Underwriting, Kunci Utama Menentukan Premi Asuransi Anda
Ketika akan membeli salah satu produk asuransi, perusahaan asuransi akan menginformasikan premi yang harus Anda bayar dalam periode tertentu. Dalam menentukan premi asuransi tersebut, perusahaan asuransi biasanya akan melakukan berbagai proses yang ketat, salah satunya adalah underwriting. Dengan melewati proses ini, perusahaan asuransi akan menentukan apakah perlindungan asuransi dapat diberikan ke calon nasabah atau tidak.
Dilansir dari Bisnis.com, underwriting merupakan salah satu kunci penting dalam perusahaan asuransi jiwa. Proses ini dilakukan untuk menilai risiko yang dapat diterima oleh perusahaan asuransi dan menentukan berapa besar premi yang harus dibayarkan nasabah sebagai pemegang polis. Lalu apa sebenarnya underwriting dan seperti apa prosesnya? Mari kita mengenal pentingnya proses underwriting dalam asuransi di artikel berikut ini.
Dilansir dari Finansialku, underwriting merupakan sebuah proses untuk mengidentifikasi dan menyeleksi risiko yang melekat pada calon nasabah asuransi. Dalam proses underwriting terdapat beberapa tahap untuk mengelompokan tingkat risiko, memutuskan syarat dan ketentuan yang berlaku, serta jumlah premi yang harus dibayar nasabah.
Salah satu tujuan dari underwriting adalah calon nasabah bisa mendapatkan perhitungan premi yang sesuai dengan risikonya sehingga terdapat keadilan antara premi yang dibayar oleh nasabah dengan risiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi. Hal ini karena penerbitan polis ditentukan berdasarkan hasil proses underwriting tersebut.
Ketika membeli produk asuransi, Anda akan melewati proses underwriting terlebih dulu untuk menentukan apakah perusahaan asuransi akan menerima atau menolak Anda sebagai nasabahnya. Dalam proses underwriting, perusahaan bisa menolak nasabah karena tidak memenuhi syarat atau menerima namun dengan tambahan syarat dan ketentuan khusus. Setelah itu, barulah pembeli asuransi akan mendapat ketentuan berapa jumlah premi yang harus dibayarkan.
Dilansir dari Finansialku, umumnya terdapat 3 (tiga) jenis underwriter dalam asuransi kesehatan dan jiwa, yaitu underwriter pertama, financial underwriter, dan medical underwriter. Berikut penjelasan tugas setiap underwriter tersebut:
Orang yang menjadi underwriter pertama adalah agen atau tenaga pemasar asuransi kesehatan dan jiwa itu sendiri. Bukan hanya menjual polis, agen atau tenaga pemasar asuransi juga menjadi orang yang pertama kali menentukan dan mengidentifikasi secara sederhana kemungkinan risiko calon nasabahnya. Berdasarkan hasil pengamatan dan percakapan dengan calon nasabahnya, agen atau tenaga pemasar asuransi dapat menentukan apakah calon nasabah tersebut layak untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya atau tidak.
Tugas seorang financial underwriter adalah membantu calon nasabah untuk menentukan program asuransi yang paling sesuai dengan nasabah. Mereka akan menyesuaikannya dengan kemampuan secara finansial dan kebutuhan calon nasabah.
Medical underwriter adalah orang yang merekomendasikan apakah calon nasabah layak untuk masuk ke dalam produk asuransi jiwa atau tidak. Hal ini dilihat dari kondisi kesehatan calon nasabah tersebut.
Ada beberapa tahap atau proses underwriting dalam asuransi kesehatan dan jiwa. Dilansir dari Finansialku, berikut ini beberapa proses underwriting yang biasanya harus dilalui sebelum menentukan premi yang harus dibayarkan oleh calon nasabah:
Proses pertama yang harus dilakukan adalah nasabah mengisi dan melengkapi data riwayat kesehatan yang diperlukan dan dipersyaratkan oleh pihak asuransi. Setelah itu, data-data yang telah nasabah isi akan diberikan ke underwriter untuk dianalisis.
Setelah data lengkap, underwriter akan mengidentifikasi risiko yang calon nasabah miliki. Terdapat beberapa faktor untuk menganalisis apakah pengajuan calon nasabah diterima atau tidak.
Faktor yang paling umum adalah faktor risiko medis dan risiko pribadi. Contoh dari faktor risiko medis adalah riwayat medis dan postur tubuh. Sedangkan contoh dari faktor risiko pribadi adalah pekerjaan, hobi, gaya hidup, serta lokasi tempat tinggal. Faktor-faktor tersebut selanjutnya akan diseleksi oleh underwriter.
Setelah mengidentifikasi risiko, underwriter akan mengklasifikasikan risiko-risiko yang calon nasabah miliki ke beberapa kategori. Terdapat 4 kategori risiko utama yaitu declined risk, substandard risk, standard risk, dan preferred risk.
Semakin tinggi tingkat risiko yang calon nasabah miliki, maka semakin besar premi yang harus dibayarkan. Bahkan, jika risiko yang dimiliki terlalu tinggi, ada kemungkinan perusahaan asuransi akan menolak pengajuan asuransi dari calon nasabah.
Setelah risiko calon nasabah selesai diklasifikasi, underwriter dapat menentukan pengajuan calon nasabah diterima atau tidak. Jika pengajuan diterima, maka polis akan segera diterbitkan untuk diberikan ke calon nasabah.
Setelah mengetahui proses underwriting, Anda juga perlu mengetahui kemungkinan putusan yang akan diberikan perusahaan asuransi. Dilansir dari sumber yang sama, berikut beberapa kemungkinan hasil keputusan underwriter yang akan diterima calon nasabah.
Jika keputusan ini yang didapat, maka Anda dapat menerima seluruh manfaat asuransi yang diajukan sehingga polis pun bisa segera diterbitkan oleh perusahaan asuransi. Calon nasabah yang hasil underwriting asuransinya diterima penuh umumnya termasuk ke dalam kategori preferred risk dan standard risk. Artinya calon nasabah telah memenuhi syarat dari proses underwriting.
Jika menerima keputusan ini, maka pengajuan asuransi Anda telah diterima namun terdapat beberapa penyakit tertentu yang tidak ditanggung pihak asuransi. Pengecualian ini umumnya diberikan berdasarkan kondisi kesehatan calon nasabah.
Jangka waktu pengecualian dapat berbeda-beda untuk setiap individu. Ada yang bersifat permanen, namun ada juga yang sementara atau hanya berlaku beberapa tahun saja.
Calon nasabah ini dapat masuk ke dalam kategori substandard risk yang berarti nasabah diterima dengan pemenuhan syarat tertentu. Jika mendapatkan keputusan ini, maka Anda akan mendapat tanggungan sepenuhnya sesuai manfaat yang diajukan namun perlu membayar tambahan premi sehingga premi yang dibayarkan lebih mahal daripada yang biasanya.
Jika termasuk dalam kategori declined risk atau uninsurable, artinya perusahaan asuransi tidak mau menerima pengajuan asuransi yang Anda ajukan. Hal ini karena adanya risiko terlalu besar yang harus ditanggung pihak asuransi. Keputusan ini juga bisa diberikan karena ada beberapa faktor tertentu seperti usia, penyakit, dan lain sebagainya.
Dengan mengetahui adanya proses underwriting saat membeli asuransi kesehatan dan jiwa seperti yang telah dijelaskan di atas, Anda sebagai calon nasabah menjadi lebih paham mengapa perlu mendaftarkan diri ke asuransi sejak dini di usia muda. Ketika Anda mendaftarkan diri ke dalam asuransi di usia muda, faktor risiko yang mungkin terjadi lebih sedikit sehingga nantinya pengajuan asuransi Anda lebih mudah diterima oleh perusahaan asuransi. Bukan hanya itu, mendaftarkan diri ke dalam asuransi di usia muda juga memberikan Anda premi yang lebih murah jika dibandingkan mendaftar asuransi di usia tua karena faktor risiko kesehatan dan kematian yang lebih rendah
Oleh karena itu, jika Anda bisa membeli asuransi jiwa dari AXA Mandiri sekarang juga. AXA Mandiri memiliki berbagai jenis produk asuransi jiwa yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan Anda. Untuk mendaftarkan diri ke dalam asuransi jiwa dari AXA Mandiri, silakan kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.
Sumber:
Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi