Aset Penerbit

Aset Penerbit

Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Demi Menjaga Kualitas Hidup

Inspirasi

Pemeriksaan kesehatan merupakan langkah preventif yang penting untuk dilakukan demi menjaga kualitas hidup di tengah gaya hidup modern yang serba cepat. Deteksi dini terhadap potensi gangguan kesehatan memungkinkan penanganan lebih cepat dan tepat, sebelum berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Dengan melakukan pemeriksaan secara berkala, Anda tidak hanya menjaga kualitas hidup namun juga bisa mengambil keputusan yang lebih bijak dalam merencanakan masa depan.

Kenapa harus melakukan pemeriksaan kesehatan rutin?

Sebagian besar orang masih sangat jarang atau bahkan tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Banyak juga orang yang tidak menyadari pentingnya melakukan pemeriksaan secara berkala sehingga tidak jarang pula terdapat penyakit baru ditemukan saat kondisi sudah parah atau sudah terlambat untuk dapat ditangani.

Pemeriksaan kesehatan sendiri perlu dilakukan oleh seluruh usia, baik anak muda hingga orang lanjut usia. Orang yang terlihat sehat pun perlu melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama untuk memeriksa tingkat kesehatan serta kemungkinan adanya penyakit serius yang belum menunjukkan gejala.

Dengan rutin memeriksa kesehatan, Anda bisa lebih mengetahui kondisi badan yang sesungguhnya. Dengan mengetahui kondisi badan dengan pasti, maka Anda bisa mendapatkan penanganan yang lebih cepat jika terjadi masalah pada tubuh. Hal ini pun bisa meningkatkan potensi kesembuhan jika ditemukan penyakit dalam tubuh.

Selain itu, pemeriksaan kesehatan juga dapat membantu Anda untuk mulai mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk bisa menerapkan gaya hidup sehat seperti melakukan olahraga rutin dan mengonsumsi makanan sehat.

Jenis pemeriksaan kesehatan sesuai usia

Pemeriksaan kesehatan atau medical check-up rutin bukan hanya perlu dilakukan orang yang sakit, namun juga untuk Anda yang masih merasa sehat. Dengan menjalani medical check-up, berbagai masalah kesehatan dapat dideteksi lebih awal sehingga pengobatan menjadi lebih mudah. Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilaksanakan dalam kaitan MCU seperti pemeriksaan fisik oleh dokter, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, serta pemeriksaan fungsi jantung.

Dilansir dari beberapa sumber, berikut jenis pemeriksaan kesehatan yang perlu dilakukan berdasarkan usia. 

1. Bayi baru lahir (0-6 bulan)

Jenis pemeriksaan yang akan diberikan untuk bayi baru lahir meliputi deteksi dini hormon tiroid, G6PD (glucose-6-phosphate dehydrogenase deficiency atau defisiensi enzim G6PD), penyakit jantung bawaan, dan skrining untuk memonitor pertumbuhan anak. Selain itu, ada beberapa jenis pemeriksaan lain yang akan dilakukan seperti:

  • Skrining hiperplasia adrenal kongenital
  • Evaluasi perkembangan
  • Pemeriksaan pendengaran
  • Pemeriksaan penglihatan
  • Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
  • Skrining talasemia
  • Pemeriksaan fungsi hati

2. Balita dan anak prasekolah (1-6 tahun)

Jenis pemeriksaan yang akan diberikan, meliputi skrining tuberkulosis (penyakit infeksi paru), pemeriksaan pendengaran, penglihatan, kondisi gigi, dan fungsi hati. Jika diperlukan, juga akan dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi thalasemia (kelainan darah) dan diabetes melitus (penyakit gula darah tinggi). Selain itu, dokter biasanya juga akan memonitor pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

3. Anak usia sekolah SD-SMA (7-17 tahun)

Jenis pemeriksaan kesehatan ini dilakukan untuk memonitor dan meningkatkan kesehatan siswa. Pemeriksaan ini disesuaikan dengan kelompok usia siswa mulai dari tingkat SD hingga SMA. Berikut adalah beberapa jenis pemeriksaan yang umumnya termasuk dalam program ini:

A. Tingkat SD (7-12 tahun)

  • Pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk menentukan apakah anak memiliki gizi baik atau berisiko kekurangan gizi atau obesitas.
  • Deteksi dini kebiasaan merokok pada siswa kelas 5 dan 6.
  • Evaluasi tingkat aktivitas fisik siswa untuk mendorong gaya hidup sehat.
  • Tekanan darah untuk mendeteksi risiko hipertensi.
  • Pemeriksaan kadar gula darah untuk mendeteksi risiko diabetes.
  • Skrining tuberkulosis sebagai penyakit menular yang berbahaya.
  • Pemeriksaan pendengaran, mata, gigi dan mulut.
  • Pemeriksaan kesehatan mental untuk mendeteksi masalah kejiwaan seperti kecemasan atau depresi.
  • Skrining hepatitis B sebagai penyakit hati yang menular.

B. Tingkat SMP dan SMA (13-17 tahun)

Jenis pemeriksaan untuk siswa SMP dan SMA umumnya sama dengan tingkat SD, dengan beberapa penambahan atau penyesuaian seperti pemeriksaan anemia khusus untuk remaja putri.

4. Dewasa (18-59 tahun)

Untuk remaja dan dewasa, pemeriksaan yang akan diberikan meliputi tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah, pemantauan risiko kardiovaskular (masalah terkait jantung dan pembuluh darah), fungsi paru untuk mendeteksi tuberkulosis dan PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), serta deteksi dini kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru, dan kanker usus yang dilakukan mulai usia 30 tahun.

Selain itu, ada beberapa jenis pemeriksaan lain yang direkomendasikan untuk dilakukan seperti:

  • Pemeriksaan gizi berat badan, tinggi badan, lingkar perut, dan indeks massa tubuh.
  • Perilaku merokok, kuesioner skrining tuberkulosis.
  • Pemeriksaan kebugaran, tes rockport, tes jalan enam menit
  • Pemeriksaan pendengaran dan penglihatan
  • Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
  • Deteksi obesitas
  • Skrining diabetes melitus
  • Evaluasi risiko penyakit ginjal kronis
  • Skrining penyakit paru-paru
  • Pemeriksaan kesehatan jiwa
  • Evaluasi kebugaran
  • Evaluasi faktor risiko penyakit jantung dan stroke
  • Pemeriksaan fungsi hati
  • Deteksi osteoporosis
  • Pemeriksaan hepatitis b, hepatitis c, sirosis atau kanker hati
  • Pemeriksaan calon pengantin (anemia, HIV, sifilis)
  • Pemeriksaan HPV DNA untuk kanker leher rahim

5. Lansia (lebih dari 60 tahun)

Lansia akan mendapatkan pemeriksaan kesehatan berupa pemeriksaan fungsi indra (pendengaran, penglihatan), kesehatan jiwa, pemeriksaan fungsi hati, geriatri (penilaian kesehatan orang tua), deteksi gangguan kardiovaskular, paru, dan kanker (payudara, leher rahim, dan usus). Selain itu ada beberapa jenis pemeriksaan lain yang direkomendasikan untuk lansia seperti:

  • Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
  • Deteksi obesitas
  • Skrining diabetes melitus
  • Pemeriksaan tekanan darah untuk deteksi hipertensi
  • Evaluasi kadar kolesterol
  • Penilaian risiko stroke
  • Penilaian risiko penyakit jantung
  • Skrining penyakit ginjal kronis
  • Evaluasi kebugaran
  • Deteksi osteoporosis

Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan diharapkan Anda bisa memonitor kondisi kesehatan dengan lebih baik sebagai langkah preventif menjaga kesehatan tubuh di usia muda hingga lansia.

Proses pemeriksaan kesehatan

Meski tidak diwajibkan, pemeriksaan kesehatan direkomendasikan untuk dilakukan dengan rutin, minimal satu tahun sekali bagi orang yang sehat atau sudah berusia di atas 50 tahun. Sedangkan, pasien dengan kondisi tertentu perlu melakukan pemeriksaan sesuai jadwal dari dokter. Berikut ini beberapa proses yang akan Anda lalui dalam pemeriksaan kesehatan yang dilansir dari Siloam Hospitals:

1. Tahap persiapan pemeriksaan

Umumnya, pemeriksaan kesehatan dimulai dengan sesi tanya jawab terkait keluhan, riwayat penyakit, serta gaya hidup pasien. Kemudian dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik pada tanda-tanda vital tubuh seperti tekanan darah, detak jantung, dan suhu tubuh.

Sebelum menjalani medical check-up, biasanya Anda akan diminta untuk menyiapkan beberapa hal seperti hasil pemeriksaan medis berupa foto rontgen (berlaku jika pasien memilikinya). Dokter juga biasanya akan menyarankan pasien untuk melakukan puasa atau menghentikan penggunaan obat-obatan jika diperlukan.

Dokter juga akan memberikan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang kondisi kesehatan. Pasien juga harus memberitahu dokter terkait jenis obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang dikonsumsi.

2. Prosedur pemeriksaan kesehatan

Seperti yang telah dijelaskan, ada banyak jenis pemeriksaan kesehatan yang bisa dilakukan dan biasanya akan disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, serta kondisi kesehatan pasien. Berikut adalah beberapa urutan pemeriksaan dalam prosedur medical check up:

a. Pemeriksaan riwayat kesehatan: Dokter akan melakukan anamnesis terkait riwayat kesehatan Anda dan keluarga, serta menanyakan beberapa hal tentang gaya hidup mulai dari pola makan, rutinitas olahraga, kebiasaan merokok, dan konsumsi minuman beralkohol.

b. Pemeriksaan tanda vital: Tahap selanjutnya, dokter akan memeriksa tanda vital mulai dari frekuensi denyut jantung, frekuensi pernapasan, tekanan darah, hingga suhu tubuh.

c. Pemeriksaan fisik: Pada tahap ini, dokter biasanya akan mulai dari pengukuran berat dan tinggi badan, kemudian dilanjutkan dengan memeriksa bagian tubuh seperti rambut, kuku, mulut, kulit, telinga, mata dan lainnya. Jika diperlukan, dokter juga akan memeriksa kondisi kelamin, misalnya melihat penis dan testis untuk mendeteksi peradangan, infeksi, dan perubahan ukuran. Kemudian, pemeriksaan dubur juga dilakukan untuk mendeteksi apakah ada pembesaran kelenjar prostat. Sedangkan pada wanita, dokter akan memeriksa bagian vulva, serviks, vagina, dan rahim untuk mendeteksi penyakit infeksi dan gangguan kesehatan lainnya. Tidak terlewatkan juga pemeriksaan area payudara untuk mendeteksi tumor dan kanker.

d. Pemeriksaan penunjang: Jika dibutuhkan, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis, seperti: pemeriksaan laboratorium, USG dan rontgen, pemeriksaan rekam jantung menggunakan EKG (elektrokardiografi), hingga pap smear untuk mendeteksi kemungkinan kanker serviks lebih dini.

3. Tahapan setelah pemeriksaan

Setelah seluruh pemeriksaan dilakukan, Anda akan diperbolehkan untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Anda juga akan mendapatkan hasil pemeriksaan, namun lamanya waktu selesai hasil pemeriksaan (WSHP) sangat bervariasi karena tergantung beberapa tahapan, mulai dari pra analitik, analitik, dan pasca analitik.

Setelah hasil pemeriksaan selesai, Anda bisa melakukan konsultasi dengan dokter dan berdiskusi terkait hasil yang didapatkan. Jika hasilnya baik, maka Anda akan diminta untuk terus menerapkan gaya hidup sehat. Sedangkan jika hasilnya kurang baik, biasanya dokter akan memberikan rujukan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.

Biaya pemeriksaan kesehatan

Biaya pemeriksaan kesehatan akan berbeda-beda sesuai dengan jenis pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan, serta di mana Anda melakukan pemeriksaan kesehatan.

Dilansir dari Prodia, cek kesehatan rutin dengan paket general check-up wellness basic untuk pemeriksaan kolesterol, asam urat, fungsi ginjal dan hati, cek diabetes, vitamin D, dan tes hitung darah lengkap berkisar Rp1.800.000. Sedangkan paket lengkap untuk pemeriksaan khusus pria dewasa berkisar mulai dari Rp6.100.000 dan Rp6.800.000 untuk wanita dewasa.

Di mana, pemeriksaan pada pria dan wanita dewasa dilengkapi juga dengan USG perut,  tes protein untuk melengkapi tes fungsi ginjal, tes fungsi hati yang lebih lengkap, tes hepatitis B dan hepatitis C,  tes tumor marker kanker prostat (untuk pria) atau tes skrining kanker serviks (untuk wanita), foto Rontgen dada, tes feses, tes fungsi tiroid, hingga tes urine. 

Demikianlah penjelasan mengenai pemeriksaan rutin yang perlu Anda ketahui. Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin setidaknya satu tahun sekali, bisa jadi salah satu preventif untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin sehingga mengurangi risiko semakin parah dan bisa segera diobati. 

Setelah medical check up dan ditemukan risiko penyakit seperti jantung, kanker, atau risiko penyakit kritis lainnya, tentu Anda membutuhkan biaya pengobatan yang tinggi untuk segera menangani penyakit tersebut.

Oleh karena itu, Anda perlu mempersiapkan asuransi sebagai salah satu langkah preventif yang bisa Anda lakukan untuk mencegah risiko keuangan di masa depan. Anda bisa memilih berbagai produk asuransi penyakit kritis dari AXA Mandiri yang dapat memberikan perlindungan berbagai penyakit kritis di masa depan, mulai dari Asuransi Mandiri Proteksi Kanker Dini, Asuransi Mandiri Proteksi Jantung, dan Asuransi Mandiri Secure Criticare.

Untuk memilih produk asuransi penyakit kritis yang sesuai dengan kebutuhan, Anda bisa melakukan konsultasikan perencanaan finansial dengan Life Planner AXA Mandiri yang akan membantu Anda memahami manfaat asuransi dan memberikan solusi terbaik sesuai dengan kondisi finansial Anda. Kunjungi situs resmi AXA Mandiri atau hubungi 1500803 untuk informasi lebih lanjut.

Sumber:

  • https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240109/5444667/pentingnya-pemeriksaan-rutin/
  • https://ayosehat.kemkes.go.id/cek-kesehatan-gratis
  • https://www.tempo.co/gaya-hidup/periksa-jenis-penyakit-ini-di-program-cek-kesehatan-gratis-1205733
  • https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7731530/jenis-pemeriksaan-kesehatan-gratis-sesuai-umur-usia-18-dapat-apa-saja
  • http://portal.tarakankota.go.id/post/ini-dia-jenis-pemeriksaan-kesehatan-gratis-anak-sekolah
  • https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/memahami-apa-saja-tahapan-setelah-medical-check-up
  • https://prodiadigital.com/id/artikel/daftar-harga-medical-check-up-di-aplikasi-u-by-prodia