Tanda-Tanda Midlife Crisis Pada Wanita & Cara Mengatasinya
Semakin bertambahnya usia, seseorang dapat mengalami beberapa perubahan dalam hidup. Ada yang bisa melewati fase perubahan tersebut dengan baik, ada juga yang kurang baik. Hal ini merupakan fenomena yang sering terjadi pada usia paruh baya, sekitar 40-60 tahun yang sering dikenal dengan istilah midlife crisis atau krisis paruh baya.
Dilansir dari IDN Times, midlife crisis merupakan fase yang menyebabkan seseorang mempersepsikan dirinya kembali muda, alih-alih menerima kenyataan bahwa usianya tidak lagi muda. Fenomena ini tidak selalu mengarah pada perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan keinginan untuk menjadi muda kembali. Sebaliknya, midlife crisis mungkin bisa memengaruhi aspek kehidupan lain secara positif.
Dilansir dari Choosing Therapy, setidaknya 1 dari 4 orang dewasa pernah mengalami midlife crisis. Sebuah studi juga menunjukkan bahwa wanita tidak kebal untuk melewati midlife crisis dan bagi wanita, kondisi ini dapat terjadi kapan saja di usia paruh bayanya.
Umumnya, midlife crisis terjadi di awal usia 40 tahun dan seringkali menjadi puncak dari banyak penyebab stres yang terjadi secara bersamaan, termasuk ketika terjadi masalah kesehatan atau medis, ketika wanita berperan dalam pengasuhan anak-anak maupun orang tua lanjut usia, hingga ketika terjadi kehilangan terkait kematian atau perceraian.
Tanda-tanda krisis paruh baya pada wanita dapat berkisar dari perubahan citra tubuh atau kepuasan seksual (seringkali karena faktor-faktor seperti perimenopause atau menopause) hingga perjuangan emosional seputar masalah karir atau ketidakpuasan. Agar bisa menangani fenomena ini dengan positif, tentu Anda perlu mengetahui terlebih dulu tanda-tanda dari midlife crisis. Berikut beberapa tanda midlife crisis yang sering dialami wanita dilansir dari beberapa sumber.
Usia paruh baya bagi wanita adalah waktu di mana dapat terjadi peningkatan menopause dan depresi yang memengaruhi suasana hati hingga aktivitas sehari-hari, misalnya pekerjaan yang terbengkalai, keluarga diabaikan, hingga enggan menyapa teman.
Jika mengalami tanda ini, biasanya seseorang yang mengalami midlife crisis akan merasa sedih, putus asa, tidak berdaya, pesimis, hingga kehilangan minat pada aktivitas yang dulunya menyenangkan. Kondisi ini juga memengaruhi rutinitas sehari-hari seperti pola tidur berantakan, nafsu makan tidak dikelola, hingga fokus yang menurun.
Penurunan atau penambahan berat badan sering dikaitkan dengan perubahan emosional pada seseorang. Ketika beberapa orang sedang stres atau sedang mengalami krisis, nafsu makan mereka seringkali menjadi tidak terkendali. Ada beberapa orang yang stres hingga mengganggu pola makan dan menyebabkan penurunan berat badan. Namun sebagian orang justru melampiaskannya dengan banyak makan sebagai hal yang menenangkan.
Perubahan tidur yang berkaitan dengan perimenopause atau menopause bisa menjadi tanda bahwa seorang wanita sedang memasuki masa paruh baya. Ketika mengalami midlife crisis, beberapa wanita sering mengalami kesulitan tidur karena gelisah.
Tanda-tanda perimenopause dapat terjadi sejak pertengahan usia tiga puluhan dan terjadi selama 12 bulan berturut-turut tanpa menstruasi. Ini merupakan indikasi transisi penuh menuju menopause. Perubahan hormonal ini mungkin merupakan tanda bahwa seorang wanita telah sepenuhnya memasuki periode paruh baya.
Ketika mengalami midlife crisis, biasanya wanita sering merindukan masa-masa sebelumnya dalam hidup. Hal inilah yang sering membuat para wanita ini akhirnya berfokus pada penampilannya dan menemukan cara untuk terlihat lebih muda. Ada beberapa cara yang biasa dilakukan para wanita, mulai dari mengubah gaya berpakaian, mengubah gaya rambut, mempertimbangkan prosedur pembedahan, hingga sekadar mengeksplorasi sikapnya.
Karena krisis eksistensial yang dimiliki seseorang di usia paruh baya, seorang wanita mungkin mendapati dirinya mempertanyakan pilihan hidupnya seperti pasangan romantisnya, karir, atau pilihan yang berkaitan dengan menjadi (atau tidak menjadi) seorang ibu.
Ketika mengalami midlife crisis, seseorang juga mungkin menemukan diri mereka dengan perasaan ambivalensi atau perasaan tidak sadar yang saling bertentangan. Biasanya hal ini umum terjadi pada usia paruh baya yang dapat bermanifestasi sebagai kebosanan, sikap apatis, atau kurangnya motivasi.
Ketika dalam kondisi midlife crisis, biasanya seorang wanita akan berpikir untuk membuat perubahan besar dalam kehidupan pribadi atau profesional.
Mencari kesenangan di sini bisa dalam berbagai konteks, baik dengan cara yang positif maupun negatif. Siapapun yang mengalami midlife crisis bisa berpikir untuk menemukan kepuasan dengan hal yang tidak bijak, misalnya berselingkuh, berhenti dari pekerjaan, hingga berbelanja secara impulsif.
Ketika mengalami midlife crisis, seseorang akan lebih sering mengalami keraguan dalam membuat keputusan. Biasanya, keputusan yang dibuat pun bukanlah keputusan yang baik, melainkan keputusan yang kurang solutif dan keputusan yang sering membuat orang di sekitar merasa frustasi.
Gejala umum dari krisis paruh baya yang mudah dikenali adalah ketika seseorang mulai menarik diri baik secara fisik maupun emosional, misalnya saja mulai bekerja di jam yang aneh, tidak lagi memberikan perhatian cukup, hingga berubah jadi orang yang dingin.
Ketika perasaan ditentang oleh pasangan atau teman, maka seseorang yang mengalami midlife crisis mungkin akan merasa marah dan menyalahkan. Pada fase ini, seseorang akan mencoba membatasi perhatian dan menganggapnya sebagai hal wajar. Selain itu, fase ini juga bisa menyebabkan seseorang yang mengalami midlife crisis lebih sering menyalahkan orang lain dan lekas marah.
Biasanya midlife crisis sering terjadi ketika ada perasaan kehilangan. Mungkin sulit untuk mengidentifikasi mengapa merasa kehilangan, tetapi hilangnya stabilitas dan keamanan benar-benar dapat menunjukkan seberapa besar dampak krisis paruh baya terhadap wanita, misalnya ketika kehilangan orang tua karena kematian atau ketika terjadi perceraian.
Terlalu asyik mengingat masa-masa lalu dan pengalaman yang dialami selama masa muda, atau ketika seseorang ingin menghidupkan kembali pengalaman khusus untuk periode lain dalam hidup dapat menunjukkan ketidaknyamanan pada usia paruh baya. Kondisi inilah yang bisa menyebabkan midlife crisis pada seorang wanita.
Rasa sakit fisik yang tiba-tiba atau tidak dapat dijelaskan adalah tanda yang jelas bahwa tubuh dan pikiran sedang mengalami stres. Ini bisa menjadi krisis paruh baya atau yang lainnya, tetapi rasa sakit fisik seringkali merupakan psikosomatis dari rasa sakit emosional.
Meski meresahkan dan cukup mengkhawatirkan, midlife crisis juga bisa menjadi waktu yang tepat untuk memperbarui wawasan dan refleksi diri sebagai seorang yang dewasa. Dilansir dari Choosing Therapy, agar Anda bisa melewati midlife crisis, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan agar menjadi pengalaman yang tetap menyenangkan:
Untuk menghadapi midlife crisis, Anda bisa coba bergabung dengan grup atau komunitas yang berbicara tentang masalah yang sering dihadapi oleh para wanita paruh baya. Hal ini akan membantu Anda melawan kesepian di usia paruh baya sehingga nantinya Anda pun bisa lebih produktif.
DI usia ini, Anda juga bisa coba melakukan hal baru yang mungkin sudah lama diinginkan. Misalnya saja mengikuti kelas memasak atau mengunjungi tempat yang sudah lama ingin Anda kunjungi. Kegiatan yang baru ini bisa Anda lakukan untuk mempelajari keterampilan baru yang bisa membuat Anda tetap memiliki motivasi meski di usia paruh baya.
Membuat jurnal bukan hanya untuk mendokumentasikan hidup, namun juga bisa menjadi salah satu cara mengelola emosi dengan baik. Dengan adanya jurnal dalam kehidupan, nantinya bisa menjadi cerita untuk dibagikan kepada keluarga maupun teman, sekaligus bisa menjadi terapi dan menyenangkan.
Tidak ada kata terlambat untuk memulai atau mengubah rutinitas olahraga. Gerakan fisik dapat membantu meringankan masalah tidur terkait perubahan biologis di usia paruh baya, seperti menopause. Hal ini juga bisa menjadi cara terbaik untuk membangun komunitas dan menjaga kesehatan fisik Anda di usia paruh baya. Jadi, cobalah mulai dan lanjutkan kebiasaan untuk hidup sehat demi meningkatkan kesehatan fisik dan emosional secara keseluruhan.
Daripada hanya berkutat dalam masalah atau krisis di usia paruh baya, saatnya Anda mulai mengubah menjadi suatu gerakan untuk merangkul tahap kehidupan ini. Bukan lagi harus menarik diri, Anda bisa coba membuat suatu perubahan baru yang bisa membuat Anda tetap bersinar meski di usia paruh baya.
Membaca buku juga bisa menjadi cara tepat mengatasi krisis di usia paruh baya. Anda dapat membaca buku-buku yang didasarkan pada peristiwa nyata atau memorial yang dapat memberikan perspektif baru tentang kehidupan. Anda bisa juga membaca cerita fiksi, buku hingga edukasi psikologis untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana cara mengatasi perasaan di usia paruh baya.
Jika karir yang membuat Anda merasa bosan dan mengalami masalah mental, konseling karir dapat membantu dalam memproses pikiran sebelum melakukan perubahan pekerjaan. Dengan perubahan ekspektasi keluarga, banyak wanita paruh baya menemukan diri mereka mempertimbangkan kembali karir yang mereka pilih sebelumnya, berbekal wawasan baru dan pengetahuan diri. Berbicara dengan konselor karir dapat membantu Anda mengeksplorasi kemungkinan langkah selanjutnya.
Mengingat kebingungan eksistensial yang mungkin muncul di usia paruh baya, maka ini waktu yang tepat untuk eksplorasi nilai dan bagaimana Anda menjalani apa yang paling penting dalam kehidupan. Menjelajahi dan mengidentifikasi nilai-nilai inti yang dijalani dapat membantu Anda membuat perubahan yang jelas untuk hidup lebih selaras dengan nilai-nilai tersebut.
Ketika di usia muda, banyak wanita yang telah mengesampingkan hobi selama bertahun-tahun demi mengasuh anak. Maka di masa midlife ini saatnya Anda memulai hobi yang tertunda untuk membangkitkan semangat muda. Temukan hal-hal yang telah Anda abaikan dan sambut kembali ke dalam hidup Anda.
Semakin tua usia, biasanya semakin rentan terhadap penyakit. Selain berolahraga rutin, Anda juga perlu menjadwalkan kunjungan rutin ke rumah sakit untuk melakukan medical check up. Meski terlihat baik-baik saja, terkadang ada beberapa orang yang ternyata memiliki penyakit yang gejalanya belum timbul terlalu parah bahkan sering diabaikan. Dengan melakukan medical check up secara rutin, maka Anda bisa mencegah kondisi penyakit menjadi lebih buruk dengan melakukan perawatan dan penanganan sejak dini.
Selain mengurangi risiko penyakit dengan rutin melakukan medical check up, Anda juga perlu mempertimbangkan risiko finansial yang mungkin terjadi ketika kondisi kesehatan memburuk di usia paruh baya. Salah satu cara mencegah risiko finansial akibat kondisi kesehatan tersebut adalah dengan mendaftarkan diri Anda ke dalam asuransi kesehatan dan asuransi jiwa.
Anda bisa mempertimbangkan untuk mendaftarkan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa dari AXA Mandiri yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan Anda dan keluarga. Dengan memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, Anda bisa melindungi finansial diri sendiri dan keluarga ketika terjadi risiko di kemudian hari, baik risiko sakit, cacat, hingga risiko kematian. Apalagi jika Anda termasuk wanita yang aktif di rumah maupun di luar rumah atau bekerja.
Untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai berbagai macam produk asuransi kesehatan dan asuransi jiwa dari AXA Mandiri, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.
Sumber:
Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi