Kanker Ginjal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Penanganannya!
Kanker ginjal merupakan salah satu jenis kanker yang mulai mendapat perhatian serius dalam dunia medis, mengingat tingkat kejadiannya yang terus meningkat setiap tahun. Penyakit ini muncul ketika sel-sel ginjal tumbuh secara abnormal dan membentuk tumor ganas yang dapat menyebar ke organ lain jika tidak ditangani segera.
Di Indonesia sendiri, meskipun tergolong tidak sepopuler kanker payudara atau paru-paru, kanker ginjal tetap menjadi ancaman kesehatan yang nyata dan sering kali terdeteksi pada stadium lanjut. Dilansir dari Instagram YayasanKankerid, kanker ginjal menduduki peringkat ke-22 dengan 2.349 kasus di Indonesia, serta menduduki peringkat ke-21 penyebab kematian akibat kanker. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami gejala awal, faktor risiko, serta langkah pencegahan yang dapat dilakukan sejak dini.
Kanker ginjal adalah kondisi medis yang ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal dan ganas pada organ ginjal. Kanker yang tumbuh pada ginjal akan memengaruhi fungsinya dalam menyaring darah, memproduksi urine, serta mengontrol tekanan darah sehingga menjadi perhatian serius dalam kesehatan.
Meskipun dapat menyerang siapa saja, kanker ginjal lebih sering ditemukan pada orang dewasa, dengan jenis karsinoma sel ginjal (renal cell carcinoma) sebagai jenis paling umum yang tumbuh pada lapisan tubulus ginjal.
Menariknya, terjadi peningkatan diagnosis kanker ginjal dalam beberapa tahun terakhir dan hal ini diduga berkaitan dengan kemajuan teknologi pencitraan seperti CT scan dan peningkatan kesadaran orang akan kesehatan.
Fenomena ini membuat deteksi dini tumor berukuran kecil dan masih terlokalisasi di ginjal semakin sering dilakukan. Semakin dini kanker terdiagnosis dan mendapat terapi yang sesuai, maka semakin tinggi pula angka kesembuhan (survival rate).
Selain jenis karsinoma sel ginjal (renal cell carcinoma), ada beberapa jenis kanker ginjal lainnya yaitu:
Kanker ginjal adalah kondisi ketika sel-sel ginjal tumbuh tidak terkendali dan membentuk tumor. Sebenarnya, penyebab kanker ginjal belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. Dilansir dari beberapa sumber, berikut beberapa penyebab yang meningkatkan risiko kanker ginjal.
Merokok termasuk salah satu kebiasaan yang menyebabkan kanker ginjal. Semakin lama seseorang merokok, semakin tinggi juga risiko terserang kanker ginjal. Di mana, asap rokok dapat mengalir melalui saluran pernapasan ke paru-paru dan aliran darah ke otak, serta organ tubuh lainnya, sehingga dapat meningkatkan risiko kanker ginjal. Selain itu, merokok baik pasif maupun aktif juga dapat menyebabkan penyakit paru-paru, termasuk, tuberkulosis, asma, dan fibrosis paru.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi ketika tekanan dalam pembuluh darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih tinggi. Kondisi ini umum terjadi, namun bisa menjadi masalah serius jika tidak mendapatkan pengobatan. Orang dengan tekanan darah tinggi sering kali tidak mengalami gejala apapun.
Biasanya, tekanan darah tinggi menyerang usia lanjut, minum terlalu banyak alkohol, dan mengonsumsi makanan tinggi garam. Oleh karena itu, untuk menjaga tekanan darah stabil, Anda bisa mencegahnya dengan perubahan gaya hidup seperti pola makan sehat, berhenti merokok, dan rutin berolahraga.
Menjalani dialisis atau cuci darah dalam jangka panjang juga menjadi salah satu faktor penyebab kanker ginjal. Dialisis adalah prosedur untuk membuang limbah dan cairan berlebih dari darah saat fungsi ginjal rusak. Dialisis melibatkan mesin khusus untuk menggantikan fungsi ginjal dalam membersihkan darah dari limbah dan racun. Prosedur ini biasanya dilakukan penderita penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal.
Sering terkena paparan bahan kimia juga dapat meningkatkan risiko kanker ginjal. Paparan bahan kimia seperti arsenik, beberapa jenis pembersih logam, atau kadmium yang sering digunakan dalam industri pertambangan, pengelasan, pertanian, dan pengecatan dapat meningkatkan risiko.
Penelitian membuktikan bahwa beberapa obat pereda nyeri ringan berkaitan dengan peningkatan risiko kanker ginjal. Obat ini termasuk ke dalam jenis obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang sedikit meningkatkan risiko kanker ginjal. Obat pereda nyeri dapat berupa ibuprofen dan paracetamol. Meskipun aspirin termasuk NSAID, obat ini tidak dianggap menyebabkan kanker ginjal.
Tanpa air yang cukup, Anda berisiko tinggi mengalami kerusakan ginjal, terutama saat cuaca panas atau beraktivitas fisik. Air berperan penting untuk membuang limbang dan mencegah terjadinya batu ginjal. Bahkan, minuman ini juga membantu dalam mengurangi risiko terkena infeksi saluran kemih. Pria direkomendasikan untuk mengonsumsi air putih sebanyak 3,7 liter per hari, sedangkan wanita sekitar 2,7 liter per hari.
Pola makan tinggi garam atau natrium juga dapat membahayakan kesehatan ginjal. Jenis makanan ini mampu meningkatkan tekanan darah, mudah merasa haus, dan perut kembung. Anda disarankan untuk tidak mengonsumsi natrium di atas 1.500 miligram per hari. Selain kanker ginjal, konsumsi makanan tinggi garam secara berlebihan juga dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke.
Jika dikonsumsi secara berlebih, alkohol dapat membahayakan kesehatan ginjal. Minuman ini bisa mengganggu keseimbangan fungsi ginjal dan membuat tubuh dehidrasi. Minum banyak alkohol juga mengakibatkan tekanan darah tinggi, kerusakan hati, dan kerusakan otak. Hal ini juga membuat ginjal bekerja lebih keras.
Makan terlalu banyak gula bisa menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan. Obesitas adalah penyakit kronis kompleks yang ditandai dengan indeks massa tubuh (IMT) 40 atau lebih tinggi. Kondisi ini juga didefinisikan sebagai penumpukan lemak abnormal atau berlebihan yang menimbulkan risiko bagi kesehatan. Tidak hanya kanker ginjal, obesitas juga menyebabkan kondisi medis lainnya, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
Para ahli merekomendasikan orang dewasa setidaknya tidur selama 7 jam per malam. Tidak mencukupi waktu tidur dapat menimbulkan masalah serius, termasuk risiko kecelakaan mobil, gangguan jantung, penurunan fungsi kekebalan tubuh, dan kualitas hidup lebih rendah. Bahkan, kurang tidur juga berkaitan dengan obesitas yang bisa meningkatkan risiko kanker ginjal.
Selain beberapa penyebab di atas, ada beberapa faktor risiko lain yang menjadi penyebab kanker ginjal seperti:
Gejala dan tanda kanker ginjal stadium awal umumnya tidak dapat dideteksi dengan mudah. Gejala kanker ginjal biasanya baru muncul setelah tumor tumbuh dan berkembang. Dilansir dari beberapa sumber, berikut beberapa gejala kanker ginjal yang perlu Anda pahami
Ketika Anda mengalami beberapa gejala seperti yang dijelaskan di atas, cobalah untuk segera memeriksakan diri ke dokter agar mendapat penanganan lebih cepat. Dokter akan segera melakukan pemeriksaan medis lengkap, termasuk riwayat kesehatan, riwayat penyakit keluarga, identifikasi faktor risiko, dan pemeriksaan fisik.
Mereka juga akan melakukan beberapa tes untuk membantu mendiagnosis dan menilai keluhan yang Anda alami. Dilansir dari beberapa sumber, berikut beberapa tes yang akan dilakukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Sampel urine akan dianalisis untuk mendeteksi keberadaan darah di urine. Bahkan jumlah darah yang sangat kecil dan tidak terlihat oleh mata telanjang dapat terdeteksi melalui tes ini.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui fungsi ginjal dan mendeteksi adanya kelainan lainnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah Anda kekurangan sel darah merah (anemia) atau tidak. Hasil tes juga dapat menjadi acuan untuk melihat apakah terjadi gangguan fungsi ginjal yang ditunjukkan oleh peningkatan kadar kreatinin dan penurunan e-GFR.
Pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi yang dipancarkan melalui jaringan tubuh untuk menghasilkan gambar yang ditampilkan pada layar monitor. USG biasa digunakan sebagai modalitas awal untuk deteksi massa ginjal.
CT scan adalah jenis pemeriksaan dengan sinar-X yang merupakan modalitas pencitraan utama untuk mendeteksi tumor. CT Scan dapat memberikan gambaran secara teliti adanya tumor pada organ beserta pembesaran dan penyebarannya. Tes ini seringkali menggunakan kontras intravena (zat pewarna) untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail. Namun zat pewarna ini mungkin tidak dapat diberikan kepada orang yang mengalami gangguan fungsi ginjal.
MRI adalah metode pemeriksaan yang menghasilkan gambar bagian dalam tubuh dengan memanfaatkan magnet yang kuat, gelombang radio, dan komputer. MRI tidak menggunakan bahan radioaktif sehingga sangat baik untuk menggambarkan jaringan lunak. MRI merupakan alternatif tes dari CT Scan, terutama jika pasien alergi terhadap kontras atau memiliki gangguan fungsi ginjal.
Prosedur biopsi dilakukan dengan memasukkan jarum tipis ke dalam tumor untuk mengambil sampel kecil dari jaringan. Sampel jaringan ini kemudian akan diperiksa di bawah mikroskop oleh ahli patologi untuk mengetahui apakah ada sel kanker.
Biopsi dilakukan jika foto radiologis dan pemeriksaan fisik menunjukkan pasien sudah mengalami penyebaran dan tidak dapat dioperasi secara tuntas atau tidak memenuhi syarat untuk pembedahan. Dengan biopsi, dokter dapat memberikan terapi sistemik yang tepat pada pasien. Selain itu, biopsi dilakukan ketika ukuran tumor masih kecil untuk memastikan jenis sel kanker sebelum pasien menjalani terapi ablasi.
Pengobatan kanker ginjal tergantung pada stadium dan jenis kanker yang ditemukan. Dilansir dari beberapa sumber, berikut beberapa pilihan pengobatan yang biasanya dilakukan untuk penanganan kanker ginjal.
Beberapa kanker kecil atau tumor yang berukuran kurang dari 2 cm (stadium I) mungkin tidak perlu segera dioperasi. Umumnya, tumor berukuran kecil tumbuh secara lambat dan pada beberapa kasus tidak menimbulkan masalah serius atau merupakan tumor jinak.
Dalam kasus ini, pengawasan aktif (active surveillance) bisa menjadi pilihan. Selain itu, metode ini juga dilakukan pada pasien yang tidak dapat menjalani prosedur operasi seperti pasien dengan usia lanjut dan memiliki banyak penyakit penyerta yang dapat meningkatkan risiko.
Dengan pendekatan ini, tumor dapat diawasi dengan cermat melalui tes pencitraan rutin (seperti USG, CT scan atau MRI) atau tes lain. Jika terdapat peningkatan atau progres secara klinis saat pemeriksaan, dokter dapat segera melakukan intervensi.
Jika pengobatan diperlukan, dokter biasanya menyarankan untuk melakukan pengangkatan kanker melalui operasi. Ada beberapa operasi yang biasanya dilakukan tergantung kanker yang ditemui.
Jika, setelah operasi, sel-sel kanker menjadi berkembang, pilihan pengobatan lain yang bisa dilakukan adalah adjuvant dengan dibarengi obat imunoterapi pembrolizumab (Keytruda) yang diberikan selama sekitar satu tahun.
Ada beberapa jenis terapi sistemik yang biasanya dijalani oleh pasien kanker ginjal, diantaranya:
Jenis penanganan ini memiliki faktor kesuksesan yang berbeda dan disesuaikan dengan stadium kanker ketika terdeteksi. Semakin dini kanker diketahui, semakin turun tingkat kompleksitas dan biaya penanganan. Untuk itu, deteksi dini, selain dapat meningkatkan peluang kesembuhan, dapat mengurangi biaya pengobatan kanker. Selain deteksi dini, disarankan juga untuk memiliki perlindungan asuransi yang dapat meliputi pembayaran biaya pengobatan kanker dan biaya lainnya seperti Asuransi Mandiri Proteksi Kanker Dini.
Konsultasikan perencanaan finansial Anda dalam memilih produk asuransi dengan Financial Advisor dan Life Planner AXA Mandiri yang akan membantu Anda memahami manfaat asuransi dan memberikan solusi terbaik sesuai dengan kondisi finansial Anda. Kunjungi situs resmi AXA Mandiri atau hubungi 1500803 untuk informasi lebih lanjut.
Sumber: