan dengan menerapkan 3M plus yaitu:

  • menguras tempat penampungan air
  • menutup wadah air
  • mengubur barang bekas
  • menggunakan lotion anti nyamuk
  • menggunakan kelambu saat tidur
  • menghindari kebiasaan menggantung baju
  • menanam tanaman pengusir nyamuk

6. Cacingan

Cacingan disebabkan oleh cacing tambang, cacing pita, dan cacing kremi yang menginfeksi usus. Penyakit cacingan bisa menular melalui kontak langsung dan tidak langsung. Misalnya, secara tidak langsung saat Anda menyentuh benda yang mengandung telur cacing kemudian menyentuh area mata, hidung, dan mulut.

Gejala cacingan

Gejala cacingan pada setiap orang bisa berbeda-beda, hal ini tergantung dari jenis cacing parasit yang menginfeksi. Berikut beberapa gejala yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis cacing dilansir dari Siloam Hospitals.

  • Gejala cacingan akibat cacing gelang: Sesak napas, mengi, batuk-batuk, mual dan mutah, diare, nafsu makan menurun, penurunan berat badan, nyeri perut, dan gejala lain yang menyerupai pneumonia.
  • Gejala cacingan akibat cacing kremi: Gatal di bagian anus, nyeri, ruam, dan iritasi di sekitar anus. Gejala ini sering terjadi pada malam hari.
  • Gejala cacingan akibat cacing tambang: Ruam pada kulit yang terasa gatal dan disertai diare, anemia, mudah lelah atau lemas, nyeri perut, BAB berdarah, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan.
  • Gejala cacingan akibat cacing pita: Diare, lemas, penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, nyeri perut. Apabila menginfeksi otak dapat menyebabkan nyeri kepala, kejang, atau penurunan kesadaran.

Pencegahan cacingan

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit cacingan:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sesaat setelah menyentuh tanah, ke toilet, sebelum makan atau menyiapkan makanan.
  • Minum air matang atau air kemasan.
  • Mencuci buah dan sayur dengan bersih sebelum mengonsumsinya.
  • Memasak daging hingga matang dengan baik.
  • Bagi yang memiliki peliharaan, segera buang kotorannya ke tempat sampah dan mencuci tangan setelah kontak dengan hewan.
  • Bagi yang memelihara anjing atau kucing, usahakan memberikan obat cacing secara rutin.
  • Pencegahan cacingan dengan rutin mengonsumsi obat cacing 6 bulan sekali.

7. Penyakit kulit

Kudis, kusta, dan kurap merupakan macam-macam penyakit kulit menular yang banyak terjadi. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena kurangnya kebersihan diri dan lingkungan.

Gejala penyakit kulit

Gejala yang ditimbulkan tiap penyakit berbeda-beda. Berikut gejala penyakit kulit berdasarkan jenisnya:

  • Kudis, rasa gatal terutama pada malam hari, muncul ruam, luka akibat garukan, serta beberapa area kulit terasa kering dan menebal.
  • Kurap, hampir sama dengan penyakit kudis, hanya saja pada kurap muncul ruam berbentuk lingkaran pada area kulit dan terjadi kerontokan pada rambut.
  • Kusta, ditandai dengan bercak berwarna putih atau lebih terang dari kulit sekitarnya. Gejala yang muncul biasanya berupa lemah otot dan kebas, terutama di tangan dan kaki, serta masalah pada mata dan penglihatan.

Pencegahan penyakit kulit

Berikut ini adalah beberapa langkah pencegahan penyakit kulit yang bisa dilakukan:

  • Jaga kebersihan diri dengan mandi setiap hari dengan sabun berbahan lembut.
  • Hindari kontak fisik dengan penderita penyakit kulit menular.
  • Hindari berbagi penggunaan barang-barang pribadi seperti handuk atau pakaian dengan penderita penyakit kulit.
  • Oleskan pelembab kulit secara rutin agar tidak kering, gatal, atau iritasi.
  • Hindari kebiasaan menggaruk kulit dan memecahkan bisul atau lepuhan yang muncul pada kulit.
  • Hindari cara merawat kulit wajah, termasuk cara mencerahkan wajah yang tidak sesuai dengan tipe kulit.

8. Malaria

Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Parasit ini akan menetap di organ hati, berkembang biak, kemudian menyerang sel-sel darah merah. Malaria menjadi salah satu penyakit mematikan di dunia, dan banyak ditemukan di daerah tropis seperti indonesia. Wilayah Indonesia bagian timur menjadi salah satu wilayah endemik dengan risiko tertinggi tertular penyakit ini.

Gejala malaria

Gejala malaria biasanya baru muncul beberapa minggu setelah tergigit nyamuk dan terinfeksi parasit plasmodium, yaitu:

  • Demam
  • Menggigil (panas dingin)
  • Sakit kepala
  • Berkeringat
  • Lesu dan letih
  • Mual dan sakit perut
  • Muntah
  • Diare
  • Nyeri otot
  • Hilang selera makan
  • Napas cepat
  • Detak jantung meningkat

Pencegahan malaria

Penyakit malaria dapat dicegah melalui pembersihan sarang nyamuk atau perubahan gaya hidup seperti: 

  • Rutin membersihkan lingkungan menggunakan air mengalir
  • Menutup penampungan air saat tidak digunakan
  • Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk, pasang kelambu ketika tidur, dan juga secara berkala melakukan fogging
  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk apabila Anda mempunyai kolam

Baca Juga: Musim Hujan Datang, Waspada Penyakit Malaria Menyerang! 

9. Difteri

Difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae, difteri termasuk salah satu penyakit menular yang berbahaya. Pada tahun 2017, difteri pernah menjadi kasus luar biasa di Indonesia. Kondisi ini terjadi akibat adanya kelompok masyarakat yang mudah tertular difteri akibat tidak mendapatkan vaksinasi atau status vaksinasinya tidak lengkap.

Gejala difteri

Meski berawal di tenggorokan, bakteri penyebab penyakit infeksi yang sering menyerang anak ini juga bisa menghasilkan racun dan menyebar ke bagian tubuh lain. Gejala difteri akan muncul 2-5 hari setelah seseorang terinfeksi bakteri Corynebacterium diphteriae. Selanjutnya, bakteri akan menyebar ke aliran darah dan menimbulkan beberapa gejala, seperti:

  • Terdapat lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi amandel dan tenggorokan
  • Demam dan menggigil
  • Batuk
  • Gangguan penglihatan
  • Kulit pucat, berkeringat dingin, dan jantung berdebar cepat
  • Kesulitan bernapas
  • Mudah merasa lemas dan lelah
  • Lendir dari mulut atau hidung terkadang bercampur darah
  • Nyeri tenggorokan
  • Suara menjadi serak
  • Kebingungan saat berbicara hingga melantur

Pencegahan difteri

Difteri adalah penyakit yang dapat dicegah melalui pemberian vaksin DPT. Vaksinasi ini dilakukan secara bertahap sejak masa kanak-kanak, yaitu mulai dari usia 2 bulan hingga 6 tahun. Anak-anak yang telah mendapatkan vaksin DPT sebelum usia 7 tahun disarankan untuk melakukan booster vaksin difteri ketika berusia 18 tahun.

10. Pneumonia

Pneumonia bisa disebabkan oleh beberapa mikroorganisme sekaligus, termasuk bakteri, jamur, dan virus. Kondisi ini terjadi ketika kantong udara di paru-paru atau alveolus mengalami peradangan. Sama seperti TBC, pneumonia bisa menular melalui udara yang terkontaminasi dari percikan ludah saat orang yang sakit berbicara, batuk, atau bersin.

Gejala pneumonia

Gejala pneumonia bisa ringan atau berat, tergantung penyebabnya, serta usia dan kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan. Keluhan pneumonia juga bisa terjadi secara tiba-tiba atau bertahap. Dilansir dari Alodokter, berikut gejala umum yang dialami penderitanya:

  • Demam tinggi, berkeringat, atau menggigil
  • Sesak napas, terutama saat beraktivitas
  • Sakit kepala
  • Denyut jantung cepat
  • Mual atau muntah
  • Diare 
  • Nyeri dada atau nyeri perut, terlebih ketika batuk atau menarik napas dalam
  • Batuk kering atau batuk dengan dahak berwarna hijau
  • Hilang nafsu makan
  • Nyeri otot
  • Sangat lelah

Selain keluhan di atas, lansia dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah mungkin mengalami linglung atau gangguan dalam berpikir. Suhu tubuh mereka juga bisa saja lebih rendah dari normalnya.

Sementara pada bayi atau anak dengan pneumonia biasanya akan menunjukkan gejala seperti:

  • Napas yang berbunyi
  • Jarang buang air kecil atau popok tampak kering 
  • Kulit pucat
  • Lebih rewel daripada biasanya
  • Enggan makan atau menyusu 

Pencegahan pneumonia

Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah atau menurunkan risiko terkena pneumonia adalah sebagai berikut:

  • Mendapatkan vaksinasi pneumonia, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Sejauh ini, ada dua jenis vaksin yang bisa dipakai untuk mengurangi risiko penularan pneumonia, yaitu Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dan Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPSV).
  • Memperkuat daya tahan tubuh dengan beristirahat cukup, mengonsumsi makanan sehat, dan berolahraga rutin.
  • Menjaga kebersihan seperti rajin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer, serta tidak menyentuh wajah dengan tangan yang belum bersih.
  • Tidak merokok dan sebisa mungkin menjauhi paparan asap rokok.
  • Menutup mulut dengan tisu atau sapu tangan ketika batuk atau bersin.
  • Tidak mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
  • Membersihkan permukaan benda di rumah atau tempat kerja yang sering disentuh oleh banyak orang.
  • Membatasi kontak langsung atau tidak bertemu dengan orang yang sedang sakit.

Karena disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, pengobatan pneumonia harus disesuaikan dengan penyebabnya. Artinya, pneumonia yang disebabkan oleh bakteri harus diobati dengan antibiotik. Sementara itu, pneumonia yang disebabkan virus akan diobati dengan antivirus dan antijamur akan diberikan jika penyakit ini disebabkan oleh jamur.

11. Hepatitis B

Penyakit menular berbahaya selanjutnya yang cukup banyak terjadi di Indonesia adalah hepatitis B. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang jika dibiarkan bisa berkembang menjadi sirosis dan kanker hati. Hepatitis B bisa menular melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani, dan cairan sperma.

Penyakit ini juga bisa ditularkan dari ibu hamil ke bayinya. Namun tidak menular melalui cairan yang keluar saat bersin atau batuk. Meski terbilang berbahaya dan bisa menyebar, beberapa kasus hepatitis B bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.

Gejala hepatitis B

Jika seseorang tertular dan terinfeksi hepatitis B, biasanya gejala awalnya tidak akan terlihat. Dalam sebagian kasus, gejala hepatitis B sama sekali tidak terlihat walaupun telah terinfeksi selama 30 tahun. Berikut ini adalah gejala hepatitis B yang terlihat apabila infeksi sudah kronis:

  • Lemas.
  • Mual, muntah, dan tidak nafsu makan.
  • Nyeri otot dan persendian.
  • Demam yang tidak terlalu tinggi.
  • Rasa tidak nyaman di area sekitar hati.
  • Penyakit kuning pada mata atau jaundice yang hilang timbul secara bergantian.
  • Perut membuncit berisi cairan dan bengkak di kaki.
  • Sesak dan penurunan kesadaran jika kondisi memburuk.

Pencegahan hepatitis B

Langkah utama dalam pencegahan hepatitis B adalah melakukan vaksinasi. Maka itu, vaksin hepatitis B menjadi vaksin wajib yang diberikan kepada anak-anak dan diulang secara rutin saat dewasa.

Selain itu, pencegahan hepatitis B dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril, melakukan hubungan seks secara aman, tidak menggunakan sikat gigi bersama, dan memastikan pisau cukur baru diganti bila mencukur rambut di tempat umum. 

Itulah beberapa jenis penyakit menular yang perlu Anda waspadai di Indonesia. Selain mewaspadai penyakit tersebut, penting juga untuk mewaspadai risiko keuangan yang mungkin terjadi akibat penyakit menular, salah satunya dengan mendaftarkan diri ke dalam asuransi kesehatan.

Rekomendasi Asuransi Kesehatan AXA Mandiri

Asuransi kesehatan hadir sebagai solusi untuk mengatasi risiko finansial akibat risiko penyakit menular. Dengan asuransi kesehatan, Anda dan keluarga akan mendapatkan jaminan perlindungan terhadap biaya pengobatan, mulai dari rawat jalan, rawat inap, hingga tindakan medis lainnya. Berikut ini beberapa rekomendasi asuransi kesehatan dari AXA Mandiri yang bisa Anda pilih. 

1. Asuransi Mandiri Solusi Kesehatan

Asuransi Mandiri Solusi Kesehatan adalah produk asuransi kesehatan dari AXA Mandiri yang memberikan manfaat penggantian biaya harian kamar rawat inap Rumah Sakit, penggantian biaya harian kamar unit perawatan intensif, penggantian biaya pembedahan, santunan meninggal dunia karena Kecelakaan, penggantian biaya transportasi ke Rumah Sakit untuk setiap rawat inap serta manfaat pengembalian premi dengan ketentuan sebagaimana diatur di dalam Polis.

Dengan premi mulai dari Rp65ribuan per bulan, produk asuransi ini dapat memberikan pertanggungan hingga usia tertanggung mencapai 65 (enam puluh lima) tahun. Masa asuransi produk ini adalah 1 (satu) tahun dan diperpanjang secara otomatis pada saat Ulang Tahun Polis.

2. Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis

Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis adalah produk asuransi kesehatan yang memberikan manfaat penggantian biaya perawatan rawat inap dengan pembayaran langsung (cashless) atau reimbursement atas cakupan penyakit (penyakit tropis) seperti Campak, Chikungunya, Demam berdarah, Hepatitis A, Malaria, Tifus (Typhoid), dan Zika.

Dengan premi mulai dari Rp1 Juta per tahun, Anda akan mendapatkan perlindungan hingga usia tujuh puluh (70) tahun. Masa asuransi untuk produk ini adalah 1 (satu) tahun dan akan diperpanjang secara otomatis pada saat ulang tahun polis.

Sebelum Anda memilih asuransi kesehatan yang tepat untuk menjaga kesehatan dan kebahagiaan Anda dan keluarga, Konsultasikan perencanaan finansial Anda dalam memilih produk asuransi dengan Life Planner AXA Mandiri yang akan membantu Anda memahami manfaat asuransi jiwa dan memberikan solusi terbaik sesuai dengan kondisi finansial Anda. Kunjungi situs resmi AXA Mandiri atau hubungi 1500803 untuk informasi lebih lanjut.

Sumber:

  • https://www.alodokter.com/penyakit-menular-yang-umum-di-indonesia
  • https://hellosehat.com/infeksi/penyakit-menular-berbahaya/
  • https://www.alodokter.com/ispa
  • https://puskesmaskuripan-dikes.lombokbaratkab.go.id/artikel/demam-tifoid-penyebab-gejala-pengobatan-dan-pencegahan/
  • https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-diare-ini-penyebab-gejala-dan-cara-mengatasinya#mcetoc_1hfe519ng50
  • https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/tuberkulosis-atau-tb-adalah
  • https://www.mitrakeluarga.com/artikel/gejala-demam-berdarah
  • https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/mengenal-penyakit-cacingan-penyebab-gejala-pengobatannya#mcetoc_1gsgdev9d8n2
  • https://www.alodokter.com/macam-macam-penyakit-kulit-dan-cara-mengatasinya
  • https://ayosehat.kemkes.go.id/apa-itu-malaria
  • https://www.alodokter.com/pneumonia
  • https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/apa-itu-difteri#mcetoc_1gschofvvob3
  • https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/mengenal-hepatitis-b-dan-cara-mencegahnya#mcetoc_1h2ur2e8navr