Aset Penerbit

Aset Penerbit

Merencanakan Biaya Haji Tanpa Cemas dengan Perlindungan Finansial Syariah

Inspirasi

Menunaikan ibadah haji merupakan impian suci yang melekat kuat dalam hati setiap Muslim sebagai bentuk ketaatan dan penyempurnaan rukun Islam. Namun, impian ini memerlukan persiapan bukan hanya di sisi spiritual, tetapi juga finansial, karena biaya haji setiap tahunnya cenderung mengalami perubahan akibat berbagai faktor global dan kebijakan luar negeri. Perencanaan keuangan yang matang menjadi sangat penting agar perjalanan ibadah ini dapat dijalani dengan tenang tanpa beban utang atau kekhawatiran finansial. Di sinilah peran penting pendekatan keuangan syariah, yang mengedepankan prinsip keadilan, transparansi, dan bebas riba, dimana dapat menjadi solusi yang menenangkan hati dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. 

Biaya Haji 2025: Lebih Terjangkau, Namun Tetap Perlu Perencanaan

Dilansir dari laman Detik, pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama dan Komisi VIII DPR RI, telah menetapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 1446 H/2025 M sebesar Rp 89.410.258,79 per jemaah. Dari jumlah tersebut, Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) yang dibayar langsung oleh jemaah adalah sekitar Rp 55.431.750,78. 

Penurunan biaya ini dibandingkan tahun sebelumnya merupakan hasil dari efisiensi layanan dan pengelolaan yang lebih baik. Namun, angka tersebut tetap menjadi jumlah yang signifikan, sehingga perencanaan keuangan yang matang tetap diperlukan.

Perlu dicatat bahwa besaran BPIH dapat bervariasi tergantung pada embarkasi keberangkatan. Misalnya, embarkasi Surabaya memiliki Bipih sebesar Rp 60.955.751, sedangkan embarkasi Aceh sebesar Rp 46.922.333. Dengan demikian, meskipun biaya haji 2025 lebih terjangkau, calon jemaah tetap perlu melakukan perencanaan keuangan yang matang untuk memenuhi kebutuhan biaya tersebut.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Biaya Haji

Biaya haji setiap tahunnya bisa berubah-ubah, dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan kebijakan yang ditetapkan baik oleh pemerintah Indonesia maupun Pemerintah Arab Saudi. Berikut penjelasannya, dilansir dari laman Kemenag RI:

1. Kurs Mata Uang

Sebagian besar komponen biaya haji, seperti akomodasi, transportasi, dan konsumsi di Arab Saudi, dibayarkan menggunakan mata uang asing seperti Riyal Saudi dan Dolar AS, yang membuat fluktuasi nilai tukar sangat berpengaruh terhadap total biaya haji. Ketika nilai tukar Rupiah terhadap Riyal Saudi atau Dolar AS mengalami pelemahan, otomatis biaya yang harus dibayar oleh jemaah akan meningkat, baik dalam hal tiket penerbangan maupun penginapan. Perubahan nilai tukar ini juga mempengaruhi biaya operasional penyelenggaraan haji, yang pada akhirnya berdampak pada jumlah yang harus ditanggung oleh setiap jemaah.

2. Layanan dan Fasilitas

Layanan dan fasilitas yang disediakan bagi jemaah haji sangat memengaruhi besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Penambahan fasilitas seperti konsumsi tiga kali sehari, peningkatan kualitas akomodasi, serta perpanjangan masa tinggal akan meningkatkan komponen biaya secara keseluruhan. Sebagai contoh, pada tahun 2023 terjadi kenaikan biaya haji akibat peningkatan layanan di kawasan Arafah, Mina, dan Muzdalifah.

3. Kebijakan Pemerintah Arab Saudi

Kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintah Arab Saudi menjadi salah satu faktor eksternal yang paling signifikan dalam memengaruhi biaya haji. Perubahan regulasi seperti pembatasan atau penambahan kuota jemaah, kebijakan visa, serta renovasi infrastruktur di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dapat menyebabkan kenaikan biaya akomodasi maupun layanan. Selain itu, dilansir dari laman Kompas, penyesuaian tarif untuk layanan Masyair—yakni Arafah, Muzdalifah, dan Mina—juga menjadi komponen besar dalam struktur biaya yang harus ditanggung oleh jemaah setiap tahunnya.

Tips Menabung untuk Biaya Haji Berbasis Keuangan Syariah

Menabung untuk ibadah haji memerlukan perencanaan matang dan komitmen jangka panjang. Berikut beberapa tips berbasis prinsip keuangan syariah yang dapat membantu Anda mewujudkan impian berhaji, dikutip dari laman Kemenag RI:

1. Prioritaskan Anggaran Haji dalam Perencanaan Keuangan

Jadikan biaya haji sebagai pos anggaran utama dalam perencanaan keuangan bulanan Anda. Dengan menyisihkan sebagian pendapatan secara rutin, Anda dapat memastikan dana haji terkumpul sesuai target. Mengalokasikan dana untuk haji pada awal bulan atau dalam anggaran khusus akan memudahkan Anda untuk memantau kemajuan tabungan.

2. Menabung Harian dengan Nominal Terjangkau

Menabung dalam jumlah kecil setiap hari dapat membantu Anda mencapai target dana haji tanpa terasa memberatkan. Misalnya, dengan menabung sekitar Rp20.000 per hari, dalam setahun Anda bisa mengumpulkan lebih dari Rp7 juta. Kebiasaan menabung harian ini tidak hanya mempermudah proses menabung, tetapi juga dapat menjadi komitmen yang lebih mudah dipertahankan dalam jangka panjang.

3. Gunakan Tabungan Haji Syariah

Manfaatkan produk tabungan haji yang ditawarkan oleh bank-bank syariah, yang telah sesuai dengan prinsip syariah dan menyediakan fasilitas yang memudahkan seperti autodebet atau pengelolaan dana yang lebih terstruktur. Tabungan ini juga menghindarkan Anda dari pengeluaran yang tidak perlu dan menjaga dana haji tetap terpisah dari kebutuhan finansial lainnya.

4. Alokasikan 10–20% Pendapatan untuk Tabungan Haji

Mengalokasikan 10–20% dari pendapatan bulanan untuk tabungan haji dapat mempercepat pencapaian dana haji Anda. Sebagai contoh, dengan penghasilan bulanan sebesar Rp5 juta, Anda bisa menyisihkan antara Rp500.000 hingga Rp1 juta setiap bulan untuk tabungan haji. Mengatur persentase ini sebagai komitmen bulanan akan mempercepat proses persiapan biaya haji.

Proteksi Finansial untuk Perjalanan Ibadah Haji

Perjalanan haji adalah perjalanan spiritual yang memerlukan persiapan matang, termasuk dalam aspek finansial. Dengan perencanaan yang tepat dan perlindungan yang sesuai, Anda dapat mewujudkan impian suci ini dengan tenang dan aman. Asuransi syariah menawarkan perlindungan yang sesuai dengan prinsip Islam, memberikan ketenangan selama menjalankan ibadah. Perlindungan ini mencakup risiko kesehatan, kecelakaan, dan kejadian tak terduga lainnya yang dapat mengganggu pelaksanaan ibadah haji. Dengan asuransi syariah, jemaah dapat fokus pada ibadah tanpa khawatir terhadap risiko finansial.

AXA Mandiri memahami pentingnya perlindungan finansial dalam mewujudkan impian haji Anda. Melalui produk Asuransi Mabrur Insan Syariah, AXA Mandiri menawarkan solusi perlindungan yang dirancang khusus untuk kebutuhan perjalanan ibadah haji. Asuransi Mabrur Insan Syariah memberikan manfaat antara lain perlindungan jiwa, manfaat investasi, dan fleksibilitas pembayaran yang tak menyulitkan.

Konsultasikan perencanaan finansial Anda dalam rangka meraih impian ke tanah suci dengan Life Planner AXA Mandiri. Kami akan membantu Anda memahami manfaat asuransi syariah dan memberikan solusi terbaik sesuai dengan kondisi finansial Anda. Kunjungi situs resmi AXA Mandiri atau hubungi 1500803 untuk informasi lebih lanjut.

Sumber:

  • https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-7868510/biaya-haji-reguler-2025-kemenag-dan-batas-waktu-pelunasannya
  • https://news.detik.com/berita/d-7779674/pelunasan-biaya-jemaah-haji-2025-ketentuan-dan-cara-cek
  • https://kemenag.go.id/nasional/3-faktor-penyebab-ongkos-haji-naik-cnljbh
  • https://money.kompas.com/read/2025/04/09/171155026/cek-biaya-haji-2025-untuk-seluruh-embarkasi