Kanker Paru-Paru: Penyebab, Gejala, Pengobatan & Pencegahannya
Kanker paru-paru merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum dan mematikan di dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini menyerang organ vital pernapasan yaitu paru-paru dan dapat berkembang secara perlahan tanpa menimbulkan gejala pada tahap awal.
Menurut data yang diambil dari 185 negara oleh lembaga riset kanker International Agency for Research on Cancer (IARC), kanker paru-paru merupakan kasus kanker terbanyak yaitu sekitar 12,4%. Sedangkan di Indonesia sendiri, data WHO per 2022 mencatatkan bahwa kasus kanker paru di Indonesia mencapai 9,5% atau sekitar 38.900 kasus. Pada beberapa kasus, tercatat bahwa 15,4% kasus paru-paru terjadi pada pria dan 4,4% kasus terjadi pada wanita.
Umumnya, kanker paru-paru sendiri juga menjadi salah satu penyebab kematian akibat kanker terbesar di kalangan pria. Hal ini sangat berkaitan dengan tingginya penggunaan rokok, terutama di wilayah Asia.
Kanker paru-paru menjadi salah satu jenis kanker yang umum terjadi di Indonesia. Kanker paru-paru ini umumnya dikenal sebagai penyebab pertama kematian akibat kanker pada pria. Selain disebabkan oleh kebiasaan merokok, kanker ini juga bisa terdapat pada orang yang tidak terbiasa merokok, namun terkena paparan asap rokok pasif, paparan zat-zat berbahaya seperti asbes, radon, dan polusi udara, serta riwayat keluarga.
Kanker paru-paru adalah jenis kanker yang tumbuh pada organ paru-paru, di mana terdapat sel-sel kanker yang berkembang secara tidak terkendali di dalamnya. Kanker ini biasanya berkembang secara perlahan dan mungkin tidak menunjukkan gejala pada tahap awal.
Menurut Siloam Hospitals, kanker paru-paru adalah jenis kanker yang dapat dibedakan jenisnya berdasarkan awal perkembangannya, yaitu:
Adapun pembagian jenis kanker paru berdasarkan letak pertumbuhan selnya dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
Dilansir dari Rumah Sakit Mitra Keluarga, kebiasaan merokok menjadi salah satu pemicu kanker paru-paru, di mana sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita disebabkan oleh asap rokok. Hanya sekitar 10-15% kasus paru-paru disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja.
Selain merokok, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit kanker paru-paru. Dilansir dari Alodokter, berikut beberapa penyebab yang meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa kebiasaan merokok atau terlalu sering terpapar asap rokok dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru. Oleh karena itu, disarankan untuk berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok agar tidak terserang kanker paru-paru.
Radon merupakan gas alami yang dihasilkan dari pemecahan zat uranium di tanah, air, dan batuan. Terpapar atau menghirup gas radon dalam jumlah banyak merupakan salah satu faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Bekerja di tambang atau pabrik bisa membuat Anda rentan terpapar asbes yang nantinya bisa meningkatkan risiko terserang penyakit kanker paru-paru. Apalagi jika Anda adalah seorang perokok aktif, risiko terkena kanker paru-paru akan meningkat.
Terlalu lama berada di tempat yang memiliki tingkat polusi udara tinggi juga bisa membuat risiko terkena kanker paru-paru menjadi lebih besar. Faktanya, sekitar 5% dari kasus kematian akibat kanker paru di seluruh dunia disebabkan oleh polusi udara.
Jika salah satu anggota keluarga memiliki riwayat kanker paru-paru, kemungkinan besar Anda lebih berisiko menderita penyakit ini. Namun, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa munculnya kanker paru juga berkaitan dengan faktor lingkungan dalam keluarga seperti merokok dan paparan polusi di lingkungan tempat tinggal.
Tidak mudah menyadari keberadaan gejala kanker paru-paru pada stadium awal. Kebanyakan gejala kanker paru-paru sama dengan penyakit lain seperti tuberkulosis, efusi pleura, pneumonia, bronkitis, dan abses paru. Dilansir dari Alodokter, berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat muncul pada kanker paru-paru stadium awal.
Batuk bisa disebabkan oleh kondisi yang ringan seperti flu atau iritasi saluran pernapasan. Namun, jika batuk tidak juga berhenti dalam waktu lebih dari 2 minggu bisa jadi ini pertanda dari kanker paru-paru.
Batuk kronis yang disertai darah atau bercak darah pada dahak bisa menjadi gejala dari kanker paru-paru stadium awal.
Sesak napas atau napas yang terengah-engah saat melakukan aktivitas sederhana juga bisa menjadi gejala awal kanker paru-paru. Sesak napas dapat terjadi akibat sel kanker yang menghalangi saluran pernapasan atau adanya penumpukan cairan di sekitar paru-paru. Namun, sesak napas bukan hanya menandai adanya kanker paru-paru, namun juga bisa menjadi gejala penyakit gagal jantung.
Kanker paru-paru juga dapat menyebabkan nyeri dada yang bisa menjalar hingga ke bahu atau punggung. Biasanya, rasa nyeri ini bersifat tajam, muncul secara terus-menerus, atau terkadang hilang timbul.
Nyeri dada juga bisa menjadi gejala penyakit jantung, namun yang membedakannya dengan gejala kanker paru-paru adalah ketika nyeri dada akan terasa semakin berat ketika menarik napas dalam, batuk, atau tertawa.
Suara serak yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung lebih dari 2 minggu juga bisa menjadi gejala kanker paru-paru stadium awal. Suara serak terjadi ketika sel kanker memengaruhi saraf yang mengatur pita suara sehingga menyebabkan perubahan pada suara.
Suara mengi atau suara napas yang berbunyi seperti siulan juga menjadi salah satu gejala kanker paru-paru. Biasanya mengi keluar saat menarik atau menghembuskan napas yang menjadikannya sebagai pertanda dari kondisi kesehatan tertentu seperti alergi atau asma.
Orang yang menderita penyakit kanker, termasuk kanker paru biasanya akan mengalami nafsu makan yang hilang sehingga memicu penurunan berat badan. Apalagi jika penderita sudah mengalami gangguan menelan karena kanker sudah tumbuh secara langsung ke dalam atau di dekat kerongkongan.
Kehilangan berat badan secara drastis ini juga biasanya terjadi karena sel kanker yang menggunakan energi dan mengambil seluruh nutrisi dalam tubuh. Oleh karena itu, jangan abaikan perubahan pada berat badan, terutama jika hal ini terjadi ketika Anda tidak mengubah pola makan atau gaya hidup.
Selain beberapa gejala di atas, menurut RS Mitra Keluarga ada beberapa gejala lain dari kanker paru-paru yang mungkin dialami oleh penderitanya seperti:
Ketika tingkat keparahannya semakin bertambah, kanker paru-paru juga berisiko menyebar ke jaringan atau organ tubuh di sekitarnya seperti hati, otak, tulang, atau kelenjar getah bening. Dilansir dari Siloam Hospitals, ketika kanker paru sudah mencapai kondisi ini, maka beberapa gejala yang berpotensi muncul pada pengidapnya adalah sebagai berikut:
Cara mengobati kanker paru-paru untuk setiap pasien mungkin berbeda, tergantung dari jenis kanker dan seberapa parah penyebarannya. Umumnya, terdapat 25-40% penderita tumor yang terisolasi dan tumbuh secara perlahan, memiliki harapan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Namun, penderita kanker paru-paru perlu melakukan pemeriksaan rutin karena kanker dapat kambuh kembali pada 6-12% penderita yang telah menjalani pembedahan.
Oleh sebab itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang tepat. Dilansir dari RS Mitra Hospitals, berikut beberapa pengobatan kanker paru-paru yang biasa dilakukan oleh dokter.
Pada beberapa pasien diperlukan pembedahan pada kanker selain karsinoma sel kecil yang belum menyebar. Sekitar 10-35% kanker bisa diangkat melalui pembedahan, namun perlu diingat pembedahan tidak selalu membawa kesembuhan.
Sebelum melalui proses operasi, biasanya dokter akan melakukan tes fungsi paru-paru untuk menentukan apakah paru-paru yang tersisa masih bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau tidak. Jika ternyata hasilnya buruk, maka pembedahan tidak mungkin dilakukan. Selain itu, pembedahan juga tidak perlu dilakukan jika terjadi beberapa kondisi seperti:
Terapi penyinaran ini bukan untuk penyembuhan melainkan untuk memperlambat pertumbuhan kanker. Selain itu, terapi ini dipilih untuk mengurangi nyeri otot, penekanan saraf tulang belakang, dan sindrom vena cava superior.
Namun, ada beberapa efek samping yang mungkin bisa terjadi seperti peradangan paru-paru (pneumonitis karena penyinaran), dengan gejala berupa batuk, sesak nafas dan demam.
Kemoterapi dilakukan ketika kanker karsinoma sel kecil telah menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan pembedahan. Terkadang, kemoterapi ini juga disertai dengan terapi penyinaran.
Penderita kanker paru-paru banyak yang mengalami penurunan fungsi paru-paru. Untuk mengurangi efek samping gangguan pernafasan, dokter biasanya akan melakukan terapi oksigen dan pemberian obat yang dapat melebarkan saluran udara (bronkodilator).
Mengingat risiko kanker paru-paru cukup berbahaya dan bisa menyebabkan kematian. Maka, memulai pola hidup sehat adalah langkah awal yang baik untuk pencegahan terkena penyakit kanker paru-paru. Dilansir dari Siloam Hospitals, berikut beberapa cara mencegah kanker paru-paru:
Berikut beberapa hal mengenai kanker paru-paru yang perlu Anda pahami. Selain memahami risiko penyakit kanker paru, Anda juga perlu memahami besarnya risiko yang dapat ditimbulkan akibat penyakit kritis ini, salah satunya adalah risiko keuangan. Hal ini dikarenakan ketika terserang penyakit kanker, tentu Anda membutuhkan biaya pengobatan dan perawatan yang jumlahnya tidak sedikit.
Untuk menghindari risiko tersebut, ada baiknya Anda mulai mempertimbangkan asuransi kesehatan penyakit kritis, khususnya yang memberikan manfaat penggantian biaya pengobatan penyakit kanker paru-paru, salah satunya Asuransi Mandiri Proteksi Kanker Dini.
Asuransi Mandiri Proteksi Kanker Dini merupakan produk asuransi yang memberikan manfaat penggantian biaya Rawat Inap, Rawat Jalan dan tindakan bedah dengan pembayaran langsung (cashless) atau reimbursement dan juga manfaat santunan kematian serta manfaat santunan tunai harian serta manfaat pengembalian Premi (jika dipilih). Asuransi ini juga dapat memberikan manfaat Biaya Perawatan Kanker seperti kemoterapi dan radiologi.
Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Asuransi Mandiri Proteksi Kanker Dini, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.
Sumber: