Mengenal Saham Syariah dan Bedanya dengan Konvensional
Tren investasi syariah terus meningkat seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Dengan menyaring perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnis sesuai syariah, investor dapat berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi sambil tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama. Salah satu investasi syariah yang bisa jadi pilihan adalah investasi saham syariah.
Saham syariah adalah saham perusahaan yang diterbitkan oleh perusahaan yang menjalankan bisnisnya sesuai prinsip-prinsip syariah Islam. Prinsip-prinsip ini melarang perusahaan untuk terlibat dalam kegiatan yang haram seperti riba, judi, dan perdagangan barang-barang yang dilarang dalam Islam.
Sedangkan, menurut situs resmi Bursa Efek Indonesia, saham syariah merupakan efek berbentuk saham yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal. Ada dua jenis saham syariah yang diakui di pasar modal Indonesia, yaitu:
Saham syariah menawarkan berbagai manfaat dan kelebihan dibandingkan saham konvensional. Selain memberikan keuntungan yang halal dan berkah, saham syariah juga memiliki potensi kinerja yang stabil dan terdiversifikasi. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini adalah keuntungan yang bisa didapatkan dengan berinvestasi di saham syariah.
Investasi saham syariah tidak hanya mementingkan keuntungan semata, namun juga mementingkan prinsip-prinsip syariah. Saat ini, kegiatan transaksi saham syariah sudah diatur oleh Fatwa DSN-MUI sehingga Anda bisa berinvestasi lebih tenang. Dengan saham syariah, Anda akan terbebas dari saham perusahaan dengan bisnis yang tidak sesuai prinsip syariah seperti produsen minuman keras, perjudian, bank ribawi, pornografi, dan kegiatan usaha yang dilarang syariah serta menimbulkan mudharat.
Meskipun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan saham konvensional, pilihan saham syariah terus berkembang pesat. Untuk saat ini, saham di Bursa Efek Indonesia yang terdaftar dalam DES (Daftar Efek Syariah) telah mencapai lebih dari 500 perusahaan dan mencakup berbagai sektor usaha yang potensial. Hal ini membuktikan bahwa berinvestasi di emiten syariah sangat aman dan memiliki potensi imbal hasil yang tak kalah menarik dengan investasi non-syariah.
Berdasarkan data historis, saham syariah umumnya menunjukkan kinerja yang stabil dan tahan terhadap krisis. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti fokus pada sektor defensif dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Investasi di saham syariah secara langsung berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi syariah. Dana investor akan dialokasikan untuk perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnis sesuai syariah sehingga mendorong terciptanya ekosistem ekonomi yang halal dan berkelanjutan.
Saham syariah menerapkan prinsip-prinsip syariah yang melarang riba dan gharar. Hal ini mengurangi risiko investasi yang terkait dengan bunga dan spekulasi, sehingga memberikan rasa aman bagi investor.
Penyelenggaraan pasar saham syariah di Indonesia saat ini sudah diatur undang-undang dan juga diawasi oleh OJK. Selain itu, untuk memudahkan investor, saham syariah sudah dapat menggunakan Sistem Online Trading Syariah (SOTS) milik perusahaan sekuritas. Dengan SOTS, investor dapat terbantu dalam menghindari transaksi dengan unsur-unsur yang dilarang dalam syariah, sehingga investasi saham dapat lebih mudah diatur, diawasi, dan juga mudah dilakukan.
Selain dapat keuntungan dan dapat terhindar dari hal yang dilarang syariat. Dengan berinvestasi saham syariah, kita juga dapat berbagi dengan sedekah, infak, zakat, dan wakaf dengan saham syariah yang Anda miliki.
Beberapa perusahaan emiten syariah akan menyalurkan sebagian keuntungannya untuk kegiatan zakat dan amal, sehingga memungkinkan Anda untuk beramal sekaligus mendapatkan keuntungan finansial di waktu yang bersamaan.
Saham syariah merupakan efek berbentuk saham yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di Pasar Modal. Dilansir dari Most.co.id, saham syariah setidaknya memiliki 4 (empat) kriteria yang membedakannya dengan saham konvensional yaitu:
Lalu apa saja perbedaan keduanya? Untuk lebih jelasnya, mari kita cek di tabel berikut ini.
Setidaknya terdapat lebih dari 500 saham syariah yang tercatat di BEI, di mana saham-saham ini terkumpul dan tercatat dalam indeks saham syariah yang diseleksi berdasarkan kriteria tertentu. Adapun penyeleksian saham syariah dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES), artinya BEI tidak melakukan seleksi saham syariah, melainkan menggunakan DES sebagai acuan untuk pemilihannya.
Pengembangan indeks saham syariah terus dilakukan oleh BEI melihat kepada kebutuhan dari pelaku industri pasar modal. Saat ini, terdapat 5 (lima) indeks saham syariah di pasar modal Indonesia. Berikut ini beberapa indeks saham syariah yang diambil langsung dari situs resmi BEI per 10 November 2024.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011 adalah indeks komposit saham syariah yang tercatat di BEI. ISSI merupakan indikator dari kinerja pasar saham syariah yang tercatat di BEI. Konstituen ISSI adalah seluruh saham syariah yang masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK dan tercatat di papan utama dan papan pengembangan BEI. Per 8 Oktober 2024, tercatat 601 emiten saham ISSI seperti PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI), PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), dan masih banyak lagi.
Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks saham syariah yang pertama kali diluncurkan di pasar modal Indonesia pada tanggal 3 Juli 2000. Konstituen JII hanya terdiri dari 30 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Saham PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), Astra International Tbk. (ASII), dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) adalah contoh saham syariah yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII).
Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index) adalah indeks saham syariah yang diluncurkan BEI pada tanggal 17 Mei 2018. Konstituen JII70 hanya terdiri dari 70 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS), PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), PT Indika Energy Tbk. (INDY) adalah contoh saham yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index 70.
Indeks yang mengukur kinerja harga dari 17 saham syariah yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan afiliasinya yang memiliki likuiditas baik dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik. IDX-MES BUMN 17 merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Perkumpulan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES). Saham PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE), PT Elnusa Tbk. (ELSA), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) adalah sebagian contoh saham yang masuk ke dalam IDX-MES BUMN 17.
IDX Sharia Growth (IDXSHAGROW) adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham syariah yang memiliki tren pertumbuhan laba bersih dan pendapatan relatif terhadap harga dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik. IDX Sharia Growth diluncurkan pada tanggal 31 Oktober 2022.
Saham PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO), PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) adalah sebagian contoh saham IDXSHAGROW.
Itulah beberapa penjelasan dan contoh saham syariah yang perlu Anda ketahui dan pahami sebelum memutuskan untuk memulai investasi saham. Selain berinvestasi saham untuk masa depan, ada baiknya juga untuk mulai melindungi aset dan investasi Anda dengan mendaftarkan diri ke dalam asuransi.
Dengan adanya asuransi, Anda bisa mengamankan dan melindungi segala aset dan hasil investasi yang Anda bangun ketika terjadi risiko kehidupan, mulai dari risiko kesehatan, kecelakaan, cacat, hingga risiko meninggal dunia. Dalam asuransi, Anda juga bisa memilih produk berbasis syariah yang sesuai dengan prinsip agama Islam dengan sistem gotong royong, salah satunya Asuransi Mandiri Elite Plan Syariah - Protection dari AXA Mandiri.
Asuransi Mandiri Elite Plan Syariah - Protection merupakan produk asuransi jiwa syariah individu yang dikaitkan dengan investasi di mana Nilai Tunai dikaitkan dengan kinerja investasi dari Subdana Syariah dengan pembayaran Kontribusi secara berkala.
Produk asuransi ini juga memberikan pilihan asuransi tambahan untuk perlindungan yang lebih optimal, sebagai benefit tambahan untuk perlindungan utama yang dimilikinya. Benefit dari produk Asuransi Mandiri Elite Plan Syariah - Protection antara lain:
Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam Asuransi Mandiri Elite Plan Syariah - Protection, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.
Sumber:
Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi