Puasa Sunah: Keutamaan, Jenis, dan Cara Melaksanakannya
Selain puasa wajib di bulan Ramadan, umat muslim juga mengenal puasa sunah. Ibadah ini dilakukan di luar bulan Ramadan dan memiliki berbagai keutamaan. Ibadah ini tidak hanya bernilai pahala, tetapi juga menjadi sarana melatih diri dalam menahan hawa nafsu sekaligus meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Puasa merupakan salah satu ibadah yang memiliki kedudukan yang sangat mulia dalam agama Islam. Selain puasa wajib seperti puasa Ramadhan, terdapat juga puasa sunah yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Islam sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Puasa sunah adalah salah satu amalan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw dan dikerjakan secara sukarela oleh umat Islam dengan harapan mendapat pahala dari Allah SWT. Bukan hanya dapat memperkuat ikatan spiritual antara hamba dengan Sang Pencipta, puasa sunah juga baik bagi kesehatan tubuh dan mental.
Jika dilakukan dengan benar, puasa juga bisa menjadi cara alami untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga fungsi organ, hingga mengatasi berbagai penyakit. Dilansir dari situs Biofarma, berikut beberapa manfaat menjalankan puasa.
Keutamaan puasa sunnah tentu memiliki kekhasan sendiri yang berbeda dari keutamaan puasa wajib seperti puasa di bulan Ramadhan. Dilansir dari beberapa sumber, berikut beberapa keutamaan puasa sunah.
Puasa sunah menjadi salah satu cara bagi umat muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa, seorang muslim dapat melatih diri untuk senantiasa taat kepada perintah Allah dan menunjukkan kesungguhan dalam beribadah.
Dalam puasa sunnah, Anda tidak hanya menahan lapar dan dahaga tetapi juga menahan emosi, hawa nafsu, serta perilaku buruk lainnya. Hal ini membantu membentuk karakter yang lebih sabar, kuat, dan disiplin dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada dalam menjalani kehidupan.
Dalam ajaran agama Islam, amal-amal sunah dianggap sebagai pelengkap bagi kekurangan dalam amal wajib. Dengan memperbanyak puasa sunnah, Anda dapat meningkatkan tabungan amalan yang akan diperhitungkan di kehidupan akhirat. Selain itu, dengan menjalankan puasa sunah, artinya Anda sudah mengikuti segala amalan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Puasa sunah juga membantu Anda untuk mengurangi keterikatan pada urusan duniawi dan lebih fokus kepada hal-hal yang bersifat spiritual. Hal ini memberikan ketenangan hati serta membangun kesadaran akan pentingnya hubungan yang harmonis dengan Allah SWT dan sesama manusia.
Dengan menahan diri dari berbagai kenikmatan seperti makan dan minum, seorang muslim menjadi lebih sadar betapa besar nikmat Allah yang diberikan setiap hari. Puasa sunah dapat melatih Anda untuk lebih mensyukuri apa yang dimiliki dan menghindari sifat tamak atau merasa kurang puas.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa puasa memiliki keutamaan yang besar, termasuk menjadi perisai dari api neraka. Dengan menjalankan puasa sunah, seorang Muslim berkesempatan memperoleh keberkahan dan pengampunan dosa yang dapat menyelamatkannya di akhirat.
Selain keutamaan secara spiritual, puasa sunnah juga memberikan manfaat bagi kesehatan. Dengan berpuasa secara rutin, tubuh mendapatkan waktu untuk beristirahat dari proses pencernaan sehingga membantu detoksifikasi dan meningkatkan metabolisme. Secara mental, puasa juga dapat meningkatkan fokus dan mengurangi stres.
Setelah mengetahui tentang puasa sunah dan keutamaannya, sekarang saatnya Anda mengetahui tentang apa saja jenis puasa sunah yang bisa Anda lakukan dan kapan waktu menjalankannya. Dilansir dari beberapa sumber, berikut beberapa jenis puasa sunah yang bisa Anda jalankan untuk mendapatkan keutamaannya.
Puasa sunnah pertama yang sering dilakukan adalah puasa Senin-Kamis. Puasa ini dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT. Sesuai namanya, puasa ini dilakukan setiap hari Senin dan Kamis tiap minggu.
Rasulullah melakukan ibadah ini karena Allah Swt menunjukkan amalan pada hari tersebut. تعرض الأعمال يوم الاثنين والخميس، فأحب أن يعرض عملي وأنا صائم
Artinya: "Amalan-amalan itu ditunjukkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis. Maka aku ingin amalku ditunjukkan saat aku sedang berpuasa." (HR At-Tirmidzi).
Puasa ini dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah tau sehari sebelum Hari Raya Iduladha. Namun disunnahkan juga puasa 8 hari sebelumnya untuk berpuasa. Namun, seseorang yang sedang beribadah haji tidak disunnahkan untuk melakukan ibadah ini.
Puasa ini dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang, sehingga sangat amat disayangkan jika ditinggalkan.
Puasa Asyura dan Tasu'a dilakukan pada 9 dan 10 Muharram. Sama seperti puasa Arafah, seseorang yang melakukan ibadah ini akan dileburkan dosanya satu tahun ke belakang.
Rasulullah SAW menganjurkan untuk berpuasa pada hari Asyura dan jika mampu, juga puasa pada hari Tasu'a. Meski begitu beliau tidak sempat menunaikannya karena usia. Alasannya adalah agar berbeda dengan kebiasaan kaum Yahudi yang berpuasa pada tanggal 10.
Berpuasa di bulan Sya’ban dianjurkan oleh Rasulullah karena amalan hamba Allah diangkat pada bulan Sya'ban. Namun, Anda tidak perlu berpuasa selama satu bulan penuh dan cukup melaksanakan puasa sunah seperti Senin-Kamis. أَنَّهُ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - سُئِلَ عَنْ إكْثَارِهِ الصَّوْمَ فِي شَعْبَانَ فَقَالَ إنَّهُ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: Saat Nabi saw. ditanya karena memperbanyak puasa di bulan Sya'ban, beliau menjawab, "Ini adalah bulan di mana amal-amal diangkat. Aku ingin amalku diangkat pada saat aku berpuasa," (HR. Ahmad).
Puasa ini dilaksanakan setiap tengah bulan yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15 dalam setiap bulan Hijriah. Tanggal ini dikenal sebagai Ayyamul Bidh atau hari putih. Namun, puasa pada tanggal 13 Dzulhijjah dilarang karena hari tersebut termasuk dalam hari Tasyriq.
Keutamaan berpuasa setiap tengah bulan ternyata cukup besar karena amalannya menandingi puasa selama satu tahun. صوم ثلاثة من كل شهر صوم الدهر
Artinya: "Puasa tiga hari dalam setiap bulan laksana puasa satu tahun," (HR. Muslim).
Setelah selesai bulan Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa 6 hari. Namun puasa ini dilarang dilakukan pada tanggal 1 Syawal, di mana bertepatan pada Hari Raya Idulfitri.
Keutamaan puasa ini setara dengan puasa sepanjang tahun. Puasa ini bisa dilakukan secara langsung berturut-turut atau berangsur-angsur. Akan tetapi, jika seorang muslim memiliki utang puasa wajib di bulan Ramadan, sebaiknya membayar terlebih dahulu utangnya sebelum melaksanakan puasa sunah ini.
Puasa ini dilakukan dengan pola 1 hari berpuasa, 1 hari berbuka. Rasulullah mengatakan puasa ini merupakan puasa sunah paling utama karena nabi yang kuat menunaikannya hanya Nabi Daud a.s.
Meskipun tidak diwajibkan, puasa ini memiliki keutamaan yang besar. أَفْضَلُ الصَّوْمِ صَوْمُ أَخِي دَاوُدَ كَانَ يَصُومُ يَوْمًا، وَيُفْطِرُ يَوْمًا
Artinya: "Sebaik-baiknya puasa adalah puasa saudaraku, yaitu Dawud. Ia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari," (HR. Ahmad).
Meskipun tidak ada puasa sunah khusus di bulan Rajab, berpuasa di bulan ini dihormati. Beberapa orang memilih untuk berpuasa pada tanggal 27 Rajab, terutama untuk merayakan Isra Miraj.
Sama halnya dengan puasa Ramadan, puasa sunah juga dilakukan dengan cara menahan hawa nafsu, makan, dan minum dari waktu Subuh hingga Magrib. Panduan puasa sunah hanya berkaitan dengan niat dan doa. Setiap puasa sunnah harus diawali dengan niat yang ikhlas.
Niat juga harus sesuai dengan jenis puasa sunnah yang ingin dijalankan, seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Daud. Waktu niat juga harus tepat yaitu sebelum memulai puasa atau sebelum adzan Subuh. Dengan memahami dan memenuhi aspek-aspek niat puasa sunnah, maka ibadah puasa sunah akan lebih bermakna dan berpahala.
Sama halnya puasa sunah yang melatih kesabaran dan keikhlasan, asuransi syariah juga hadir sebagai solusi perlindungan yang adil dan transparan. Dengan asuransi syariah, Anda tidak hanya melindungi diri dan keluarga dari risiko finansial, tetapi juga turut serta dalam sistem tolong-menolong yang sesuai dengan prinsip syariah.
Bagi Anda yang tertarik untuk membeli produk asuransi syariah, AXA Mandiri menyediakan berbagai pilihan produk asuransi syariah, salah satunya Asuransi Mandiri Elite Plan Syariah. Asuransi ini merupakan asuransi jiwa syariah yang dikaitkan dengan investasi dimana Nilai Tunai dikaitkan dengan kinerja investasi dari Subdana Syariah dengan pembayaran kontribusi secara berkala.
Produk ini memberikan perlindungan berupa Manfaat Asuransi yang terdiri dari Manfaat Asuransi Dasar dan Manfaat Nilai Tunai yang telah terbentuk. Asuransi Mandiri Elite Plan Syariah memberikan perlindungan kepada peserta hingga usia 100 tahun dan terdiri atas dua plan (Asuransi Mandiri Elite Plan Syariah - Prime dan Asuransi Mandiri Elite Plan Syariah - Protection) yang dapat dipilih sesuai kebutuhan Anda.
Dengan mendaftarkan diri ke dalam asuransi ini, Anda bisa mendapatkan Manfaat Asuransi Dasar seperti manfaat meninggal dunia karena sebab apapun ketika terjadi risiko meninggal dunia, manfaat meninggal dunia karena kecelakaan ketika melakukan ibadah Haji atau Umroh, serta manfaat Badal Haji jika terjadi risiko meninggal dunia sebelum tanggal berakhirnya asuransi. Selain itu, Anda juga akan mendapatkan Manfaat Nilai Tunai, Manfaat Akhir Asuransi, serta Manfaat Asuransi Tambahan.
Konsultasikan perencanaan finansial Anda dalam memilih produk asuransi syariah dengan Life Planner AXA Mandiri yang akan membantu Anda memahami manfaat asuransi syariah dan memberikan solusi terbaik sesuai dengan kondisi finansial Anda. Kunjungi situs resmi AXA Mandiri atau hubungi 1500803 untuk informasi lebih lanjut.
Sumber: