Aset Penerbit

Aset Penerbit

Infeksi Telinga: Penyebab, Gejala, Pengobatan, & Komplikasinya

Inspirasi

Infeksi telinga merupakan salah satu gangguan kesehatan yang umum terjadi, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh bakteri atau virus yang menyerang bagian dalam, tengah, atau luar telinga. Gejalanya pun bervariasi, mulai dari rasa nyeri, gangguan pendengaran sementara, hingga keluarnya cairan dari telinga.

Meski terkesan sepele, infeksi telinga yang tidak ditangani dengan tepat dapat memicu komplikasi serius. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali penyebab, gejala, serta langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat sejak dini.

Mengenal infeksi telinga & jenis-jenisnya

Infeksi telinga atau otitis media akut adalah infeksi yang terjadi pada area telinga tengah. Kondisi ini terjadi di ruang berisi udara di belakang gendang telinga, di mana terdapat tulang-tulang kecil telinga yang bergetar.

Infeksi telinga bisa terjadi di saluran telinga bagian luar, tengah, atau dalam. Dilansir dari Alodokter, berikut adalah jenis infeksi telinga berdasarkan penyebab dan bagian yang terinfeksi.

  • Otitis eksternal, yaitu infeksi bakteri yang terjadi di telinga bagian luar, tepatnya di saluran antara lubang telinga dan gendang telinga
  • Otomikosis, yaitu infeksi jamur yang terjadi di saluran telinga bagian luar
  • Otitis media, yaitu peradangan pada telinga bagian tengah akibat infeksi bakteri atau virus
  • Miringitis bulosa, yaitu radang gendang telinga akibat infeksi virus atau bakteri
  • Labirinitis, yang termasuk infeksi telinga dalam, yaitu peradangan pada labirin akibat infeksi virus atau bakteri
  • Vestibular neuritis, yaitu infeksi virus pada saraf vestibular yang menghubungkan telinga bagian dalam ke otak

Siapapun dapat mengalami kondisi ini, namun anak-anak lebih sering terkena kondisi ini. Menurut US National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), 5 dari 6 anak akan mengalami setidaknya satu infeksi ini pada ulang tahun ketiga mereka.

Meskipun jarang, orang dewasa juga bisa mengalami infeksi telinga. Kurang dari 20 persen kasus terjadi pada orang dewasa. Orang dewasa yang memiliki risiko tinggi mengalami kondisi ini yaitu perokok, orang yang selalu berada di sekitar perokok aktif, dan orang yang memiliki alergi.

Gejala infeksi telinga

Gejala infeksi telinga sangat beragam, tergantung pada bagian telinga yang terkena. Secara umum, berikut adalah keluhan yang timbul akibat infeksi telinga yang dilansir dari beberapa sumber.

  • Kemerahan dan gatal di daun telinga atau liang telinga
  • Sakit pada telinga (nyeri yang terasa tajam, tiba-tiba atau ringan dan berkelanjutan)
  • Keluar cairan bening, hijau, abu-abu, hitam, atau nanah dari liang telinga
  • Telinga terasa penuh
  • Demam
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Vertigo
  • Pusing, mual, muntah
  • Telinga berdenging (tinnitus)
  • Pendengaran hilang atau berkurang secara tiba-tiba di salah satu telinga
  • Kesulitan berjalan atau menjaga keseimbangan
  • Nistagmus atau gerakan mata yang cepat dan di luar kendali
  • Nyeri tajam disertai keluarnya cairan hangat dari saluran telinga
  • Merasa adanya tekanan dari dalam telinga yang menetap.

Sedangkan pada bayi dan anak-anak, tanda dan gejala yang muncul akibat infeksi telinga antara lain:

  • Sering menarik atau menggaruk daun telinga
  • Rewel atau menangis lebih sering daripada biasanya
  • Kualitas tidur yang buruk
  • Demam
  • Respons terhadap suara berkurang
  • Hilang keseimbangan
  • Kurang napsu makan disertai mual atau muntah
  • Bayi atau anak menjadi rewel.
  • Menangis pada malam hari saat berbaring.

Kebanyakan infeksi ini tidak menyebabkan komplikasi jangka panjang dan hanya bersifat sementara. Namun, infeksi yang sering dan tidak kunjung hilang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan bicara dan pendengaran atau keterlambatan perkembangan, penyebaran infeksi, robeknya gendang telinga.

Penyebab infeksi telinga & faktor risikonya

Infeksi telinga terjadi ketika saluran eustachius (tuba eustachius) tersumbat atau meradang, sehingga menyebabkan terbentuknya cairan di telinga bagian tengah. Selain itu, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh bakteri atau virus di telinga tengah. Dilansir dari Alodokter, berikut beberapa penyebab infeksi telinga.

1. Bakteri

Infeksi telinga akibat bakteri paling sering terjadi, terutama pada saluran telinga luar dan tengah. Beberapa jenis bakteri yang umum ditemukan adalah:

  • Staphylococcus aureus
  • Pseudomonas aeruginosa
  • Haemophilus influenzae
  • Streptococcus pneumoniae

2. Virus

Virus umumnya menyebabkan infeksi telinga tengah sebagai komplikasi dari infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Selain itu, ada beberapa jenis virus yang juga bisa menyerang telinga bagian dalam seperti:

  • Rhinovirus
  • Respiratory syncytial virus (RSV)
  • Influenza
  • Herpes simplex virus
  • Epstein-Barr virus

3. Jamur

Infeksi telinga akibat jamur umumnya terjadi di saluran telinga bagian luar. Beberapa jenis jamur yang sering menjadi penyebabnya antara lain aspergillus niger, aspergillus fumigatus, dan andida albicans.

Selain bakteri, virus, dan jamur, ada beberapa kondisi yang menjadi faktor risiko infeksi telinga. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan risiko infeksi telinga.

  • Anak-anak usia 6 bulan hingga 2 tahun lebih rentan terhadap infeksi telinga.
  • Kondisi lubang telinga yang terlalu lembap.
  • Liang telinga tergores atau lecet. 
  • Iritasi atau reaksi alergi.
  • Riwayat infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
  • Kebiasaan merokok atau terpapar asap rokok
  • Perubahan tekanan udara yang mendadak, misalnya saat naik pesawat atau menyelam.
  • Kebersihan telinga yang kurang terjaga.
  • Berenang, terutama di air yang kotor atau kolam renang yang tidak mengandung klorin.
  • Bentuk saluran telinga yang sempit sehingga bisa membuat air terjebak di dalam telinga.
  • Daya tahan tubuh yang lemah, termasuk balita, lansia, penderita penyakit kronis, seperti diabetes atau HIV/AIDS.
  • Kebiasaan minum susu dari botol sambil berbaring, karena susu dapat mengalir ke dalam rongga telinga bagian tengah.
  • Eksim, dermatitis seboroik, atau psoriasis.

Pengobatan infeksi telinga

Beberapa infeksi ini sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, ketika gejalanya sudah mulai parah, maka dibutuhkan pengobatan yang akan disesuaikan dengan jenis infeksi, usia, dan tingkat keparahannya. Dilansir dari beberapa sumber,  ada beberapa pengobatan yang bisa diberikan mulai dari perawatan mandiri, pemberian obat-obatan, atau operasi. Perawatan infeksi telinga biasanya meliputi mengatasi penyebabnya dan membunuh bakteri pada tabung eustachius.

1. Pendekatan tunggu dan lihat

Gejala dari kondisi ini biasanya membaik setelah beberapa hari hingga dua minggu tanpa perawatan apapun. American Academy of Pediatrics dan American Academy of Family Physicians merekomendasikan pendekatan tunggu dan lihat dengan keadaan di bawah ini:

  • Anak berusia 6-23 dengan sakit telinga tengah ringan selama kurang dari 48 jam dan memiliki suhu tubuh kurang dari 39℃.
  • Anak berusia 24 bulan atau lebih tua dengan sakit telinga di salah satu atau kedua telinga selama kurang dari 48 jam dan memiliki suhu tubuh kurang dari  39℃.

2. Terapi mandiri

Infeksi telinga yang tergolong ringan umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Untuk membantu meredakan gejala, ada beberapa upaya perawatan yang bisa dilakukan di rumah, seperti:

  • Mengompres hangat telinga yang sakit, selama 10–15 menit beberapa kali sehari untuk membantu mengurangi nyeri.
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen, sesuai dosis yang dianjurkan.
  • Menjaga posisi kepala tetap lebih tinggi saat berbaring, misalnya dengan menambahkan bantal untuk mengurangi tekanan di area telinga.
  • Menghindari masuknya air ke dalam telinga, terutama saat mandi atau berenang, agar infeksi tidak bertambah parah.
  • Memberikan handuk hangat pada bagian telinga yang terkena.

Meskipun perawatan mandiri bisa membantu meredakan gejala, penting untuk tetap memantau kondisi. Jika nyeri tidak kunjung membaik dalam 2–3 hari, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

3. Obat-obatan untuk infeksi telinga

Pada beberapa kasus infeksi telinga seperti otitis eksterna dan otomikosis, dokter biasanya akan membersihkan kotoran di liang telinga dengan alat khusus sebelum meresepkan obat. Metode ini dilakukan agar obat tetes telinga dapat meresap dan bekerja lebih efektif di seluruh area yang terinfeksi.

Obat-obatan yang diresepkan dokter juga akan tergantung pada jenis infeksi telinga dan tingkat keparahannya, serta usia pasien. Berikut adalah beberapa jenis obat yang biasanya disarankan dokter untuk menangani infeksi telinga: 

  • Kortikosteroid seperti betametason tetes telinga untuk meredakan peradangan di liang telinga.
  • Acidic solution seperti asam borat tetes telinga untuk menormalkan kadar pH di bagian saluran telinga dan meredakan peradangan.
  • Antibiotik bentuk minum seperti Novamox; atau antibiotik sediaan tetes telinga yang mengandung gentamicin atau polymyxin B untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
  • Antijamur tetes telinga untuk membasmi infeksi di liang telinga yang disebabkan oleh jamur.
  • Antijamur sediaan krim atau lotion seperti ketoconazole dan clotrimazole, bila infeksi jamur menyerang bagian luar telinga.
  • Antivirus seperti Clinovir digunakan apabila infeksi disebabkan oleh virus, misalnya pada vestibular neuritis akibat herpes.
  • Antihistamin jika infeksi telinga terjadi karena alergi.
  • Dekongestan jika infeksi telinga disebabkan oleh hidung tersumbat atau flu.
  • Antiemetik seperti Trovensis atau Dimetic, pada infeksi telinga bagian dalam yang menyebabkan pusing berputar serta mual dan muntah.

4. Prosedur medis atau operasi

Jika infeksi telinga terjadi secara berulang, menetap dalam waktu lama, atau menyebabkan gangguan pendengaran, dokter dapat merekomendasikan tindakan medis lebih lanjut. Prosedur yang dapat dilakukan antara lain:

  • Myringotomy, yaitu tindakan medis yang dilakukan dengan membuat sayatan kecil di gendang telinga. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan cairan atau nanah yang terperangkap di telinga tengah.
  • Tympanostomy, yaitu pemasangan tabung ventilasi di gendang telinga setelah myringotomy untuk mencegah terjadinya penumpukan cairan dan mengurangi risiko infeksi berulang.
  • Adenoidektomi, yaitu operasi pengangkatan kelenjar adenoid pada infeksi telinga yang disebabkan oleh pembesaran kelenjar adenoid.

Komplikasi yang diakibatkan infeksi telinga

Infeksi telinga yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi, yang tergantung pada jenis infeksi dan tingkat keparahannya. Dilansir dari beberapa sumber, berikut beberapa komplikasi yang bisa terjadi.

1. Infeksi semakin parah

Ketika melakukan pengobatan infeksi telinga, pastikan infeksi tersebut sudah sembuh total. Ketika Anda mengabaikan infeksi telinga Anda belum sepenuhnya sembuh justru bisa terjadi infeksi lagi yang semakin parah dan menyakitkan.

2. Pecahnya gendang telinga

Jika infeksi telinga tidak diatasi dengan baik maka dapat memperbesar risiko gendang telinga pecah. Cairan dari infeksi telinga yang terbentuk bisa mendorong gendang telinga yang membatasi telinga bagian tengah ke luar.

3. Hilang pendengaran

Kehilangan pendengaran juga bisa terjadi ketika infeksi telinga tidak diobati hingga sembuh. Orang yang mengalami infeksi berulang dan terus menerus akibat tidak diobati dengan benar ternyata juga bisa memperbesar risiko kehilangan pendengaran.

4. Kelumpuhan wajah

Ada banyak faktor yang menyebabkan kelumpuhan wajah, salah satunya adalah infeksi telinga tengah atau kerusakan pada telinga. Infeksi telinga bagian tengah bisa mengganggu salah satu saraf wajah di dekat telinga tengah sehingga bisa memengaruhi pergerakan otot di wajah.

5. Penyakit meniere

Penyakit meniere adalah gangguan yang terjadi pada telinga bagian dalam. Penyebab meniere secara pasti memang belum diketahui, tetapi para ilmuwan menduga ini disebabkan oleh perubahan jumlah cairan dalam tabung telinga bagian dalam.

Selain beberapa komplikasi di atas, infeksi telinga juga bisa menyebabkan beberapa kondisi seperti:

  • Infeksi yang menyebar ke tulang di sekeliling saluran telinga (osteomielitis).
  • Infeksi pada lapisan dalam kulit di sekitar telinga (selulitis).
  • Infeksi di tulang belakang telinga (mastoiditis).
  • Infeksi yang menyebar ke selaput otak dan menyebabkan meningitis.
  • Gangguan tumbuh kembang dan keterlambatan bicara pada anak.

Pencegahan infeksi telinga

Setelah memahami bahaya infeksi telinga dan komplikasi yang mungkin terjadi, maka sekarang Anda perlu mengetahui cara pencegahannya. Dengan memahami pencegahan infeksi, Anda bisa mengurangi risiko terjadinya infeksi telinga. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya infeksi telinga:

  • Memiringkan kepala untuk mengeluarkan air yang masuk ke telinga setelah mandi atau berenang.
  • Mengeringkan daun telinga dengan handuk.
  • Menggunakan pelindung telinga saat berenang.
  • Tidak membersihkan atau mengorek telinga dengan cotton bud, jari, pulpen, pensil, atau benda lain.
  • Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir agar terhindar dari kuman penyebab batuk pilek.

Sementara itu, cara mencegah terjadinya infeksi telinga pada anak antara lain: 

  • Berikan ASI eksklusif. 
  • Posisikan tubuh bayi sedikit lebih tegak agar susu tidak masuk ke dalam telinga ketika ia minum susu dari botol.
  • Berikan imunisasi lengkap sesuai jadwal dokter.
  • Ajarkan anak untuk mencuci tangan secara rutin dan menutup mulut dengan siku tangan atau tisu saat bersin.

Perlu digarisbawahi kembali bahwa penanganan infeksi telinga memang bisa bervariasi, mulai dari pengobatan sederhana hingga tindakan medis lanjutan yang memerlukan biaya tak sedikit. Dalam beberapa kasus, infeksi yang tidak tertangani dengan baik bisa menimbulkan komplikasi yang membutuhkan penanganan intensif dari dokter spesialis. Oleh karena itu, ada baiknya Anda mempertimbangkan untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam asuransi kesehatan.

Dengan memiliki perlindungan asuransi kesehatan, Anda tidak perlu khawatir terhadap beban biaya pengobatan saat mengalami infeksi telinga atau gangguan kesehatan lainnya. Asuransi membantu Anda fokus pada pemulihan tanpa terganggu persoalan finansial, karena kesehatan Anda adalah investasi jangka panjang yang patut dijaga.

Salah satu produk asuransi kesehatan yang bisa Anda pilih adalah Asuransi Mandiri Solusi Kesehatan. Asuransi kesehatan dari AXA mandiri satu ini adalah produk asuransi kesehatan yang memberikan manfaat penggantian biaya harian kamar rawat inap Rumah Sakit, penggantian biaya harian kamar unit perawatan intensif, penggantian biaya pembedahan, santunan meninggal dunia karena Kecelakaan, penggantian biaya transportasi ke Rumah Sakit untuk setiap rawat inap serta manfaat pengembalian premi dengan ketentuan sebagaimana diatur di dalam Polis. Pembayaran premi dilakukan secara bulanan, kuartalan, semesteran atau tahunan.

Dengan mendaftar ke dalam Asuransi Mandiri Solusi Kesehatan, Anda dan keluarga akan mendapatkan perlindungan hingga usia mencapai 65 (enam puluh lima) tahun dan dengan masa asuransi 1 (satu) tahun yang nantinya dapat diperpanjang secara otomatis pada saat Ulang Tahun Polis.

Konsultasikan perencanaan finansial Anda dalam memilih produk asuransi dengan Financial Advisor dan Life Planner AXA Mandiri yang akan membantu Anda memahami manfaat asuransi dan memberikan solusi terbaik sesuai dengan kondisi finansial Anda. Kunjungi situs resmi AXA Mandiri atau hubungi 1500803 untuk informasi lebih lanjut.

Sumber:

  • https://www.alodokter.com/infeksi-telinga
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/infeksi-telinga?srsltid=AfmBOoqBSlQfmkpEpNtsPD1QvA88c-eUEXgpKILFBlvXM2bcW-BXrL5J
  • https://hellosehat.com/tht/telinga/infeksi-telinga/