Aset Penerbit

Aset Penerbit

Berapa Tensi Darah Normal & Bagaimana Cara Menjaganya?

Inspirasi

Mengukur tekanan darah atau tensi darah secara rutin ternyata sangat penting, terutama bagi Anda yang menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi. Bukan hanya bagi penderita hipertensi, mengukur dan memastikan tensi darah normal juga penting dilakukan untuk semua orang di segala usia sebelum muncul keluhan.

 

Pentingnya mengukur tekanan darah

Tekanan darah merupakan ukuran yang dapat menentukan seberapa kuat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Ketika hasil pengukuran tekanan darah adalah normal, berarti kondisi kesehatan Anda dalam keadaan baik. Berikut ini beberapa alasan pentingnya mengukur tekanan darah yang dilansir dari beberapa sumber:

1. Deteksi dini hipertensi

Tujuan utama pemeriksaan tekanan darah adalah membantu Anda mendeteksi risiko hipertensi. Umumnya, cek tensi dilakukan di puskesmas atau rumah sakit, namun Anda juga bisa melakukannya di rumah untuk mendapatkan hasil secara mandiri.

Tensi darah akan meningkat setelah Anda bangun tidur dan memuncak pada tengah hari. Pada waktu tersebut, umumnya fasilitas layanan kesehatan belum buka atau sedang ramai-ramainya. Oleh karena itu, Anda dapat melakukan cek tekanan darah sendiri di rumah pada waktu tersebut untuk mengetahui risiko Anda terhadap prehipertensi hingga hipertensi. Selain itu, pemantauan tensi darah di rumah sangat penting dilakukan jika Anda memiliki tekanan darah tinggi atau kondisi lain yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi seperti diabetes atau masalah ginjal.

2. Membedakan hipertensi dan sindrom jas putih

Beberapa orang mengalami kenaikan tekanan darah hanya pada saat-saat tertentu seperti ketika merasa stres karena harus berkunjung ke fasilitas layanan kesehatan atau ketika ingin melakukan vaksin. Kenaikan tekanan darah ini bersifat sementara atau sindrom jas putih (white coat hypertension). Dengan melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin, Anda bisa mengetahui apakah peningkatan tekanan darah yang dialami adalah hipertensi atau hanya sindrom jas putih.

Sindrom jas putih terjadi pada 15–30% pasien yang didiagnosis hipertensi. Jika yang Anda alami adalah sindrom jas putih, pengecekan tekanan darah bisa membantu Anda menghindari pengobatan hipertensi yang tidak perlu.

3. Mengetahui langkah pencegahan yang tepat

Beberapa orang merasa tidak perlu mengecek tekanan darahnya karena tidak memiliki gejala hipertensi dan merasa tidak ada manfaat yang didapatkannya. Padahal, tujuan pemeriksaan tekanan darah adalah untuk mengetahui tindakan dan pencegahan yang tepat. Tekanan darah yang tidak terkendali dapat menyebabkan komplikasi serius seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, disfungsi seksual, dan bahkan kebutaan. Oleh karena itu, pengecekan tekanan darah secara rutin akan membantu dokter menentukan penanganan yang sesuai, baik dengan perubahan gaya hidup maupun obat-obatan.

4. Memonitor perawatan yang sedang dilakukan

Fungsi lainnya dari cek tensi darah adalah membantu dokter memonitor keberhasilan dari perawatan yang dilakukan. Mintalah bantuan dokter atau tenaga medis untuk memilih tensimeter yang paling sesuai, serta mampu memberikan manfaat yang lebih untuk perawatan Anda.

Hasil cek tekanan darah dapat menunjukkan apakah perbaikan gaya hidup telah membantu mengatasi masalah tekanan darah atau tidak. Bukan hanya itu, dokter juga bisa menilai respons tubuh terhadap obat hipertensi, sehingga dokter bisa mengubah dosis atau mengganti obat yang diresepkan bila diperlukan.

5. Menjaga kesehatan secara keseluruhan

Tujuan lain dari pemeriksaan tekanan darah rutin adalah meningkatkan kesadaran tentang kesehatan tubuh secara keseluruhan. Melihat hasil tensi darah normal, maka dapat membuat Anda rajin berolahraga, mengonsumsi makanan sehat, dan disiplin minum obat-obatan yang diresepkan. Jika tekanan darah tinggi dan ada gejala yang menyertainya, Anda bisa mengambil tindakan lebih awal untuk mencegah perkembangan penyakit yang lebih serius.

6. Mengurangi risiko stroke hingga penyakit jantung

Manfaat mengukur tekanan darah rutin selanjutnya adalah untuk mengurangi risiko stroke, jantung, gagal ginjal, hingga sejumlah penyakit yang muncul karena tekanan darah tinggi. Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi di otak sehingga seseorang bisa terkena stroke. Selain itu, hipertensi juga dapat menyebabkan kerusakan retina mata, penyumbatan pembuluh darah, gagal jantung, dan gagal ginjal.

 

Berapa tensi darah yang normal

Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti gaya hidup, usia, aktivitas yang dijalani, hingga emosi yang sedang dirasakan. Bahkan, tekanan darah dapat ditentukan dari jenis kelamin dan peningkatan seiring bertambahnya usia. Dilansir dari Halodoc, berikut ini tekanan darah atau tensi darah normal seseorang berdasarkan tingkatan usianya:

1. Tekanan darah normal pada anak

Tensi darah normal bagi anak-anak agak sulit diketahui karena anak-anak mengalami banyak fase pertumbuhan yang tergolong cepat. Ketika bayi baru lahir, biasanya akan memiliki tekanan darah normal pada angka 90/80 mmHg. Tekanan darah ini tidak terus-menerus berada di angka yang sama.

Tekanan darah normal pada angka 90/80 mmHg akan berubah ketika anak menginjak usia 3–12 tahun. Pada usia tersebut, tekanan darah normal akan berubah pada angka 104–113 mmHg hingga 119–127 mmHg.

2. Tekanan darah normal pada orang dewasa

Tensi darah normal orang dewasa biasanya berada di angka 120/80 mmHg. Tekanan darah akan berubah-ubah setiap harinya sesuai faktor yang memengaruhinya. Angka 120 menunjukkan tingkat tekanan jantung saat memompa darah, sedangkan angka 80 menunjukkan angka ketika organ jantung beristirahat sejenak saat proses memompa darah.

3. Tekanan darah normal pada ibu hamil

Pada ibu hamil, tekanan darah akan menunjukkan angka yang drastis ketika terjadi kenaikan atau penurunan. Secara normal, tensi darah normal pada ibu hamil berada di angka 120/80 mmHg, sama seperti orang dewasa. Tekanan darah pada ibu hamil yang mengalami kenaikan atau penurunan karena pengaruh hormon yang sedang meningkat.

Tensi Darah Normal Pada Ibu Hamil

Selain itu, sebuah penelitian menyebutkan bahwa seiring bertambahnya usia, tekanan darah akan sedikit meningkat untuk mengakomodasi peningkatan kebutuhan terhadap oksigen dan nutrisi. Pengukuran yang paling umum dilakukan, angka sistolik yang normal adalah 100 plus usia sekarang. Pengukuran tersebut umumnya untuk mengukur tekanan darah pria, jika pada wanita dikurangi 10.

 

Kategori tekanan darah

Selain normal, tekanan darah juga dikategorikan menjadi beberapa kelompok. Dilansir dari Hello Sehat, berikut ini beberapa kategori angka tekanan darah yang perlu diketahui:

  • Tekanan darah rendah. Kondisi yang tergolong tekanan darah rendah atau hipotensi yaitu ketika berada di bawah angka normal yaitu sekitar 90/60 mmHg atau lebih rendah.
  • Tekanan darah tinggi. Tensi darah berkisar antara 120-129 sistolik dan diastolik kurang dari 80 mm Hg. Orang dengan tekanan darah ini, harus mengontrol gaya hidupnya agar tidak menjadi hipertensi (kondisi tekanan darah tinggi).
  • Hipertensi stadium 1. Tensi darah pada kondisi ini berkisar antara 130-139 sistolik atau diastolik 80-89 mm Hg. Dokter biasanya akan merekomendasikan perubahan gaya hidup dan mungkin meresepkan obat penurun tekanan darah, untuk menurunkan risiko penyakit jantung.
  • Hipertensi stadium 2. Tensi darah berkisar 140/90 mm Hg atau lebih tinggi. Pada kondisi ini, dokter akan meresepkan kombinasi obat penurun tekanan darah tinggi dan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.
  • Krisis hipertensi. Ketika  tensi darah melebihi 180/120 mm Hg, maka dapat dikategorikan sebagai krisis hipertensi atau hipertensi emergensi. Biasanya untuk memastikannya dokter akan melakukan dua kali pemeriksaan dengan jeda 5 menit. Biasanya, kondisi ini juga diikuti dengan gejala nyeri dada, sesak napas, sakit punggung, dan lemas sehingga membutuhkan perawatan segera.

 

Faktor yg mempengaruhi tekanan darah

Ada beberapa hal yang memengaruhi normal atau tidaknya tekanan darah. Dilansir dari DetikHealth, berikut ini beberapa faktor yang dapat memengaruhi tekanan darah seseorang:

1. Faktor usia

Usia dapat menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tekanan darah. Semakin tua usia seseorang, maka tekanan darah pun akan lebih meningkat sehingga risiko hipertensi pun semakin tinggi.

2. Jenis kelamin

Meski tekanan darah tinggi dapat terjadi pada perempuan maupun pria, perempuan memiliki risiko peningkatan tekanan darah yang lebih besar. Risiko peningkatan tekanan darah tinggi pada perempuan sering terjadi ketika fase menopause.

3. Stres

dapat menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah dan peningkatan detak jantung dalam meningkatkan tekanan darah. Namun hal tersebut hanya berlaku sementara dan akan kembali normal ketika reaksi stres menghilang.

4. Obesitas

Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya tekanan darah yang tinggi. Semakin banyak lemak di dalam tubuh, maka tekanan darah cenderung meningkatkan. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk menjaga berat badan dengan menerapkan pola hidup sehat.

5. Pola makan yang tidak sehat

Pola makan yang tidak sehat seperti mengonsumsi makanan yang banyak mengandung garam, lemak jenuh, dan gula dapat meningkatkan dampak negatif pada tekanan darah. Pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan penumpukan lemak di arteri dan meningkatkan tekanan darah.

6. Kurangnya aktivitas fisik

Kurang berolahraga dapat meningkatkan berat badan, berkurangnya elastisitas arteri, dan meningkatnya tekanan darah.

7. Mengonsumsi alkohol, kafein, dan rokok

Alkohol, kafein, dan merokok dalam jumlah berlebih dapat mengganggu keseimbangan tekanan darah. Mengurangi atau menghindari hal ini dapat membantumu untuk menjaga tekanan darah agar tetap normal.

 

Cara menjaga tensi darah normal

Tekanan darah sangat bergantung pada seberapa banyak darah yang dipompa jantung, serta seberapa besar resistensi pada aliran darah di arteri. Semakin sempit arteri dalam tubuh, maka semakin tinggi tekanan darah. Saat hasil dari pemeriksaan tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg, maka Anda sudah termasuk dalam kategori seseorang yang mengalami tekanan darah tinggi.

Ketika mengalami tekanan darah tinggi, cara paling umum untuk menormalkannya adalah dengan mengonsumsi obat. Namun, gaya hidup juga dapat memainkan peran penting saat mengobati masalah ini, serta untuk mengurangi ketergantungan obat. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini adalah beberapa tips menjaga tekanan darah agar tetap normal:

1. Rutin berolahraga

Untuk menjaga tensi darah normal, Anda disarankan untuk berolahraga secara teratur, setidaknya selama 30 menit/hari, sebanyak 5 kali/minggu. Rutin berolahraga dan melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu menjaga tekanan darah normal.

Beberapa jenis aktivitas fisik yang dapat dilakukan mencakup berjalan kaki, joging, senam aerobik, dan berenang. Selain memperkuat otot jantung, olahraga juga membuat pembuluh darah lebih elastis, mengurangi stres, dan membantu menurunkan berat badan.

Rutin Olahraga Untuk Menjaga Tensi Darah Normal

2. Menerapkan pola makan sehat

Konsumsi makanan bernutrisi merupakan salah satu cara menjaga tekanan darah normal. Anda dianjurkan untuk mengonsumsi sayuran, makanan rendah kolesterol, biji-bijian, serta makanan dan minuman rendah lemak.

Batasi juga makanan yang mengandung banyak garam seperti makanan cepat saji dan keripik kentang kemasan.  Selain itu, hindari juga makanan olahan dengan kalori dan lemak yang tinggi, serta perbanyak konsumsi makanan sehat seperti sayuran, buah-buahan, susu dan produk olahannya, serta makanan tinggi protein seperti telur, dada ayam, ikan, dan biji-bijian.

3. Menjaga berat badan tetap ideal.

Berat badan berlebih dan obesitas dapat meningkatkan risiko hipertensi. Menjaga berat badan tetap ideal akan membantu Anda mencegah obesitas yang dapat meningkatkan risiko hipertensi.

Menurunkan berat badan berlebih juga bisa menjadi salah satu cara efektif untuk mengendalikan tekanan darah. Namun pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter agar bisa memulai proses penurunan berat badan dengan sehat.

4. Beristirahat cukup

Kurang beristirahat juga bisa menyebabkan tingginya tekanan darah. Jadi, pastikan untuk selalu mendapatkan istirahat yang cukup, sekurang-kurangnya 6 jam setiap malam agar tubuh tetap dalam kondisi prima. Gangguan tidur dan kualitas tidur yang buruk bisa berpengaruh negatif terhadap tekanan darah. Selain itu, orang yang sering begadang lebih rentan mengidap tekanan darah tinggi atau tekanan darah rendah.

5. Mengelola stres

Tingkat stres yang tinggi juga berpengaruh negatif terhadap tekanan darah. Oleh sebab itu, pastikan untuk mengelola stres dengan baik. Anda bisa coba mengelola stres dengan melakukan teknik relaksasi, meditasi, hingga melakukan kegiatan yang disukai.

6. Batasi asupan kafein

Konsumsi kafein berlebih atau dalam jangka panjang dipercaya dapat meningkatkan tekanan darah. Untuk menjaga tensi darah tetap normal, Anda disarankan untuk mengurangi minuman berkafein seperti kopi, teh, dan minuman bersoda, serta perbanyak mengonsumsi air mineral.

Sebaliknya, seseorang dengan riwayat darah rendah justru dianjurkan untuk mengonsumsi minuman berkafein. Meski demikian, jumlahnya pun perlu dibatasi dan hindari konsumsi jenis minuman tersebut pada malam hari.

7. Berhenti merokok dan minuman beralkohol

Nikotin dalam rokok dan alkohol dapat menyebabkan pembuluh darah mengerut dan kaku sehingga meningkatkan tekanan darah. Merokok juga dapat merusak dinding pembuluh darah yang kemudian dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan berbagai penyakit. Selain merokok, mengonsumsi minuman beralkohol juga bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, terutama jika minuman tersebut memiliki kandungan gula yang cukup tinggi.

 

Tekanan darah yang tidak normal biasanya menjadi pertanda suatu penyakit, salah satunya penyakit stroke. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan pengecekan tekanan darah secara rutin dan periksakan diri ke dokter jika mendapati tekanan darah yang tidak normal.

Untuk menjaga tensi darah tetap normal, pastikan untuk mulai menerapkan pola hidup sehat. Selain itu, Anda juga perlu mulai mempertimbangkan untuk mendaftarkan diri ke dalam asuransi penyakit kritis yang dapat memberikan perlindungan dari risiko finansial akibat risiko penyakit stroke di kemudian hari.

Anda bisa mendaftarkan diri sendiri dan keluarga Anda ke dalam Asuransi Mandiri Secure CritiCare yang akan memberikan perlindungan dari berbagai penyakit kritis stadium awal hingga akhir seperti stroke, serangan jantung, kanker, hingga gagal ginjal. Dengan Asuransi Mandiri Secure CritiCare, Anda juga bisa melakukan klaim asuransi jika terjadi risiko meninggal dunia karena produk ini memiliki manfaat perlindungan jiwa hingga 250% uang pertanggungan asuransi dasar.

Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Asuransi Mandiri Secure CritiCare, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.

 

Sumber:

  • https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2164/ketahui-manfaat-mengukur-tekanan-darah-rutin-sendiri-di-rumah-apa-saja
  • https://hellosehat.com/jantung/hipertensi/manfaat-cek-tekanan-darah/
  • https://www.halodoc.com/artikel/perlu-tahu-ini-tekanan-darah-normal-sesuai-tingkatan-usia
  • https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-tekanan-darah-normal-sesuai-usia
  • https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7008547/daftar-tensi-normal-berdasarkan-usia-dewasa-tengah-120-80-mmhg
  • https://hellosehat.com/jantung/tekanan-darah-normal/
  • https://www.alodokter.com/berapa-tekanan-darah-normal-orang-dewasa
  • https://www.rspondokindah.co.id/id/news/agar-tekanan-darah-tetap-terjaga