Penyebab, Dampak & Cara Mengecilkan Perut Buncit yang Efektif
Memiliki perut buncit tentu menjadi mimpi buruk bagi semua orang. Bukan hanya memengaruhi penampilan, memiliki perut buncit ternyata juga menjadi tanda bahwa tubuh tidak sehat. Perut buncit disebabkan karena penumpukan lemak pada bagian perut. Lemak di bagian perut ini terdiri dari dua macam yaitu lemak subkutan dan viseral.
Lemak subkutan adalah lemak yang berada di bawah kulit, dapat dicubit dan terlihat, sedangkan lemak viseral sering disandingkan dengan kondisi obesitas perut. Selain sangat sulit dihilangkan, lemak viseral juga berbahaya karena mampu meningkatkan risiko penyakit tertentu seperti penyakit jantung. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak beberapa penjelasan mengani perut buncit.
Perut buncit pada umumnya disebabkan oleh penumpukan lemak dalam perut. Hal ini terjadi karena beberapa hal mulai dari jarang olahraga, pola makan yang buruk, dan masih banyak lagi. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan perut buncit:
Obesitas adalah salah satu penyebab penumpukan lemak di perut yang menyebabkan perut terlihat buncit. Penyebab utama obesitas adalah asupan kalori dalam tubuh yang lebih banyak dibandingkan jumlah kalori yang dibakar. Perut buncit karena obesitas tidak boleh dibiarkan begitu saja karena berisiko menyebabkan komplikasi lain, seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan lain sebagainya.
Gangguan pencernaan berupa sembelit juga termasuk salah satu penyebab perut buncit. Sembelit mengakibatkan feses tertahan di usus besar, dan juga terjadi dalam kurun waktu lama, feses tersebut dapat menimbulkan penumpukan gas berlebih di usus sehingga perut akan terlihat membuncit. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan sembelit meliputi pola makan yang rendah serat, kurangnya konsumsi air, kurangnya aktivitas fisik, efek samping obat-obatan tertentu, atau masalah medis tertentu.
Penumpukan cairan di perut atau dikenal dengan asites dapat mengakibatkan perut terlihat membuncit. Asites adalah kondisi medis yang ditandai oleh penumpukan cairan di dalam rongga perut, yang dikenal sebagai rongga peritoneal.
Asites dapat menyebabkan perut terlihat buncit dan biasanya disertai gejala lain seperti nyeri perut, sulit bernapas, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Perut buncit karena asites juga perlu mendapatkan tindakan medis yang tepat agar tidak menyebabkan komplikasi penyakit lain seperti sirosis hati, gagal jantung, kanker perut, dan gagal ginjal.
IBS atau sindrom iritasi usus besar dapat mengakibatkan perut kembung dan buncit karena adanya penumpukan gas berlebih di dalam perut. Selain itu, IBS juga seringkali disertai dengan perubahan pola buang air besar seperti diare, sembelit, kram perut, mual, dan bersendawa atau kentut. Perut buncit dapat menjadi gejala IBS karena gangguan dalam pergerakan usus dan sensitivitas terhadap makanan tertentu.
Intoleransi makanan tertentu dapat mengakibatkan sistem pencernaan tidak mampu mengolah makanan secara optimal. Hal ini bisa membuat organ pencernaan tidak dapat mengeluarkan sisa makanan dengan baik sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan gas, hingga menyebabkan perut akan terasa begah dan terlihat membuncit.
Konsumsi alkohol berlebihan dapat menjadi salah satu penyebab perut buncit. Alkohol mengandung kalori, sehingga mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan penumpukan lemak di daerah perut. Selain itu, alkohol juga dapat mengganggu fungsi metabolisme tubuh, yang dapat mengarah pada peningkatan berat badan terutama di area perut.
Minum alkohol secara berlebihan juga dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh termasuk hormon kortisol yang terkait dengan penimbunan lemak di perut.
Kurangnya olahraga juga dapat menjadi penyebab perut buncit. Olahraga dan aktivitas fisik membantu membakar kalori dan menguatkan otot, termasuk otot di daerah perut. Ketika seseorang jarang bergerak atau tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup, maka kalori yang masuk tidak dapat dibakar dengan efisien sehingga terjadi penumpukan lemak di perut.
Selain itu, otot perut yang lemah juga dapat membuat perut terlihat lebih buncit. Olahraga yang teratur membantu meningkatkan metabolisme, memperbaiki postur tubuh, dan mengurangi penumpukan lemak di perut, yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi perut buncit.
Stres kronis adalah kondisi ketika tubuh terus-menerus menghadapi tekanan fisik atau emosional yang berlebihan. Kondisi ini berdampak pada berbagai sistem dalam tubuh, salah satunya peningkatan produksi hormon kortisol.
Hormon kortisol atau sering disebut “hormon stres” memiliki efek beragam pada tubuh, termasuk peningkatan nafsu makan, terutama untuk makanan berlemak dan berkalori tinggi. Kortisol juga dapat merangsang penumpukan lemak di area perut, yang sering dikenal sebagai “lemak perut stres.” Oleh karena itu, stres kronis dapat berkontribusi pada perut buncit karena pengaruhnya pada kebiasaan makan dan metabolisme lemak.
Menopause menjadi tahap dalam kehidupan seorang wanita ketika menstruasi berhenti secara permanen. Perubahan hormon yang terjadi selama menopause, terutama penurunan estrogen, dapat memengaruhi bagaimana tubuh menyimpan lemak. Salah satu efek yang sering terjadi adalah peningkatan penumpukan lemak di area perut yang sering disebut sebagai “lemak perut menopause.”
Postur tubuh yang buruk seperti membungkuk atau duduk dengan buruk dapat menyebabkan tekanan ekstra pada otot-otot di sekitar perut. Kondisi ini mengakibatkan penarikan otot-otot perut ke dalam yang dapat membuat perut tampak lebih datar atau cenderung terlihat lebih besar. Postur yang buruk juga dapat mempengaruhi cara perut Anda terlihat dan terasa.
Tubuh pria dan wanita memiliki tempat penyimpanan lemak utama yang berbeda. Hormon estrogen pada wanita membantu menyebarkan lemak di bagian pinggul, bokong, dan paha. Sedangkan hormon testosteron pada pria bisa menyebabkan penumpukan lemak di bagian perut. Hal inilah yang membuat pria lebih rentan mengalami perut buncit.
Seiring bertambahnya usia, pria lebih rentan memiliki perut buncit pada usia lebih dari 40 tahun. Pasalnya, berkurangnya hormon testosteron pada pria menyebabkan lemak berlebih di tubuh lebih mudah tersimpan dan menumpuk menjadi lemak visceral.
Seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh pun akan menurun sehingga mengurangi kemampuan sel-sel organ tubuh dalam menyimpan lemak. Akibatnya, kelebihan asupan lemak akan langsung disimpan di bagian perut yang mana menyebabkan perut buncit.
Memiliki waktu tidur yang cukup menjadi hal penting yang dapat memengaruhi kesehatan. Banyak penelitian menemukan bahwa kurang tidur mampu meningkatkan risiko kenaikan berat badan yang tentunya berpengaruh pada penumpukan lemak visceral.
Tidur kurang dari 6 jam setiap malam memiliki risiko perut buncit karena penumpukan lemak. Selain itu, kurang tidur memicu hormon ghrelin dan menurunkan hormon leptin yang membuat Anda menjadi cepat lapar dan ingin makan terus-menerus.
Ada ratusan jenis bakteri hidup dalam usus, terutama di usus besar. Beberapa bakteri ada yang bermanfaat bagi kesehatan namun ada juga yang merugikan.
Para peneliti menemukan bahwa orang gemuk cenderung memiliki jumlah bakteri Firmicutes di usus lebih banyak dari pada orang dengan berat badan ideal. Penelitian juga menunjukkan bahwa jenis bakteri tersebut dapat meningkatkan jumlah kalori dari makanan sehingga mampu menaikan berat badan, termasuk lemak perut.
Bagi Anda yang memiliki perut buncit karena kebanyakan lemak tentu perlu waspada. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit yang berbahaya. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini beberapa dampak perut buncit bagi kesehatan:
Lemak di perut bisa memengaruhi peningkatan kadar lemak dalam darah, khususnya kolesterol. Hal Ini karena lemak perut terletak dekat dengan pembuluh darah yang menghubungkan usus ke hati. Lemak perut akan melepaskan asam lemak bebas ke aliran darah kemudian terbawa ke hati. Hal ini menyebabkan Anda terkena kolesterol tinggi.
Sel-sel lemak di perut memproduksi jenis protein yang berpotensi menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Selain itu, lemak yang tersimpan di dekat organ dalam perut bisa meningkatkan tekanan darah.
Retroperitoneal fat, yaitu jenis lemak yang terdapat di sekitar ginjal dan kelenjar adrenal, dapat memengaruhi kerja ginjal. Mengingat ginjal berperan dalam meregulasi tekanan darah, gangguan pada fungsi ginjal pun bisa menyebabkan kenaikan tekanan darah.
Perut buncit merupakan salah satu faktor risiko diabetes melitus tipe 2. Lemak perut dapat memproduksi suatu senyawa protein yang disebut retinol-binding 4 (RBP4) yang berkaitan dengan terjadi resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah awal mula terjadinya penyakit diabetes tipe 2. Pada kondisi resistensi insulin, sel-sel tubuh tidak dapat merespons insulin sehingga kadar gula dalam darah meningkat.
Lemak perut mengeluarkan suatu senyawa yang disebut sitokin yang berperan dalam penyakit jantung dan penyakit lain yang berhubungan dengan peradangan. Ketika tubuh mengalami peradangan, organ hati akan memproduksi kolesterol dan toksin atau zat beracun lain yang dapat membentuk plak di pembuluh arteri. Pembentukan plak di pembuluh darah merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung serta stroke.
Penelitian menyatakan bahwa orang yang perutnya buncit cenderung berisiko mengalami demensia. Ternyata, ada perubahan pada volume otak bagian hipokampus dan resistensi insulin pada orang yang memiliki kadar lemak perut tinggi.
Jurnal Annals of Neurology juga menemukan semakin banyak lemak yang menumpuk di perut, maka volume otak akan semakin mengecil. Hal ini menandakan adanya kemampuan kognitif yang buruk serta meningkatkan risiko demensia di kemudian hari.
Penyebab perut buncit berikutnya adalah kanker lambung stadium akhir. Pertumbuhan sel kanker stadium akhir yang ganas dan sudah menyebar di sekitar organ lambung akan mengakibatkan perut bagian atas terlihat membengkak dan terasa nyeri ketika ditekan. Kanker lambung stadium akhir juga dapat memperburuk penumpukan cairan di perut atau asites.
Jika terjadi penumpukan lemak di perut, tentu Anda perlu mengatasinya dengan segera agar tidak terjadi penyakit komplikasi seperti yang disebutkan di atas. Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini adalah beberapa cara mengecilkan perut buncit yang bisa Anda terapkan:
Cara pertama yang bisa dilakukan untuk mengecilkan perut buncit adalah dengan rutin berolahraga. Olahraga dapat membantu membakar kalori, meningkatkan proses metabolisme tubuh agar tubuh membakar lebih banyak lemak sebagai sumber energi, dan menurunkan berat badan.
Untuk mengecilkan perut buncit, olahraga bisa dilakukan minimal 30 menit setiap hari. Ada beberapa rekomendasi olahraga yang dapat dilakukan untuk mengecilkan perut buncit seperti:
Untuk mengecilkan perut buncit, Anda juga perlu membatasi konsumsi makanan dan minuman olahan dengan kandungan tinggi gula. Pasalnya, tubuh dapat menyerap gula dari makanan atau minuman olahan dengan cepat sehingga turut meningkatkan kadar hormon insulin di dalam tubuh.
Daripada memilih makanan dan minuman olahan, ada baiknya untuk mengonsumsi makanan yang mengandung gula alami seperti buah-buahan. Beberapa buah yang direkomendasikan termasuk apel, mangga, jeruk, dan lain sebagainya.
Selain membatasi konsumsi makanan dan minuman manis, penting juga untuk menghindari konsumsi karbohidrat secara berlebihan untuk membantu mengecilkan perut buncit. Pasalnya, makanan yang mengandung karbohidrat sederhana seperti makanan cepat saji dan makanan bertepung dapat meningkatkan jumlah penumpukan lemak di tubuh terutama di perut.
Mengonsumsi makanan terlalu cepat diketahui dapat membuat otak tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengirimkan sinyal rasa kenyang ke seluruh tubuh. Hal ini bisa menyebabkan peningkatan asupan kalori secara berlebihan sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh.
Memperbanyak asupan serat dan protein juga dapat dilakukan karena serat dan protein akan dicerna oleh tubuh dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan gula atau karbohidrat, sehingga dapat membuat Anda merasa kenyang lebih lama.
Selain itu, penting juga untuk mengganti asupan lemak jenuh dengan lemak sehat (lemak tak jenuh) untuk membantu mengurangi penumpukan lemak di perut. Anda bisa coba beberapa makanan yang mengandung lemak sehat dan baik seperti ikan kembung, ikan sarden, ikan cakalang, ikan salmon, dan tuna, minyak zaitun, minyak wijen, buah alpukat, kacang-kacangan, selai kacang tanpa tambahan gula, dan dark chocolate.
Mencukupi waktu tidur juga menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengecilkan perut buncit. Waktu tidur yang direkomendasikan adalah 7–9 jam setiap malam. Kurang tidur diketahui dapat memengaruhi produksi hormon yang mengatur nafsu makan (hormon ghrelin, insulin, leptin, dan peptide) sehingga membuat seseorang mudah merasa lapar dan asupan kalori menjadi tidak terkontrol.
Stres merupakan kondisi yang dapat membuat tubuh memproduksi hormon kortisol terlalu banyak. Peningkatan hormon kortisol diketahui dapat membuat seseorang cenderung sulit untuk mengendalikan nafsu makan sehingga dapat menyebabkan asupan kalori berlebih yang memicu penumpukan lemak di perut.
Karena itu, disarankan untuk selalu mengelola stres sebaik mungkin sebagai salah satu cara mengecilkan perut buncit. Untuk mengelola stres, Anda bisa coba bermeditasi, yoga, journaling, serta berbagi cerita dengan orang terdekat. Berolahraga secara rutin dapat memberikan dampak positif dalam rangka mengecilkan perut buncit. Akan lebih baik jika hal tersebut diimbangi dengan menjaga pola makan.
Minum air putih, sup rendah garam, maupun jus dan smoothies rendah gula saat sarapan membuat Anda kenyang lebih cepat dan mencegah makan berlebih. Selain itu, asupan cairan yang cukup membantu melancarkan pencernaan Anda.
Demikian beberapa hal mengenai perut buncit, mulai dari penyebab hingga cara mengecilkan perut buncit. Ketika Anda mulai merasa perut buncit, cobalah untuk mengatasinya dengan menerapkan pola makan sehat, olahraga teratur, dan manajemen stres. Jika perut buncit yang Anda alami mulai menimbulkan gejala dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan cara pengobatan yang tepat sesuai kondisi kesehatan Anda.
Selain menerapkan pola hidup sehat dan menjaga pola makan untuk mencegah perut buncit, Anda juga perlu mempertimbangkan untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam asuransi kesehatan. Dengan memiliki asuransi kesehatan, Anda bisa mendapatkan perlindungan dari risiko keuangan yang diakibatkan dari risiko penyakit yang mungkin terjadi di kemudian hari yang salah satu gejalanya adalah perut buncit.
Anda bisa memilih asuransi kesehatan dari AXA Mandiri yang dapat membantu Anda mencegah risiko keuangan akibat risiko penyakit di kemudian hari. Dengan asuransi kesehatan dari AXA Mandiri, Anda dan keluarga juga akan mendapatkan manfaat tunai yang dapat digunakan untuk menutup biaya pengobatan akibat berbagai penyakit yang di-cover di dalam polis asuransi.
Untuk mendaftarkan diri Anda dan keluarga ke dalam asuransi kesehatan dari AXA Mandiri, silakan langsung kunjungi website AXA Mandiri atau hubungi Financial Advisor AXA Mandiri dengan mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri atau Bank Syariah Indonesia terdekat atau menghubungi contact center AXA Mandiri di 1500803.
Sumber:
Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi